Menghadiri pesta ulang tahun teman sekolahnya,membuat seorang gadis bernama Renata harus kehilangan kesuciannya.
Seseorang sudah menjebaknya dan akibat ulah seseorang yang tidak bertanggung jawab,dia harus menjalani hidupnya,hidup yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon naya siswanto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
Setelah beberapa waktu terjadi perselisihan karena salah paham,kini Renata,Dea,dan Sera kembali berteman seperti dulu lagi.Jam sekolah sudah usai,tapi Renata dan teman-temannya masih betah duduk di kantin sambil menikmati semangkuk bakso dan es teh manis.
Renata tidak mengetahui kehadiran Delon di sekolahnya.
" Jadi,sekarang kamu tinggal serumah sama laki-laki itu?" tanya Dea dengan suara pelan.
" Iya,tapi ini rahasia kita ya" pinta Renata.
" Kamu gak hamil kan?" tanya Sera dan Renata menggeleng.
" Itu geleng kepala sebagai jawaban gak hamil atau gak tau?" tanya Sera.
" Dih ampe segitunya loe nanya Ser,nanti kalo dia hamil juga kita tahu.Kan kalo hamil perutnya gede tuh kaya balon" kata Dea.
Kantin yang tadinya sepi karena pengunjung sibuk menikmati makanannya,berubah menjadi riuh dan bising.Terutama para siswi,mereka berlari mengerumuni seseorang yang baru memasuki area kantin.
" Ada apa sih,norak banget" cetus Dea.
" Ada Lee Min Ho datang ke kantin kali" kata Sera asal.
" Bukan Lee Min Ho tapi Can Yaman" ujar Renata.
Dea yang penasaran pun berdiri lalu menajamkan penglihatannya kearah kerumunan.Sontak matanya pun membulat saat melihat Delon berada di tengah-tengah para siswi.
" Laki loe Re,dia datang" seru Dea.
Dea langsung mendatangi kerumunan dan menerobos diantara para siswi yang berteriak histeris memuja ketampanan Delon.
" Woy berisik,gak pernah lihat cowok ganteng ya? Norak!" suara Dea berhasil membuat suara bising pun mendadak sunyi.
" Heh Dea,siapa loe berani-beraninya deketin idola gue?" tanya salah satu siswa dengan sinis.
" Dia abang gue,mau apa loe" jawab Dea gak kalah galak.
Dea menarik tangan Delon dan membawanya ke meja tempat Renata dan Sera sedang menunggunya.Dea sengaja melakukan itu,karena dia tau Renata tidak mungkin berani melakukannya.
" Terima kasih" ucap Delon pada Dea dan dibalas anggukan oleh Dea.
" Duduk Mas" kata Renata.
Kebetulan memang meja itulah yang masih ada kursi kosong.Meski sudah jam pulang sekolah,kantin selalu ramai dipenuhi oleh siswa yang masih betah disana.
" Nanti Mey akan menjemputmu" ujar Delon sambil menatap wajah Renata yang sudah beberapa hari menghilang dari pandangan matanya.
" Kita gak jadi pergi dong Re" desah Dea.
Delon memandang Dea," Emangnya kalian mau kemana?" tanya Delon.
" Ke perpustakaan kota Mas,mau cari buku untuk mengerjakan tugas akhir sekolah" jawab Dea.
" Bahaya bagi Renata jika berkeliaran memakai seragam sekolah" ujar Delon.
Sebagai sahabat,Delon yakin Dea dan Sera sudah tahu tentang permasalahan yang sedang dia hadapi.
" Tenang Mas,di mobil ada bajuku yang bisa Renata pake" kata Sera.
" Eh gak boleh,pamali" cegah Dea.
" Yang pamali itu kalo kita pake baju Renata,kalo Renata pake baju kita gak masalah" terang Sera.
" Terserah kalian deh,gak usah ribut.Kalian boleh membawa Renata,tapi kalian harus janji,kalian akan menjaga Renata" kata Delon.
" Siap Mas" kata Dea.
Kantin mendadak sunyi,jangankan suara orang yang ngobrol,angin pun tidak berani bersuara saat seseorang masuk ke kantin.
" Papa mencarimu kemana-mana,ternyata kamu ada di sini" ujar Papa Delon.
" Delon lapar Pa" alasan Delon.
Papa Delon mengedarkan pandangannya ke seluruh ruang kantin,sedangkan Renata sudah tertunduk.Ini pertama kalinya dia melihat wajah papa Delon.
" Ada perlu apa Papa mencariku?" tanya Delon santai sambil menyendokkan bakso milik Renata ke mulutnya.
" Papa mau pulang,apa kamu mau pulang juga?" Papa Delon balik bertanya.
" Delon sedang makan Pa" tolak Delon secara halus.
" Oke lah,papa tunggu kamu di rumah" Papa Delon langsung pergi meninggalkan kantin.
" Mas,kok diabisin bakso punya aku" protes Renata dengan wajah cemberut.
Tiba-tiba Delon menutupi wajah Renata menggunakan map yang tadi dibawanya.
" Gak usah pasang wajah menggemaskan gitu dong sayang,aku gak suka jika ada orang lain yang melihatnya" lirih Delon.
" Cemberut gitu dibilang menggemaskan,eror ni orang" gumam Dea yang tadi mendengar perkataan Delon.
Delon beranjak dari kursinya," Mas belum bisa pulang" ucapnya tanpa menoleh dan Renata hanya mengangguk saja.
Delon melangkahkan kakinya keluar dari kantin,wajah Renata mendadak murung.
" Yang sabar ya Re" ucap Sera.
" Terima kasih ya" Renata tersenyum pada kedua sahabat yang ada di hadapannya.
Dea pergi ke kasir untuk membayar makanannya,Sera dan Renata menunggu di luar kantin.
" Ayo" ajak Dea dan mereka pun langsung pergi ke perpustakaan kota menggunakan mobil Sera.
...****************...
Di sebuah kamar hotel,dua insan manusia sedang bergulat menyalurkan hasratnya.Seakan tidak mau kalah,mereka saling menyerang hingga yang menang akan mengerang.
Sita sedang bersama lelaki yang kemaren bersamanya di mall.Lelaki yang beberapa hari ini menjadi pelampiasan nafsuhnya karena kecewa pada Delon.Seharusnya Sita belum boleh melakukannya,mengingat dia baru saja mengalami keguguran.Tapi,Sita tidak peduli itu,yang penting baginya adalah kenikmatan belaian laki-laki yang sudah menjadi candunya.
" Sita...goyang lebih cepat lagi sayang" pinta Laki-laki yang ada di bawah kendali Sita.
Sita pun menambah kecepatan goyangnya,hingga kedua buah kenyalnya bergerak naik turun mengikuti gerakan si empunya.Melihat itu,lelaki tadi semakin buas.Dia menggenggam benda itu dan memainkannya seperti sedang mengaduk adonan roti.
" Ahhhh..." desah Sita merasakan nikmatnya rematan tangan pria itu di bukit kembarnya.
" Come on baby,oohhhhhh" racau pria itu.
" Aku lelah" kata Sita dengan wajah menggoda.
" Kamu sangat susah sekali aku taklukkan" rengek Sita menambah nafsuh pria itu semakin menggebu.
Pria itu mengambil alih permainan dan memposisikan Sita membelakanginya.Sita terbelalak ketika lelakinya melakukan itu.Pria itu dengan buas menghujamkan tongkat saktinya ke goa milik Sita,sebelum Sita memperingatkannya dan pria itu mulai bergerak maju mundur cantik.
" Aaaaaaa" erang Sita,bukan nikmat tapi sakit yang teramat sangat hingga keringat dingin membasahi tubuhnya.
" Oh sayang,nikmatnya milikmu" racau pria itu yang semakin memperdalam sodokannya.
" Oh God...unggghhhhhhh" lenguh pria itu saat berhasil melakukan pelepasan dan cairan kentalnya menyembur sempurna ke seluruh dinding goa milik Sita.
" Kenapa kamu membuangnya di dalam?" protes Sita.
" Aku sudah membayarmu mahal,sayang.Rugi dong kalo aku membuang benih unggulku di luar" balas Pria itu.
" Kamu...ahh" desah Sita karena pria itu sudah kembali memainkan kacang tunggal miliknya menggunakan jari-jari yang menari dengan lincahnya.
" Jangan pernah protes jika kamu menikmatinya,sayang" ujar Pria itu.
" Kamu jahat" kata Sita.
" Kamu yang mengajariku sayang" Pria itu menyeringaikan senyum kemenangannya.
Dia mulai menghujamkan miliknya lagi dan kali ini dia melakukannya dengan sangat kasar hingga Sita menjerit kesakitan dan cairan berwarna merah pun keluar dari liangnya.
Pria itu mencabut miliknya lalu masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya,setelah itu dia berpakaian lengkap lalu pergi meninggalkan Sita yang sedang meraung kesakitan.
👏👏👏👏👏