******
Pada malam Kirana melihat kekasihnya tidur dengan sahabatnya, Kirana melakukan hal gila dengan mengajak pria yang tidak ia kenal untuk bermalam dengannya.
Malam itu mengubah seluruh kehidupannya. Kirana hamil dan diusir dari rumahnya sehingga harus berjuang demi menghidupi dirinya dan anak yang dikandungnya.
Anak yang Kirana lahirkan ternyata bukanlah anak biasa. Dylan, memiliki kecerdasan yang sangat menakjubkan, yang membuat kehidupan Kirana lambat laun membaik.
Di usianya yang ke tiga tahun, Dylan bahkan berhasil membobol keamanan sebuah perusahaan besar di Asia yang menyebabkan Kirana menjadi target sang pemilik perusahaan yang ternyata adalah pria asing yang telah tidur dengannya empat tahun lalu.
Bagaimanakah perjalanan hidup mereka selanjutnya? Ikuti terus kisahnya dalam novel ini.
--------------
Terima kasih sudah mampir di novel terbaruku.
Jangan lupa jadikan favorit ya supaya tidak ketinggalan update bab-bab baru lainnya.
Dukung juga novelku dengan memberi like dan vote supaya aku tambah semangat menulis.
🙏🙏😇😇😇
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eireen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kembali Ke Jakarta
“Sebentar lagi kita akan tiba di Jakarta, Tuan,” ujar Jack pada Damian yang sedang menatap ke arah luar jendela.
Ada perasaan aneh yang merambat di dalam dirinya setiap kali Damian kembali ke kota ini. Perasaan yang muncul setelah peristiwa malam itu. Malam yang seharusnya hanya seperti malam-malam biasa lainnya, tetapi kali ini bisa mempengaruhi diri Damian yang selalu coba ia abaikan.
“Semua sudah disiapkan. Beberapa meeting penting bisa kita alihkan secara online dan Tuan Xian bersedia untuk datang ke Jakarta agar bisa bertemu langsung dengan Tuan,” lanjut Jack kembali.
“Kamu memesan kamar yang sama sesuai yang aku minta, kan?”
Dari semua penjelasanku, yang ia pedulikan justru hotel tempat dia menginap?
Jack menggerutu dalam hati.
“Sesuai permintaan Anda, Tuan.”
Senyum kecil terlihat di sudut bibir Damian yang tertangkap oleh mata Jack dan membuat bulu kuduk Jack berdiri.
Senyum apakah itu? Hanya karena sebuah kamar dapat membuat wajah bekunya sedikit mencair?
****
Senyum yang sama juga terlihat di sudut bibir Dylan yang sedang membaca judul utama si sebuah koran ibukota di dalam kamarnya.
Damian Smith, Sang Milyuder Muda Telah Tiba Di Jakarta.
“Akhirnya!” gumam Dylan sambil terus membaca berita tentang kedatangan Damian. “Dan artinya sebentar lagi Mama akan bertemu dengan orang ini.”
Dylan puas ternyata usahanya memancing Damian untuk datang sendiri mencari siapa yang telah mengalahkannya berhasil.
Dylan sempat khawatir kalau Damian hanya akan mengirim seseorang untuk menangkapnya, tetapi sepertinya Damian masih mengingat ibunya karena dengan Dylan mengirimkan gambar ibunya pada Damian waktu itu, Damian langsung dengan cepat mencari keberadaannya.
“Dylan ....”
Terdengar suara Kirana dan ketukan pintu dari balik kamarnya.
“Iya, Ma?” jawab Dylan sambil menyembunyikan koran yang baru saja ia baca.
“Kamu belum tidur?” Kirana masuk perlahan dan menghampiri Dylan.
“Belum, Ma. Sebentar lagi.” Dylan merebahkan dirinya dan menarik selimut untuk menutupi sebagian dari tubuhnya.
“Besok Mama harus berangkat pagi-pagi sekali, karena bos besar Mama datang ke Jakarta.”
Dylan berusaha menyembunyikan senyumannya mendengar kata-kata Kirana.
“Mama ditugaskan untuk membersihkan ruangannya setiap pagi, jadi mungkin selama bos Mama ada di sini, Mama harus berangkat pagi-pagi dan tidak bisa menemanimu sarapan.”
Apa?? Mama bertugas membersihkan ruangan pria itu? Benar-benar sebuah kebetulan! Aku kira aku harus turun tangan untuk membuat mereka bertemu, tetapi ternyata aku hanya perlu duduk manis saja.
“Iya, tidak apa-apa, Ma. Mama semangat ya dan tidur yang cukup, jangan sampai menguap di depan bos Mama,” ledek Dylan sambil tertawa.
“Kamu ini!” Kirana mengacak rambut legam Dylan. “Ya sudah, kamu segera tidur, ya? Mama juga akan tidur setelah ini.” Kirana mengecup kening Dylan dan membetulkan selimut yang Dylan kenakan.
“Selamat malam, Ma.”
“Selamat malam, Sayang.”
*******
Rasanya mata Kirana terasa sangat berat pagi ini. Tepat jam lima pagi Kirana sudah siap dengan pakaian seragamnya dan mulai membereskan ruangan Damian.
Sebenarnya tidak banyak yang perlu di bersihkan. Setiap pagi Kirana membersihkan ruangan itu dan tidak ada yang perlu disusun kembali karena tidak ada yang menggunakan ruangan itu, tetapi Kirana akan tetap memastikan tidak ada setitik debu yang terlewat dari pandangan matanya.
Kita lihat apakah dia akan memiliki alasan untuk memecatku.
Kirana tampak puas dengan hasil kerjanya. Ruangan itu tampak begitu rapi dan teratur. Semua buku Kirana susun sesuai dengan petunjuk yang tertera di setiap rak lemari.
Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh kurang dua puluh dan Kirana segera meninggalkan ruang kerja Damian.
Ketika Kirana melangkah masuk ke dalam lift umum, lift di sebelahnya terbuka dan Damian melangkah keluar. Pagi ini tampaknya mereka belum ditakdirkan untuk bertemu.
Jack perlahan membukakan pintu ruang kerja Damian yang sudah beberapa bulan ini tidak mereka gunakan.
Damian berdiri di depan pintu dan melihat ke sekeliling ruangannya, hal yang selalu ia lakukan sebelum ia memasuki ruang kerjanya. Kebiasaan aneh yang masih tidak dapat Jack mengerti hingga hari ini.
Mata Damian menyipit. Ia mencari letak celah sedikit yang tidak sempurna seperti biasa, tetapi kali ini Damian tidak dapat menemukannya.
Perlahan Damian melangkah masuk, mengusapkan jari telunjuknya di sela-sela antar buku, tempat yang tepat untuk mencari setitik debu. Sebelah alis Damian terangkat ketika melihat telunjuknya.
“Akhirnya mereka bisa menemukan seseorang yang benar-benar pantas untuk aku bayar.” Damian mendengus pelan.
Biasanya hal pertama yang Jack lakukan ketika sampai di kantor adalah memecat orang yang sebelumnya membersihkan ruang kerja Damian, tetapi pagi ini berbeda. Damian bahkan tidak menunjukkan raut wajah kesal ketika ia duduk di kursi kerjanya.
“Siapkan segala sesuatu untuk meeting pagi ini.”
Tidak ada jawaban.
Damian menatap ke arah Jack yang tampak memandangnya dengan tatapan kosong.
“Jack?” panggil Damian dengan nada sedikit tinggi. “Apa yang sedang kamu lakukan? Apa kamu tiba-tiba menjadi tuli, hah?”
“Eh, maaf, Tuan Damian. Hanya saja ....” Jack segera memberikan semua berkas yang Damian perlukan untuk meeting pagi ini. “Tuan, apakah Tuan baik-baik saja?” tanya Jack yang masih tidak percaya kalau pagi ini tidak ada yang akan kehilangan pekerjaan.
Pasti ada yang tidak beres. Aku yakin Tuan Damian tidak sedang baik-baik saja. Dia tidak memecat siapa pun pagi ini!
“Apa saya terlihat sedang sakit?” tanya Damian sambil membuka berkas yang baru saja Jack berikan.
“Tidak, Tuan. Hanya saja ....”
Pandangan Damian berganti menatap Jack ketika Jack berhenti berbicara. “Kamu tahu aku tidak suka bila seseorang tidak menyelesaikan kalimatnya.” Tatapan tajam itu masih saja bisa membuat nyali Jack ciut padahal sudah sering Jack melihatnya.
“Anda tidak memecat siapa pun pagi ini,” lanjut Jack dengan cepat.
“Bukankah itu sesuatu yang baik? Atau kamu lebih suka aku memecat seseorang sekarang?”
“Bukan begitu, Tuan.”
“Apakah di matamu aku sekejam itu? Memecat orang sesukaku?”
Bukankah Tuan memang sekejam itu? Setiap pagi selalu ada yang kehilangan pekerjaannya karena alasan yang tidak masuk akal.
“Tuan pasti memiliki alasan kuat bila memecat seseorang,” Jack mencari jawaban teraman yang bisa ia pikirkan.
“Dan aku akan memecatmu sekarang kalau kamu berbicara hal yang tidak berguna lagi.”
Dalam sekejap Jack langsung menutup rapat bibirnya. Jack tidak tahu apakah Damian serius dengan kata-katanya barusan atau tidak.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Hai, selamat datang di novel terbaruku. Semoga kalian suka, ya?
Jangan lupa tinggalin jejak dengan komen, vote atau jadikan novel ini favorite kalian ya supaya ga ketinggalan update bab barunya.
Mampir juga ke cerita Chat Storyku yuks, judulnya : UNCLE REI
Enjoy!
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Karya Author ini udah sekelas dengan author yg levelnya Diamond meski author Masi di level gold, bahkan ada karya author lain yg level platinum dgn genre tentang ONS, lari saat hamil dan anak genius sperti karya author ini tapi alur ceritanya ga sebagus author punya loh dan penulisannya ber Belit Belit, sdangkan author Masih level gold tapi udah menciptakan karya sebagus bahkan udah perfect menurut ku thorr, konflik yg penuh plot twist nya keren, penggunaan tanda baca jga tepat, typonya dikit. Thorr aku udah ga bisa ber kata² lgi deh utk memuji karya ini, intinya Lanjutkan dong thorr, rugi banget kalo harus digantung bertahun-tahun dgn kisah semenarik ini bahkan ini bisa di buat Sequelnya loh utk kisah cintanya Dylan yg genius. Tapi itu terserah author aku ga berharap sequel, aku hanya berharap ini jangan digantung dan harus dilanjutkan Thorr!!! PLISSSS😭🙏🥺🥹 Fokusin aja tamatin ini karya thorr🙏😭 jangan pindah ke novel author yg lain, lanjutkan cerita novel yg ini dlu plisss😭🙏🥺🥹🫶