NovelToon NovelToon
Rembulan Yang Dilupakan

Rembulan Yang Dilupakan

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Spiritual / Persahabatan / Fantasi / Fantasi Wanita / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Puvi

Dibesarkan oleh keluarga petani sederhana, Su Yue hidup tenang tanpa mengetahui bahwa darah bangsawan kultivator mengalir di tubuhnya. Setelah mengetahui kebenaran tentang kehancuran klannya, jiwanya runtuh oleh kesedihan yang tak tertahankan. Namun kematian bukanlah akhir. Ketika desa yang menjadi rumah keduanya dimusnahkan oleh musuh lama, kekuatan tersegel dalam Batu Hati Es Qingyun terbangkitkan. Dari seorang gadis pendiam, Su Yue berubah menjadi manifestasi kesedihan yang membeku, menghancurkan para pembantai tanpa amarah berlebihan, hanya kehampaan yang dingin. Setelah semuanya berakhir, ia melangkah pergi, mencari makna hidup di dunia yang telah dua kali merenggut segalanya darinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puvi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Seratus Api dan Tarian Serigala yang Memalukan

Setelah Senior Song pergi, ketegangan dan euforia sepanjang hari itu akhirnya menyerang mereka seperti gelombang pasang. Su Yue memasuki pondok kayunya yang sederhana namun bersih. Ada ruang utama dengan meja, kursi, dan tempat tidur papan yang sudah diberi kasok dan selimut baru. Sebuah ruang kecil di belakang berfungsi sebagai area meditasi dan ganti pakaian. Jendelanya menghadap ke taman bunga plum pribadi mereka. Udara di dalam terasa sejuk dan tenang, dipenuhi aroma kayu pinus dan embun.

Dia berdiri di tengah ruangan untuk sesaat, membiarkan keheningan menyelimutinya. Ini adalah miliknya. Tempatnya. Sebuah ruang yang tidak akan terbakar, tidak akan direnggut paksa. Rasa syukur yang dalam, beracun campur pahit, menggelora di dadanya. Dia berlutut, menyentuh lantai kayu yang dingin.

"Ibu... Bu Li... Aku punya tempat sekarang. Aku akan belajar. Aku akan menemukan jalanku." Bisikannya tenggelam dalam kesunyian pondok.

Kelelahan fisik dan mental yang tertahan akhirnya menyerang. Tanpa melepas pakaian atau alas kaki, Su Yue merebahkan diri di atas tempat tidur dan langsung tertidur seperti orang mati, terlelap dalam mimpi yang dipenuhi kabut es dan cahaya biru pucat.

Dia terbangun saat cahaya siang menyelinap melalui celah-celah jendela, menyinari wajahnya. Tubuhnya masih pegal, tapi rasa lelah yang mendalam sudah hilang. Setelah membersihkan diri dengan air dingin dari baskom di sudut, dia mengenakan satu-satunya set pakaian bersih yang dimilikinya, masih pakaian pinjaman Lanxi yang sudah dicuci, dan melangkah keluar.

Xuqin dan Lanxi sudah menunggu di taman kecil depan pondok, duduk di atas sebuah batu datar. Wajah mereka segar, meski masih ada bayangan kelelahan di bawah mata.

"Sudah bangun? Kami pikir kau akan tidur sampai besok!" sapa Lanxi dengan riang.

"Perutku sudah berbunyi sejak tadi," keluh Xuqin, namun matanya bersinar. "Kami ingin mengajakmu makan bersama ke kantin sekte."

Su Yue menganggak. "Bagus. Aku juga lapar." Lalu, teringat sesuatu, dia mengeluarkan token kayu gelapnya. "Tapi... kita punya apa untuk membeli makanan?"

Xuqin tersenyum, matanya berbinar. "Itulah hebatnya! Senior Song tadi kembali. Rupanya dia lupa menjelaskan beberapa hal penting tentang token kita."

"Token ini bukan sekadar identitas," sambung Lanxi antusias, mengacungkan tokennya. "Ini seperti... dompet ajaib! Di dalamnya tersimpan 'Api'!"

"'Api'?" ulang Su Yue, bingung.

"Iya, Api!" lanjut Xuqin. "Mata uang di dalam Sekte Qingyun. Setiap murid baru diberikan seratus Api di tokennya saat pertama kali diterima. Kita bisa menggunakan Api ini untuk membeli banyak hal: makanan di kantin, peralatan latihan, senjata tingkat rendah, buku teknik dasar, bahkan pil pemulihan Qi!"

Su Yue memandang token di tangannya dengan rasa kagum baru. "Seratus Api... Berapa harga makanan?"

"Menurut Senior Song, ada yang murah, seperti nasi dengan sayur rebus, cuma dua Api. Lalu ada yang lebih mahal, seperti makanan yang mengandung sedikit energi spiritual atau daging binatang spiritual, bisa sampai lima puluh Api," jelas Xuqin.

"Lalu, bagaimana cara mendapatkan lebih banyak Api?"

Tanya Su Yue, pemikirannya langsung bekerja. Seratus Api terbatas. Dia butuh sumber daya untuk membeli pil yang bisa membantunya dalam kultivasi, atau mungkin suatu hari nanti, senjata yang lebih baik.

Xuqin mengangguk, senang karena Su Yue bertanya tepat ke poinnya. "Cara utamanya adalah dengan mengerjakan misi yang diberikan sekte. Biasanya, misi mudah seperti merawat kebun spiritual, membersihkan aula, atau mengantar barang, upahnya sepuluh sampai tiga puluh Api."

Lanxi menelan ludah. "Tiga puluh Api untuk menyapu? Itu lumayan!"

"Lalu ada misi tingkat menengah," lanjut Xuqin. "Mungkin seperti berburu binatang spiritual tingkat rendah tertentu, mengawal pedagang ke desa terdekat, atau membantu tetua dalam eksperimen alkimia sederhana. Upahnya bisa lima puluh hingga seratus Api."

Su Yue mendengarkan dengan seksama. Itu terdengar masuk akal. Tapi dia merasa pasti ada tingkat yang lebih tinggi.

"Dan," kata Xuqin, menurunkan suaranya seperti berbagi rahasia, "ada juga misi tingkat tinggi. Itu biasanya melibatkan bahaya yang nyata, mungkin bertarung dengan bandit kultivator atau menyelidiki daerah berbahaya. Upahnya bisa lima ratus hingga seribu Api! Tapi..."

"Seribu Api!" desis Lanxi, matanya membelalak seolah melihat harta karun.

Su Yue juga terkesan. Tapi ada sesuatu dalam cara Xuqin berhenti yang membuatnya penasaran. "Tapi...?"

Xuqin memejamkan matanya sejenak, mengangguk dengan penuh percaya diri seolah akan mengungkap sebuah kebenaran besar.

"Tapi... ada juga yang disebut Misi Tingkat Spesial."

"Misi Spesial?" Su Yue dan Lanxi bertanya hampir bersamaan, penasaran.

"Iya," kata Xuqin, membuka matanya. "Misi yang sangat langka, sangat berbahaya, atau sangat aneh. Biasanya langsung diturunkan oleh para tetua atau bahkan Pemimpin Sekte sendiri."

"Berapa Api yang didapat?" tanya Su Yue, langsung tertarik pada potensi imbalan.

Xuqin mengangkat tangannya, jari-jarinya siap untuk menyebutkan angka yang fantastis... lalu tiba-tiba berhenti. Ekspresi percaya dirinya memudar, digantikan oleh kebingungan. Dia menggelengkan kepalanya.

"Aku... tidak tahu. Senior Song tidak menjelaskan itu. Dia hanya bilang misi spesial itu ada, tapi jarang, dan... tidak untuk murid baru seperti kita."

Su Yue dan Lanxi serentak menghela napas panjang, wajah mereka cemberut karena kekecewaan.

"Ah, sudahlah," kata Xuqin, mencoba menenangkan. "Yang penting kita tahu caranya. Sekarang, ayo kita cari kantin dan habiskan beberapa Api untuk mengisi perut kita!"

Mereka setuju. Dengan peta sederhana dari Senior Song di tangan Xuqin, mereka berangkat menyusuri jalan-jalan batu yang rapi di dalam kompleks sekte. Udara dipenuhi dengan aroma pinus dan bunga, serta energi spiritual yang samar-samar namun terasa. Mereka melewati murid-murid lain, beberapa lebih tua, dengan jubah yang sama namun tatapan yang berbeda-beda, dari ramah hingga acuh tak acuh.

Saat mereka melintasi sebuah pelataran batu yang luas, yang menghubungkan beberapa paviliun latihan, sebuah suara yang tidak asing lagi, dan tidak diinginkan menghentikan langkah mereka.

"Kalian."

Kelima pria dari ujian berdiri di sana, seolah sedang menunggu. Wajah pemimpinnya masih menunjukkan sisa-sisa bengkak dan memar ungu, memberinya penampilan yang agak mengerikan.

Su Yue, Xuqin, dan Lanxi bertukar pandang, lalu memutuskan untuk mengabaikannya. Mereka terus berjalan.

Namun, kelima pria itu berjalan mendekat, menyesuaikan langkah mereka sehingga berjalan sejajar, meski menjaga jarak beberapa langkah.

"Kalian, wanita-wanita pembawa sial," ujar si pemimpin, suaranya rendah namun penuh dendam. "Kalian yang memancing Serigala Bulu Domba itu."

"Kami tidak memancing siapa-siapa. Kami juga dikejar," balas Lanxi tanpa menoleh, nada suaranya datar.

"Aku tidak peduli dengan alasanmu," geram si pemimpin.

Dia dan teman-temannya terus berjalan di samping mereka, seperti bayangan yang menjengkelkan.

"Tapi karena kalian, kami mengalami hal yang sangat memalukan dan dilecehkan."

Su Yue akhirnya menoleh, matanya yang biru dan dingin menatap si pemimpin.

"Serigala Berbulu Domba itu binatang. Tidak mungkin dia 'melecehkan' manusia yang memiliki akal." Logikanya sederhana dan sulit dibantah.

Si pemimpin mendengus, wajahnya semakin merah. "Itulah yang kupikirkan! Tapi dengarkan ini!" Dia melangkah lebih dekat, wajahnya penuh dengan emosi yang tertahan.

"Setelah kalian menghilang dan setelah kami berhasil lari dari serigala itu, kami melihat sebuah batu tinggi. Kami memanjatnya, pikir kami aman."

Teman-temannya mengangguk kompak, wajah mereka juga muram mengingat kejadian itu.

"Kami pikir dia akan pergi," lanjut si pemimpin, suaranya bergetar antara marah dan malu.

"Tapi tidak! Binatang sialan itu... dia tidak pergi! Dia hanya duduk di bawah, menatap kami naik ke atas batu... lalu..." Dia berhenti, seolah sulit mengucapkannya.

"Lalu apa?" desis Xuqin, penasaran meski berusaha tampak acuh.

"Lalu... dia mulai menggoyangkan pinggulnya!" salah satu pemuda lainnya menyela, wajahnya memerah.

"Dia mengibaskan ekornya ke kiri dan kanan, seperti... seperti menari! Sebuah tarian yang masuk akal! Bukan gerakan acak!"

"Dan matanya," tambah pemuda ketiga, suaranya hampir berbisik. "Dia menatap kami dengan tatapan yang... yang penuh dengan olokan! Seolah menertawakan kami yang terpojok di atas batu!"

Su Yue, Xuqin, dan Lanxi berhenti berjalan. Mereka tidak bisa tidak mendengarkan. Cerita ini terlalu aneh untuk diabaikan.

"Kami sangat frustasi," lanjut si pemimpin, mengepalkan tangannya.

"Kami hampir memberanikan diri turun untuk membunuhnya! Tapi kemudian, mungkin karena bosan, dia hanya mengendus-endus, lalu berbalik dan pergi dengan santai, sambil sesekali melirik ke belakang seolah berkata 'lain kali'."

Dia menarik napas dalam-dalam. "Dan itu belum semuanya! Di dalam kabut, kami diserang oleh ular besar! Ia melilitku, menarikku, dan menghantam wajahku berulang kali dengan ekornya!" Tangannya menunjuk ke memar di wajahnya. "Lihat ini! Semua karena kalian!"

Setelah mendengar cerita lengkapnya, ketiga gadis itu diam. Gambarannya menjadi jelas. Ular besar yang menghantam wajahnya adalah tendangan-tendangan liar Lanxi. Tarian masuk akal Serigala Bulu Domba adalah tingkah polah binatang spiritual yang sedang bermain-main atau benar-benar mengejek.

Sebuah gelembung tawa mulai menggelegak di dalam dada Lanxi. Xuqin memalingkan wajah, bahunya berguncang. Bahkan Su Yue, dengan hati yang dibekukan es, merasakan sudut bibirnya berkedut.

Mereka tidak bisa menahannya lagi. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, ketiganya serempak berbalik dan berjalan cepat pergi, meninggalkan kelima pemuda itu berdiri di pelataran. Begitu agak jauh, tawa yang tertahan itu meledak. Lanxi tertawa terbahak-bahak sambil memegang perutnya, Xuqin tertawa terpingkal-pingkal dengan air mata di sudut matanya, dan Su Yue tertawa ringan, suaranya seperti gemerisik es yang pecah.

"Tarian... dia bilang serigala itu menari!" cekikikan Lanxi di antara tawanya.

"Dan... dan ekor ular itu... adalah kakiku!" lanjutnya, membuat mereka semakin tergelak.

Di belakang, kelima pemuda itu berdiri dengan wajah semakin muram dan merah padam, menyadari bahwa cerita mereka yang bermaksud menunjukkan penderitaan justru menjadi bahan tertawaan. Rivalitas mereka dengan ketiga gadis desa itu tampaknya akan menjadi salah satu yang penuh dengan kekacauan, kesalahpahaman, dan mungkin, suatu hari nanti, saling menghormati yang dipaksakan, tapi untuk saat ini, hanya berisi malu dan amarah yang tak tersampaikan.

1
Melvina Sary
Menangkan suyue
Melvina Sary
Gao Feng jahat
Melvina Sary
Hehee takut dia itu
Melvina Sary
Bagus kerjasamanya 🙏
Mistik 55
Good senior song
Mistik 55
Mantap thor lanjut
Melvina Sary
Lohh udah bab terakhir nya. Perasaan cepat banget. Satu kopi thor ☕
Puvi: Makasih kk🙏
total 1 replies
Melvina Sary
Mari berangkat misi kedua 🏇
Melvina Sary
Gooooo misi kedua 💪
Melvina Sary
Mantap untuk permulaan 👍
Melvina Sary
Tetua aneh
Melvina Sary
Loh. Jumpa tuh orang
Melvina Sary
Mantap thor
HUOKIO
Bagus. Cepat up nya thor
Puvi: Makasih kak
total 1 replies
Melvina Sary
Seru banget ada komedi nya
Puvi: Makasih kakak🙏
total 1 replies
Melvina Sary
UP lagi thor 👍
Melvina Sary
Mantap untung banyak
Mistik 55
Bagus banget 🙏
Puvi: Makasih kak🙏
total 1 replies
Melvina Sary
Pedagang Chen sangat baik☺️
Puvi: iya tuh
total 1 replies
Melvina Sary
Semakin seru thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!