[Di sarankan membaca Transmigrasi Istri Pemburu Season 1 terlebih dahulu]
↓↓
Sesama Reinkarnasi yang mencari misteri kisah kehidupan masa lalu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mellisa Gottardo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
mimpi yuwen
Yue duduk termenung di tangga, dia berpikir dan mengingat tentang kisah hidup Serena Halim di kehidupan kedua. Meskipun di katakan reinkarnasi, tapi bagi Yue ini sangat aneh karena dirinya masih menjadi dirinya sendiri. Dia tidak merasakan perubahan apapun, berbanding terbalik dengan sifat Serena Halim.
"Ya di ingatan gue Yuwen dan Shen Yue hidup di gunung terpencil sampe beranak. Terkena serangan dan lahiran di gua, terus pindah ke gunung lain sampe anaknya umur 7 tahun. Setelah itu masuk intrik istana lawan putra mahkota dan permaisuri, Kaisar Lin ternyata sayang Yuwen dan adik tiri Yuwen yang bernama He, masih bisa tobat dan waras. Bersekutu dengan putra mahkota Ping Lan, berteman baik dengan Kaisar Hao Rong, setelah itu bencana terjadi. Jadi seputar intrik memusingkan begitu, apa sekarang gue juga harus ngalamin begitu?." Yue bergumam mengeluh.
"Jujur aja gue gamau, sifat Yuwen di sini juga labil dan kurang pengalaman. Emang sih pembawaannya tenang dan ngga berisik, tapi tetep aja dia masih labil untuk jadi kepala rumah tangga. Gue sendiri juga masih labil, takutnya kita malah bentrok dan pisah karena ego masing-masing. Gue harus gimana? apa yang harus gue lakuin selain ngumpulin uang?." Yue kebingungan.
"Telur Phoenix isi roh anak kedua Yuwen dan Shen Yue, apa gue harus cari telur itu? tapi kan si Yi'er aja belum lahir. Masa gue harus beranak dulu buat lahirin Yi'er, atau Yi'er ini juga reinkarnasi? jangan-jangan dia reinkarnasi jadi siluman?." Yue menerka kesana kemari.
"Masa ngga ada petunjuk sama sekali, katanya bakal menemukan kebahagiaan. Mana? omong kosong." Yue merasa tertipu.
Yue terus saja menggerutu dan menyalahkan Serena Halim, yang sudah membuat nasibnya mengenaskan. Hidup di antah berantah dalam kemiskinan dan kebingungan, dia tidak tau aturan apa saja yang ada di zaman ini.
tok..tok..tok..
Saat sedang asyik melamun dan mengumpat, suara ketukan pintu membuat Yue terkesiap. Yue buru-buru mengintip, ternyata kurir daging yang mengirim pesanan Yue.
Yue menerima dan membayarnya lalu kembali menutup pintu. Yue menyimpan semua daging dan tulang ke dalam peti pendingin, dia merasa tubuhnya lelah dan pikirannya kacau.
"Kalo gue cari telur itu duluan, nanti silsilah keluarganya ganti dong? anak kedua jadi anak pertama dan anak pertama jadi anak kedua, kalo gue beranak sekarang kan ga mungkin ya, orang gue aja ngrasa lagi main nikah-nikahan. Terserahlah, gue mau fokus ngumpulin duit terus bangun rumah dan hidup bahagia." Yue menyerah untuk berpikir.
Tidak lama berselang, Yuwen sudah kembali. pulang lewat pintu belakang. Yue yang melihat itu tersenyum hangat, ingin tau apakah pencarian Yuwen berhasil untuk menemukan pekerja yang amanah.
"Mereka akan datang besok pagi." Ucap Yuwen.
"Begitu, berapa upah pekerja di zaman ini?." Tanya Yue.
"Apa maksudnya zaman ini?." Heran Yuwen.
"Hahahah ini hanya bahasa melucu, maksudnya di tahun ini berapa gaji pekerja?." Yue nyaris panik.
"Di pelabuhan kuli angkat barang mendapatkan upah 30 koin tembaga setiap harinya." Ucap Yuwen.
"Begitu ya, kita samakan saja. 30 koin tembaga setiap hari, artinya 600 koin tembaga setiap bulan. Aku pikir ini cukup banyak, karena aku akan memberikan jatah makan siang." Ucap Yue.
"Ya itu cukup." Yuwen mengangguk.
"Ada berapa orang?." Tanya Yue.
"Tiga, dua laki-laki muda dan satu wanita paruh baya." Jawab Yuwen.
"Baguslah, ayo kita istirahat dulu. Aku merasa mengantuk dan lelah." Ucap Yue.
"Ya, mungkin sesekali kau harus libur untuk istirahat." Yuwen mengikuti Yue naik ke lantai atas.
"Aku akan memikirkannya." Ujar Yue sambil menguap.
Yue dan Yuwen tidur siang menjelang sore, meskipun tidur dalam satu ranjang mereka bahkan tidak saling menempel. Benar-benar hanya tidur berdampingan saja, itu karena keduanya masih merasa canggung.
Saat matahari mulai tenggelam meninggalkan rona jingga keunguan, Yuwen nampak gelisah dalam tidurnya. Dia mengerutkan kening, kelopak matanya bergetar, badannya bergerak seperti kejang dan keringat dingin membanjiri tubuhnya.
Di sebelahnya Yue masih tertidur pulas, tidak tau jika Yuwen sedang kejang-kejang saat ini. Yuwen tiba-tiba melotot lebar dan langsung terduduk, nafasnya berseru dengan wajah pucat pasi. Tangannya gemetaran hingga matanya berkaca-kaca.
hoshh
hoshh
"M-mimpi macam apa itu, kenapa mereka memanggil namaku." Gumam Yuwen.
Ternyata Yuwen baru saja memimpikan kehidupan pertamanya. Saat dia mengasuh dan menemani pertumbuhan Yi'er bersama Yue, lalu saat dia membunuh Yi'er yang merupakan reinkarnasi Iblis. Di saat-saat kematiannya, dia menyanyikan lagu yang asing tapi sangat menusuk hatinya.
Yuwen saat ini merasa sangat gelisah, sedih, panik, takut, bahkan merasa kebingungan. Mimpi yang terlalu nyata, dengan nama-nama yang familiar. Bahkan panggilan Ayah yang selalu terngiang di kepalanya, dia merasa linglung saat ini.
Merasa sedang kacau, Yuwen memilih turun dan mandi untuk menenangkan pikirannya. Setelah mandi dia keluar ke halaman belakang, duduk di kursi kayu sebelah pohon besar yang ada di sana.
"Yi'er... siapa itu? kenapa mereka memakai namaku dan Yue, apa ini semacam bunga tidur?." Gumam Yuwen.
Yuwen terus termenung menatap ke langit gelap, tatapan matanya kosong dengan pikiran kemana-mana. Satu mimpi yang membuatnya kepikiran dan kesulitan melupakannya, ini pertama kalinya Yuwen bermimpi begitu nyata.
"Yuwen."
Suara Yue mengejutkan Yuwen, Yue mendekat dengan wajah khawatir. Sepertinya Yue juga sudah mandi, dia mendekat dan duduk di samping Yuwen dengan penasaran.
"Ada apa? kenapa kau sendirian disini malam-malam." Tanya Yue.
"Hanya menikmati udara malam." Jawab Yuwen.
"Bohong, kau terlihat aneh." Ucap Yue.
"Begitukah?." Yuwen tidak mengelak.
"Apa kau bermimpi sesuatu?." Tebak Yue.
"Kau pasti akan mengira ini gila, aku sendiri juga mengira ini efek samping kelelahan. Udara malam membantuku menenangkan pikiran, bunga tidur memang terkadang mengganggu." Ucap Yuwen.
"Apa kau sudah bertemu Yi'er?." Tanya Yue to the point.
Deg.
Yuwen melotot horor, menatap Yue dengan rasa takut yang menyeruak ke dalam dirinya. Dia jadi merinding dan reflek mundur menjauh, Yue yang melihat itu akhirnya yakin jika Yuwen sudah mendapatkan ingatan kehidupan pertama.
"Kau takut padaku sekarang? padahal di kehidupan pertama kau sangat hangat." Ucap Yue memancing.
"Apa maksudmu?." Yuwen tidak mau mengakui.
"Lupakan saja, belum waktunya kau tau. Lebih baik cepat kita membuat nugget untuk besok, jangan bermalas-malasan." Yue memilih bungkam.
Yuwen menatap kepergian Yue dengan tatapan rumit dan gelisah, dia tidak mau mempercayai mimpi. Tapi kebetulan Yue yang memanggil nama Yi'er membuatnya takut, sebenarnya apa yang terjadi.
Meskipun terasa kacau balau, Yuwen tetap membantu Yue membuat adonan bakpao. Keduanya diam dengan pikiran masing-masing, fakta aneh seperti reinkarnasi memang sulit di cerna logika. Membutuhkan waktu untuk percaya, Yue sendiri tau seperti apa rasanya.
yang pasti aku suka dengan cerita dan cara menulismu 😁