DIRIKU Bukan IBU Tiri Yang Kejam

Dengan mengendap-endap Mely mengintip di sela-sela gubuk Sherina yang banyak bolong nya, dan betapa terkejut nya Mely dengan apa yang di lihat nya saat ini.

"Astaga... bukan kah ini Nenek Sarah.. dia.. dia.. mencuri di rumah Sherina" Mely benar-benar terkejut dengan pemandangan tersebut, Mely tak menyangka Nenek Sarah akan bertindak sejauh itu.

Mely dengan cepat menuju ke rumah nya, Mely akan memanggil suami nya, agar dia bisa menghadapi Nenek Sarah.

Brakk... Mely mendorong pintu rumah nya dengan begitu kuat, hingga Sem terperanjat kaget.

"Istri ku ada apa!! kenapa kamu mendorong pintu begitu kuat?" Sem keheranan dengan tingkah istri nya karna biasanya Mely selalu bersikap santai.

"Suami ku.. ayo ikuti aku" Mely manarik tangan Sem agar dia bergegas mengikutinya.

"Ada apa Istri ku, kita mau kemana?" Sem di tarik paksa oleh Mely.

"Ikuti saja.. dan jangan berisik, nanti orang-orang itu akan kabur" Mely tak menghiraukan suaminya yang keheranan Mely terus menarik tangan Sem agar mengikutinya.

"Sebenarnya ada apa?" Sem bertanya, namun kali ini dia berbisik.

"Pelan-pelan Suami ku" setelah mereka berada di belakang rumah Sherina, Mely meminta suami nya untuk berjalan dan berbicara secara pelan.

Mely mengajak suami nya mengendap-endap, untuk menuju kerumah Sherina.. setelah sampai di belakang rumah Sherina Mely mengajak suaminya mengintip ke dalam rumah.

"Bukan kah itu Nenek Sarah" Sem berbisik tepat di telinga Mely.

"Ya itu dia.. dia mengajak dua cucu nya mencuri di rumah Sherina.. saat ini Sherina tak ada di rumah" Mely menjawab pertanyaan suami nya dengan berbisik juga.

"Astaga.. lalu kamu ingin aku berbuat apa?" Sem tak ingin istri nya gegabah hingga akhirnya mereka terlibat masalah.

"Bagaimana kalau kita teriaki mereka sebagai pencuri" Mely seketika mempunyai usulan seperti itu.

"Tidak tidak tidak.. " Sem. menolak dengan keras usulan istri nya.

"Kenapa?" Tentu saja Mely heran dengan penolakan suaminya.

"Aku tak ingin kita terlibat masalah" Sem benar-benar tak ingin terkena masalah, apalagi harus punya masalah dengan Nenek Sarah, Sem benar-benar tidak mau hal itu terjadi.

"Lalu bagaimana dengan Sherina.. aku kasian pada mereka, apalagi pada anak-anak itu.. makanan itu hasil jerih payah mereka, dan mereka baru merasakan sedikit kebahagiaan" Mely benar-benar perduli pada Sherina dan anak-anak nya.

"Aku tetap tak ingin kita terkena masalah" Sem tetap pada pendiriannya.

Maka Mely pun tak bisa berbuat banyak, karna mengikuti suaminya adalah pilihan terakhir untuk Mely.

Di saat mereka akan kembali, Mely tanpa sengaja menginjak ranting yang tergeletak di tanah.

Kretakk... bunyi ranting itu begitu keras, hingga membuat Nenek Sarah bergegas untuk segera pergi.

Zay.. Bim.. sudah makan nya, cepat kita kemasi saja semua yang tersisa" perintah Nenek Sarah pada kedua cucu nya, dia merasa seperti ada yang mengawasi.

Dengan sigap Zay dan Bim membawa apa saja yang bisa mereka bawa, bahkan makanan yang tersisa pun mereka kantongi.

Sem hingga melongo tak percaya dengan apa yang di lihat nya, Sem tak menyangka jika Nenek Sarah yang serba kecukupan itu mencuri di rumah menantunya sendiri.

Itu pun adalah menantu yang telah di buang nya begitu saja, parah begitulah penilaian Sem terhadap Nenek Sarah saat ini.

……………………………………………

"Zevan.. kenapa kamu terus menatap ke belakang, apa kamu meninggalkan sesuatu?" Sherina memperhatikan gerak gerik Zevan yang tampak gelisah.

"Tidak ada Ibu.. hanya saja aku merasa khawatir dengan keadaan rumah" rumah mereka pintu nya sangat reyot, jika ada angin kencang pintu itu pasti akan terlepas.

"Sudahlah tak apa-apa.. nanti Ibu akan membuat kan rumah yang kokoh untuk kalian, dan Ibu akan membuat pintu rumah kita terbuat dari besi" Sherina bukan hanya memberikan janji manis saja, dia benar-benar bertekad dalam hatinya.. jika dia akan membuat kan rumah untuk mereka tinggali.

"Benar kah itu Ibu? jika benar Alina ingin punya kamar sendiri" Alina menyampaikan keinginan nya, karna kini mereka tidur berdesak-desakan di ruangan yang begitu sempit.

"Tentu.. kalian semua akan mendapatkan kamar masing-masing, dan Ibu akan mendesain kamar kalian sesuai dengan keinginan kalian" Sherina akan membuat kehidupan anak-anak itu layak, dan dia akan membangun rumah seperti di dunia nya.

"yeee.... "Alina dan Alena bersorak gembira, Zivan juga sebenarnya ingin ikut bersorak, tapi dia malu untuk melakukan nya.

"Akhirnya... sampai juga.. " Sherina suka dengan gunung di sini, harus Sherina akui kehebatan Author itu dalam mengambarkan kekayaan alam nya patut di acungi jempol.

"Ibu.. kenapa Ibu setiap kali kesini selalu tampak begitu gembira" Alina bertanya karna dia sudah dua kali pergi kesini bersama Sherina.

"Ibu sangat menyukai pengunungan, rasanya disini begitu damai" Sherina menghirup udara disana dengan rakus, Sherina juga merentangkan kedua tangannya, Sherina benar-benar menikmati suasana di sana dengan hati penuh ketenangan.

"Tuan di depan ada gingseng yang sudah hidup seribu tahun, jika di jual akan sangat mahal" tiba-tiba saja suara Sistem mengbuyarkan ketenangan Sherina.

"Anak-anak.. ayo kita terus maju ke depan, Ibu rasa di sana kita akan mendapat keuntungan yang sangat besar" Sherina begitu berterimakasih atas info yang di berikan oleh Sistem.

"Aku percaya dengan ucapan Ibu.. " Alina selalu menjadi orang pertama yang mempercayai Sherina, Alina juga segera berlari menuju tempat yang di tunjukan oleh Sherina.

"Alina tunggu Kakak" Alena tak mau kalah dia segera berlari mengejar Alina.

Melihat tingkah kedua anak perempuan nya Sherina hanya menggelengkan kepala.

"Ternyata.. mempunyai banyak anak tak seburuk yang ku bayangkan, yang ada aku selalu bisa tersenyum karna tingkah mereka" Sherina merasa bersyukur.. meski dia harus terlempar ke dunia novel ini.. setidaknya dia tak hidup terlontang-lantung seorang diri.

"Ibuu... lihatlah apa yang kita temukan" Zivan berteriak penuh kegembiraan.

"Kamu menemukan apa Adik?" Zovan berlari menghampiri Zivan yang sedang melompat-lompat penuh kebahagiaan, dan dia terus memanggil Sherina.

Sherina dengan santai menghampiri Zivan, Sherina sudah tau apa yang di temukan Zivan, pasti itu adalah ginseng yang di maksud oleh Sistem.

"Waw... Ibu cepatlah kesini" Zevan berteriak meminta agar Sherina segera menghampiri mereka.

"Kalian kenapa ribut sekali?" Sherina berpura-pura bertanya dan berpura-pura tak tau tentang apa yang di temukan oleh Zivan.

"Ibu.. lihatlah apa yang aku temukan.. aku yakin, kita akan segera bisa membuat rumah seperti apa yang kita impikan" Zivan begitu penuh semangat, dan merasa dirinya lah yang menemukan ginseng tersebut.

"Waw... gingseng!!" Sherina tak dapat berpura-pura lagi, karna gingseng itu ternyata benar-benar sangat besar, dan bentuk nya juga sangat sempurna.

"Ibu... aku juga menemukan tanaman seperti itu.. " Alena berteriak dari arah lain.

"Ini... kita beruntung... " Sherina berteriak kegirangan, dia bahagia dengan penemuan mereka sekarang.

Bersambung... semoga kita ketemu lagi di bab selanjutnya 👋👋