NovelToon NovelToon
Lelang Perawan With Mr. Zico

Lelang Perawan With Mr. Zico

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Lari Saat Hamil / One Night Stand / Nikah Kontrak / Crazy Rich/Konglomerat / Roman-Angst Mafia
Popularitas:7.2k
Nilai: 5
Nama Author: Neoreul

“Aku sudah membelimu, jadi menurutlah. Patuhi semua keinginanku! Kau hanya budak di sini, tidak ada pilihan lain selain menuruti semua yang kukatakan!” Zico Archiven berkata pada seorang gadis cantik yang baru dibelinya dari tempat pelelangan.

Zico Archiven adalah seorang Tuan Muda generasi penerus dari keluarga Archiven di Italia. Dia adalah pebisnis sukses yang mempunyai beberapa usaha yang tersebar di seluruh dunia. Tak hanya jadi pebisnis sukses, dia juga menjabat sebagai ketua Mafia warisan dari sang Ayah yang sudah meninggalkannya lima tahun yang lalu.

Zico mempunyai kelainan aneh, dia tidak suka melihat wanita yang terlahir dari keluarga kaya raya. untuk itu dia mencari seorang budak untuk dijadikannya sebagai tempat pelampiasan hasr4tnya.

Bagaimana kelanjutan kisah Zico? Saat melihat gadis budaknya, Zico merasakan sesuatu yang beda. Dia seperti pernah melihat gadis tersebut. Siapakah gadis itu? Rahasia apa dibalik rasa penasarannya itu? Baca selengkapnya di sini, ya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Neoreul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 14 Gadis Tangguh

Aurora berada di dalam ruangan. Lantai marmer yang mengkilap memantulkan cahaya redup dari lampu-lampu gantung hingga menciptakan suasana tegang yang mencekam. Di seberang ruangan, berdiri seorang algojo memakai kaos hitam, tubuhnya tegap dan kekar.

Mata algojo itu tajam menatap Aurora dengan penuh kewaspadaan. Udara berdesir dipenuhi aroma logam yang entah berasal dari mana. Inilah ujian yang dirancang Zico, sebuah pertarungan untuk mengukur kemampuan sebenarnya dari gadis muda yang misterius yang belum diketahui identitasnya.

Zico sendiri duduk sambil mengamati dari balik sekat. Dia ingin melihat sejauh mana Aurora mampu bertahan. Juga untuk melihat seberapa jauh bakatnya dalam seni bela diri. Ini bukan sekadar ujian, melainkan sebuah penilaian untuk menentukan masa depan Aurora sebagai anggota dari Sphinx Organization.

"Kau siap, Aurora?" suara Zico terdengar berat, menggema di ruangan yang sunyi.

Aurora menarik napas dalam-dalam, dadanya naik turun. Dia merasakan detak jantungnya berpacu, tetapi tidak ada rasa takut sedikitpun. Dia mengangguk, matanya tetap tertuju pada algojo yang ada di hadapannya.

"Saya siap, Tuan," jawabnya tenang dan penuh keyakinan.

Pertarungan pun dimulai. Algojo itu menyerang dengan cepat, pukulannya keras dan akurat. Aurora mengelak dengan lincah, dia membalas serangan dengan teknik-teknik bela diri yang tidak biasa.

Setiap gerakannya terukur dan penuh perhitungan. Suara pukulan dan hentakan kaki memenuhi seluruh ruangan. Zico memperhatikan setiap detail pertarungan itu. Dia menganalisis setiap gerakan dan strategi yang digunakan Aurora.

Zico melihat bagaimana Aurora mampu mengendalikan emosi dan fokusnya. Gadis itu mampu membaca gerakan lawan dan mengantisipasinya. Di balik sekat, Zico tersenyum tipis, puas dengan apa yang dilihatnya. Ternyata Aurora melebihi harapannya.

“Gadis yang sangat luar biasa. Akhirnya aku memiliki pengikut yang kuat,” gumam Zico dalam hati.

Pertarungan berlanjut dan intensitasnya semakin meningkat. Keringat membasahi tubuh Aurora, napasnya tersengal-sengal. Sorot matanya tajam dan pantang menyerah. Dia akan membuktikan kemampuannya pada Zico.

Keringat terus membasahi tubuh Aurora. Algojo itu terus melancarkan serangan. Pukulan demi pukulan mendarat di pertahanan Aurora, membuat tubuhnya terasa nyeri.

Aurora hampir kewalahan, gerakannya mulai berat. Dia merasa otot-ototnya mulai menegang, penglihatannya sedikit kabur. Di tengah keputusasaan itu sebuah celah kecil muncul. Aurora melihat kesalahan dari algojo itu. Sebuah momen yang begitu singkat, tetapi cukup bagi Aurora untuk memanfaatkannya.

Dengan naluri yang tajam, Aurora menggunakan kesempatan itu dengan baik. Algojo itu sedikit kehilangan keseimbangan hingga posisinya sedikit terbuka. Itu adalah kesempatan yang tidak boleh disia-siakan. Dengan gerakan cepat dan tepat, Aurora memanfaatkan celah tersebut. Dia melesat maju menggerakkan tubuhnya dengan kecepatan yang mengejutkan.

"Sekarang!" teriak Aurora di antara nafasnya yang terengah-engah.

Dalam sekejap, Aurora telah berada di posisi yang tepat. Dengan teknik yang terlatih dan posisi yang sempurna, dia menggunakan teknik kuncian judo yang mematikan.

Aurora meliuk, menjangkau, dan dengan cepat mengunci kepala algojo itu di antara kedua kakinya. Algojo itu meronta, mencoba melepaskan diri dari kuncian yang kuat itu, tetapi usaha-usahanya sia-sia. Kuncian Aurora terlalu kuat.

"Hentikan!" teriak algojo itu, suaranya tertahan oleh rasa sakit.

Aurora tidak mengindahkan teriakan itu. Dia fokus pada tujuannya. Dengan kekuatan yang tersimpan dalam otot-otot kakinya, dia mengangkat tubuh algojo itu, mengangkatnya tinggi-tinggi di udara. Kemudian, dengan gerakan yang terlatih, dia membanting tubuh algojo itu ke lantai marmer yang keras.

Braakk!

Terdengar suara benturan yang keras. Algojo itu terkapar tak bergerak di lantai. Keheningan menyelimuti ruangan. Hanya suara napas Aurora yang terdengar. Suara napas yang dipenuhi dengan kepuasan. Dia telah memenangkan pertarungan.

Di balik sekat kayu, Zico diam-diam mengamati. Wajahnya menunjukkan ekspresi terkejut yang bercampur dengan kekaguman. Dia tidak menyangka Aurora akan mampu mengalahkan algojo itu dengan begitu mudah.

Jari-jari Zico mengetuk-ngetuk pelan di sandaran kursi. Sebuah kebiasaan yang muncul ketika dia sedang memikirkan sesuatu yang rumit. Setelah beberapa saat, sebuah senyum tipis muncul di bibirnya.

Debu beterbangan di udara, sisa-sisa pertarungan sengit yang baru saja berakhir. Aurora berdiri tegak, napasnya masih tersengal, dan keringat membasahi tubuhnya. Namun, matanya berbinar dengan kemenangan.

Algojo itu terkapar tak bergerak di lantai marmer, bukti nyata atas kemampuan luar biasa Aurora. Keheningan yang tegang menyelimuti ruangan luas itu. Kemudian, Zico muncul dengan penuh kebanggaan.

Wajahnya yang biasanya dingin dan tak terbaca kini memperlihatkan ekspresi kagum yang tak terbantahkan. Dia melangkah mendekati Aurora sambil bertepuk tangan. "Luar biasa, Aurora. Kau telah melampaui ekspektasi."

Dia mendekati Aurora menawarkan tangannya. "Kau telah menunjukkan kemampuan yang luar biasa, kekuatan, kecepatan, dan strategi yang tak tertandingi. Kau pantas mendapatkan pengakuan."

"Aku menawarkan kepadamu posisi sebagai anggota tetap Sphinx Organization," kata Zico tegas. "Kau akan menjadi anggota wanita pertama yang diakui secara resmi olehku. Kemampuanmu akan menjadi aset berharga bagi organisasi ini."

Para pengawal dan anggota Sphinx Organization yang menyaksikan pertarungan itu berbisik kagum. Mereka belum pernah melihat Zico memberikan pengakuan sebesar ini kepada siapapun, apalagi kepada seorang wanita. Aurora telah menciptakan sejarah.

Aurora menarik napas dalam-dalam, mencoba untuk meredakan debaran jantungnya. Dia menatap Zico dengan penuh hormat. "Saya menerima tawaran Anda, Tuan Zico."

"Aurora," Zico memulai, suaranya tenang namun penuh arti. "Kau telah membuktikan dirimu sebagai pejuang yang luar biasa. Kemampuanmu, kecepatanmu, dan terutama kecerdasan taktikmu, jauh melampaui ekspektasi."

Dia berhenti sejenak, menatap Aurora dengan tajam. "Oleh karena itu, aku tidak hanya akan mengangkatmu sebagai anggota Sphinx Organization, tetapi aku akan menempatkanmu dalam posisi yang jauh lebih penting."

Aurora menunggu dengan sabar, tetap tenang meskipun jantungnya berdebar-debar. Dia tahu bahwa posisi yang ditawarkan Zico pastilah sesuatu yang sangat penting.

"Kau akan menjadi kaki tanganku," Zico melanjutkan. "Bukan sekadar anggota biasa, tetapi seorang kepercayaan yang akan berdiri langsung di sisiku. Kau akan terlibat dalam semua operasi penting. Mendapatkan akses ke informasi yang sangat rahasia, dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan strategis."

"Ini bukan tugas yang mudah, Aurora." Zico memperingatkan. "Kau akan menghadapi bahaya dan tantangan yang besar. Kau akan berurusan dengan orang-orang yang berbahaya dan licik. Namun, aku percaya pada kemampuanmu."

Aurora mengangguk. "Saya mengerti, Tuan. Saya siap menghadapi tantangan apapun."

Zico tersenyum tipis, sebuah senyum yang jarang terlihat di wajahnya. Zico memberikan sebuah bros kecil berwarna emas. Bros itu adalah tanda bahwa posisi Aurora sama pentingnya dengan Fedric.

"Ini adalah simbol kepercayaan dan tanggung jawabmu. Jagalah dengan baik. Bros itu adalah suatu penghargaan jika kau bisa mendapatkan akses di organisasiku ini. Kau bisa mengatur dan mengarahkan sesuatu yang salah atas izinku. Apa kau mengerti?”

“Saya mengerti, Tuan. Saya terima hal ini dengan baik. Saya akan bersikap profesional seperti janji saya sebelumnya," ujar Aurora penuh dengan keyakinan.

"Bagus, jadilah pengikutku yang setia! Jangan berkhianat suatu hari nanti!”

1
Nona TIMOR
Suka banget sama ceritanya Thor Semngat Thor, semoga nanti up setiap hari hehehe Sukses sehat dan bahagia Thor Tuhan memberkati!
Nona TIMOR
Suka banget sama ceritanya terimakasih untuk karyanya Thor semngat sukses sehat dan bahagia selalu Thor GBU!
026
keren makasih update nya thor
026
lanjut kak semangat update di tunggu kelanjutan nya.
026
kapan up lagi padahal aku nungguin, tiap baca cerita para author yang lain ,pasti pantau cerita author tapi gak ada bab baru.
026
Kok belum update lagi ya Thor di tungguin dari kemarin. semangat update thor
026
lanjut thor ❤️❤️❤️
026
ceritanya bagus saya suka, lanjut thor tetep semangat update ❤️❤️❤️
026
maraton ya thor
026
hai kak salam kenal
pecinta COGAN 💋: halo, Kak. semoga suka, ya🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!