Kujual Tubuhku Demi Ibuku.

Irma berlari menghampiri Mira dan Ningsih yang sedang berjalan melewati rumahnya,wanita itu seakan tidak percaya dengan apa yang dia lihat di depannya matanya.

" Ningsih...? Kamu benar-benar Ningsih,wanita yang hampir gila karena seorang pria,wanita yang sudah seperti mayat hidup?" Ucap Irma tantenya Mira atau kakak dari Ningsih ibunya.

" Ayo bu,tidak usah menghiraukan wanita itu,dia tidak penting kita." Ucap Mira sembari menarik tangan ibunya berjalan mengabaikan Irma.

" Mira...Kamu congkak sekali,kamu pikir kamu sudah hebat? Aku lihat kamu tidak ada etika sedikit pun." Ucap Irma kesal mendengar jawaban Mira.

Mira benar-benar tidak peduli dengan tantenya,dia tetap berjalan meninggalkan Irma yang terus mengomelinya.

Mira membuka pintu rumahnya,lalu membawa ibunya masuk ke dalam rumah lalu duduk di ruang tamu di kursi tua milik mereka.Ningsih seperti orang yang baru masuk,menatap sekeliling rumah yang mereka tempati.

" Mir...Kenapa kamu mengabaikan Tante mu,kamu tidak lupa kan kalau Tante Irma itu kakak ibu?" Tanya Ningsih setelah Mira kembali dari dapur.

" Aku tidak pernah menganggapnya saudara Bu,terlalu sakit semua kata-kata yang dia lontarkan kepada ku saat ibu dulu sakit parah,sudahlah Bu jangan bahas mereka,kita fokus menjalani kehidupan kita." Jawab Mira dengan wajah yang berusaha menutupi kesedihannya.

****

Sementara itu di sebuah rumah mewah,seorang wanita tampak sedang marah-marah,Firza kesal karena Mira tidak datang ke rumahnya sudah beberapa hari ini.

" Kenapa anak baru itu tidak pernah muncul sudah beberapa hari ini? Apa dia mencoba bermain-main denganku? siapa yang tau rumahnya? " Tanya Firza kepada orang-orang yang ada di ruangan itu.

" Dia besar kepala mami,wajahnya pura-pura polos tapi hatinya busuk siapa yang membawa itu ke rumah ini mami?" Jawab salah satu wanita.

" Laura membawa dia kemari,sepertinya cuma dia yang tau rumahnya,aku juga tidak punya nomor WhatsApp nya,cepat panggil Laura." Perintah Firza kepada salah satu pria.

" Anak baru itu juga berani mengambil tamunya Renata,dia memang terlalu berani." Ucap yang lainnya mereka mencoba menjelekkan Mira kepada Firza.

" Kalian semua diam,pria itu yang menyukai Mira,wajar dong dia masih perawan,semua laki-laki menyukai wanita suci." Bentak Firza mereka yang berusaha menjatuhkan Mira langsung menunduk tidak berani lagi menjelekkan Mira di hadapan Firza.

" Mami..Memanggilku ada apa?" Tanya Laura yang datang bersama dua orang pengawal Firza.

" Kenapa wanita yang kamu bawa sudah beberapa hari tidak masuk,sekarang kamu pergi kerumahnya,bawa dia kemari jangan sampai wanita itu ingkar janji,kamu harus bayar denda kalau dia sampai berani main-main dengan ku." Ucap Firza dengan wajah yang sangar.

" Aku tau rumahnya mam...Tapi bisa tidak jangan aku yang jemput dia,mami suruh yang lain saja,aku akan kasih alamatnya,aku ada tamu mam.." Tolak Laura mencari alasan.Padahal dia tidak punya tamu sama sekali, tapi dia tidak ingin bertemu Mira.

" Terserah kamu saja,kirim alamatnya sekarang,kalian berdua pergi ke rumahnya,bawa wanita itu seorang juga." Perintah Firza kepada pengawalnya.

Dua pria segera pergi ke alamat yang diberikan Laura,tidak butuh waktu lama mereka segera mengetuk pintu rumah Mira setelah menemukan rumah Mira.

Sementara itu di rumahnya,Mira baru saja selesai memasak,saat dia hendak duduk di kursi jadul milik mereka tiba-tiba pintu rumahnya di ketuk.

" Siapa itu ya,seharusnya kita tidak punya tamu." Ucap Mira sembari menatap ibunya yang juga menatap ke arahnya.

" Coba kamu lihat siapa tau ada tamu." Ucap ibunya padahal mereka siap-siap ingin menikmati makan setelah Mira selesai memasak.

" Siapa....?" Mira kaget sekali saat membuka pintu dia melihat dua pria bertubuh besar berdiri di depan pintu rumahnya.

"Si_siapa kalian?"

" Mami Firza menyuruh kami menjemput mu,kenapa tidak datang ke rumah sudah beberapa hari?" Tanya salah satu pria itu.Mira menoleh ke belakang,dia takut ibunya menyusulnya.

" Kalian pulang dulu,aku akan segera datang." Jawab Mira sembari ingin menutup pintu.Tapi kedua pria itu langsung menghalangi pintu lalu menatap Mira dengan tatapan sinis membuat Mira semakin ketakutan.

" Aku akan segera datang,kalian pulang dulu,aku takut ibuku melihat kalian disini."

"Mira...!! Siapa itu,suruh masuk kalau mereka tamu kita." Panggil ibunya membuat Mira semakin gugup.

"Iy_Iya bu,mereka rekan kerja ku,mereka menyuruhku agar segera kembali bekerja." Jawab Mira gugup dia takut sekali ibunya menyusulnya.

" Baiklah,kamu segera datang,kalau kamu tidak datang hari ini jangan salahkan aku,besok kami datang menyeret mu dari rumah ini.Jangan pernah berfikir untuk lepas dari kami,kemana pun kamu pergi kami akan menemukan kamu paham...!!?" Ancam pria itu dengan tegas membuat Mira ketakutan.

"Pa_paham bos." Jawab Mira gugup,dia segera menutup pintu setelah kedua pria itu meninggalkan rumahnya.Mira tidak menyadari dua pasang mata menatapnya dari kejauhan.

" Siapa mereka....? Apa Mira berhutang kepada rentenir hingga mereka datang ke rumahnya? sudah aku duga,dia pasti mencari hutangan untuk membawa ibunya ke rumah sakit." Ucap Irma yang kebetulan melihat dua pria itu mendatangi rumah Mira.

" Kita lihat saja bu,semoga para pria itu terus datang ke rumahnya,dia belagu sih,harusnya dia tidak perlu bersusah payah membawa ibunya ke rumah sakit,ibunya hidup pun hanya menyusahkan dia saja." Jawab Bella anaknya.

Mira menutup pintu,lalu dia menyusul ibunya kembali ke dapur,kebahagian di wajahnya langsung hilang setelah kedatangan kedua pria itu ke rumahnya.

" Kenapa wajah mu murung seperti itu?" Tanya ibunya saat melihat raut murung wajah Mira.

"Aku pengen di rumah menghabiskan waktu bersama ibu,tapi bos ku menyuruhku langsung masuk hari ini Bu." Ucapnya berbohong.

" Sudahlah sayang,jangan seperti itu,bos mu sudah membantu kita dengan membiarkan ibu hidup harusnya kamu lebih semangat bekerja,maafkan ibu ya karena sudah menjadi beban untukmu,harusnya ibu memberikan kehidupan yang layak untukmu tapi malah kamu yang bekerja keras untuk ibu."Ningsih menasehati Mira dan juga memberikan semangat untuk anaknya.

" Dan satu lagi,sampaikan salam ku kepada bos mu yang sudah memberikan aku kesempatan hidup ya." Ucapnya ibunya dengan polos.

Mira merasa bersalah karena telah membohongi ibunya,tapi dia tidak punya pilihan lain karena baginya ibunya harta paling berharga yang dia punya saat ini.

" Baik bu,aku siap-siap dulu ya bu." Ucap Mira lalu dia pergi ke kamarnya untuk ganti pakaian dia tidak ingin ada orang lain lagi yang mendatanginya ke rumah.

🌹🌹🌹 bersambung 🌹🌹🌹