Tak ku sangka kawah gunung itu menyatu kan garam lautan dan asam pegunungan,lampu kuning penanda kehidupan ternyata jalan ku menemui dia sebagai teman sehidup semati ku
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ys Simarmata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
penyesalan berujung penyelesaian
Mentari membangunkan kami melalui cahayanya,kain gorden yang terbuka menyingkapkan penyesalan dihatiku,kenapa aku bisa sebodoh ini,aku tidak habis pikir ini terjadi.Sakit banget ya Tuhan kenapa ini bisa terjadi.
Aku menangisi kelakuan yang harusnya bisa saja ku cegah malam itu,andai pelukan hangat itu tidak terus-menerus membekas dihati,"Mama anak mu sudah rusak,maaf kan daku karena sudah melakukan ini."
Aduuh kepala ku pusing cuman untuk beranjak tidak kuat rasanya,air mata penyesalan ku mem-bangunkan Sagam dari tidurnya, ia tidur ternyata bukan mabuk.
Adriana:"kamu! Aku gak sangka kamu tega lakuin ini ke aku.Dimana hati mu!"
Tangis ku pecah sejadinya, aku takut karena kejadian pertama kali ini merubah seluruh hidupku.Maaf Sagam harusnya aku bisa mencegah ini.
Adriana:" Gimana dengan aku."
Pikir ku pasti rumah tangga Sagam rusak akibat kehadiran masalah ini, harapan nya aku tidak hamil akibat kejadian ini.
Sagam:"Maaf harusnya aku enggak ngelakuin hal ini ke kamu,aku kelepasan,maaf kan aku."
Untuk kata maaf terlalu mudah, untuk resikonya siapa yang bertanggung jawab.
Adriana:" Mudah untuk bilang maaf dampak dari ini? Tolong lah ! Betapa malunya aku menghadapi dunia."
Sagam dan aku terdiam dibalik luka.
Aku Baru ingat ini pasti ada sangkut pautnya ke Dina dan Fandi,anjir aku harus ke kamar mereka.
Pakaian berupa kemeja lengkap dengan atribut nya ku kena kan setelah mengambil dompet Sagam diatas meja.
Adriana:" Din"
Dina bangsat! Dia keluar menggunakan sehelai handuk doank.Humm aku paham sekarang.
Dina:" Dri Lo kesiangan ya."
Katanya cengengesan, menarik ku masuk hampir melihat Fandi bugil untungnya di tutupi selimut setengah badan.
Dina:" Apa yang terjadi Dri."
Adriana:" Lo masukin apa ke minuman gue atau Sagam?"
Dina:" Sagam? Oh...Maaf banget Dri suami gue salah kasih kopi, yang harusnya kopi' oleh-oleh elo mana kopi itu...Mana dua bungkus lagi dibuatnya."
Adriana:" Setan Lo ya,gue udah gak pw gara-gara masalah ini tau!"
Mata Dina terbelalak,ia tidak menyangka aku hancur ditangan Sagam yang harusnya menjadi penyelamat ku bukan seperti ini.
Aku kembali ke kamar,menangis sampai jadwal cek out keluar.Ah betapa bedanya kasta ku dan laki-laki ini, ternyata dari segi parkiran saja sudah terlihat bedanya.Dia mengambil motor matic bukan keluaran terbaru sedangkan untuk motor bawaan Bibi aja jauh diatas itu.Itu menambah air mataku, laki-laki macam apa yang berani menjadi pendamping ku ini, betapa malangnya aku mendapatkan pasangan seperti ini.
Sagam:" Kalau kamu mau bawa aku ke kantor polisi untuk elaporan ku aku siap."
Bukan pertanggung jawaban atas diriku ya,tapi lebih ke "Oh ini kesalahan dan harus di hukum sesuai dengan perbuatan.
Adriana:" Enggak usah ! Data diri mu yang ku pegang udah cukup buat cari kamu dimana kalau suatu saat ada anak yang harus dipertanggung jawabkan.Aku kehilangan perawan ku juga kamu saksikan,jadi gak ada istilah Salome ya."
Sagam terdiam kala dompet nya menjadi barang jaminan ku, enggak sih soal uang kasnya aku kembalikan.Kalau di pikir-pikir mah menang ganteng doank nih Sagam,duit kagak ada.
Adriana:"Dalam waktu 2 bulan kalau misalnya gue ada tanda-tanda hamil, tanggung jawab Lo.Gue gak mau anak gue lahir enggak kenal siapa bapaknya."
Ku tinggalkan Sagam untuk mendapatkan barang memperjelas kasta kami,aku pergi seolah tak ada yang terjadi, karena ya dasar nya kata hilaf tidak ada bekas-bekas nafsu jahanam di tubuh ku jadi aman untuk menutupi nya saat ini.
Sagam amat menyesali aku tau itu, buktinya pandangan turun itu belum naik sampai bayangan ku menghilang dari penglihatan nya.
Kepulangan ku disambut oleh kedua Bibi yang amat perhatian akan ku, mereka memasak menanyakan aku sudah makan atau belum padahal aku tidak butuh itu saat ini.
Adriana:" Makasih ya Bi,tapi aku gak butuh saat ini."
Padahal langkah ku masih sempoyongan harus naik ke lantai dua capek bener.Dengan berani nya aku membukanya dompet sitaan itu terlihat lah dunia Sagam sebenarnya.
Oh istri Sagam cantik ya, anaknya juga sudah balita,Sagam aditio,wow terlihat klasik namun tidak ketinggalan zaman.Lihat medsosnya kali ya.
Aduh kartu biru, kuning sudah menghilang kan nafsu ku tentang kilas balik ekonomi Sagam,tapi entah kenapa semakin aku acuhkan Sagam rasa ingin memiliki nya itu tinggi.
Woo fotonya Sagam di gunung lumayan banyak,dia juga ngepost anak kecil Namanya Adit,oh mungkin dari kata aditio nya diambil,Oh ini natal dirumah mereka.Tapi perempuan ini lumayan jarang masuk frame keluarga Sagam,harusnya kan kalau sudah jadi istri minimal adalah postingan hari-hari gitu.
Anaknya gak ketinggalan zaman, jadi enggak sesuai dengan namanya.
Lahir Tahun 1993,eh artinya sagam baru 28 Tahun ya, pantesan masih terlihat muda.Ibu ini ada sesuatu yang menarik ku untuk cerita panjang lebar padanya, terlebih wajahnya mengingatkan ku pada Mama.
Istirahat besok ke kantor, walaupun badan masih terasa meriang gak enak badan harus tetap semangat.Jangan tampak kan kekurangan mu Dri,kamu harus semangat dan terlihat ambisius.
Nyantai sedikit dengan segelas kopi ku bayangkan sejenak awal pertemuan dengan Sagam sampai terjadi nya tragedi ini sebuah kata-kata terlintas dibenak ku."Kiranya karma yang ku jalani membawa kebaikan buat ku." Dan terjadi harapan itu pada saat ini.
Telur rebus ditemani mie rebus kuah pesanan by online kurang banget bagi ku, entah kenapa aku bisa lahap makan begini.
Jaga selera Dri entar Lo gemuk lagi please gak mau balik ke ukuran XXL,aku perlu olahraga nih supaya tetap stabil pola makannya.
Untuk hari ini cuman kualiti control kok jadi terbilang ringan lah mengingat beberapa hari aku libur kan.
Jendela lantai 8 memperjelas siapa aku sebenarnya dihadapan kota ini, wanita yang terbelenggu namun tetap ingin terlihat melalui jendela kecil yang ada.Andai Sagam itu anak orang kaya ya,atau minimal penghasilan atau penghasilan kami sekelas lah,bukan maksudnya aku merendahkan pekerjaan dia cuman untuk ku yang bisa jadi ke yang dua itu terlalu menyakiti batin untuk tumbuh dengan kondisi ekonomi dia.
Ah terserah pada Tuhan lah mau dibawa kemana, pusing aku terlalu rumit hidup ini.
Setidaknya untuk beberapa hari ini aku perlu rajin untuk cek kesehatan ku,dan mudah-mudahan aja itu bisa dicegah untuk tidak terjadi.Ya kalau untuk yang rusak aku bisa perbaiki atau minimal jelaskan lah ke calon suami ku nanti nya tapi kalau udah bawa anak,ya kali aku korbankan perasaan anakku untuk menyayangi yang bukan bapaknya.
Dan kalau suami ku terima atas kehadiran anak itu,itu saja sih yang ku takutkan saat ini
“Jika ini benar-benar karma, kuharap Tuhan tidak menjatuhkan aku sekaligus—beri aku waktu untuk memperbaiki yang rusak, bukan menambah luka yang tak bisa aku tanggung.”