NovelToon NovelToon
Kaisar Pedang Tak Terkalahkan

Kaisar Pedang Tak Terkalahkan

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Kebangkitan pecundang / Epik Petualangan / Budidaya dan Peningkatan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Sayap perak

Namanya adalah Ye Lin. Selain Ketua Pembunuh Bayaran dia juga dikenal sebagai Kaisar Pedang Tak Terkalahkan. Dalam ratusan pertarungan yang telah dilalui dia lebih banyak menang dan tak pernah sekalipun menderita kekalahan.

Namanya begitu disegani, pedangnya sangat dihormati. Namun pria yang terkenal kejam dan tak berperasaan itu pada akhirnya tewas saat berusaha menolong seorang anak muda.

Dia merasa hidup sangat tidak adil sampai jiwanya malah terjebak ditubuh anak muda yang diselamatkannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayap perak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch - 12 : Memperbaiki Kondisi Tubuh

Para alkemis masih berebut pil janin pembentuk akar. Mereka terus menyebut harga, membuat Ye Lin cukup bingung memilih siapa yang akan diberikannya.

Namun pada akhirnya Ye Lin telah membuat keputusan. Tiga orang dengan tawaran paling menguntungkan mendapatkan masing-masing satu pil janin pembentuk akar. Satu di antaranya adalah Tetua Liu, sementara dua lainnya adalah alkemis senior.

"Tak disangka, dia benar-benar bisa membuat pil." Liu Xiyu menatap punggung Ye Lin yang perlahan menghilang dari lantai dua. Pada saat yang sama, dia sungguh merasa konyol saat mengingat dirinya mencoba mengingatkan pemuda itu agar meminta bantuan alkemis dari aula obat.

Dengan kemampuannya, Ye Lin bahkan dapat dikatakan memiliki kemampuan yang dapat menyamai kemampuan tetua aula obat. Dia bisa membuat pil janin pembentuk akar, tapi belum tentu alkemis lain di aula obat bisa melakukannya.

"Sudah sudah, bubar sekarang! Orangnya sudah pergi. Kembali bekerja!"

Seruan terdengar. Para alkemis yang berkumpul segera kembali ke tempat masing-masing melanjutkan pekerjaannya. Liu Xiyu juga kembali ke lantai satu, sementara Li Jiancheng, murid senior yang datang bersama Liu Xiyu tampak masih termenung di tempatnya.

Tak berkedip, tak bergerak. Tubuhnya kaku dengan ekspresi yang sulit diartikan.

Dia mengingat kata-kata yang keluar dari mulutnya ketika mengomentari Ye Lin.

Katak dalam sumur? Tidak tahu dalamnya lautan?

Daripada untuk Ye Lin, kalimat itu jelas lebih cocok untuk dirinya sendiri. Menyedihkan.

"..."

Menarik nafas panjang, Li Jiancheng kemudian perlahan melangkah kakinya meninggalkan lantai dua dengan wajah yang lesu. Sekarang, dia tidak bersemangat melakukan apapun. Ingin pulang ke kediaman, tidak bertemu lebih banyak orang.

Namun, baru turun dari lantai dua Li Jiancheng malah berpapasan dengan Hua Tianyang. Mereka dapat dikatakan cukup saling mengenal sehingga sudah sewajarnya saling menyapa.

"Saudara Li, kenapa wajahmu begitu kusut? Apa ada yang mengganggu harimu?"

Lagi-lagi Li Jiancheng menghela nafas panjang. Dia berdecak. "Jangan mengajakku bicara, aku bertemu seorang murid baru dan menyebutnya katak dalam sumur. Tak disangka dia punya kemampuan sangat hebat dalam membuat pil sampai menarik perhatian Tetua Gu. Dia jelas bukan katak dalam sumur, katak dalam sumur itu, sebenarnya adalah aku sendiri."

Hua Tianyang langsung tertawa terpingkal-pingkal mendengar cerita Li Jiancheng.

"Saudara Li, kau sungguh tak bisa menilai seseorang dari penampilannya. Dia mungkin murid baru, tapi siapa yang tahu dia telah belajar berapa lama tentang cara membuat pil."

"Kau benar."

"Tapi, aku sangat penasaran dengan murid baru ini. Apa dia masih di lantai dua? Aku ingin menjalin hubungan dengannya, siapa tahu dia mau membuatkan ku beberapa pil."

"Sayangnya kau terlambat. Dia sudah pergi sejak tadi."

"Owh ...."

Hua Tianyang membuka mulutnya membentuk huruf "O".

"Kak! Ternyata kau ada di sini!"

Saat itu, Hua Yun datang bersama dua temannya. Tanpa sungkan langsung nimbrung dalam obrolan tersebut.

"Kenapa mencariku? Ada apa lagi?" Tampak malas, tetapi Hua Tianyang tetap mendengarkan adiknya.

"Kakak Tianyang, ada yang menindas kami. Kau harus membantu kami memberinya pelajaran." Bukan Hua Yun, kali ini yang bicara adalah Zheng Niu. Meskipun tidak ada hubungan darah di antara mereka, tetapi karena berteman dengan Hua Yun membuat Zheng Niu juga cukup mengenal Hua Tianyang.

"Menindas kalian? Memangnya siapa yang berani melakukannya? Apa tidak tahu aku masih di sini?"

Di sini maksudnya adalah di akademi. Di kalangan murid senior, harus diakui jika nama Hua Tianyang cukup terkenal. Jika tidak, bagaimana Hua Yun akan membual di antara murid-murid baru dan bertindak seenaknya?

Semua itu karena dia memiliki Hua Tianyang di belakangnya.

"Siapa? Siapa nama murid itu?" tanya Hua Tianyang.

"Ye Lin. Namanya Ye Lin. Dia biasanya sangat patuh dan tidak pernah melawan, tapi kemarin dia sangat kejam, membuat kami babak belur."

Sementara Hua Yun masih berusaha melebih-lebihkan ceritanya, Li Jiancheng merasa tidak perlu untuk tetap berada di sana.

"Hua Tianyang, aku pergi dulu. Aku ingin menyelidiki nama murid baru itu, aku ingin menjadi temannya."

Hua Tianyang mendengar ini segera berseru. "Semoga berhasil. Nanti beritahu aku juga namanya setelah kau berhasil menyelidikinya."

"..."

Hua Yun dan dua temannya memandang dengan heran menyimak percakapan Hua Tianyang dan Li Jiancheng.

"Kak, kenapa kau ingin tahu nama seorang murid baru?"

Namun bukannya menjawab Hua Tianyang memukul punggung Hua Yun cukup kuat. "Sudahlah. Jangan membahas ini, sekarang bawa aku ke tempat murid yang menindasmu. Aku akan memberinya pelajaran."

"Kak Tianyang, aku akan menunjukkan jalannya."

___

Hua Yun dan dua temannya membawa Hua Tianyang pergi ke kediaman Ye Lin. Namun mereka tidak tahu, setelah pergi dari aula obat Ye Lin tidak langsung pulang melainkan pergi ke menara kultivasi.

"Tuan Muda, sewa dua ruangan sekaligus terlalu mahal. Lebih baik Tuan Muda saja yang masuk, Huang Mei bisa berkultivasi saat pulang."

Namun, bukannya mendengar saran Huang Mei, Ye Lin tanpa ragu mengambil dua kunci ruangan dan langsung membayarnya.

"Kau lupa, kita baru saja menghasilkan banyak keuntungan? Hanya dua ruangan, aku bisa menyewa lebih banyak jika benar-benar diperlukan."

Huang Mei terdiam. Benar-benar lupa jika Tuan Mudanya telah mendapatkan banyak keuntungan setelah menjual empat pil janin pembentukan akar kepada para alkemis di aula obat.

Namun, Huang Mei merasa dirinya tidak pantas ikut menikmati keuntungan itu terlebih setelah menerima satu pil janin pembentukan akar.

Satu pil saja sudah sangat mahal. Dia tidak bisa menerima lebih banyak.

"Tak perlu banyak berpikir, fokus tingkatkan kekuatanmu saja."

Seolah tahu apa yang sedang dipikirkan Huang Mei, Ye Lin memberikan kunci ruangan dan tak membiarkan Huang Mei punya kesempatan melepasnya.

Mau tidak mau Huang Mei pun menerima kunci ruangan yang diberikan. Kemudian dengan rasa sungkan mengikuti Ye Lin naik ke lantai tiga untuk menemukan ruangan yang disewa.

Kebetulan ruangan mereka berada di lorong yang sama. Meskipun tidak bersebelahan, tetapi masih bisa dibilang cukup dekat.

"Masuklah, tidak perlu banyak berpikir," ulang Ye Lin, sekali lagi.

Kali ini Huang Mei memasuki ruangannya dengan patuh. Sebelum menutup pintu, tak lupa gadis itu tersenyum manis saat menyapa Ye Lin.

Dia pun sudah berada di dalam ruangan. Segera mencari tempat yang nyaman, duduk bersila, lalu mengeluarkan pil janin pembentukan akar yang diberikan Tuan Mudanya.

"Aku tidak akan mengecewakan kepercayaan Tuan Muda. Aku pasti bisa naik tingkat."

Karena tidak mungkin menolak, dia hanya bisa memanfaatkan sebaik mungkin kesempatan yang diberikan.

 

Di ruangan lain, Ye Lin langsung menyerap pil janin pembentukan akar begitu menemukan tempat duduk yang nyaman.

Tubuhnya mulai terasa hangat, energi yang mengalir benar-benar seperti angin sepoi-sepoi.

Perasaan itu sungguh perasaan yang perlu dinikmati. Namun, tak lama kemudian, suara-suara kasar mulai terdengar dari dalam tubuh diikuti dengan rasa sakit yang luar biasa.

Tulang seperti dihancurkan, daging seperti di remas-remas.

Berteriak. Bahkan ketika Ye Lin berusaha mati-matian menutup mulutnya, satu teriakan masih bisa lolos dari tenggorokannya.

Tidak tertahankan. Tetapi semua itu adalah bayaran yang harus diterima demi mendapatkan kondisi fisik yang diinginkan.

___

Waktu berlalu, siang berganti malam.

Di kediaman Ye Lin, empat orang menunggu sambil bersembunyi di balik dinding. Mereka mengawasi seperti pengintai, memasang jebakan menunggu pemilik tempat tersebut datang.

Namun, mereka sudah menunggu berjam-jam tapi yang ditunggu masih tidak terlihat batang hidungnya.

"Kalian... Apa kalian yakin ini kediaman murid baru yang menindas kalian? Mana orangnya? Kenapa masih tidak terlihat?" Hua Tianyang mulai marah-marah. Tapi tidak ada yang bisa dilakukan oleh Hua Yun karena dia juga tidak tahu kemana Ye Lin pergi.

"Kak, tolong bersabar. Sebentar lagi dia akan muncul."

"Dari tadi kau bilang begitu. Kau ingin aku tetap di sini sepanjang malam? Begadang sampai pagi?"

"..."

1
Royaleia 🐲
👍👍👍👍👍
Andipujiwahono
ayo update lg jg Menantu Dewa Roh juga lanjutkan Thor
algore
jz
algore
kok mulai macet Thor
menantu dewa roh gmn ga berlanjut ksh
Andipujiwahono
ayo update lg thor
algore
joz
algore
mampus
algore
joz
algore
jos
algore
joz
algore
jos
Andipujiwahono
ayo thor update lg semangat💪👍
Andipujiwahono
ayo update lg
Andipujiwahono
ayo up lg
algore
joz
algore
jos
algore
joz
algore
jos
algore
joz
algore
jos
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!