Clara Shahnaz Zoya sangat menyukai Dimas Putra Aditya, setiap Hari gadis 17 tahun itu selalu berusaha mencari perhatian Dimas, agar Dimas menyukainya tapi sayang kecantikan Ara tidak mampu menarik perhatian Dimas Dari Shasa sahabat perempuan satu satunya yang dimiliki Ara.
.
Allinsky Deon Prananta, Pria berumur 27 tahun ini memiliki Alergi luar biasa pada wanita, sedikit saja kulitnya bersentuhan dengan wanita maka akan muncul bercak merah dan gatal gatal pada tubuhnya.
Dengan kondisi seperti itu, bagaimana bisa seorang Deon menjaga seorang wanita?
.
Apa yang akan terjadi pada Deon yang disuruh menjadi baby sitter Ara selama setahun? apa yang akan Deon lakukan? Bisakah Deon bertahan dengan tingkah kekanak-kanakan Ara? atau hal lain yang terjadi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Seulmi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14. Pengganggu
Ara kembali tersenyum senang Deon membawanya ke restoran yang sangat disukainya, dia sering makan disitu bersama keluarga nya dulu, tapi sekarang sudah tidak pernah lagi. Restoran itu sangat ramai, hanya pejabat dan borang orang berduit yang bisa masuk karena harga makanan di sana bisa dibilang cukup mahal.
"Ara senang?"
Ara mengangguk mendengar ucapan Deon.
Deon segera menggandeng tangan gadis itu untuk segera masuk.
"Selamat datang tuan muda" Para pelayang dan semua karyawan di sana menunduk hormat pada Deon dan Ara.
Tatapan Ara terlihat bingung saat Deon dengan santainya berjalan melewati para pelayan dan karyawan itu. Mereka juga diberikan jalan agar Deon tidak bersentuhan dengan salah satu karyawan wanita.
Bukan hanya Ara, semua karyawan di restoran itu tampak bingung melihat Deon menggandeng tangan seorang wanita cantik. ini pertama kalinya mereka melihat Deon bersentuhan dengan wanita.
'Apa alergi tuan sudah sembuh ya?'
'iya, kenapa tuan bisa memegang tangan wanita itu?'
Bisik bisik para karyawan Deon. bukan hal tabu lagi jika Deon memiliki alergi pada wanita, jadi banyak karyawan wanita sengaja berjauhan dengan Deon, mereka takut mendapatkan amukan Deon, jika marah Deon akan terlihat sangat mengerikan.
Sampai di ruangan V.I.P Ara baru berani bertanya pada Deon.
"Kakak pemilik tempat ini?"
"Iya, Ara suka makanan disini?" jawab Deon sambil mengangguk.
"Iya, Ara sering makan disini dulu sama papa dan mama juga bang Axel, tapi sekarang sudah tidak lagi" Ara kini tertunduk mengingat kedua orang tuanya dan juga Axel.
Tangan Deon mengelus pelan puncak kepala Ara, "Jangan sedih dong, masak harus turun lagi tingkat kebahagiaan Ara?"
"Gak kok kak, makasih ya seharian ini udah nemani Ara ketempat yang Ara mau, dan buat Ara bahagia".
🎼Ponsel Deon kembali berbunyi nyaring kali ini bukan asistennya botak yang menelpon melainkan Ibu tirinya.
📲 "Kenapa sih bun?" Nada bicara Deon sedikit terdengar kesal.
📲 "Deon! siapa wanita itu nak? kamu harus kenalkan ke bunda, bunda gak masalah dia mau SMA, mau SMP tapi kamu harus kenalkan ke bunda".
📲 "iya ini lagi pendekatan, nanti kalo udah dapat, Deon kenalkan ke bunda" Jelas Deon dengan memelankan nada suaranya.
📲 "Awas ya kalau kamu tidak kenalkan ke bunda".
📲 " iya iya" Deon dengan cepat mematikan sambungan teleponnya. Ada saja yang berniat mengganggu dia dan Ara yang sedang mesra.
"Ibu kakak ya?"
"Iya" jawab Deon singkat.
"Kita nanti tinggal bersama orang tua kakak juga?" Ara belum melihat rumah Deon, hanya beberapa barangnya saja yang sudah diantar kerumah Deon.
"Tidak, kakak punya rumah sendiri, kakak gak mau mengganggu hubungan Ayah dan bunda, jadi Kakak memilih tinggal sendiri".
" Emang ayah sama bunda kakak sering bertengkar? makanya kakak gak mau ganggu?" Ara mulai penasaran dengan kisah hidup Deon.
Deon menggeleng pelan, dia mulai menceritakan, bahwa ibunya yang sekarang bukan ibu kandungnya, karena ibu kandung Deon sudah meninggal saat Deon berumur 10 tahun, setelah itu ayahnya menikah dengan saudara kembar ibunya atas permintaan ibu kandung Deon.
Dari pernikahan itu, Deon tidak memiliki adik karena ibu tiri Deon tidak bisa melahirkan, tapi ayah Deon tetap setia pada istri keduanya itu.
Setelah mendengar tentang kehidupan Deon Ara mengelus tangan Deon pelan, "Kakak hebat" gumamnya memuji Deon. Biasanya anak tiri akan membenci ibu tiri tapi Deon sangat menyayangi ibu tirinya itu.
Deon dan Ara saling pandang, mata mereka saling terpaut memancarkan sesuatu.
🎼 kali ini ponsel Ara yang berbunyi, dan itu membuat Ara dan Deon sama sama tertunduk muka mereka sama sama merah padam saat ini.
📲 "Halo" Sapa Ara pada penelponnya, Ara tidak sempat melihat nama yang tertera gadis itu langsung mengangkat telepon karena gugup akibat pandang pandang an tadi.
📲 "Ara kamu sakit? kok gak masuk sekolah? kamu sakit apa? boleh aku jenguk?" pertanyaan beruntun yang diberikan pada Ara, dari seseorang yang sangat tidak mungkin menelpon Ara.
Ara sedikit menjauhkan teleponnya dari telinga, tertera nama 'Dimas❤' dilayar ponselnya, Deon juga sedikit melirik ke layar ponsel Ara, dia sedikit kesal melihat nama pria dan diberi icon love oleh Ara.
📲"Ra, kok gak jawab? Kamu sakit ya?"
📲 "Lu yang sakit! sejak kapan kita ngomong pakai aku kamu? dan gue gak sakit gue baik-baik aja".
Deon sedikit tersenyum senang mendengar nada suara Ara yang meninggi.
📲 " Ra kok gitu, aku khawatir sama kamu" Ara kembali merinding mendapat perhatian dari dimas, entah kenapa Ara tidak suka perhatian pria itu.
📲 "Dim lu salah makan obat ya? sejak kapan lu khawatir sama gue, biasa juga gue bolos lu fine fine aja".
📲 " Ya udah maaf aku gak bakal pakai aku kamu lagi, jadi sebenarnya lu bolos atau sakit?"
📲 "Gue izin, emang si trio resek gak ada kasih tau lu?"
📲 "izin kenapa? si trio gak ada ngomong apapun sama gue".
📲 "Gue izin hari ini, karena gue ngantar abang ke bandara, besok gue juga masuk".
📲 " ohh syukur deh, mau gue jemput besok?"
📲 "hah?! apa?! coba ulangi? kuping gue gak salah dengar kan?" pekik Ara, dia betul betul bingung dengan tingkah baru Dimas padanya.
📲 "Mau gue jemput besok pergi ke sekolah".
📲 "gak perlu, gue bisa pergi sendiri" jawab Ara masih dengan nada ketus.
📲 "Ya udah kalau gitu, di baikin gak mau dasar aneh___ tut tut" Ara menatap bingung ponselnya yang mati.
"Ini cowok kenapa sih?" Gerutu Ara, Ara memang selama ini mengejar Deon dan berharap pria itu membalas perasaan nya, tapi sekarang Ara bingung, setelah insiden Shasa Ara mulai berusaha melupakan pria itu, Ara memang berkata mendekati secara jujur dan yang dipilih harus mengalah, dan harus tulus memberi selamat, namun itu semua hanyalah bohong, Ara sudah tidak berniat lagi mendekati Dimas, bagi Ara masa lima tahunnya sudah cukup dia habiskan untuk mengejar sang pujaan hati.
"Pacarmu?" pertanyaan Deon mengembalikan Ara kedalam alam sadarnya.
Ara menggeleng, "bukan, cuma suka belum pacaran".
Ada perasaan sakit di hati Deon ketika mendengar ucapan Ara, Seketika muncul pikiran-pikiran negatif dalam otak Deon, bagaimana jika Ara direbut darinya, gadis itu belum dia ikat, bagaimana jika gadis itu diambil dari genggaman tangannya.
"Kenapa nada bicaranya seperti tadi? harusnya senang dong ditelepon pujaan hati" Deon berusaha mengontrol nada bicaranya agar tidak terdengar ketus.
"Udah gak mau suka lagi, mau move on, 5 tahun Ara ngejar dia, dan setelah Ara mau nyerah dia baru nanggapin perasaan Ara" Ara berkata tanpa menatap wajah Deon.
Jika Ara melihatnya, dia pasti akan tertawa, Deon saat ini antara tersenyum dan berwajah datar, dia berusaha menahan otot wajahnya agar tidak tersenyum senang.
"Bagus, Ara masih kecil, main main aja dulu, puas puasin masa remaja, jangan pikirkan tentang cinta cintaan" ujar Deon dengan nada sedatar mungkin.
...🐥🐥🐥🐥🐥...