"Patuhilah semua peraturan, hanya enam bulan, setelah itu kau bebas melakukan apapun."
"Nona, terimalah. Setidaknya Anda bisa sedikit berguna untuk keluarga, Anda."
Ariel dipaksa menikah dengan Tuan Muda yang selama bertahun-tahun menghabiskan waktunya di kursi roda. Enam bulan, inilah pernikahan yang sudah terencana.
Hingga waktunya tiba, Ariel benar-benar pergi dari kehidupan Tuan Muda Alfred.
Di masa depan, Ariel kembali dengan karakter yang berbeda.
"Kau, masih istriku, kan!"
"Tuan, maaf. Sepertinya Anda salah mengenali orang!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon acih Ningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14. Undangan Makan Malam
Tepat! Seperti apa yang Ariel duga sebelumnya. Sosok itu kembali muncul, suara langkah kaki yang penuh kehati-hatian tertangkap jelas di indra pendengaran Ariel. Wanita ini menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut, dia diam tidak bergeming seolah sudah tertidur pulas. Tapi nyatanya Ariel sepuhnya sadar, mendengar setiap suara di balik tembok.
Telinga Ariel yang fokus pada suara langkah kaki, menyadari jika langkah itu semakin menjauh dari kastil.
*Kenapa semakin menjauh! Jika dia penyusup seharusnya mendekat, kan*!
"Astaga!" Ariel yang baru menyadari sesuatu membuka selimut, "Saat pertama kali aku mendengar suara langkah kakinya, itu amat dekat lalu menjauh dan hilang, itu artinya.... "
Ariel menggantungkan ucapnya, kedua kaki putih itu ia turunkan dari kursi yang menjadi ranjang tidurnya, jari-jari mungil menjepit sendal berwarna biru muda.
Dengan gerakan mengendap-endap, Ariel menghampiri tembok, menempel kuping pada tembok berharap bisa mendengar sesuatu. Tapi nihil, tidak ada suara apapun di sana. Hening... hanya ada hembusan angin yang menerpa rambut panjangnya.
Apa tadi aku salah mendengar? tidak mungkin, aku sangat yakin itu suara langkah seseorang. Baiklah! malam ini aku akan terjaga, untuk membuktikan dugaanku.
....
Keesokan harinya. Ariel tidak mendapat petunjuk apapun, niatnya yang ingin terjaga gagal total, karena malam itu wanita ini tertidur pulas seperti mayat.
Tenang Ariel, masih ada hari esok....
Rutinitas pagi sudah Ariel lakukan, menyiapkan air hangat untuk Tuan Muda, apa ada drama? Tentu saja, perkejaan selalu salah dimata Alfred. Seperti hari sebelumnya, Ariel harus mengganti beberapa kali air di bak mandi.
"Kau sudah menghafal nya?" tanya Alfred tanpa melihat, pada Ariel yang masih berdiri di pojok kamarnya.
Menghafal...apa?
Ariel tidak paham.
Alfred melempar tatapan membunuh, seketika wanita itu ciut, "Maaf tuan...."
"Foto-foto yang saya berikan padamu, Apa kau sudah menghapus wajah-wajah mereka."
*Aaah... foto itu*.... "Tentu tuan, saya sudah menghafal semuanya."
Alfred hanya mengerang kecil, "Lalu, untuk apa kau masih berdiri di situ."
"Saya siaga tuan, mungkin saja air yang saya siapkan masih belum bisa memenuhi keinginan Anda."
Alfred berdesi, "Sampai kapanpun kamu tidak akan bisa melakukannya."
*Aaah...dia sangat berterus terang dalam meremehkan ku*.
"Masih disitu!" kali ini Alfred, meninggikan suaranya, "Ingin menonton!" sambungnya, yang langsung menatap sempurna Ariel.
"Haha...tidak tuan, saya tidak menyukai tontonan dewasa. Kalau begitu saya permisi, jika Anda masih memerlukan sesuatu Anda bisa berteriak saya akan datang." Dengan menundukkan kepalanya, Ariel bergegas keluar dari kamar Alfred.
*Sungguh! Aku butuh stok kesabaran ekstra untuk menghadapinya*.....
.....
Ariel kembali meneliti keluarga Alfred yang tinggal di kediaman utama. ''Dia memintaku untuk menjadi partner, tapi dia tidak memberi tau apa rencananya, huh...aku hanya harus patuh dengan semua perintah yang dia berikan.'' Keluh Ariel, yang meremas kuat salah satu foto dari penghuni kediaman utama.
....
''Tuan besar Marion, mengundang Anda dan Nona Ariel, makan malam dikediaman utama,'' Arthur menyampaikan pesan yang lima menit lalu dia terima dari kepala pelayan kediaman utama.
Alfred memicing, ''Makan malam bersama?'' Ini aneh bukan!
''Ya, tuan.''
Huuuf....Alfred menyandarkan kepalanya di kursi, matanya menatap langit yang suram, ''Apa yang mereka inginkan?'' tanya Alfred. Sebenarnya dia tahu jawabannya.
Setelah sekian tahun dia diasingkan, tidak diizinkan menampakan diri, tidak juga diizinkan pulang kerumah, keluarga itu mengharamkan dirinya. Kenapa tiba-tiba ada undangan makan malam bersama!
''Tuan Marion dan Nyonya Julie, ingin mengenal Nona Ariel.''
Alfred terkekeh,ingin mengenal atau menghina?
Tapi...karena memang tujuan awal ia ingin kembali, Alfred memanfaatkan ini, "Oke, aku akan datang, malam ini, kau sampaikan pada mereka.''
''Nona Ariel?''
''Biarkan dia disini.''
Belum saatnya menggunakan Ariel, cukup status pernikahan mereka saja yang saat ini Alfred gunakan, tidak perlu menampilkan Ariel diawal rencana.
Arthur tidak lagi bertanya, lelaki berbadan tinggi ini memahami jalan pikiran Alfred, ''Saya akan mengatur semuanya, tuan."
.............
Di kediaman utama, sore itu Julie sangan bersemangat menyiapkan menu makan malam. Untuk apa? tentu saja untuk menyambut kepulangan Alfred
''Ma, kau menyiapkan semua ini? untuk si cacat itu,'' celetuk Jonas, ia kesal! sejak kecil ibunya selalu memanjakan Alfred, bahkan lebih dari dirinya. Jonas tau ibunya itu tidak benar-benar menyayangi Alfred. Untuk apa berpura-pura, pikir pemuda ini yang lebih memilih bersikap terang-terangan bahwa dia tidak menyukai Kakak tertuanya itu.
''Sudah, kamu diam saja. Ingat Jonas, malam nanti saat dua benalu itu datang, kamu harus bisa menjaga sikap.''
''Menjaga sikap lagi, huh. Aku merasa tenang selama sebelas tahun ini tidak perlu pura-pura menghormati kakak tertua,
''Jonas! jaga ucapanmu, ada ayahmu dan Ayunda, jika mereka mendengar, ibu tidak akan membelamu. Dewasa lah seperti kakakmu Justin.''
''Ya...terserah padamu.''
Jonas yang tau tidak akan bisa satu pemikiran dengan Julie, memilih pergi.
''Jonas! kau dengar apa yang mama, katakan?''
"Entahlah, hari ini aku belum membersihkan telingaku.''
''Anak ini...'' Kesal Julia, mengepal kuat sendok ditangannya, ''Si bodoh! apa dia pikir aku melakukan ini untuk Alfred! bukan, aku melakukan ini untukmu dan juga Justin.'' Kata Julie, namun Jonas tentu tidak mendengan ucapannya.
....
Saat Julie begitu antusias, Ayunda terlihat gelisah. Ditambah, saat dia mengetahui Milea akan hadir di acara makan malam dadakan ini.
.............
Malam kembali menyapa, malam yang sangan dinantikan Julie dan anaknya, bukan hanya mereka, nyatanya, Alfred dan Arthur pun menantikan malam ini.Semua persiapan rampung sembilan persen tinggal menunggu alfred dan Ariel agar mencapai seratus persen.
''Tuan besar, Arthur menyampaikan pesan, Anda tidak perlu mengirim orang untuk menjemput tuan muda. Beliau akan datang bersama Arthur,'' Kepala pelayan baru saja menerima panggilan dari Arthur.
Marion sudah terlihat ingin protes, peraturannya Alfred harus dibawa kembali oleh utusan keluarga Smith.
''Sudah pa, tidak apa. Mau dengan siapapun Alfred datang, yang penting dia pulang, kan. Aku akan bicara pada kake Roma.'' Julie yang tidak mau momen yang sudah dia gambarkan hancur, memilih memberi pengertian pada suaminya.
''Anak itu, kenapa jadi susah diatur,''
Marion menyerit, saat telinganya mendengar suara klakson mobil yang saling bersahutan. Ini lebih dari dua mobil, dan semua kendaran itu memasuki halaman besar rumah keluarga Smith.
Apa-apaan ini... Ayunda yang kebetulan tengah berada di luar rumah, heran, tidak percaya melihat gerombolan mobil memasuki Halam. Ayunda sangat mengenali mobil-mobil itu, keluarga besar Smith. Tapi...untuk apa mereka datang, ia tidak sedang melakukan pesta, tidak juga sedang melakukan pertemuan keluarga yang dilakukan secara rutin setiap akhir bulan.
Orang-orang yang mengisi kendaraan itu turun secara bergantian, Ayunda semakin tercengang, semua benar-benar datang. Dengan pakaian rapi... Apa tujuan mereka dan siapa yang mengundang?