NovelToon NovelToon
Di Mana Tempat Itu

Di Mana Tempat Itu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: ainuncepenis

Bukan kita menginginkan lahir ke dunia ini. Bukan kita yang meminta untuk memiliki keadaan seperti ini.
Sudah bertahan begitu lama dan mencoba terus untuk bangkit dan pada kenyataannya semua tidak berpihak kepada kita?
Aira yang harus menjalani kehidupannya, drama dalam hidup yang sangat banyak terjadi dan sering bertanya siapa sebenarnya produser atas dirinya yang menciptakan skenario yang begitu menakutkan ini.
Lemah dan dan sangat membutuhkan tempat, membutuhkan seseorang yang memeluk dan menguatkannya?
Bagaimana Aira mampu menjalani semua ini? bagaimana Aira bisa bertahan dan apakah dia tidak akan menyerah?
Lalu apakah pria yang berada di dekatnya datang kepadanya adalah pria yang tulus yang dia inginkan?
Mari ikutin novelnya.
Jangan lupa follow akun Ig saya Ainuncefenis dan dapatkan kabar yang banyak akun Instagram saya.
Terima kasih.....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 14 Hampir Saja.

Aira tidak lagi melanjutkan langkahnya. Aira berdiam di tempatnya.

"Iya-iya. Pah. Nanti juga kalau usahanya lancar, akan dibalikin lagi sama papa kok. Makanya Papa doakan saja supaya berjalan dengan baik," ucap Rafa.

"Kapan Papa tidak mendoakan kalian. Papa sudah tidak memiliki tabungan lagi dan kamu jangan minta-minta lagi. Usahakan dengan baik apa yang sudah kamu pilih!" tegas Ardi.

"Siap," sahut Rafa.

Aira benar-benar terdiam. Apa yang dibicarakan Ardi seolah sudah menjawab keinginan Aira yang ingin meminta bantuan. Aira terlambat yang ternyata adiknya sudah terlebih dahulu meminjam uang dan sangat jelas Ardi mengatakan bahwa dia sudah tidak memiliki tabungan lagi.

"Aira!" tegur Ardi yang menyadari keberadaan putrinya itu.

"Iya. Pah," sahut Aira yang terbuyar dari lamunannya dengan tersenyum menutupi rasa kekecewaannya.

"Kamu ngapain bengong di sana?" tanya Ardi.

"Oh. Itu mau panggil Rafa. Rafa kamu jemput pesanan makanan Mama di tempat Bu Selly," jawab Aira.

"Oke baiklah," sahut Rafa yang berdiri dari tempat duduknya.

Mata Aira melihat uang yang masih digenggam Rafa.

"Kamu mau bicara sama Papa?" tanya Ardi yang membuat air menggelengkan kepala.

"Hanya ingin memanggil Rafa saja. Aira kembali ke dapur," ucap Aira yang berlalu.

Akhirnya dia tetap memendam permasalahannya yang tadinya ingin meminjam uang kepada Ardi dan ternyata sudah didahului. Karena Ardi sudah mengatakan sudah tidak memiliki tabungan lagi yang artinya Aira hanya merasa sia-sia saja menceritakan masalahnya yang tidak ada jalan solusinya.

Sangat berat sekali masalah yang dihadapi dan bahkan keluarganya justru tidak bisa membantunya.

Jika sudah arisan yang dapat dipastikan rumah itu sangat ramai sekali, dengan saudara-saudara dari Ardi yang datang dan juga sepupu-sepupu Aira. Aira memiliki sepupu yang sebaya dengannya dan sudah menikah yang memiliki keluarga dan anak yang juga ikut datang

Ada juga yang belum menikah tetapi di bawah Aira setahun 2 tahun dan kebanyakan sebaya dengan Dinda.

Aira sejak tadi sudah tidak bersemangat yang hanya menyiapkan makanan saja untuk para tamu di rumahnya itu.

"Kamu terlihat kurusan Aira," celetuk seseorang istri dari Abang ayahnya.

"Dari dulu Kak Aira memang tubuhnya sekecil itu makanya orang-orang berpikiran jika Kak Aira itu masih berusia belasan tahun padahal tidak tahu saja kalau usianya sudah 28 tahun," sahut Nita sepupunya yang awalnya memuji dan ujung-ujungnya menjatuhkan yang berurusan dengan usia.

"Mengingat usia. Kapan kamu menikah Aira?" tanya Santi lagi.

Aira hanya menjawab dengan tersenyum yang pasti menyimpan luka dan kekesalan jika pertanyaan itu terus saja di dengarnya.

"Rafa sudah 26 tahun, awas lho kamu nanti dilangkahi Rafa. Masa anak laki-laki harus menikah terlebih dahulu dan yang dilangkahi anak perempuan lagi. Nanti kamu tidak laku-laku loh," Santi seenak jidatnya mengeluarkan semua kata-kata itu.

"Aira terlalu pilih-pilih sih mah," sahut wanita yang satunya sembari menyuapi anak.

"Memang tidak boleh pilih-pilih. Lagi pula bukankah kita harus memilih pasangan agar pernikahan itu tidak hanya terjadi satu dua tahun saja. Agar anak tidak perlu merasakan tidak memiliki Ayah. Karena anak tidak menginginkan untuk lahir ke dunia ini," jawaban Aira cukup menohok yang sampai membuat wanita yang menyuapi anaknya itu berhenti dan melihat ke arah Aira.

Suasana juga seketika menjadi hening, bagaimana mungkin jawaban Aira tidak menjadi keheningan karena wanita yang baru saja berbicara padanya adalah janda yang ditinggal oleh suaminya.

"Aku tidak salah bukan harus memilih pasangan yang tepat agar tidak menjadi janda," lanjut Aira benar-benar sangat menohok yang tidak peduli dengan perasaan sepupunya itu.

"Ha-ha-ha. Iya-iya emang zaman sekarang harus mencari pasangan yang tepat," salah satu pria sepupunya tertawa terbahak-bahak untuk mencairkan suasana yang tegang itu.

Karena omongan Aira yang akhirnya menjadi canggung satu sama lain dan wanita yang menyuapi anaknya itu tidak lagi melihat Aira. Hal seperti itu yang sangat dibenci Aira jika sudah pertemuan keluarga.

Masalah pernikahan akan selalu ditanyakan yang membuat telinganya sakit. Orang-orang sangat sibuk dengan urusannya yang padahal pernikahan mereka juga tidak baik-baik saja. Aira juga selalu dipertanyakan masalah pasangan, apakah punya pacar atau tidak.

"Aira ambilkan Papa es buahnya!" tegur Ardi yang juga mengalihkan pemikiran Aira agar tidak terlalu tersinggung.

Aira menganggukkan kepala.

**

Setelah melakukan pertemuan di kediaman orang tuanya dari pagi sampai sore yang akhirnya Aira memilih untuk pulang dan tidak menginap, tadinya dia ingin menginap tetapi suasana hatinya sudah tidak baik-baik saja.

Aira yang berjalan menuju rumahnya, melihat begitu sedih. Dia pikir hari ini datang ke rumah orang tuanya mendapatkan solusi untuk masalahnya dan ternyata tidak, Aira tetap memendam masalahnya dan dia terus saja terbayang dengan semua pertanyaan. orang-orang yang ada di sana yang melukai hatinya.

"Apakah tidak menikah merupakan suatu aib. Apa jika aku tidak menikah maka kalian akan merasa rugi?" tanyanya yang jelas masih sangat kesal.

"Apa salah jika aku tidak menikah. Mulut kalian benar-benar tidak bisa dijaga," Aira terus saja mengoceh dengan kekesalannya.

Tiba-tiba langkah akhir ketika sudah dekat daerah rumahnya, ada mobil yang berhenti tepat di depannya dan dua orang pria keluar dari mobil itu. Aira menelan saliva nya yang mengenal laki-laki itu yang tak lain adalah deckolektor yang selalu mengganggunya.

Aira melihat di sekelilingnya dan tempat itu memang sangat sepi kalau sudah malam hari. Aira merasa ada yang tidak beres dan membuatnya langsung pergi dan ternyata dua orang itu mengejarnya dengan memegang kedua tangannya.

"Lepaskan apa-apa sih!" Aira berusaha untuk memberontak.

"Kamu tidak mau bayar hutang harus diberi pelajaran!" pria itu menyeret Aira memasuki mobilnya.

"Lepaskan aku!'

"Tolong!" Aira yang terlihat ketakutan yang dibawa masuk ke dalam mobil itu.

2 laki-laki itu sepertinya memiliki dendam pada Aira sampai mereka ingin melakukan tindakan pelecehan untuk memberikan pelajaran kepada Aira yang terus saja mengulur waktu tentang pembayaran hutang.

"Lepaskan aku!"

"Lepaskan!" Aira berusaha meminta tolong saat pria di kanan dan kirinya yang ingin kurang ajar kepadanya.

Tiba-tiba saja mobil itu ditabrak dari belakang yang membuat mereka bertiga tersungkur ke depan.

"Kurang ajar!" umpat pria itu melihat ke belakang dan yang benar saja mobil itu terus melaju yang sama saja mendorong mobil tersebut.

Karena pria itu kesal yang akhirnya salah satu dari mereka keluar. Aira mengambil kesempatan itu yang juga turun.

"Heh mau kemana kau!" panggil pria yang satunya dan berusaha untuk mengejar Aira.

Sementara milik mobil yang mendorong mobil tersebut akhirnya keluar yang tak lain adalah Arfandi. Nafas Aira naik turun yang sangat lega karena adanya Arfandi di sana dan Aira langsung menghampiri Arfandi.

Arfandi yang membuka jasnya dengan melempar ke atas mobilnya dan melangkah begitu cepat menghampiri dua orang pria itu, belum sempat dua orang pria itu bergerak sudah mendapatkan pukulan dari Arfandi.

Meski Arfandi melawan 2 orang yang ternyata 2 orang tersebut kalah yang sekarang tergeletak.

"Aku akan melaporkan tindakan kalian ke Polisi. Ini sudah sangat keterlaluan!" tegas Arfandi.

"Kami hanya bekerja, kami juga memiliki target yang harus mendapatkan uang dari wanita itu karena dia berhutang yang tidak mampu membayar!" salah satu pria itu sembari memegang mulutnya yang berdarah.

"Kau disuruh menagih dan juga memiliki atur dan bukan untuk melecehkan!" tegas Arfandi dengan menekan suaranya.

"Pergi dari sini sebelum aku melaporkan kejadian ini ke polisi. Aku yang bertanggung jawab untuk hutang-hutang itu!" tegas Arfandi.

2 pria itu saling melihat satu sama lain yang akhirnya mereka berdua berdiri dan cepat-cepat masuk ke dalam mobil mereka yang sudah lecet

Bersambung....

1
Teh Euis Tea
sira belajarlah dari mia yg iklas menerima keadaannya, nasibmu lebih baik dari mia yg dihianati suami dgn 3 anak dan hidup susah
semoga sj afandi mau membantu mia
insyaallah aku mampir baca novel barumu thor
Teh Euis Tea
aira kenapa ga ngelaporin si ramon ke polisi sih, klu di biarin si ramon ga ada efek jeranya
itu arfandi ada apa ya ga keluar dari kantornya apa dia sibuk di dlm apa sakit, bikin penasaran aj
ChikoRamadani
aira tegas dong, lawan tuh nini sihir si natalie ganggu suasana aja....

jarang2 kan aira bisa sedekat itu sama arfandi biasanya dia selalu menjauh...
Teh Euis Tea
idihhh si nathali aneh orang arfandi yg menginginkan aira dekat dia, arfandi itu naksir aira bkn km nathalia
ChikoRamadani
natalie caper banget smaa arfandi....
tapi arfandi lebih menyukai aira,,,


setelah ini aira bisa tegas dalam berbicara apalagi lawannya si natalie... dan jangan terlalu insecure ... semua butuh proses
Teh Euis Tea
natali jgn sok perhatian sm afandi, afandi sendiri cm mengharapkan aira bkn km
Teh Euis Tea
semoga km sukses ya aira novelmu buming jd km ga merasa rendah diri lg, semangat untuk aira
Teh Euis Tea
nah gitu dong aira terbuka sm ortumu jd dpt dukungan jgn apa apa di pendem sendiri pdhal ga mampu yg ada malah makin pusing makin terpuruk hingga km mau bunuh diri
Teh Euis Tea
aira klu ketahuan paling di nikahin km sm arfandi😁
Teh Euis Tea
aira jarang loh yg tulus seperti afandi wlu udah 10thn berlalu msh perhatian sm kamu
Teh Euis Tea
kasian bgt sih aira, mudah"an aj sirsmon secepatnya di tangkap
Teh Euis Tea
si aira sok kuat padahal butuh bantuan
Teh Euis Tea
si tari teman ga tau diri
Teh Euis Tea
aira benar kt afandi jgn jd orang ga enakan klu km ga nyaman pergi ke acara itu ya jgn pergi dan harus berani menolak
Teh Euis Tea
natali km cemburu ya sm arfandi
Teh Euis Tea
mungkin karna teman" nya sombong jd aira merasa minder
Teh Euis Tea
emang sih ga enak bgt klu ketemu sm teman yg udah pd sukses trs ngomongin soal kerjaan sedangkan kita hanya pekerja biasa berasa di kacangin sih mau ikut nimbrung ngobrol ga tau ngomong apa
Teh Euis Tea
makin minder aj aira nih tp tetap sj km hrs semangat aira km itu butuh teman untuk keluh kesah km jgn di pendem sendiri dan akhirnya km jd minder
Teh Euis Tea
aira ayolah bergaul km jgn minder trs sm teman km
ChikoRamadani
ini cerita aira yang selalu dikejar debt collector tapi masalahnya sudah selesai karena dibantu arfandi....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!