NovelToon NovelToon
Sayap-Sayap Bisu

Sayap-Sayap Bisu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Chira Amaive

Novel romantis yang bercerita tentang seorang mahasiswi bernama Fly. Suatu hari ia diminta oleh dosennya untuk membawakan beberapa lembar kertas berisi data perkuliahan. Fly membawa lembaran itu dari lantai atas. Namun, tiba-tiba angin kencang menerpa dan membuat kerudung Fly tersingkap sehingga membuatnya reflek melepaskan kertas-kertas itu untuk menghalangi angin yang mengganggu kerudungnya. Alhasil, beberapa kertas terbang dan terjatuh ke tanah.

Fly segera turun dan dengan panik mencari lembaran kertas. Tiba-tiba seorang mahasiswa yang termasuk terkenal di kampus lantaran wibawa ditambah kakaknya yang seorang artis muncul dan menyodorkan lembaran kertas pada Fly. Namanya Gentala.

Dari sanalah kisah ini bermulai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chira Amaive, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 14

“Tersisa dua minggu lagi waktu KKN kita, Fly. Semangat, yuk!” seru Izu, menyemangati.

Sejak tragedi sebab Cua membaca dan menyebarkan isi buku harian Fly itu, Fly berubah menjadi seseorang yang pemurung dan penyendiri. Terutama setelah Gen mengungkapkan perasaan terganggunya karena sikap Fly. Jika tidak ada kegiatan, ia lebih memilih mengurung diri di dalam kamar dan membaca buku, juga mengaji. Hanya itu yang menjadi temannya selama beberapa waktu ini. Ia tidak pernah lagi ikut bermain ketika teman-temannya bermain. Atau sekadar mengobrol di waktu santai. Ia benar-benar kehilangan gairah untuk menikmati masa-masa KKN. Tidak seperti di bulan pertama mereka ke desa ini.

“Iya, Izu juga,” balas Fly, lemas.

“Kamu udah makan?”

“Udah, kok.”

“Kamu kelihatan makin kurus, loh.”

“Masa, sih?”

“Iya, Fly. Mau keluar jajan nggak sama aku? Di alun-alun ada jual mie mercon,” ajak Izu.

“Mie mercon, apa? bisa meledak?”

Izu tertawa, “Nggak dong, Fly. Namanya doang. Kata kalea itu tuh enak banget. Bikin nagih. Terus murah juga.”

Fly diam sejenak. Memperhatikan ujung bajunya yang kusut karena terus-terusan merebahkan diri di kasur.

Wajah Izu sudah berbinar-binar. Tidak ada kepalsuan layaknya senyum Cua saat berjabatan tangan dengannya.

“Ayo, deh. Aku juga udah capek di kamar.”

“Asyik. Ayo, ganti bajumu. Aku udah tinggal pakai kerudung doang.”

Angin berembus kencang. mengibarkan apapun yang melintasinya. Termasuk dua kerudung yang dipakai dua perempuan di atas motor. Pohon-pohon tinggi turut menari anggun. Jalanan yang sepi seperti biasanya. Lebih banyak pejalan kaki. Sebab mereka masih di jalanan kecil yang dikelilingi semak-semak perkebunan. Alun-alun masih sekitar sepuluh menit di depan sana. Tanah liat yang basah. Sudah menunggu tapak yang turun dari pedal motor itu. begitupun krikil-krikilnya. Serta lubang-lubang bekas gigitan sang hujan. Semua adalah rintangan yang menyenangkan dan layak dikenang suatu saat nanti.

“Izu, tadi kamu kok nggak ikutan main uno sama temen-temen?” tanya Fly, yang menyetir di depan.

“Sengaja aja, mau nemenin kamu. Aku nggak enak lihat kamu murung mulu.”

“Aku lebih nggak enak karena kamu nggak ikutan main cuma gara-gara aku.”

“Santai. Aku juga udah bosen main uno.”

“Kenapa?”

“Kalah mulu. Jadinya, aku terus deh yang dihukum.”

Fly tertawa.

Mereka berdua berbicara sambil berteriak agar dapat terdengar satu sama lain. Hari ini angin memang berembus lebih kencang dibandingkan hari-hari sebelumnya.

Debu-debu berterbangan dari trus pengangkut pasir. Pertanda mereka telah sampai di jalanan utama. Alun-alun sudah terlihat pada beberapa meter di depan. Fly mengurangi kecepatan, sebab truk-truk mulai berbaris di sana.

“Seharusnya kita pakai masker, Fly.”

“Benar, Izu.”

___ ___ ___

Sepeda motor Fly telah sampai di halaman posko setelah sekitar setengah jam di alun-alun. Pada akhirnya, mereka membawa jajanannya pulang karena tiba-tiba Chihaya memberitahu Fly bahwa ia sudah ada di posko untuk belajar.

Fly dan Izu langsung melesat kembali agar Chihaya tidak terlalu lama menunggu. Karena Fly melihat pesan itu satu jam kemudian.

Mereka bergegas masuk dan langsung mendapati Chihaya sedang berada di sofa bersama Gen. juga ada seseorang lagi di sana. Sang primadona kampus, Isa. Tanpa persiapan apapun agar Fly bisa menempati hatinya, penambah gerah hati Fly malah muncul.

“Fly, sini! Ke mana aja, kamu?” sapa Chihaya.

Chihaya semakin lama, semakin terlihat ramahnya. Hanya kesan pertama yang menunjukkan bahwa ia seorang yang tidak terlalu suka bergaul. Ternyata, ia lebih bersahabat dari yang Fly kira. Sekalipun orang yang berada di dekatnya sudah mendatangkan firasat pahit.

“Isa, kok tiba-tiba ada di sini? Temen-temen kelompok kamu mana?” tanya Izu, ia satu kelas dengan Isa.

Isa tersenyum manis. Siapapun tidak akan rela untuk memalingkan wajah ketika ia tersenyum. Seperti ada magnet tersendiri yang membuat siapapun akan merasakan hantaran kebahagiaan. Fly juga tidak dapat memungkiri itu. kini Fly seperti sedang terkubur setengah badan di tanah. Minder. Rendah diri.

“Aku ke sini sendiri. Lagi waktu bebas, kok. Aku baru tahu kalau poskomu di sini.”

“Kamu sih, nggak pernah nanya. Di grup prodi aja kamu nggak pernah muncul. Pasti terlalu sibuk belajar,” terka Izu, dengan niat memuji.

Izu dan Fly telah berada di sofa itu. Sekalipun Fly begitu canggung karena ada Gen si sana.

“Nggak gitu, Zu. Tapi aku emang lagi fokusnya ke grup KKN. Kesibukan kita sekarang ‘kan KKN.”

Izu mengangguk, tanda mengerti.

Beberapa kantong kresek berisi jajanan dari alun-alun diletakkan Izu di meja. Bersama dengan milik Fly.

“Silakan, Kak Chi. Tapi, ini jajanan pinggir jalan aja.” Fly berkata, berusaha menyejukkan dirinya dari rasa canggung terhadap Gen.

“Aku sering kok makan jajanan kayak gini,” jawab Chihaya.

“kirain bu Nindy bakal marah kalau Kak Chihaya makan ini.”

“Marah, sih. Tapi aku ‘kan diem-diem,” tambah Chihaya dengan tawa kecil, baru pertama kali Fly melihatnya.

“Wah, bakal aku laporin, nih,” timpal Isa.

Fly mencoba tertawa dengan ucapan Isa, agar tidak kentara rasa yang entah mungkin bisa disebut cemburu.

“Maaf, kalau begitu aku izin permisi sebentar,” pamit Gen, menjeda percakapan Chihaya dan Isa.

“Emang temen-temen yang lain pada ke mana, Gen?” Izu bertanya.

“Tidur. Kecapean habis main uno. Gio, Rez dan Atma ada di kamar kosong ujung itu.”

Ternyata, Fly masih tidak bisa melihat Gen seperti biasanya. Ia belum bisa melepaskan perasaannya. Sekalipun Gen sudah memberitahunya secara langsung untuk menjauhinya. Dalam artian menghilangkan sikapnya atas dasar rasa suka itu.

“Terus kamu mau ke mana?” tambah Izu lagi.

“Siap-siap ke masjid, salat asar.”

Tiba-tiba, Chihaya tampak menyenggol Isa. Sambil senyum-senyum menggoda Isa. Membuat Isa manyun dengan gemas. Sekaligus menghadirkan api tak berwujud yang menyerang relung Fly.

“Kalau kamu cepuin aku ke mama, nanti aku bilang ke dia buat nggak jadi jodohin kamu sama Gen!” tegas Chihaya, melanjutkan obrolan yang terpotong tadi.

“Lah, siapa juga yang mau dijodohin. Orang aku belum mau nikah,” jawab Isa, walaupun tidak dapat menyembunyikan wajahnya yang merah karena tersipu.

Sesaat, Izu melirik Fly. Wajah Fly sekusut baju tidurnya tadi yang kini sedang tergantung. Tapi ia harus terlihat profesional, mengingat Chihaya yang dapat untuk menjadi muridnya.

“Aku boleh minta sesuatu nggak, Fly?” tanya Chihaya tiba-tiba, beralih dari Isa.

“Minta apa, Kak?”

“Minta pinjemin kerudung kamu. Aku malu jadi satu-satunya yang nggak berkerudung di antara kalian bertiga.”

Fly tersenyum mendengar itu. Lantas masuk ke kamarnya untuk membawakan jilbab instan untuk Chihaya.

“MASYA ALLAH CANTIK BANGET!” ucap Fly, Izu dan Isa serempak setelah melihat Chihaya mengenakan kerudung.

“Aduh, jangan gitu dong. Aku jadi malu.”

“Tapi emang beneran cantik banget, Kak,” ujar Isa.

“Eh, bisa aja calonnya Gen.”

Semua tertawa, walaupun satu di antara mereka menahan luka. Seharusnya Chihaya datang sendiri saja, atau paling tidak dengan bu Nindy. Itu akan jauh lebih baik. Pikir Fly.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!