Cinta, benarkah cinta itu ada? kalau ya, kenapa kamu selalu mempermainkan perasaan ku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erny Su, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
Jiwa tidak langsung pulang setelah mengamen, dia dan Rudy pun langsung bergegas menuju cafe tempat mereka bekerja.
Mereka sedang makan malam di jam lima sore, karena nanti malam mereka tidak akan sempat untuk itu.
Malam ini di cafe ada acara pesta pertunangan, kedua pasangan yang berbahagia itu tidak lain adalah fans setia dari Jiwa dan Rudy yang kini membooking tempat tersebut meskipun tidak menolak kedatangan pelanggan setia yang datang karena acara diadakan di outdoor yang luas tersebut dimana disitu panggung Jiwa dan Rudy berada.
Devan yang sengaja menciptakan ruang terbuka dan ruang tertutup di cafe nya yang memiliki luas tanah yang sangat pas untuk itu. dan kenyamanan para pelanggan adalah yang utama.
Jiwa dan Rudy pun mau tidak mau harus ikut melakukan gladi resik bersama dengan pegawai lainnya agar bisa menyempurnakan penampilan nya.
Jangan tanya dimana Rudy dan Jiwa mandi, karena di ruangan Devan menyediakan peralatan mandi berikut kamar mandi yang dijamin aman tanpa cctv.
Semua itu diperuntukkan untuk Devan atau Jiwa dan juga kekasih Devan.
Sementara Rudy pun bisa menggunakan itu untuk saat ini karena Jiwa yang meminta itu pada Devan.
Keduanya sudah tampak jauh lebih fresh dengan pakaian yang mereka gunakan saat ini. Ini adalah acara formal jadi mereka pun ikut-ikutan berpakaian seperti yang lainnya.
Setelah persiapan acara selesai, kini mereka tinggal menunggu detik-detik pesta itu di gelar dan MC pun telah siap membacakan susunan acara.
Dan keduanya terkejut saat pemilik pesta ternyata adalah saudara dari Alvino dan juga fans setia Jiwa yang kini sudah hadir di sana untuk memastikan semuanya siap seperti keinginan nya.
Seluruh keluarga telah berkumpul begitu juga para tamu undangan yang datang berpasangan dan MC juga Jiwa telah menyambut kehadiran mereka dengan sambutan dan nyanyian merdu dari Jiwa dan Rudy yang kini tidak mempedulikan tatapan tajam dari beberapa orang yang hadir di sana.
Jiwa hanya bekerja dengan profesional tanpa menyangkut pautkan semua urusan nya dengan keluarga Alvin yang kini menjadi salah satu tamu kehormatan di sana.
Dan jangan lupakan penampilan Mikaila yang glamor, yang kini duduk di samping Alvino.
Jiwa sendiri kini terlihat elegan dengan dress berlengan panjang, dan memiliki panjang sebatas lutut berwarna putih dengan aksen bunga di sebelah lengan kirinya ia memperlihatkan pancaran kecantikan alami dibalik balutan make-up natural yang kini semakin mempercantik penampilan nya dengan potongan rambut pendek nya yang baru dipotong tadi sore saat Devan meminta dia untuk pergi ke salon kecantikan terlebih dahulu meskipun jiwa tidak melakukan itu.
Jiwa hanya pergi ke salon khusus rambut, dan memutuskan untuk memotong rambut nya disana untuk memberi penampilan baru.
"Jiwa ku yang cantik ayo kita ucapkan selamat pada pasangan yang tengah berbahagia ini dengan memberikan lagu cinta terindah dari kita."ucap Rudy yang kini melakukan improvisasi.
"Hmm... jangan terlalu terburu-buru pemilik pesta belum resmi bertunangan tuan Rudy dan mereka baru akan melakukan nya saat ini."ucap Jiwa yang kini tersenyum manis kearah mereka semua.
"Ah hampir saja lupa."ucap Rudy yang kini terkekeh pelan dan membuat suasana semakin hangat karena para tamu undangan kebanyakan adalah anak muda yang sering nongkrong di sana.
"Jiwa ku sayang rasanya aku tidak tahan jika keadaannya seperti ini, aku juga ingin seperti mereka lalu kapan aku bisa melamar mu."ucap Rudy.
"Untuk apa lamaran kalau akhirnya akan menjadi mantan."ucap Jiwa yang kini tersenyum manis.
"Baiklah Jiwa daripada kita ribut tidak jelas lebih baik aku berikan satu lagu untuk mu dan mereka semua yang hadir di tempat teristimewa ini."ucap Rudy yang kini membawakan sebuah lagu cinta yang sangat cocok untuk suasana saat ini.
Jiwa pun langsung ikut menyambung lirik lagu tersebut, dia tidak peduli dengan kemesraan yang ditunjukkan oleh Mikaila dan juga Alvino saat ini.
Lagu tersebut semakin dihayati oleh keduanya hingga membuat orang yang hadir disana pun ikut baper dengan lagu yang dibawakan oleh mereka.
Dan tidak lama setelah itu acara pertunangan pun resmi digelar dengan penuh keromantisan dari keduanya. Mereka berdua terlalu saling mencintai meskipun saat itu mereka sempat putus karena kesalahpahaman yang terjadi.
Kini semua tengah menikmati makan malam ditengah suasana romantis dengan lagu-lagu cinta yang mengalun merdu di pendengaran mereka.
Jiwa pun turun dari panggung, dia hendak pergi mengambil minum, saat menghampiri pelayan yang kini membawa pesan dia langsung berbisik meminta pria itu untuk memberitahu Rudy bahwa ia akan sedikit lebih lama di tempat istirahat.
Jiwa langsung minum air dan juga obat sakit kepala yang kini mencuri perhatian Devan."Obat apa itu Ji."ujar Devan.
"Obat sakit kepala bos, sepertinya aku tidak bisa melanjutkan pekerjaan ku bos."ucap Jiwa yang kini terlihat tidak baik-baik saja.
Devan teringat ucapan dokter yang saat itu mengatakan bahwa Jiwa pasti belum sepenuhnya sembuh pasca kecelakaan itu karena dia sering tidak sadarkan diri saat kepalanya mengalami rasa sakit dan dokter pernah meminta Arjuna untuk melakukan pemeriksaan ulang agar penyebab nya bisa segera diketahui.
Namun semua itu belum sempat dilakukan karena Arjuna lebih dulu berpulang ke pangkuan ilahi.
"Sebaiknya aku antar kamu ke Jiwa!"teriak Devan diakhir kalimatnya.
Sebagian orang terlihat panik saat Devan langsung bergegas membawa Jiwa dalam gendongannya.
Kejadian itu pun membuat sebagian orang kini berlari menawarkan bantuan, tapi Devan menolak dia buru-buru meminta asisten pribadinya untuk mengurus semuanya dia dibantu oleh kekasihnya untuk membawa Jiwa ke rumah sakit.
Jiwa masih belum sadarkan diri sampai pagi tiba, mereka berdua yang menemani Jiwa sejak semalam pun baru terjaga dari tidurnya yang baru beberapa jam.
Jiwa masih belum sadarkan diri hingga saat dokter kembali dengan hasil pemeriksaan medis dari Jiwa yang kini benar-benar membuat Devan kaget.
Bagaimana bisa Jiwa hidup pasca kecelakaan tersebut dengan kondisi gumpalan darah di otak nya yang kini segera harus ditangani.
Devan pun berdiskusi dengan kekasih nya itu, dia tau semua itu butuh biaya besar dan bukan itu masalah utama nya. Masalah utamanya adalah resiko yang akan terjadi jika operasi tidak berjalan lancar.
Jiwa pun masih belum sadarkan diri saat ini, Devan harus pulang karena sebentar lagi dia harus ke perusahaan. Beruntung Rudy datang dan dia minta maaf karena baru bisa datang.
Rudy langsung mendekat kearah Jiwa yang saat ini masih terbaring tak sadarkan diri, dia bertanya tentang apa yang sebenarnya terjadi saat ini.
Sementara itu di tempat lain, seseorang yang selama ini memantau keseharian Jiwa dia dikejutkan dengan laporan medis yang kini didapatkan oleh asisten pribadinya itu.
...*****...
Sudah satu bulan berlalu pasca operasi yang Jiwa jalani, dia kini masih belum sadarkan diri sehingga orang terdekat nya merasa sangat khawatir dengan keadaan gadis cantik yang kini terlihat lebih baik dari sebelumnya meskipun belum sadarkan diri.
Pria yang saat ini masih setia datang ke ruangan tersebut pun terlihat membawa buket bunga seperti biasanya meskipun pasien tersebut tidak kunjung terjaga dari tidur panjangnya itu.
Tidak hanya dia, tapi juga Rudy dan Devan beserta Lima mereka selalu membawakan bunga kesukaan Jiwa akan memenuhi setiap sudut ruangan yang selalu terlihat indah itu.
Entah ada pengaruhnya atau tidak, tapi dulu Alvin selalu memberikan bunga itu saat Jiwa masih bersama dengan pria itu.
Semua itu bisa dilihat dari sosial media keduanya dulu, tapi sekarang itu sudah tidak gunakan dan Alvaro sudah menikah dua minggu lalu dengan Kania.
Entah apa yang akan terjadi pada jiwa jika dia mengetahui bahwa saat ini mereka sudah menikah. Mungkin jiwanya akan semakin hancur tapi Jiwa tetap harus bisa menerima itu.
Alvin sendiri belum tau jika selama ini Jiwa dalam keadaan koma di rumah sakit milik keluarga Dion hingga saat ini.
Dia masih berada di luar negeri dalam rangka bulan madu. Entah apa yang mereka lakukan saat ini. Mungkin mereka sudah menyatu lewat bulan madu yang super mahal itu atau ada hal lain yang terjadi. entahlah yang jelas tidak ada yang peduli dengan itu.
Bahkan ini adalah hari pertama Alvaro datang setelah berita yang ia terima beberapa hari yang lalu dari pelayan cafe yang sedang membicarakan perihal keadaan Jiwa yang sudah satu bulan mengalami koma pasca operasi yang ia jalani.
Alvaro yang selama ini selalu mendukung hubungan Jiwa dan adiknya itu pun langsung bergegas menuju rumah sakit tersebut setelah dia bertanya tentang kebenaran itu pada mereka.
Dan benar saja Alvaro terlihat lemas saat melihat Jiwa dengan kondisi tubuh nya yang dipasangi berbagai alat medis.
Dan saat ini hanya terdengar detak jantung nya saja yang terdengar nyaring dari monitor EKG tersebut.
Alvaro mendekat dengan tatapan sendu, hatinya terasa teriris saat mengingat Alvino kini telah menikah dan sedang berbulan madu disaat keadaan Jiwa berada di ambang kematian.
"Kenapa harus berakhir seperti ini Mutiara Di Jiwa, kenapa kau tidak bangkit dan melawan dunia yang begitu kejam ini. Aku minta maaf karena tidak bisa membantu mu mempertahankan apa yang seharusnya menjadi milik mu, tapi kamu harus tahu bahwa sampai saat ini pun aku masih ada di pihak mu, bangun dan segera balas semua rasa sakit mu itu."ucap Alvaro lirih.
"Aku tidak sependapat dengan mu tuan, karena balas dendam itu hanya akan membawanya kedalam jurang penderitaan yang lebih dalam lagi."ucap Dion yang kini datang bersama dengan asisten pribadinya.
"Tuan muda Dion Alexander, anda disini?"ujar Alvaro kaget.
"Hmm... panggil saja Dion tuan, saya junior anda."ucap Dion yang selalu bersikap sopan pada setiap orang kecuali musuh nya. Semua itu berkat ajaran sang mommy tercinta.
"Hmm... rasanya tidak enak jika saya panggil seperti itu tuan muda."ucap Alvaro.
"Kenapa tuan saya juga bukan siapa-siapa yang harus dihormati sampai seperti itu."ucap Dion yang masih merendah.
"Hmm... baiklah Dion. Ada apa perlu apa disini?"tanya Alvaro.
"Hmm... saya hanya ingin mengunjunginya."ucap Dion yang kini menunjuk kearah Jiwa.
"Anda mengenal nya?"tanya Alvaro.
"Hmm..."lirih Dion.
"Sejak kapan?"tanya Alvaro seakan penasaran.
"Jauh sebelum dia koma."ucap Dion.
"Hmm..."lirih Alvaro yang akhirnya mengerti kenapa Alvino tidak tau akan apa yang menimpa gadis yang sangat ia cintai itu.
"Maaf tuan, anda siapanya nona ini?"tanya Dion.
"Hmm... dia adalah adik dari mantan asisten terbaik kami di perusahaan."jawab Alvaro.
"Hmm... kalau tidak salah saya pernah bertemu dengan nya."ucap Dion.
"Ya, dia Arjuna tapi kini dia telah meninggal dunia."ucap Alvaro.
"Sangat disayangkan ya tuan, disaat keadaannya seperti ini hanya ada teman terdekat nya yang peduli padanya. Apa dia tidak memiliki pasangan atau teman dekat misalnya."ucap Dion yang kini terlihat menyelidik.
"Hmm... saya tidak tahu tentang itu."jawab Alvaro mencari aman saja.
"Hmm... jika tidak ada saya ingin menjadikan dia istri saat dia siuman nanti."ucap Dion.
Alvaro terdiam kemudian dia bangkit dan pamit dengan alasan bahwa saat ini dia sudah ditunggu oleh putri kecilnya.
Sementara Dion kini tersenyum sinis, dia tau pria itu tidak akan pernah bisa berkata bahwa adiknya telah mengkhianati cinta Jiwa dan menjadi penyebab penderitaan Jiwa yang berkepanjangan sampai saat ini.
Dion pun duduk di samping jiwa yang masih anteng di alam bawah sadarnya itu."Mau sampai kapan kamu seperti ini nona manis bangun dan balas semua rasa sakit mu aku akan menjadi pendukung mu, dan Jika kamu lelah aku akan menjadi sandaran mu."ucap Dion yang kini merasa bahwa Jiwa sudah sangat menderita dan dia merasakan ngilu di ulu hatinya saat ini melihat gadis secantik dan sebaik Jiwa hancur hingga berkeping-keping seperti itu.
Waktu terus berlalu bulan berganti bulan dan tepat di tahun pertama setelah satu tahun terbaring koma kini Jiwa sudah siuman.
Dan satu hal yang membuat semua orang yang mengenal nya sedih sekaligus bahagia adalah Jiwa hilang ingatan namun kini dia menjadi Jiwa yang lebih hangat dan periang seperti yang kini membuat teman-teman nya harus kembali berkenalan dengan nya.
Dihari pertama Jiwa siuman, orang yang pertama dia lihat adalah Dion. Lanjut Liana dan Devan, lalu Rudy dengan nama aslinya karena dia sudah kembali pada keluarga nya demi ingin membantu Jiwa.
Dia bahkan mengesampingkan cita-citanya untuk menjadi penyanyi terkenal, dan satu tahun ini dia sudah menjadi CEO di perusahaan milik keluarganya itu.
Jiwa yang kini berambut panjang bergelombang nya itu tampak sedang berlatih berjalan karena tubuhnya kaku setelah satu tahun lamanya dia terbaring koma.
Dion pun ada disampingnya selalu setia membantunya disaat dia menjalani terapi berjalan tersebut.
Hingga seseorang yang kini melewati tempat tersebut langkahnya terhenti dan tetes air matanya menjadi tanda bahwa hatinya hancur melihat semua itu.
"Sayang cepatlah putri kita tidak nyaman disini."ucap seseorang wanita yang merupakan istrinya itu.