Truth Or Dare?
Permainan yang sudah tidak asing lagi kita dengar.
Lalu bagaimana jika yang dipilih adalah tantangan dan isi tantangan nya adalah "Menaklukkan Hati Seorang Pembunuh"?
Itulah yang di alami oleh Barbara Alexio. Di malam acara perpisahan kampusnya, ia terjebak dalam permainan yang menguji adrenalin itu dan mendapatkan tantangan yang tidak masuk akal.
Ia diberi waktu tiga bulan oleh teman-teman nya.
Mampukah ia menyelesaikan tantangan tersebut?
Atau justru dirinya yang terjebak dalam permainan itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ZmLing, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sorry, but really I love you.
~ NOTE : Mengandung adegan yang emmmmmm. Yang kuat iman bisa lanjut, merasa nggak kuat tahan dulu yah.~
.
.
.
"Kamu nggak papa?" Felix bertanya lembut pada Barbara lalu memeluk Barbara erat.
Rasa bersalah didalam hati Barbara semakin besar, seperti seorang kekasih yang baru saja tertangkap basah sedang berselingkuh.
"Maafin aku Fel." Barbara berucap dengan penuh penyesalan.
Felix melepaskan pelukan nya. Ia menatap Barbara yang meneteskan air mata.
Brukk
Dengan gerakan cepat Felix meninju wajah Frans hingga Frans terpelanting ke belakang.
"Kamu apain perempuan ku hah?" Felix bertanya dengan penuh amarah.
Satu tangannya mencengkeram kerah kamera Frans, sedangkan tangan satunya terus menghamtan Frans diwajah, diperut, dan daerah yang bisa ia serang.
Barbara hanya diam mematung.
"Haha perempuan kamu? Dia itu cinta sama aku, bukan kamu." Frans dengan sangat percaya diri berkata seperti itu.
"Sialan." Felix terus menghantam Frans hingga darah segar mulai keluar dari mulut dan hidung nya.
"Felix." Barbara memanggil Felix dengan suara lemah dan bergetar.
Felix segera menghentikan serangan nya pada Frans.
Segera ia berdiri dan menghampiri Barbara lalu mendekap nya erat.
"Maaf sayang. Maafin aku udah bikin kamu takut." Felix menyesal.
Barbara membalas pelukan nya tak kalah erat.
Entahlah, tapi posisi Barbara kini rasanya serba salah.
Hati nya nyaman dengan Felix, tapi tubuh nya pada Frans.
Bagaimana pun Felix berusaha menjaga nya dari pria mata keranjang diluar sana, bahkan dari dirinya sendiri.
"Kita pulang ya." Felix melepaskan pelukan nya lalu menatap Barbara yang ketakutan.
"Maafin aku Fel." Barbara kembali meminta maaf.
"Sstt." Felix menempelkan telunjuk nya pada bibir Barbara.
"Aku percaya sama kamu." Felix berkata lalu sigap menyambar bibir mungil Barbara dengan lembut.
Frans menahan amarah, ia terlalu lemah untuk bangkit dan menyerang Felix.
"Kamu cuma milikku Bar." Felix mengatakan kalimat itu dengan lantang dan menekan.
Felix pun menuntun Barbara keluar dari gedung tersebut dan masuk kedalam mobilnya.
Dengan kekuatan penuh Felix melajukan mobilnya.
Barbara hanya diam, ia tahu Felix saat ini sedang emosi.
Saat sampai di rumah, Felix menyeret Barbara keluar dari mobilnya.
Barbara semakin ketakutan.
Felix terus menyeretnya hingga ke kamar dan melempar Barbara ke atas ranjang.
"Fel." Barbara menggelengkan kepalanya.
Tatapan Felix benar-benar menakutkan dan siap membunuh.
"Sebaiknya kamu jujur Bar, apa yang udah dia lakuin sama kamu sebelum aku meriksa paksa ke kamu." Felix berucap lalu mengambil dua utas tali panjang dari laci nakas nya.
"Nggak Fel." Barbara menggeleng kuat.
"Katakan Bar." Felix berteriak menggelegar.
Felix kemudian mengikat tangan Barbara pada ukiran besi dikepala ranjang nya.
Barbara terisak.
"Maafin aku Fel." Barbara terus menggeleng.
"Katakan dia nggak mengambil hak aku." Felix terus memaksa Barbara.
Felix benar-benar gila pada Barbara dan mematenkan Barbara sebagai hak miliknya.
"Nggak Fel. Dia nggak ngambil hak kamu." Barbara menjawab dengan yakin.
Kemarahan Felix mereda.
Felix pun tidak jadi mengikat kaki Barbara.
Jika saja Barbara tidak cepat menjawab, mungkin Felix benar-benar akan nekat dan mengambil hak nya secara paksa.
Tidak mungkin Felix biarkan orang lain mendapatkan hak nya, sedangkan dia berusaha sekuat tenaga dan hati untuk menjaganya.
"Aku minta maaf Fel." Barbara kembali meminta maaf.
Felix kemudian naik keatas ranjang dan berbaring di samping atau bisa dikatakan di belakang Barbara.
"Katakan kalo kamu cuma milikku Bar." Felix kembali memerintah sedangkan tubuhnya sangat dekat dengan Barbara dan tangan nya bergerak bebas menjamah tubuh Barbara.
"Aku milik kamu Felix. Aku milik kamu seutuhnya." Barbara berkata dengan yakin dan sial dia rasanya mabuk mendapat sentuhan dari Felix.
"Jangan takut Bar. Jangan pernah menatap aku dengan ketakutan. Aku terlanjur benci sisi ketakutan dari kamu." Felix memerintah dan tangannya bergerak membuka retsleting dress Barbara yang berada di punggung.
Felix membuka dress Barbara hingga menampakkan punggung mulus nya.
Dengan rakus Felix mencumbu dan meninggalkan jejak kepemilikan disana, membentuk pulau-pulau kecil.
"Fel um..akh.." Barbara mendesah tertahan.
Kali ini sialnya bukan hanya tubuh nya tapi juga hati nya menginginkan lebih dari Felix.
"Felix." Barbara meminta.
Felix melepaskan ikatan tali dari tangan Barbara dan membawa Barbara dibawah nya.
Felix menatap wajah Barbara yang sudah sayu akibat perbuatan nya.
Seringai tipis terlukis diwajah nya.
"Nggak semudah itu sayang. Belum saat nya untuk aku mengambil nya." Felix berucap santai lalu bangkit dari posisinya dan turun dari ranjang.
Barbara menatap nya benci.
Bagaimana bisa Felix seperti itu, memancing nya tapi kemudian melempar nya kembali kedalam sungai.
Felix berjalan kearah balkon kamar nya. Memperlihatkan keindahan hutan dari atas balkon itu karena memang rumah Felix cukup terpencil dan jauh dari pemukiman penduduk.
Ia melepaskan kemeja nya hingga ia bertelanjang dada.
"Aku cinta sama kamu Bar." Felix berucap lirih tanpa didengar oleh Barbara karena angin yang juga cukup kuat.
Barbara mendekati nya dan memeluk nya dari belakang.
"Fel, maaf. Aku kalah." Barbara tiba-tiba mengaku kalah.
Mendengar itu Felix bingung, tapi ia tidak berbalik atau bertanya. Ia memilih membiarkan Barbara menyelesaikan perkataan nya.
"Aku kalah Fel. Aku jatuh cinta dengan cepat sama kamu." Barbara berkata dengan tulus dan yakin. Barbara semakin mengeratkan pelukan nya pada tubuh kekar yang membuat nya nyaman dan merasa aman.
Jantung Felix ingin meloncat keluar dari tempatnya.
"Aku cinta sama kamu Fel. Jadiin aku milik kamu seutuhnya. Aku udah nggak peduli dengan kontrak kita ataupun perasaan kamu. Aku mau kamu Fel." Barbara mengungkapkan perasaan nya dari hati yang paling dalam.
Hati Felix melompat kegirangan ditempat nya. Senyum nya begitu membuat yang memandangnya akan meleleh seketika.
"Aku nggak peduli lagi kalo aku harus mati ditangan kamu karena aku cinta sama kamu. Tapi aku nggak sanggup nahan perasaan aku terus, sedangkan kamu selalu memanjakan aku dan berusaha menjadikan aku yang terutama." Barbara berkata jujur.
Felix memang selalu berusaha menjadikannya ratu.
"Nggak Bar. Belum saat nya." Felix hanya menjawab singkat dan merasakan nyaman nya pelukan Barbara. Tangannya mengusap lembut punggung tangan Barbara yang berada di perut nya.
"Kamu milik ku Bar. Dari awal cuma kamu yang aku ijinkan untuk masuk dan menjelajahi dunia aku. Dari awal aku yang udah milih kamu. Jadi kamu sepenuhnya hak aku tanpa atau dengan aku menyentuh kamu, kamu tetap milik aku. Hidup ataupun mati, kamu tetap milik ku." Felix berucap serius.
Barbara mengangguk dari belakang, dan tentu saja Felix bisa merasakan anggukan Barbara karena kepala Barbara menempel pada punggung kekar nya.
Felix kemudian berbalik dan memeluk Barbara.
"Maaf udah bikin kamu takut. Tapi aku mohon jangan pernah takut sama aku sayang." Felix meminta dan mengecup dalam kening Barbara.
"Maaf aku udah bikin kamu kecewa Fel." Barbara juga meminta maaf.
"Nggak sayang, selama kamu nggak nyerahin diri sama dia." Felix menenangkan Barbara, tidak ingin Barbara terus merasa bersalah.
"Aku nggak Fel. Tapi aku jujur, dia mencumbu aku berulang kali sampe tubuh aku rasanya nggak sanggup nolak." Barbara bercerita jujur.
"Sttt. Sebenarnya yang terpenting buat aku adalah hati kamu Bar. Tapi kalo kamu bisa jaga diri kamu buat aku itu adalah bonus buat aku." Felix mengatakan dengan tulus.
Saat ini tak tampak sedikit pun aura membunuh dari Felix.
Barbara hanya diam. Rasanya sangat bersyukur bertemu Felix dalam hidupnya.
"I love you Fel. Sorry but i really love you." Barbara mengungkapkan perasaan nya dalam.
Felix mana mau membalas, bukan gengsi tapi ada rasa bahagia mengetahui Barbara mencintai nya dan ada rasa manis saat Barbara mengungkapkan perasaan nya.
"I love you more Bar." Felix membalas hanya dalam hati.
...~ To Be Continue ~...
Maaf kalo part2 nya banyak adegan yang emmmmmm
Felix, Frans, dan Barbara tinggal di kota yang bebas pergaulan nya jadi harap maklum.
Like dan komentar jangan lupa.
Makasih.