“Kalo kamu bersedia menikah dengan saya, maka jangan coba-coba untuk bermain-main, Kintan.”
“Nama saya Tania, Mas.”
“Kintan panggilan sayang saya buat kamu.”
Kintania merencanakan pernikahan dari 3 bulan lalu bersama sang kekasih, namun apesnya malah di selingkuhin sebulan sebelum pernikahannya.
Nangis? sudah pasti. Tapi galau? oh tidak, dia menerima usulan keluarganya untuk menikahi pria matang yang merupakan kakak dari sahabat baiknya.
“Tunggu! ini beneran gue mau digeledah nanti malam. Mama nggak mau!!!!!”
Pernikahan yang direncanakan hanya dalam 2 minggu, dan tanpa cinta apakah bisa berjalan dengan lancar? dan apakah cinta akan tumbuh atau sudah tumbuh diam-diam diantara mereka, tapi gengsi mau bilang?
Update setiap hari jam 10 malam
follow ig : Alfianaaa05_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Belok?
Tania keluar dari kamar dengan baju yang berbeda. Jelas, dia mandi lagi usai kelakuan gilanya yang menggoda sang suami agar Kahfi tak tertarik dengan pembahasan Arya.
Wanita itu menuruni anak tangga, sampai kakinya melangkah ke arah dapur. Sampai di sana, Tania duduk di meja makan.
“Eh non Tania, mau makan?” Mbak Lastri, menyapa Tania dengan sopan.
“Nggak, Mbak. Aku sama mas Kahfi mungkin mau makan diluar, jadi nggak usah masak ya.” Tutur Tania dengan tidak kalah sopan.
Tania mengulurkan tangannya. “Buat Mbak, soalnya udah bantuin aku beberes baju.” Kata Tania, memberikan uang 2 lembar seratus ribu.
Mbak Lastri melotot kaget. “Nggak usah, Non. Itu udah tugas saya, jangan kasih saya uang lagi soalnya saya udah digaji gede sama den Kahfi.” Tolak mbak Lastri.
Tania menekuk wajah. “Nggak apa-apa, nih ambil. Lagian ini kan dari aku, bukan dari mas Kahfi.” Kata Tania memaksa.
Akhirnya mau nggak mau mbak Lastri menerima pemberian Tania. Wajahnya berbinar melihat wajah kedua pahlawan di genggaman tangannya.
“Makasih banyak ya, Non.” Kata mbak Lastri.
Tania manggut-manggut. “Eh mbak, kenal Arya nggak?” Tanya Tania.
Mbak Lastri mengerutkan keningnya, tampak berpikir. “Arya? oh mas Arya? kenal dong itu mah Non.” sahutnya.
Tania ragu, namun ia benar-benar penasaran. Sebagai istri, dia akan berusaha keras menjaga suaminya.
“Dia sama mas Kahfi deket banget ya, Mbak? maksudnya sedeket apa?” Tania bertanya, ragu namun berusaha tenang.
“Oh iya deket, Non. Mereka kan temenan udah lama, walaupun sempet pisah karena den Kahfi kerja di luar pulau.” Jawab mbak Lastri.
Tania manggut-manggut. “Oke dekat, sedekat apa Mbak? gambarannya gimana gitu dekatnya mereka?” Tania belum puas, dia masih butuh jawaban art suaminya.
Mbak Lastri tampak berpikir, mencari kata-kata untuk membuat Tania paham, Tania tau itu.
“Ya deket banget, Non. Gimana ya … Oh gini bahasa kasarnya. Mereka udah kayak penyuka satu sama lain, maksudnya ‘belok’ gitu saking dekatnya.” Jawab mbak Lastri.
“Mas Arya juga kalo nginep tidurnya sama mas Kahfi.” Tambah wanita itu dengan enteng.
“APA!” Tania syok, melototkan matanya kaget bukan main.
“Eh non kok melotot gitu?” mbak Lastri panik, takut kena marah.
Tania tersadar, kemudian mengatur ekspresi wajahnya.
“Maaf, Mbak. Aku nggak apa-apa kok.” Jawab Tania dengan senyuman.
“Oh gitu, saya kaget soalnya.” Kata mbak Lastri, memegangi dadanya.
Tania menggeleng pelan. “Oh iya, ini udah jam 6, mbak boleh pulang kok.” Kata Tania.
Mbak Lastri manggut-manggut, kemudian wanita itu pun pamit pulang ke rumahnya.
Kini tinggal Tania disana. “Nginep? di kamar Kahfi? berarti kamar yang sama?” gumam Tania.
Tania menggaruk kepalanya, dia kemudian menggeleng, berusaha menepis pikiran kotornya.
“Kayaknya mas Kahfi nggak mungkin gitu, orang ‘main’ nya kuat kok, masa iya suka sama cowok bisa bikin gue keluar berkali-kali.” Ucap Tania seorang diri.
“Tapi … kalo mas Arya beneran suka sama suami gue, bahaya juga. Dia pelan-pelan bisa bikin mas Kahfi ketarik ke dunianya, banyak kasus begitu.” Tambah Tania makin panik.
Tania duduk kembali. “Nggak boleh, pokoknya sebisa mungkin gue harus jauhin suami gue dari si Arya itu.” Kata Tania penuh tekad.
***
Kahfi dan Tania kini sedang menikmati nasi bebek sesuai keinginan wanita itu tadi. Kahfi yang kala itu sedang sibuk menuang air agak bingung melihat istrinya yang terus melamun.
Pria itu lantas menggenggam tangan Tania lembut, membuat wanita itu tersadar.
“Kenapa, Sayang?” tanya Kahfi.
“Hm? nggak kok, cuma agak pegel dikit badanku.” Jawab Tania seadanya, sambil tertawa pelan.
Kahfi tersenyum, dia yang duduk di sebelah istrinya lantas membawa tangannya ke pinggang dan memberikan pijatan pelan.
“Maaf ya.” Bisik Kahfi.
Tania menolah, membalas tatapan suaminya. “Kok minta maaf, kan ini udah kewajibanku. Justru aku takut kalo kamu nggak nafsuu lihat aku.” Balas Tania, berbisik juga.
“Yaudah, jangan ngelamun. Makan lagi ya, abis itu kita pulang.” Tutur Kahfi.
Akhirnya Tania dan Kahfi kembali menikmati makan malam mereka ditemani suara kendaraan dari jalanan.
Selesai makan, Tania dan Kahfi benar-benar pulang ke rumah. Mereka berencana menonton film saja di kamar, sambil pelukan.
Dan kini, itu yang mereka lakukan. Mereka menonton film romantis.
“Ceweknya cantik banget ya.” Ucap Tania berkomentar.
“Cantikan kamu.” Balas Kahfi, memberikan satu kecupan di kening sang istri.
Tania mendongak. “Kamu emang selalu bisa gombalin aku.” Timpalnya, tak lupa memberikan cubitan di perut suaminya.
Kahfi tidak membalas, hanya semakin mengeratkan pelukannya di tubuh mungil istrinya. Sambil pelukan, sambil sesekali Kahfi mencuri kesempatan mencium bibir Tania.
“Ciuman seenak ini, ya kali gue biarin dinikmati Arya.” Batin Tania dengan mata terpejam.
TANIA, BISA-BISANYA😭😭
Bersambung ....................................................................
kayak nya seru cerita nya
Yaumil milad kak Alfiana,,, Barakallah fii umrik, doa yg terbaik buat kk author 🤲🥳
woaahhh happy birthday to youuu Authoorr, pnjg umur, sehat selalu, murah rezeki, smg selalu semangat dan sukses dlm berkarya💗Aamiinn
kadonya ☕ biar ga ngantuk dan semangat up😉