NovelToon NovelToon
Kau Hancurkan Hatiku, Ku Hancurkan Keluarga Mu

Kau Hancurkan Hatiku, Ku Hancurkan Keluarga Mu

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Selingkuh / Cinta Terlarang / Beda Usia / Pelakor / Pernikahan rahasia
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: Cahyaning fitri

Kau Hancurkan Hatiku, Jangan Salahkan aku kalau aku menghancurkan Keluargamu lewat ayahmu....

Itulah janji yang diucapkan seorang gadis cantik bernama Joana Alexandra saat dirinya diselingkuhi oleh kekasihnya dan adik tirinya sendiri.

Penasaran ceritanya???? Yuk kepo-in.....

Happy reading....😍😍😍😍

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cahyaning fitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5 : Meminta Pertanggungjawaban

Seorang pria berwajah tampan dan gagah masih bertelanjang dada, terlihat murka dan juga frustasi. Berkali-kali ia memukuli tembok dengan nafas naik turun. Joanna menjadi ketakutan seraya menahan selimut supaya tidak lepas dari tubuh polosnya.

Sorotan mata penuh kekecewaan dan kemarahan terlihat jelas pada pupil kecoklatannya. Tatapan pria empat puluh empat tahun itu tertuju pada seorang gadis muda yang ketakutan diatas tempat tidur.

Bram menghempaskan tangan ke meja hingga barang pecah berserakan di sekeliling mereka. Suaranya pecah, serak, menembus hening ruangan.

“Argh, SHIIT! Apa yang sudah kita lakukan?” teriaknya, napasnya terengah, matanya berkilat marah dan frustasi. Tubuh Bram bergetar halus, seperti menahan amarah dan ketakutan sekaligus.

Joanna terpaku, dadanya naik turun. Suaranya bergetar saat membalas, “Aku nggak tahu apa yang terjadi, tapi bangun-bangun, kita sudah begini. Om harus tanggung jawab! Om yang sudah merenggut mahkotaku...” katanya, menahan isak yang nyaris pecah dari dadanya.

Bram menyipitkan mata, tak mau kalah. “Hey, kamu juga yang terus memaksa! saya sudah berusaha menghindar, tapi kamu nggak berhenti menggoda!” ujarnya, nada bicaranya mengandung rasa defensif yang hampir putus asa.

Joanna mengepalkan tangan, suara dingin menembus udara tegang. “Tapi harusnya Om nolak.”

Bram menggeleng lemah, wajahnya memucat. “Saya... saya juga kena obat perangsang. Saya nggak tahu siapa yang mencampurkan itu ke minuman saya.”

“Aku nggak mau tahu! Pokoknya om harus nikahi aku!” Joanna menuntut, napasnya memburu, matanya berkaca-kaca.

“Saya nggak bisa. Saya sudah menikah, sudah punya istri dan anak seumuran kamu!” Bram membela diri, suaranya patah-patah penuh konflik batin.

Joanna menunjuk ke arah sprei yang basah darah. “Terus aku gimana? Aku sudah tidak perawan lagi. Om yang merenggut mahkota itu dariku!” katanya, suaranya seperti terkikis oleh kepedihan yang dalam. Dia menekan kata-katanya, menahan air matanya agar tak tumpah.

Mata Bram menatap semakin tajam melihat tempat tidur yang berantakan dengan bercak darah menempel di kain sprei.

Bercak darah tanda seorang wanita terenggut keperawanannya oleh seorang pria.

"Pria mana yang mau dengan perempuan yang sudah tidak suci lagi.....? Hiks....!" Joanna mulai menangis tersedu-sedu. Bram terlihat panik.

"Tapi Saya udah beristri. Saya juga sudah punya anak seumuran dengan kamu. Mana mungkin kita.....?"

Joanna melotot tajam menatap pria dewasa itu.

"Jadi maksud Om, om tidak mau bertanggung jawab?" Joanna mendelik tajam, "Lebih baik aku bunuh diri saja daripada aku hidup menanggung malu dan beban....?" katanya lagi kembali terisak-isak.

Bram menghempas tubuhnya ke sofa sambil memegangi kepalanya yang akan pecah. Dia benar-benar bingung, antara sedih dan kecewa. Dia juga sangat takut.

Entah bagaimana bisa Bram melakukan hubungan terlarang dengan gadis muda seumuran dengan putranya.

Masalahnya ada istri dan putra di rumah, bagaimana bisa dia menghianati keduanya.

"Apa yang harus ku lakukan? Aku tidak bisa mundur dan maju?" gumamnya frustasi.

Jika meninggalkan gadis itu tentu saja dia akan dicap jahat seumur hidup. Dia tidak akan tenang menjalani kehidupan selanjutnya. Tapi kalau menikahi gadis itu tentu saja akan menambah masalah baru dalam rumah tangganya. Akan menghianati sang istri. Dan Bram tidak mau menyakiti hati istrinya.

"Jangan terlalu berpikir, Om? Aku butuh jawaban sekarang?" tekan Joana, "Om pilih bertanggung jawab atau ngeliat mayat aku. Sebelum mati aku akan katakan pada semua orang bahwa aku mati gara-gara Om....!" ancam Joana.

"Okeh. Tapi beri saya waktu....?" kata Bram bangkit dari duduknya. Joana justru semakin menatap tajam.

"Maksud ku, kita_tidak saling kenal. Bagaimana mungkin_?" Bram menjeda kalimatnya bingung meneruskan kalimat.

"Okey. Namaku Joanna Alexandra. Panggil Jo atau Anna terserah om saja? Pekerjaan ku_emmmm, aku seorang pramugari." Aku-nya sambil menggigit bibir bawahnya.

"Aku akan beri waktu satu hari Om berpikir. Tapi_?" Joana menengadahkan tangannya.

"Mana KTP, Om?" katanya me minta KTP.

"Buat apa?" tanya Bram mendelik.

"Aku sita, biar Om gak kabur....?" kata Joana telak. Bram pun semakin frustasi.

Mau tidak mau Bram pun menyerahkan KTP-nya pada gadis muda di depannya itu, walau dengan ekspresi ditekuk.

Mata bulat Joana membelalak lebar begitu membaca nama akhiran Bram pada KTP yang dipegangnya. Ia melirik ke arah Bram, lalu melihat KTP itu lagi. Seolah-olah tidak percaya, tiba-tiba kepalanya berdenyut sakit sekali.

"Bramastya.....?" gumam Joanna dalam hati.

"Apa hubungan Om dengan Kevin ?" tanya Joanna dengan lidah bergetar, karena ia kaget sekaligus penasaran.

Sontak Bram kaget karena gadis di depannya mengenal sang putra.

"Kamu kenal Kevin?" tanyanya kaget. Joanna mengangguk pelan, antara ragu dan takut.

"Kamu temannya...?" tanya Bram lagi memastikan. Joanna mengangguk kecil.

"Om_siapanya Kevin?"

"Saya papihnya," jawab Bram cepat.

Seperti disambar petir di siang bolong, tubuh Joanna membeku. Dadanya terasa sesak. Sesak sekali.

Otaknya panas. Tubuhnya juga ikut memanas. Padahal diruangan itu suhu cukup dingin karena AC, tapi tubuh Joanna serasa dibakar.

"Pa-pi?"

"Iya, kenapa?" tanya Bram ikut panik, "Kamu temannya....? Kamu kenal Kevin? Dimana? Kamu teman apa?" cecar Bram bertanya secara beruntun.

"Bu-bukan?" gumam Joanna lirih.

"Apa? Tidak jelas....!" kata Bram.

"Ah, lebih tepatnya..... aku dan Karin, kami saudara. Yah kami kakak beradik. Dia adik ku....!" kata Joanna mengulum bibirnya dalam. Ada penyesalan dalam diri begitu mengetahui bahwa dia justru berhubungan dengan orang yang berkaitan dengan mantan kekasihnya.

"Apa?" kaget pria itu terlihat syok.

Rasanya kepala Bram semakin berputar-putar setelah mendengar kenyataan bahwa Joanna adalah kakak dari kekasih putranya. Sungguh dia tidak menyangka itu.

Joanna menelan ludah kasar, tapi ia juga tidak bisa mundur sekarang. Pria di depannya sudah merenggut mahkotanya yang paling berharga, mana mungkin dia melepaskannya.

Oh, Ya Tuhan. Apakah ini cara Tuhan membalas perbuatan mereka????

Ah, bukan kah bagus.

Benar. Pasti ini cara Tuhan membalas perbuatan kedua manusia laknat itu. Dengan menghancurkan rumah tangga kedua orang tua Kevin, bukankah itu sangat menyenangkan.

Tapi, Tante Rosa???? Ah, perempuan itu begitu baik dan lembut. Apa aku sanggup menyakiti wanita sebaik dan selembut tante Rosa??

Tapi Joanna juga tidak bisa mundur? Dia sudah kehilangan mahkotanya yang sangat berharga. Kalau bukan pria di depannya yang menikahinya, lalu siapa lagi? Pria itu yang sudah memperawaninya. Dia harus bertanggung jawab kan. Tidak salah dengan keinginannya meminta pertanggungjawaban kan?

Yah tidak salah!!!! Walau aku harus menyakiti hati perempuan lain....

"Aku siap jadi istri kedua. Jadi nikahi aku, Om?"

"Tidak. Tidak. Saya nggak bisa mengkhianati istri saya. Nggak bisa!" katanya.

"Mau tidak mau. Suka tidak suka, om harus menikahiku? Lihat perbuatan, Om?" Luna menunjuk darah yang menempel di sprei.

Joanna juga menunjuk tubuhnya yang dipenuhi dengan tanda Kiss mark yang begitu banyak. Kalau bukan bram terus ulah siapa.

Mata Bram bergerak gelisah. Dia tidak menyangka dia melakukan hal itu pada gadis muda yang baru dikenalnya. Apakah karena efek 2 tahun tidak menyentuh perempuan, dia bisa seganas itu. Sebuas itu.

Beberapa saat kemudian Bram langsung mengalihkan pandangannya menatap keluar jendela.

"Apa yang kau lakukan? Tutupi tubuhmu!" perintah Bram malu-malu. Wajahnya sudah memerah seperti kepiting rebus. Melihat itu entah kenapa ada kesenangan sendiri di benak Joanna. Pria yang sudah merenggut mahkotanya justru terlihat begitu tampan dan menggemaskan.

"Okey, aku kasih waktu satu hari untuk berpikir. Dan KTP tetap aku tahan. Sekarang berikan nomor ponsel, Om? Aku butuh itu....?" desaknya.

"Apa? Mana bisa begitu....?"

"Oh, om mau liat tindakan nekatku....?" ancam Joanna.

"Oke. Catat. Ini nomor hape ku?" kata Bram sedikit kesal dan jengkel.

"Terimakasih. Sudah ku catat. Setelah satu hari aku akan hubungi Om lagi? Gimana kalo aku hamil darah daging Om, dan anak aku dianggap anak haram?"

"Jangan membicarakan soal anak?" ketus Bram kesal.

"Kan bisa saja kemungkinan itu terjadi. Toh aku yakin om nggak ngeluarinnya di luar?" sindir Joanna membuat Bram melotot tajam.

"Ucapan mu.....?" kesal Bram,. mendengus sebal.

Bram pun akhirnya termakan ucapan Joanna. Ia nampak berpikir keras hingga akhirnya ia mengiyakan apa yang dikatakan Joanna.

"Oke. Saya akan memikirkan semuanya. Setelah satu hari saya akan jawab....?"

"Oke. Deal." Kata Joanna mengulurkan tangannya, "Aku akan tunggu kabar dari om. Tapi jangan pernah berpikiran untuk kabur. Aku tahu perusahaan B&B Corp.....!" kata Joanna sedikit menyindir.

"Ah, Sial!" umpat Bram frustasi bercampur kesal.

Bersambung....

Komen dong, Sayang??????

1
US
bagus alurnya thor /Drool/
Cahyaning Fitri: Terima kasih 😘😘😘
total 1 replies
Fang
Kisah yang menyentuh hati.....😭😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!