Nestapa Istri Pertama CEO Terkenal

Dewangga keluar dari kamar mandi tetapi mendapati Malika sudah tidak ada di atas tempat tidur.barang- barang Malika yang ada di atas meja nakas juga tidak terlihat lagi.Dewangga menarik asal baju dari lemari pakaian nya,dia ingin memastikan kalau istri nya masih berada di rumah ini.

"Malika.."panggil Dewangga dengan langkah kaki lebar dan raut wajah cemas.

" Bi, di mana istri saya?" tanya Dewangga kepada Bibi yang sedang mencuci piring kotor.

" Bukan nya Nyonya ada di kamar atas Tuan, dari tadi Nyonya belum turun." jawab Bibi karena memang sejak tadi belum bertemu dengan Malika .

Dewangga berdecak kesal.sekuat tenaga pria ini berlari keluar berharap Malika yang di cari masih berada di teras depan.namun apa yang di harapkan ternyata tidak sesuai dengan kenyataan.mobil Malika pun sudah tidak ada di tempat nya.itu arti nya Malika sudah pergi sejak tadi tepatnya ketika dia masih berada di kamar mandi.

" Bodoh." umpat Dewangga yang lupa menyembunyikan kunci mobil Malika , sekarang wanita itu sudah pergi lagi tidak tahu kemana.

Dewangga mencoba menghubungi Malika,ia sangat mengkhawatirkannya kondisi istri nya yang menyetir dalam keadaan sakit perut.bagaimana jika di pertengahan jalan sakit perut Malika tiba-tiba kambuh.Dewangga berkacak pinggang mencoba menebak apa yang di lakukan Malika sekarang.

Pria ini memutuskan untuk mengejar mobil Malika,semoga saja istri nya belum jauh dari kompleks perumahan.Dewangga menyetir mobil dengan kecepatan penuh.sangat berharap bisa membawa kembali Malika ke rumah mereka.

Dua puluh menit berkelana di jalan,apa yang Dewangga cari akhirnya ketemu juga.mobil milik Malika terparkir asal di bahu jalan samping taman kota.lalu lintas tampak macet aneh nya Malika malah menepi di bahu jalan seperti ini.

Dewangga keluar dari mobil untuk memastikan kalau istri nya masih berada di dalam mobil putih pemberian nya untuk sang istri.

" Malika..." Dewangga menggedor kaca mobil tapi tidak mendapatkan respon apapun dari pemilik nya.

Di dalam sana terlihat jelas kalau Malika sedang menelungkup kan wajah pada setir mobil,kaca mobil yang gelap seakan menutupi wajah pucat dari pemilik nya.Malika sengaja berhenti di bahu jalan karena tidak sanggup lagi menahan rasa sakit pada perut nya.beban pikiran yang semakin membludak membuat asam lambung nya kembali kambuh padahal tadi pagi dia baru saja meminum obat pereda nyeri.

Orang-orang yang melintasi mobil Malika tidak ada yang menyadari jika telah terjadi sesuatu kepada pemilik mobil putih itu.beruntung Dewangga datang tepat waktu.

" Sayang buka pintu nya." teriak Dewangga masih berusaha memanggil istri nya.

"Malika... Jangan seperti ini." kata nya lagi dan orang-orang mulai mendekatinya untuk mencari tahu apa yang sudah terjadi.

Dewangga menjelaskan kepada mereka apa yang sedang terjadi kepada istri nya,demi keselamatan Malika.berkat bantuan dari pengguna jalan lain nya , akhirnya pintu mobil Malika berhasil di buka.Malika dalam keadaan tak sadar kan diri dengan keringat yang membasahi seluruh wajah nya.

" Langsung bawa ke rumah sakit saja istri nya Pak." ujar seseorang kepada Dewangga.

" Iya Pak." jawab Dewangga dengan sangat hati-hati memindahkan tubuh tak berdaya istri nya ke dalam mobil milik nya sendiri.

Sungguh Dewangga tak menyangka Malika bisa senekat ini, Dewangga yang panik tidak bisa berkata - kata lagi,dia segera melajukan mobilnya menuju ke rumah sakit tanpa mengucapkan terimakasih kepada orang-orang yang sudah membantu nya tadi.

Sesampainya di rumah sakit,para perawat berdatangan untuk menyambut kedatangan mereka dengan sebuah brankar kosong siap di gunakan untuk membawa Malika.

" Bapak siapa nya pasien?" tanya Seorang perawat.

" Saya suami nya, sudah jangan banyak tanya cepat selamat kan istri saya." ketus Dewangga tidak suka dengan basa-basi.

" Maaf Pak, sebaiknya anda tunggu di luar saja.silahkan urus administrasi nya terlebih dahulu." Dewangga di larang ikut masuk ke dalam ruangan pemeriksaan.

Mau tidak mau pria ini mengalah ,bisa saja dia berdebat tetapi dia takut istri nya terlalu lama mendapatkan perawatan. Dewangga yang tidak pernah mau kalah akhirnya mengalah dan membereskan administrasi rumah sakit secepat kilat.

Dewangga terdiam di depan ruang perawatan Malika,tatapan nya seakan kosong dan ada rasa sakit di hati nya karena untuk kedua kali nya gagal menjadi suami yang baik bagi Malika.

Drt...Drt...

Ponsel Dewangga berdering,dia mengecek siapa yang menghubungi nya.raut wajah nya semakin suram melihat orang yang sudah berani mengusik nya.kenapa juga tadi pakai acara lupa mematikan ponsel.

Dewangga semakin pusing berada di situasi sengit ini.

" Elsa,ada apa Kamu menghubungi ku terus? Apa Kamu tidak punya pekerjaan lain selain mengganggu Aku,urus saja Daren sana." sentak Dewangga dengan raut wajah kesal.

" Mas,kenapa Kamu membentak ku seperti itu.Aku ini juga istri mu! Daren menangis mencari Kamu terus.kenapa Kamu malah menginap di rumah wanita itu terus."Elsa tak terima dengan sikap Dewangga.

" Aku ada urusan,Kamu urus dulu Daren kalau terjadi apa-apa sama dia segera minta tolong sama Mama.jangan menghubungi ku terus sebelum Aku sendiri yang datang ke sana." kata Dewangga datar lebih ke mengingat kan Elsa agar bisa menjaga sikap nya.

" Urusan apa sih Mas! Kamu selalu saja seperti itu, sudah dari kemarin Aku menghubungi mu tapi malah kamu reject.Aku mau sekarang juga Kamu pulang ke rumah kita Mas."Elsa memaksa Dewangga mengikuti ucapan nya, kesabaran nya sudah habis dan tidak mau mengalah lagi kepada Malika.

" Ayah dari Daren itu Kamu bukan nya Mama.Daren butuh Kamu bukan orang lain." sambung Elsa terus berusaha menggoyahkan pertahanan Dewangga.

" Elsa! Jaga batasan Kamu.Aku tidak suka mendengar ucapan mu itu,Aku tutup dulu telpon nya."Dewangga langsung memutuskan sambungan telpon tanpa menghiraukan keadaan Elsa.

Kepala pria ini terasa ingin meledak,Malika masih belum sadar kan diri sementara Elsa meminta nya pulang menggunakan Daren sebagai senjata andalan nya.

Cukup sekali hidup nya di dikte oleh kedua orang tua nya, Dewangga tidak mau lagi di atur oleh siapapun termasuk Elsa yang di nikahi secara paksa.

Dewangga tidak perduli dengan apa yang akan di lakukan oleh Elsa,dia memilih fokus dengan keadaan Malika saat ini.laki- laki galak dan kejam ini menyandarkan tubuhnya pada dinding.terlihat guratan penyesalan pada wajah nya yang dingin.

Dewangga mencintai Malika dan juga Daren,jika dia pergi sekarang untuk menemui Elsa, pasti Malika akan semakin menjauhi nya padahal kata maaf saja belum dia dapat kan dari Malika.

Dewangga mengusap wajah yang frustasi, tiba-tiba saja dia teringat dengan mobil Malika yang masih tertinggal di tempat tadi.

" Cepat kamu ke jalan Cempaka,ambil mobil Malika lalu datang lah ke rumah sakit permata kasih." perintah Dewangga kepada Wildan.

Sang asisten yang saat ini sedang sibuk di kantor dengan cepat mengiyakan perintah dari bos nya.meskipun pekerjaan sedang menggunung tetapi Wildan tidak punya alasan untuk membantah ucapan Dewangga.

" Apa terjadi sesuatu kepada Nyonya Malika?" tanya Wildan penasaran.

" Malika pingsan di dalam mobil nya, sekarang sedang mendapatkan perawatan medis." jawab Dewangga singkat tanpa menjelaskan penyebab Malika bisa pingsan di dalam mobil.

" Baiklah,saya segera ke sana sekarang juga." sebelum pergi meninggalkan perusahaan,Wildan melimpahkan pekerjaan yang urgent kepada sekretaris Dewangga.wanita ini memberengut kesal karena harus lembur lagi membantu pekerjaan sang bos.mau menolak juga takut.Dewangga pasti akan marah besar kepada nya.

Dewangga kembali duduk di kursi tunggu sambil menopang kepala nya,hanya ada dia sendiri yang menemani Malika di rumah sakit,Bu Ani belum mengetahui tentang keadaan Malika sekarang karena Dewangga yang sengaja tidak memberitahu wanita paruh baya itu.

Tak lama kemudian dokter keluar dari ruang perawatan.Dewangga berdiri menghampiri dokter tersebut.

" Bagaimana keadaan istri Saya dokter?" tanya Dewangga khawatir.

" Tekanan darah istri anda sangat rendah,asam lambung nya kambuh .anda harus membuat istri anda merasa nyaman dan tenang.jangan biarkan istri anda mengalami stres karena itu sangat fatal sekali akibat nya . Mulai sekarang pola makan nya juga harus di jaga dengan ketat."Dewangga mengangguk dengan pelan,setidak nya Malika tidak menderita penyakit serius kecuali asam lambung nya itu.

" Sebentar lagi anda sudah boleh masuk ke dalam ,saya permisi dulu." pamit dokter karena harus memeriksa pasien yang lain.

Dewangga menatap Malika dari jendela kecil.di dalam sana masih ada dua orang perawat yang sedang melakukan tugas nya.Malika belum sadar karena pengaruh obat yang di suntikan dokter pada selang infus nya.

" Bos minum dulu." Wildan sudah datang dan menyodorkan segelas kopi kepada Dewangga.bos nya itu menggeleng tidak punya selera untuk sekedar menikmati segelas kopi.

Wildan bisa melihat saat ini betapa terpukul nya Dewangga atas apa yang terjadi kepada Malika, Dewangga kembali berdiri menatap kosong langit-langit rumah sakit.hati nya merasa hampa saat ini.dulu dia masih ingat akan selalu membuat istri nya bahagia dan akan menjaga istri nya dari siapapun yang berniat jahat.

Dua orang perawat keluar mempersilahkan Dewangga untuk masuk ke dalam,tak ada respon dari pria ini karena tengah sibuk meratapi kesalahan nya.

" Bos , sekarang anda bisa masuk ke dalam ruangan Nyonya." ucap Wildan memberitahu bos nya lagi.

Dewangga kembali tidak merespon ucapan Wildan,dia berlalu masuk dengan langkah yang sangat pelan.

Dewangga mencium kening Malika sangat lama.selama mereka menikah baru kali ini istri nya di rawat di rumah sakit akibat asam lambung yang selama ini di derita oleh istri nya .telapak tangan Malika juga ikut di cium penuh cinta oleh pria ini.penyebab Malika sakit adalah dia yang tidak becus menjaga istri nya.

" Maafkan Aku sayang,jangan seperti ini lagi." kata Dewangga terbata-bata beriringan dengan air mata yang ikut membasahi wajah nya.

Apa yang sudah terjadi saat ini tidak bisa di ubah seperti semula,dalam lubuk hati nya Dewangga masih berharap Malika mau berbesar hati menerima kenyataan pernikahan kedua nya dengan Elsa.

" Maaf jika Aku sudah membuat Kamu kecewa,Daren juga butuh Aku Ayah nya di samping nya.Aku terpaksa menikah lagi demi Kamu dan keluarga kecil kita.Aku hanya ingin bersamamu termasuk membantu Nenek juga." Wildan juga ikut bersedih mendengar ucapan Bos nya,dia sengaja menguping percakapan Dewangga karena penasaran dengan apa yang membuat Bos nya menangis.tapi dia juga tidak setuju dengan apa yang sudah di lakukan oleh bos nya itu.

Malika yang masih memejamkan mata nya sebenarnya sejak tadi sudah terbangun.

Tetapi dia sengaja berlama-lama memejamkan mata nya karena masih enggan bertatap muka dengan Dewangga.hati Malika membeku tak tersentuh oleh ucapan Dewangga.

" Demi Aku katanya! Tapi dia lupa pengkhianatan itu menimbulkan luka yang begitu perih di hidup ku yang sangat malang ini." batin Malika berharap Dewangga segera pergi dari ruangan ini.

Tok..Tok...

Bersambung.