NovelToon NovelToon
KAU TOLAK KU AMBIL PERJAKAMU

KAU TOLAK KU AMBIL PERJAKAMU

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: liyana

wanita dengan dendamnya dan pria dengan rahasia kelam.

"huhuhuh, sungguh sial saya bertemu dengan wanita seperti kamu," ucapnya seraya menutup wajahnya sambil menangis.

wanita yang tidur bersamanya menatapnya dengan tak percaya,"bapak serius nangis, pak, yang harus nangis itu saya, kan bapak ambil keperawanan saya,"ujarnya tak percaya apa yang di lihatnya.

"kan kamu yang memaksa saya tidur bersama kamu, saya sudah menjaga punya saya, agar tetap suci, tapi dalam semalam kamu mengambil kesucian saya, huhuhuhu,"omelnya panjang lebar seraya menangis, dan tidur membelakangi wanita yang syok melihat reaksinya.

" tapi bapak suka kan, buktinya ngak tidur semalam,"ucapnya, membuat pria yang membelakanginya itu, sedang menahan malu dengan wajah memerah."lagian sok nolak cinta saya, jadinya kan perjaka bapak saya ambil aja,"lanjutnya dengan senyuman bangga, berhasil mengambil keperjakaan pria yang menolaknya.

"saya tidak akan bertanggung jawab," ucapnya membuat wanita di sampingnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon liyana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

apakah boneka itu Nessa?

semua orang membulatkan mata, mendengar suara teriakan yang menyayat hati, air mata semua orang berambun, mendengar jeritan dan teriakan yang mengisi pesta ini.

sedangkan meneer hanya tertawa pelan, melihat reaksi semua orang,"su_suara itu_"kata dinda tergagap, ia mengeleng pelan seraya menghembuskan nafas,"ngak, ngak mungkin, tadi dia balas chat gue,"ujarnya menenangkan dirinya sendiri, tapi akalnya tetap membantah dan tetap mengatakan suara itu, suara Nessa.

jari jemari Athera menggenggam erat tangan Bima, air mata mengalir di pipinya,mama Bella sendiri memeluk erat tubuh suaminya.

"pa, mama takut, apa boneka itu... dari manusia," bisiknya pada Danu.

"mama tenang dulu, jangan menyimpulkan sembarangan, Bima," panggilnya pada sang putra, Bima menoleh, "nak, apa teman kamu itu, suka berimajinasi seperti psikopat?" tanyanya.

Bima diam sebentar, menatap meneer yang asik terkikik sendiri, "ya..." jawabnya, membuat mereka bertiga melotot, dengan nafas tertahan dan badan yang kaku, "tapi dia bukan psikopat," lanjutnya, mereka bertiga menghembuskan nafas lega.

"kamu bikin kami jantungan Bima, " omel mama Bella.

semua orang yang disana mulai merasa takut, apalagi suasana begitu mendukung, malam yang gelap di terangi cahaya lilin, dan tawa meneer.

"bagaimana, apa kalian suka dengan MV nya?" tanya meneer dengan senyuman manisnya.

Salah satu meja paling pojok, menggebrak meja membuat seisi ruangan terperanjat kaget, "apa-apaan ini, ini namanya kriminal!"teriaknya, putrinya terus menarik ayahnya agar duduk, tapi ayahnya sama sekali tak menggubris putrinya.

" betul itu,"kata para orang tua, sedangkan anak-anak mereka terus menyuruh mereka diam, "ada apa dengan kalian, seharusnya kalian mendukung kebenaran, kenapa malah menyuruh kami diam dan duduk, kami tidak sudi berada di ruangan ini," ujarnya, diikuti para orang tua, sedangkan anak-anak mereka bingung mau ikut orang tua mereka atau diam di meja.

hanya dinda dan Novan dan keluarga Bima yang masih betah berada di meja mereka, "kak, kita ngak pulang, ini udah kriminal kak," ujar Dinda, di tatap tajam oleh Novan.

"ngak, kita akan tetap disini, jadi kamu diam saja,"ucap Novan dengan tegas.

semua orang tua berbalik menatap putri dan putra mereka.

Fika!

Hendra!

Sonya!

Raka!

Panggil orang tua mereka masing-masing. sedangkan anak-anak mereka hanya diam dan menunduk.

Meneer menyeringai, "kenapa kalian ingin pergi, acaranya belum selesai" ucapnya dengan anggun.

"kami tidak sudi melihat acara kriminal ini!" bentak ayah Fika, Fika menggeleng menatap ayahnya agar diam.

"kriminal? apanya yang kriminal, saya hanya mempersembahkan karya saya, silahkan duduk, putri dan putra kalian belum ingin pergi betul," ucapnya dengan nada lembut, menatap satu persatu teman sealumninya.

mereka semua mengangguk, orang tua mereka menggeleng dengan tak percaya. "silahkan kembali duduk ke tempat masing-masing," ucapnya.

para orang tua saling pandang dan duduk kembali dengan wajah pasrah.

"baik, apa saya bisa mulai menjelaskan tentang karya saya," ujarnya.

"silahkan nyonya meneer, kami menantikan arti karya anda," kata sonya seraya tersenyum manis, papinya dan maminya tentu merasa heran.

"baiklah, karya saya dengan music video yang saya buat se horor mungkin dan sampai membuat kalian emosi, jujur itu sangat lucu," di balas tatapan sinis para orang tua.

"tapi ya, ini memang kriminal,"semua orang tua mengepalkan tangan mereka. "dan ini terimajinasi dari seorang wanita, yang kuliah di kampus Cendana, "lanjutnya membuat semua orang saling tatap dan terkejut pastinya, sedangkan Dinda sudah meremas tangannya berharap bukan Nessa.

"dan nama wanita itu adalah Nessa," jantung Dinda rasanya berhenti berdetak, matanya terbuka lebar, melihat ke arah panggung, "wanita itu sangat cantik tapi tertutup make up yang tebal, rambutnya yang pink meninggalkan kesan soft and elegant,"

Dinda mengangkat tangannya, "silahkan, " ujarnya mempersilahkan Dinda bertanya.

"a_apa, huuuh, apa... bo, neka itu... terbuat dari ma-manusia?" tanyanya

Meneer tertawa, "ya... " semua orang tua menjadi riuh sedangkan anak mereka tetap tenang.

"apa kamu seorang psikopat, tega kamu membunuh seorang maha siswi, junior kamu sendiri!" bentak Ibu Raka dengan mata memerah.

"buk, " Raka menarik ibunya agar duduk.

"Diam kamu, kenapa kalian yang masih muda, tidak punya hati nurani, kasihan wanita itu hiksss," tangisnya pecah mengingat mendiang putrinya.

"buk, tenang, " kata suaminya mengelus punggung istrinya yang terisak.

meneer tersenyum pada Raka yang wajahnya tetap datar, "Raka, ibumu benar-benar tidak berubah, terlalu emosional, tapi, meneer tetap suka," katanya dengan lembut.

"saya akan memperkenalkan Nessa, imajinasi saya membuat boneka ini!" serunya membuka tirai, menampilkan Nessa dengan gaun yang sama di pakai oleh boneka di dampingnya, semua orang tua diam hanya para anak muda yang bertepuk tangan.

Ibu Raka mengelap air matanya, seketika semua orang tua menjadi malu, ayah Fika berdiri, "Saya_"

"tidak perlu, saya tahu semua orang tua punya hati yang begitu lembut," pungkasnya, "tapi... sepertinya kesan acara saya, terlalu horor, dan kalian tidak akan mau ber investor ke studio saya," lanjutnya dengan nada sendu di akhir kalimatnya.

"tidak, saya bersedia menjadi investor anda," ucap ayah Fika tiba-tiba.

"pak, ibu malu tadi, teriak-teriak, jadi investor aja di studio nyonya meneer," kata Ibu Raka.

"ibu, di suruh duduk malah teriak," cetus Raka pada ibunya yang sudah malu.

"ya ibu ngak ngak tahu," cicitnya pelan.

"ya ampun, mama kayaknya harus meriksa jantung mama ke dokter, karena acara ini bikin mama terkejut setiap saat,"ucap mama Bella memeluk suaminya.

"papa juga, papa benar-benar ngak kuat, papa ngak mau lagi datang ke acara kayak gini," ujarnya, mama Bella menatap suaminya.

"papa ngak mau jadi investornya?" tanya mama Bella.

"ngak, emang harus," katanya bodoh amat.

"ngak sih, lagian kalau papa ngak jadi investor, papa bisa nolak acara kayak gini," ucapnya duduk tegak.

sedangkan Bima dan Athera merasa lega meski sedikit jengkel, mereka saling tatap, dan beralih ke tangan mereka yang bertaut dengan erat.

dengan cepat Bima melepaskan pegangan tangan nya pada Athera, suasana menjadi canggung di antara keduanya.

"pa acaranya udah selesai kan?" tanya mama Bella dengan tak sabar.

Danu melirik jam di pergelangan tangannya, "iya, ma, acaranya udah bakalan selesai," mama Bella merasa lega.

"kalian mending nginep di rumah mama sama papa, mama masih takut, meskipun ini ngak benar, mama takut kalian jadi incarannya,"bisiknya mencondongkan wajahnya.

"iya ma," kata mereka kompak dan saling pandang, lalu membuang muka.

Mama Bella dan papa Danu mengernyitkan dahinya.

Acara meneer di tutup dengan sedikit tarian mistis, yang bikin jantungan dimana si penari harus menari tanpa menginjak paku di lantai.

mereka semua pulang, dan tersisa hanyalah meneer dan Nessa, Selepas kepergian semua orang, Nessa tak lagi tersenyum wajahnya berubah menjadi sendu, meneer tersenyum puas ia berjalan ke arah Nessa, menyelipkan anak rambutnya di belakang telinga, Nessa refleks mundur dengan kaki bergetar.

Dinda masih di ambang pintu, dirinya melihat wajah sendu Nessa,"Dinda, ayo kita pulang,"ajak Novan menggandeng tangan adiknya.

"kak, ngak sekalian Nessa kita anter pulang," ucapnya menoleh ke Nessa yang wajahnya tak terlihat karena di depannya ada meneer yang sedang mengangkat wajah Nessa dengan telunjuknya, Novan juga ikut melihat ke arah panggung.

"tidak perlu, meneer akan mengurusnya," kata Novan dingin menarik paksa Dinda untuk ke mobil.

pintu restoran itu di tutup dengan pelan, sekarang Nessa dan meneer tak terlihat, meneer menyunggingkan bibirnya, "Terima kasih sudah bertahan di acara ini, " ujarnya, dan Nessa menatap mata meneer dengan air mata yang mengalir deras di pipinya,tanpa terdengar isakan tangis.

Nessa menjadi lemas dan langsung di tangkap oleh kedua penjaga pria, "bawa dia ke ruang bawah tanah, dan kamu," tunjuknya pada penari cantik dengan gaun yang indah. "lain kali gerakanmu jangan sehati-hati itu, sesekali tumpahkan darahmu di panggung ini," bisiknya, penari itu hanya menunduk kan wajahnya seraha meremas gaunnya.

"NESSA!"

Meneer menoleh ke arah sumber suara dengan wajah psikopatnya.

mohon dukungannya para readers dengan cara like, vote, and bintang limanya🙏🤗

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!