Bagaimana jika tiba-tiba kehidupanmu berubah saat ditinggalkan orang terkasihmu?
Hancur? sudah pasti
Apakah sama dengan yang Aurora alami saat tiba-tiba papa yang begitu ia sayangi dan kekasih yang ia cinta pergi?
sudah pasti iya
Akankah ia bisa bangkit? kembali menata hati dan membuka untuk cinta yang baru?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amma Nada, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penjelasan Alan
Sore harinya di kediaman Sanjaya,tampak lelaki dan wanita dewasa sangat cemas karna princessnya tak kunjung datang.
Elang yang saat itu berkunjung ke kediaman Sanjaya karna rindu dengan kedua anak kembarnya kaget saat Rafa datang hanya sendiri tanpa Ara.
"Mam,Ara pasti pulang..Dia cuma main"ucap Rafa tenang,tanpa menunjukkan kekhawatirannya.
"Gak bisa kak,adik kamu gak biasa gak ada kabar kayak gini.Mami telfon guru baletnya dia juga gak dateng ke tempat latihan,gimana mami gak cemas"ucap mami Rain cemas.Rafa sudah menceritakan jika Ara tadi bertengkar hebat dengan teman satu sekolahnya dan diberikan surat panggilan orang tua,apalagi alasannya karna orang-orang itu menghina suaminya membuat hati Mami berdenyut nyeri.Apalagi Ara yang sangat dekat dengan sang papi pikir mami.
"Kamu beneran gak tau princess dimana kak??"tanya Daddy Elang yang sudah mondar mandir menghubungi para bawahannya untuk mencari keberadaan Ara.Tapi ponsel Ara tengah dimatikan,ia jadi sulit mengetahui keberadaan princessnya itu.
"Iya dad,Rafa gak tau.. Tapi tadi Rafa sempet chat dia kok dan dia ngabarin kalo lagi pengen sendiri."ucap bohong Rafa,setidaknya agar kedua manusia dewasa itu berhenti cemas.Ia yakin adiknya tak akan melakukan hal bodoh. "Sekarang,kita tunggu dia pulang.Daddy sama mami tenang"lanjutnya.Ia pun kembali melihat bursa efek,untuk mencari peluang menanamkan saham miliknya.Jiwa bisnis memang tertanam didiri Rafa.
Dua jam berlalu dari mereka menanti kedatangan Ara tapi tak kunjung ada tanda-tanda kembali ke Rumah.
"Gak bisa gini,daddy harus kerahin lebih banyak orang daddy kalo kayak gini"ucap Daddy Elang tiba-tiba beranjak dari duduknya dengan ponsel di tangannya.
Elang meletakkan ponselnya ke telinga setelah menelfon salah satu bawahannya sampai…
"Assalamualaikum"salam dsri luar dengan riang membuat Elang langsung menoleh ke arah suara.
"Waalaikumsalam"sahut mereka bersamaan.
"Daddy"teriak riang Ara langsung berlari menghambur ke pelukan daddy angkatnya.
Greb
"Syukurlah,daddy khawatir sama kamu princess"ucap daddy Elang memeluk putrinya dengan penuh kasih sayang.
Ara mendongak karna tingginya hanya sebahu daddy Elang "Emang Ara kenapa? Ara baik-baik aja kok"sahutnya lalu meregangkan pelukan mereka."Daddy kok gak bilang mau kesini? Bawa oleh-oleh buat aku gak?"tanyanya beruntun menggiring sang ayah angkatnya untuk duduk bersamanya.
"Kamu gak inget punya mami disini dek?"tanya mami Rain merasa diabaikan oleh sang putri.
Ara menoleh lalu nyengir kuda.
"Ingetlah mami,mami kan kesayangan Ara nomer 6"sahutnya tanpa beban membuat mami Rain berdecih.
"Awas besok kamu gak dapet jatah uang saku dari mami"
"Gapapa,daddy udah kaya..Kan Ara bisa minta daddy"sahutnya enteng membuat mami Rain mendengus kesal. "Ara bercanda mami,mami ih baperan"lanjutnya lagi melihat maminya cemberut.
"Dih kamu kira mami itu kamu..baperan"
"Lah kan emang mami yang lahirin aku,bisa jadi sifat baperan aku ini turun dari mami"
"Sembarangan kalo ngomong,gak mungkin lah"sahut mami tak terima "Papi kamu tuh yang dulu baperan"lanjut mami Rain teringat kembali masa-masa dulu saat indah-indahnya berpacaran dengan sang suami.
"Gak terasa,udah hampir sebulan papi ninggalin kita"ucap mami Rain tiba-tiba membuat Ara dan Rafa mengalihkan pandangan mereka pada sang mami.
Rafa yang duduk tak jauh dari maminya langsung berpindah duduk disebelah sang mami.Sedangkan Ara yang duduk dengan daddynya beranjak dan bersimpuh di hadapan maminya.
Rafa merangkul tubuh maminya dari samping,memusutnya pelan bahu maminya.
"Iya mi,udah hampir sebulan papi tiada.Jangan sedih lagi mi,papi sudah bahagia disana"sahut Rafa menenangkan,melihat wajah maminya yang mulai sendu ia tak tega.
"Ara rindu papi"timpal Ara yang memeluk kaki maminya,menyandarkan kepalanya di paha sang mami.Gadis itu menangis,kembali teringat teman sekolahnya yang berkata tak pantas tentang papinya.
"Kenapa kamu nangis dek??"tanya mami Rain.
"Gapapa mih,Ara cuma kangen papi.Mami jangan sedih ya"ucap Ara menyeka air matanya,tak ingin memberi beban lagi pada sang ibu karna ia yang juga belum bisa merelakan kepergian sang papi.
"Iya sayang,mami yakin papi udah bahagia dan ketemu sama kakak kalian disana"sahut mami Rain tanpa sadar membuat Ara dan Rafa saling pandang.Bahkan Elang juga menatap penuh tanya pada wanita yang masih ia cinta itu.
"Maksut mami?"tanya penasaran Ara. "Apa Ara punya kakak sebelum Rafa?"tanyanya lagi penasaran.
Mami Rain tersadar ia sudah salah bicara,ia memejamkan mata sejenak lalu membuang nafas perlahan.
Mami mengangguk,lalu menatap bergantian kedua putra putrinya. "Mami dulu kehilangan kakak kalian karna kelalaian mami"ucap mami Rain membuka cerita lama.
"Kalau mami berat buat cerita sama kita,mami gak usah cerita"timpal Rafa menggenggam tangan maminya.Terlihat mami begitu berat mengenang masa lalunya.
Mami Rain menggeleng "Kalian harus tau"sahutnya tersenyum menatap mereka.Ia pun menceritakan masa lalu nya,tapi tak membuka tabir pahit tentang pemerkosaan yang dilakukan lelaki dihadapannya yang tengah menatapnya intens.
"Jadi kalian harus tau,ada kakak kalian yang berada di surga bersama papi"lanjutnya setelah menceritakan semua.
Ara memeluk tubuh maminya "Pasti sangat sulit buat mami dan papi menjalani semua setelah kehilangan kakak"ucap Ara membuat lidah mami kelu.Karna bukan papinya yang memiliki janin itu tapi lelaki yang berada di hadapannya tengah menatap ketiganya dengan berkaca-kaca.
"Hhmmm.. semua sudah berlalu,tapi sampai saat ini mami tak pernah melupakan kakak kalian.Karna dia juga ada dihati mami"sahut mami Rain.
"Mulai sekarang Ara dan Rafa juga akan selalu mengingat kakak kok mi,dia juga kakak kita.Iya kan Raf?"ucap Ara mencari dukungan.
"Hhmm,Ara benar mi.. Kakak meskipun dia udah gak ada disini,Rafa dan Ara akan selalu mengingat ada kakak yang kami sayang"timpal Rafa merengkuh kedua wanita beda usia kesayangannya.
Elang tak kuasa menahan air matanya,ia meremas celana bahan miliknya untuk mengurangi remasan di dadanya yang menyesakkan.Ia tak menyangka wanita yang ia cintai masih mengingat buah hati mereka.
"So.. mami jangan sedih lagi sekarang,disana ada kakak yang jagain papi dan disini ada Ara dan Rafa yang jagain mami.Pasti kakak setuju sama usul aku ini"ucap Ara merenggangkan pelukannya mencoba untuk kembali ceria demi sang mami.Ia pun menghapus air mata maminya yang masih menetes.
Ara pun berdiri,ia menoleh mendapati sang daddy menatap kearah dirinya,mami dan kakaknya.
"Daddy nangis?"tanya Ara melihat hidung daddy nya tengah memerah dan matanya berkaca-kaca.
Elang langsung menyadari dan menyapu air matanya. "Hhmm.. daddy terharu sayang"ucap Elang memeluk tubuh putrinya yang kembali duduk disebelahnya.
"Daddy ini gampang baper kayak Ara ya sekarang.Padahal dulu daddy kan galak banget,jarang senyum.Nyeremin"cletuk Ara karna memang jiwa otoriter seorang Elang dulu sangat menyeramkan.Tapi seiring waktu karna sering berkumpul dengan keluarga Sanjaya semua sifat menyeramkannya perlahan berkurang.Ia memiliki keluarga baru dengan kedua putra putrinya.
"Masa daddy nyeremin sih?"tanya Elang penasaran.
"Iya dad,ingat gak dulu pas SMP temen-temen aku yang dateng buat belajar kelompok.Pas daddy dateng mereka kan langsung ketakutan pas kenalan sama daddy,masa daddy gak ngerasa sih?"sahut Ara mengingat teman-temannya dulu yang memang ketakutan saat melihat tatapan menyeramkan dari Elang beda jauh dari papi Ray yang memiliki tatapan meneduhkan.
Elang hanya menggeleng lalu tersenyum.
"Sekarang jelaskan sama daddy,kenapa kamu sampai mendapat panggilan orang tua seperti ini?"tanya Elang menatap putri kesayangannya.
Ara menoleh pada maminya dan Rafa,karna maminya pernah memberikan peringatan pada kedua anaknya agar tak menceritakan hal-hal yang membuat mereka sedih pada Elang.Karna daddynya beda dengan papi yang marah tapi masih bisa mengendalikan diri sangat beda dengan daddynya ini yang bisa menghancurkan hidup orang lain jika menyakiti mereka.
Tapi tadi mami Rain melakukan kesalahan karna surat dari sekolah masih berada di ruang tamu dan langsung dibaca oleh Daddy Elang.
Mami tampak menggeleng pelan.
"Rain,aku juga ingin tau apa yang terjadi sama putriku" sela Elang melihat kode Rain pada Ara.
"Aku bisa menyelesaikan semua,kamu gak usah turun tangan"
"Rain"
"Lang.. please"
Daddy membuang nafas kasar lalu menyandarkan dirinya pada sofa,Ara tak tega melihat wajah frustasi Daddynya.
💜
💜
💜
Benar apa yang dikatakan maminya,emosi daddynya tersulut saat Ara menceritakan semua yang terjadi.Bahkan daddy Elang langsung mengerahkan bawahannya untuk mencari orang-orang yang membuat putrinya sedih.
"Kurang ajar,buat apa mereka sekolah jika di sekolah tak ubahnya seperti preman"giginya gemeletuk menahan amarah.
"Dad,Ara sungguh gapapa"ucap Ara menenangkan,ia melirik maminya yang tak mau ikut campur jika Daddy sudah mengamuk seperti ini.
Rafa dan Ara tau Elang ini hanya sahabat mami dan papinya,tapi kasih sayang yang diberikan Elang sudah seperti orang tua kandung keduanya membuat Ara dan Rafa sangat dekat dengan daddynya ini.
"Tapi bentar,princess sudah punya kekasih??"tanya daddynya menatap Ara.
Wajah Ara menyendu,lalu menggeleng dengan menundukkan kepalanya.
"Jangan bohong sama daddy princess"
"Huh.. semua sudah berakhir dad,bahkan dia belum sempat bertemu dengan papi dan hubungan kita sudah berakhir"sahut polos gadisnya itu.
"Apa yang membuat lelaki sialan itu mengakhiri hubungan kalian sayang..Bilang sama daddy,akan daddy hancurkan dia seperti dia menghancurkan hati kamu" Bagai api unggun yang tengah disiram minyak tanah membuat amarah daddy semakin berkobar.
"Dia tunangan dengan Airin dad"timpal Rafa,sungguh Rafa sebenarnya ingin memukul lelaki bajingan itu.Jika tak memandang keluarga besar sang ibu bisa dia sudah mengamuk sejadi-jadinya.
Ara membulatkan matanya melihat ke arah Rafa yang mengatakan kenyataan pait itu.Astaga bahkan daddy sudah berdiri dengan asap dikepala yang tengah mengepul.
"Dad,please.. aku udah ikhlas kok,Ara udah gak sedih lagi sungguh"ucap Ara bersungguh-sungguh.Ia tak ingin pertikaian antar keluarga benar-benar terjadi,meski sekarang Airin sudah menabuh genderang perang padanya.
"Gak bisa,daddy akan buat perhitungan sama dia"ucap daddy sungguh-sungguh.
"No dad.. aku gak mau jadi duri di hubungan mereka,please..Ara udah nyerah"sahut Ara kembali lemah.
Daddy Elang akhirnya luluh dengan wajah memelas putrinya itu,ia tak tega melihat wajah sedih putri satu-satunya.
"Oke daddy gak akan apa-apain dia,tapi inget.. kalau ada apa-apa kamu harus bilang sama daddy,siapapun yang menyakiti kamu.Daddy harap kamu bilang ke daddy.Kamu mengerti princess"ucap Daddy Elang dengan penuh ketegasan.
Ara memeluk tubuh daddynya dari samping "Makasih daddy,makasih udah perhatian sama Ara"
"Kamu putri satu-satunya yang daddy punya"sahut daddy Elang penuh kasih sayang.
Mami Rain menatap haru pada putrinya dan Elang,keduanya memang nampak seperti ayah dan anak.
Tiba-tiba satpam didepan masuk kedalam rumah.Ia membungkuk permisi.
"Ada apa pak?"tanya mami Rain.
"Di depan ada laki-laki yang ingin menemui non Ara bu"sahut satpam rumah.
Ara menatap pak satpam "Siapa namanya pak?"tanya Ara.Ia takut jika para teman laki-laki yang pernah ia php kembali ke rumahnya.
"Tuan Alan non"sahut satpam tua itu.
Degh!
Badan Ara menegang,baru saja ia dan daddynya membahas tentang lelaki itu dan membuat daddynya hampir mengamuk.Lah sekarang lelaki itu malah datang kesini.
"Mau cari mati apa gimana sih"ucapnya dalam hati.Ia melirik pada sang daddy yang tampak menatapnya menyelidik.
"Apa dia lelaki itu??"tanya daddy Elang.
Dengan ragu Ara mengangguk pelan.
Daddy kembali akan beranjak dan ingin menghampiri lelaki yang menyakiti putrinya itu.
"Lang,biar dia nyelesain masalahnya sendiri.Kita hanya bisa memberi dukungan"ucap mami Rain akhirnya membuka suara.
"Benar dad,biar aku nyelesain semua"timpal Ara membuat lelaki paruh baya itu kembali membuang nafas kasar.
"Baiklah,terserah kalian"sahut daddy Elang pasrah.
💜
💜
💜
Keduanya sekarang tengah duduk di taman belakang rumah milik keluarga Sanjaya.
"Diminum Al"ucap Ara memecah kecanggungan keduanya menyuruh Alan meminum secangkir minuman yang disediakan bibi.
Alan langsung menyeruput minuman itu."huh..hah..huh..hah"Saking gugupnya Alan tak sasar jika itu adalah teh panas.
"Baru juga mau aku kasih tau itu panas,kamu udah duluan minum.. Sakit gak Al?"tanya Ara meskipun tau jawabannya tapi ia masih khawatir pada lelaki masih ada dihatinya.
"Bentar,aku ambilin air es aja ya."ucap Ara ingin beranjak dari duduknya tapi ditahan oleh Alan.
"Gak princess.. aku mau ngomong penting"sahut Alan sungguh-sungguh.Ia mengabaikan sakit di bibirnya karna teh panas yang tadi ia minum.
Ara pun menurut dan duduk kembali disebelah Alan,ia mencoba melepas cekalan Alan tapi Alan malah berpindah menggenggam jemarinya menyelipkan jari mereka berdua.
"Udah lama kita gak duduk berdua gini."ucap Alan.
"Al,kita gak seharusnya gini.. Kita udah gak sama-sama lagi,kamu udah sama Airin"sahut Ara lemah,sungguh ia selalu lemah jika berhadapan dengan lelaki dihadapannya ini.
Alan berlutut didepan Ara,meraih kedua tangan Ara untuk kembali ia genggam.
"Princess tatap aku...Ku mohon tatap aku"mohon Alan pada Ara karna ia sudah putus asa untuk menjelaskan semua pada Ara selalu ada halangan dan hari ini ia memberanikan diri untuk datang ke kediaman gadis yang ia cinta untuk menjelaskan semua.
Ara menatap kedua manik coklat lelaki dihadapannya,semua masih sama.Tatapan penuh cinta dan kerinduan tampak jelas di mata Alan.
"Aku rindu kamu princess..Sangat rindu"ucap Alan dengan menatap Ara,ia menempelkan kedua punggung tangan Ara ke pipinya lalu ia memejamkan mata.
"Hiks..hiks.. Princess juga rindu kamu,my prince"sahut Ara akhirnya kembali luluh.
Alan langsung merengkuh tubuh gadis yang sudah menangis dihadapannya. "Maafkan aku princess,maaf aku gak punya nyali buat menentang semua keinginan mama papaku.Maaf"Alan kembali meminta maaf pada Ara.
"Aku gak nyangka semua impian yang kita berdua bangun sirna begitu saja Al,semua terlalu mendadak"sahut Ara menangis di pelukan Alan.
Alan menggeleng "Gak sayang,aku yang salah.Seharusnya aku bilang sama kamu dari awal tentang semuanya,tapi aku terlalu takut untuk kamu tinggalkan"ucap Alan lagi.
"Dan akhirnya kita sekarang juga berpisah Al"sahut Ara yang tersadar bahwa perlakuan Alan saat ini salah lalu ia merenggangkan pelukannya.
"Boleh aku cerita tentang semuanya sekarang"ucap Alan,Ara pun mengangguk.
...Flashback Alan ...
Alan yang baru saja meantarkan kekasihnya pulang dari latihan balet sekarang tengah melajukan mobilnya untuk kembali ke Rumah.
Ddrrtt.. ddrrttt..
"Halo"ucap Alan
"Halo,kamu dimana Al" sahut papa Alan diseberang sana
"Alan di jalan pa,udah jalan pulang"
"Bagus,ada yang mau papa bicarakan sama kamu penting"
Setelah mengatakan itu panggilan pun dimatika sepihak oleh papanya.Memang seperti itulah papanya sangat irit bicara dan ambisius,entah apa lagi yang diinginkan oleh papanya ini darinya.
Mobil BMW warna hitam itu memasuki area rumah besar keluarganya,Alan pun turun dan berjalan cepat untuk masuk.
"Dari mana saja kamu,papa sudah menunggu dari tadi"ucap ketus mama tirinya tengah membaca majalah di ruang keluarga.
Tanpa menghiraukan,Alan berjalan ke lantai dua untuk menghampiri lelaki tua yang tak lain papa kadungnya.
Tok.. Tok..
"Masuk"
Cklek
"Alan sampai pa"ucap Alan melihat papanya yang duduk membelakanginya di ruang kerja.Kursi kebesaran papanya itu pun berbalik,tampak papanya dalam kondisi mood baik.Terlihat dari wajah sumringah lelaki tua itu saat berjalan menghampirinya.
"Ada yang mau papa bicarakan..Duduk"ucap papanya menyuruh Alan duduk di Sofa.
"Al,kamu tuan Leonardo?"tanya papanya pada sang putra,Alan tampak berfikir sejenak lalu menganggukkan kepala setelah mengingat tuan Leonardo yang dikatakan papanya.
"Iya Al ingat pa"sahut Alan.
"Kamu tau putrinya?"tanya papanya lagi.
"Iya Al ingat..karna waktu papa menyuruh Al ke rumah tuan Leonardo,Alan bertemu dengan putri beliau"
Papa Alan tersenyum "Bagus,satu tahun lagi kamu beetunangan dengannya"ucap papa Alan
...Jjeeeddduuaaarrr!!!!! ⚡⚡⚡...
Bagai tersambar petir disiang bolong,badan Alan menegang mendengar ucapan papanya.
"Ma-maksut papa,Alan tunangan dengan gadis kecil itu?"tanya Alan tak terima langsung berdiri dari duduknya.
"Iya.. papa dan tuan Leonardo sudah menentukan tanggal tunangan kalian dan papa gak mau tau kamu harus mau"perintah papa Alan tanpa mau mendengar penolakan dari sang putra.
"Pa,gak bisa gini..Alan punya kekasih pa"sahut Alan.Ia sangat mencintai princessnya.
"Cih.. hanya cinta monyet,kamu bahkan bisa menghilang dan meanggap tak pernah memiliki kekasih seperti gadis penari balet itu"ucap papa Alan membuat Alan kembali membulatkan matanya.Tau dari mana papanya ini tentang gadisnya pikir Alan.
"Tapi Alan mencintai dia pa"
"Cinta pembodohan itu kah yang kamu bicarakan.. Kamu ini lelaki,tak pantas berbicara cinta yang menggelikan itu"ucap papa Alan meremehkan.
Alan mengepalkan tangannya,ia tak terima dengan ucapan papanya.
"Alan gak akan mau tunangan dengan perempuan manapun pilihan papa"sahut keras kepala Alan.Lalu berjalan ke arah keluar.
"Sekali kamu menolak,hidup ibu kamu jadi taruhannya"ucap Papa Alan meancam dengan keras.
Degh!
Hati Alan berdenyut nyeri,selalu saja papanya ini meancam dengan keadaan mamanya yang terbaring lemah tak berdaya.
Ia kembali mengepalkan tangan dan keluar dari ruangan papanya.
💜
💜
💜
Keesokan harinya,Alan yang baru saja selesai berbenah untuk kembali ke Luar Negeri untuk kuliah terkejut dengan kedatangan beberapa dokter yang biasa menangani mamanya yang terbaring koma itu.
Tanpa pikri panjang ia menghampiri kamar sang mama yang tak jauh dari kamarnya.
"Apa yang kalian lakukan???"teriak marah Alan saat melihat satu per satu alat medis di tubuh sang ibu dilepaskan.
Tampak papa dan mama tirinya juga berada disana tak jauh dari ranjang sang ibu.
"Pa,apa yang papa lakukan?"hardik Alan pada sang papa yang tampak santai.
"Papa hanya ingin melepaskan ibu kamu dari kesakitannya,agar dia bisa bahagia tanpa melihat lagi putra bodohnya yang tak penurut ini"sahut papa Alan santai.
"Minggir"teriak Alan menarik perawat dan dokter yang masih mencoba melepas alat bantu disana.
"Apa yang kamu lakukan Alan.. Berhenti"teriak marah papanya lalu menarik Alan menjauh.
"Lepas"teriak Alan dengan mata menyalang.
"Papa akan memasang kembali alat bantu hidup ibu kamu,tapi dengan syarat..Kamu harus bertunangan dengan putri tuan Leonardo"ucap papa Alan dengan bersedekap.
Alan terdiam,pikirannya berkecamuk.Ia marah,kecewa dan sangat sedih dengan semua keadaan yang ada.Dirinya yang menjadi putra satu-satunya dan menjadi anak haram dari tuan Handoko harus menerima semua perlakuan dari papa dan mama tirinya demi hidup sang ibu yang terus sakit-sakitan dan sekarang tengah koma karna sakit jantungnya yang semakin parah.
"Kamu tinggal menyetujui semua dan harta mereka akan jatuh padamu Al.Kau tau bagaimana kayanya keluarga Leonardo"timpal mama tirinya yang mandul itu.
"Dokter cepat le…"ucap papa Alan memerintah dokter,tapi sebelum selesai berbicara Alan langsung menyela.
"Baik-baik.. Alan akan melakukan semua kemauan papa dan mama,tapi Alan mohon..Biarkan ibu hidup pa"ucap Alan akhirnya.Alan hanya memiliki ibu yang sangat mencintainya.
...Flashback Alan Off...
Ara sudah menangis memeluk tubuh jangkung dihadapannya,tak menyangka alasan Alan menerima pertunangan itu hanya untuk menyelamatkan ibunya.
"Prince,aku percaya sama kamu.Tapi kamu tau,aku gak akan pernah bisa merebut kamu dari Airin.Mungkin memang kita gak ditakdirkan bersama"ucap Ara menyeka air mata Alan yang berada dipelupuk mata.
"Tapi aku sangat mencintaimu princess"sahut lemah Alan.
"Aku tau,dan aku juga sangat cinta sama kamu Al.Bukan hal mudah buat aku terima semua kenyataan ini,tapi aku sebisa mungkin damai dengan semuanya"ucap Ara."Terimalah semua takdir yang sudah Tuhan berikan untuk kita.Mungkin Tuhan gak menyatukan kita sebagai sepasang manusia untuk saling memiliki tapi kita ditakdirkan oleh Tuhan untuk menjadikan kita keluarga."lanjut Ara dengan segala rasa sesak yang hadir kembali.
Alan menyerah,sudah tak ada lagi celah baginya untuk kembali pada gadis yang ia cinta. "Boleh aku peluk kamu princess,untuk yang terakhir"pinta Alan.
Ara menengadah melihat wajah Alan yang sangat kacau di hadapannya lalu mengangguk.
Tanpa pikir panjang Alan langsung merengkuh tubuh kurus gadis yang ka cinta,air matanya menetes mengingat ini kali terakhir ia harus menyudahi hubungannya.
"Bahagialah princess,cuma itu yang aku mau"ucap Alan sambil memeluk tubuh Ara.
Ara sudah tak bersuara,ia hanya menyembunyikan tangisannya didada bidang milik Alan.
💜
💜
💜
"Semua sudah berakhir Ara..,sudah berakhir"batin Ara setelah beberapa saat lalu Alan meninggalkannya.
Ara merasakan tepukan beberapa kali di bahunya terasa sangat nyata,ia menoleh membuat air matanya semakin menetes dengan derasnya.
"Om"ucap Ara langsung memeluk tubuh lelaki dewasa yang berdiri dengan lesung pipi beetengger manis diwajahnya.
"Om.. hiks...hiks… kenapa sesakit ini"racaunya memeluk tubuh Chef Rendy yang entah bagaimana bisa berada di rumahnya.
...💜💜💜...
...Hay lope-lopenya Amma,Yuk jangan lupa sajennya ya 🤗...
...Like,Love,komen n gift nya ya zeyenk 😘...
...Sad tauk yang ngelike n Fav mereka cuma dikit 😭...
...Bosen ya liat cerita mereka 😭 amma sad guys 🤧...
...💜...
...Tapi biar dikit pembacanya,Amma masih sayang kalian kok tenang aja🤗...
...Salam sayang Amma Nada 💜...