NovelToon NovelToon
Aku Kembali (Takdir Yang MenuntunKu)

Aku Kembali (Takdir Yang MenuntunKu)

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Beda Usia
Popularitas:713
Nilai: 5
Nama Author: sriiwidiana

ketika kita ingin melupakan masa lalu namun itu sulit, padahal itu semua yang membuatnya sakit hati setelah 5 tahun dia menghindar dari segala urusannya dengan masa lalu apa jadinya jika takdir justru menuntunnya bertemu dengan org yang selama ini ingin dia hindari.

apa dia akan menemukan kebahagiaan atau akan terluka untuk yg kedua kalinya?

ini karya pertama ku mohon dukungannya teman-teman

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sriiwidiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 13

   Semenjak Ziah tau status Andreas yang seorang duda setidaknya itu membuat Ziah tidak perlu khawatir. Karena yang di takutkan Ziah adalah Andreas yang mengejarnya tapi masih berstatus sebagai suami orang. Tapi Meskipun begitu Ziah masih belum bisa memberikan Andreas kesempatan untuk menjelaskan.

 Ziah belum siap jika dia ingin mendengarkan penjelasan Andreas berarti itu sama saja mengorek luka lamanya.

 Hari ini Ziah sepulang dari sekolah berencana untuk kerumah Mariam. Biasanya di hari Minggu Ziah pasti menyempatkan untuk ke rumah sahabatnya atau sebaliknya. Namun semenjak Andreas masuk lagi ke kehidupan sehari-hari nya hari Minggu Ziah di ganggu dengan kedatangan Andreas.

 Ziah berjalan menuju parkiran motor, Hari Senin seperti ini rasanya Ziah sangat lelah. Ziah pun menstater motornya baru akan meninggalkan pekarangan parkiran sekolah motornya di hadang Andreas. Ziah merasa geram kenapa Andreas selalu ada dimana-mana.

"Dek mau kemana? langsung pulang? Atau mau ke tempat lain dulu?" tanyanya beruntun.

"kemana aja bebas, lagian gak ada urusannya sama Bapak. Kan gak ada perintah juga apa-apa saya harus lapor ke bapak." jawab Ziah sedikit ketus.

"Ya siapa tau butuh pengawalan gitu, atau butuh teman buat di jalan biar gak sendirian." jelas Andreas.

"Saya mah udah biasa kok apa-apa sendiri, jadi gak butuh namanya di temenin apalagi sampe harus di kawal." Sinis Ziah. Namun sepertinya Andreas tidak menyerah begitu saja dia masih diam berdiri di depan motor Ziah.

"Minggir loh pak, saya mau lewat keburu sore." Pinta Ziah. Perasaan dulu Andreas yang tidak keras kepala seperti ini, apa yang di katakan Ziah dia pasti akan menurut.

"Ya udah ayo, tapi Mas ikutin kamu dari belakang." paksa Andreas, dia tidak peduli dengan wajah kesal Ziah.

 Jarak rumah Mariam dan sekolah lumayan jauh kurang lebih sekitar 3km. Ziah melajukan motornya m nuju rumah sahabatnya, yang tidak dia sadari adalah Andreas yang ternyata masih mengikuti nya dari belakang. Akhirnya Ziah sampai di rumah sahabatnya, dia memarkirkan motornya di pinggir jalan, tidak berselang lama Andreas pun sampai dia melakukan hal sama yaitu memarkirkan motornya di samping motor Ziah.

"Bapak ngapain ngikutin saya sampai ke sini segala?" tanya Ziah sedikit kaget. Dia kira Andreas tidak senekat itu tapi ternyata laki-laki itu benar-benar mengikuti nya.

"Kan Mas tadi udah bilang kalau mau ikut kamu. Lagian kamu kan gak larang juga." bela Andreas. Ziah menggaruk keningnya yang tiba-tiba merasa gatal. Heran dengan kelakuan mantan kekasihnya itu.

 Ziah akan kembali mengenakan helm dia memutuskan untuk pulang saja, namun niatnya ia urungkan, karena melihat ibu sahabatnya sudah keluar rumah. Ziah pun melangkah ke arah Bu Niah, Andreas mengikuti langkah Ziah.

"Assalamualaikum Bu, Apa kabar?" tanya Ziah sambil menyalami tangan Bu Niah.

"waalaikumsalam, Alhamdulillah ibu sehat, ayo masuk ke dalam saja biar enak ngobrolnya. Itu pacarnya di ajak masuk juga jangan suruh nunggu di kursi luar." Bu Niah mengajak sekaligus menyuruh Ziah. Ziah yang awalnya ingin membantah kalau mereka tidak pacaran namun di urungkan nya karena sungkan oleh Bu Niah.

 Mereka bertiga masuk ke dalam rumah, Ziah dan Andreas duduk berdampingan setelah di persilahkan duduk, sementara Bu Niah pamit ke dapur untuk mengambil minuman sekalian memanggil Mariam. Ziah dan Andreas seperti sepasang kekasih yang sedang bertengkar, padahal bukan seperti itu si pria merasa senang karena di akui pacar oleh si perempuan, sedangkan si perempuan kesal karena di pria terus mengikutinya.

"Jadi sekarang kita udah resmi ceritanya?" tanya Andreas, sambil senyum-senyum tidak jelas. Ziah mendelikan matanya ke arah Andreas.

"Denger ya pak saya tidak membantah bukan berarti mengikuti,tapi saya malas debat apalagi ini dirumah orang." jelas Ziah sambil menahan amarahnya tidak lama Mariam datang menghampiri keduanya sambil membawa nampan berisi minuman dan camilan Mariam kaget saat Ziah datang bersama Andreas.dia kira Ziah datang bersama Adan . Guru yang selama ini sama-sama mengharapkan cinta Ziah .

"ibuk bilang kamu sama pacar . Kirain aku Dateng bareng pak Adnan ." jelas Mariam. Ziah melotot ke arah Mariam . Lalu menatap ke arah Andreas yang sedang menatapnya . Ziah seperti seseorang yang ketahuan selingkuh oleh pacarnya.

"emang urusannya sama bapak apa? Bapak kan gak ada hak buat larang saya dekat dengan pria mana pun. Lagian ya saya single pak Adnan nan juga sama single nya. Jadi masalah nya di mana?" tanya Ziah dia sedikit terbawa emosi

Mariam yang melihat perdebatan di depan matanya merasa pusing. Yang satu seperti ABG yang cemburu kepada kekasihnya, yang satunya malah seperti sengaja memancing emosi lawan bicaranya.

"udah ya, jangan berantem malu sama umur." ujar Mariam .keduanya lasung diam, Ziah memalingkan muka dari Andreas tapi Andreas masih menatap ke arahnya .

" kata nya mau cerita kok malah kayak begini ." ucap Mariam lagi. Karena sepertinya Ziah melupakan tujuan awal dia ingin bertemu dengannya Ziah tiba-tiba turun dari kursi. dan malah duduk melantai, sekarang Andreas paham Ziah lebih suka duduk di bawah. Tapi itu membuat Andreas sedikit tersenyum karena Ziah tidak sadar kalau dirinya sedikit bersandar pada sebelah kaki Andreas. Sama seperti dulu saat keduanya masih menjalin kasih .

" gak jadi ,masak mau ngobrolrin orang sementara orangnya ada di sini. Gitu mah s kalian aja aku tanya orangnya." gerutu Ziah. Tangannya mengambil canmilan di atas meja .

" ya udah nanti malem lewat telepon aja ,atau besok main lagi ke sini ." pinta Mariam iya tersenyum saat melihat Andreas yang masih menatap lekat ke arah Ziah, yang sedang memakan camilan .pandangan Andreas tidak pernah barubah dari dulu masih memandang Ziah dengan tatapan mendamba.

" kamu gak pengen nikah ?" celetuk Ziah sambil menatap ke arah Mariam.

"Nikah sama kamu! Maaf ya Saya masih normal." canda Mariam. Ziah tertawa mendengar itu.

"Ya kali udah siap di pinang, itu pak Adnan masih single cocok deh samu kamu." ternyata pembahasan Adnan masih berlanjut. Mariam yang sedang minum langsung tersedak.

Uhuk..uhuuuk

"itu mulut kalo ngomong gak ada remnya ya." ujar Mariam, dia terkejut dan juga kaget. Karena tiba-tiba Ziah berbicara seperti itu.

"jangan kira aku gak tahu ya, kamu naruh hati sama pak Adnan, dari pertama kali aku ngajak dia ke sini." jelas Ziah. Mariam kaget kenapa Ziah bisa se-peka itu tentang hatinya. Namun keduanya tidak sadar ada seseorang yang tengah meredam amarahnya.

"Tapi kamu.." ucapan Mariam menggantung karena di potong Ziah.

"Aku mah cuma nganggap dia sebagai senior di sekolah aja, karena dia kan lebih lama kerja di sana ketimbang aku." jelas Ziah. Mariam diam sesaat, apa bisa dia mendekati teman kerja sahabatnya itu.

"Kamu sering pergi keluar berdua sama Adnan? Terus itu ibu sama ayah tau enggak?"tanya Andreas tidak sabaran.

Mariam menepuk jidatnya, kenapa orang dewasa kalau sudah cemburu tingkahnya lebih kekanakan dari pada remaja. Padahal tadi Ziah sudah mengatakan hubungan nya hanya sebatas senior dan junior sesama guru di sana.

"Apa sih pak, saya lagi ngomongin Mariam sama pak Adnan kenapa sekarang jadi saya, ibu ,dan ayah ke seret juga." sungut Ziah. Kenapa Andreas jadi seperti orang bodoh fikir Ziah.

Keduanya berdebat tanpa hente, menghiraukan Mariam yang ada di sana, yang satu ke lewat posesif yang satunya ngeyelan.

"Zi, kamu gak mau pulang? tadi katanya janji ke Bu Aminah gak sampai sore." jelas Mariam, dia lebih baik mengusir mereka pulang karena datang ke rumah nya malah adu mulut dari datang sampai mau pulang ada saja yang jadi perdebatan keduanya.

"Iya ya, gak kerasa udah sore."ucap Ziah sambil melirik jam tangannya.

Mereka pun pamit pulang kepada Bu Niah dan juga Mariam. keduanya meninggal kan pekarangan rumah Mariam. Andreas mengantarkan Ziah pulang, awalnya Ziah menolak namun bukan Andreas jika tidak bisa memaksa.

Namun di perjalanan mereka tidak sadar telah di ikuti sebuah mobil.

1
ndah_rmdhani0510
Gak espek banget Pak Andreas manggil Dek ke Ziah... Malah jadi ikutan senyum sendiri 😅
Aiko
Jleb banget emosinya!
Rukawasfound
Siapa bilang baca novel cuma buang-buang waktu? Ini me-time ku yang selalu bikin happy.
Sriiwidiana: terimakasih sudah memberikan komentar. jangan bosan ikuti kelanjutan ceritanya 🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!