"Devan, ini aku bawain makanan lo buat kamu...sengaja aku masakkin buat kamu tadi pagi."
Pyarr!!!
Dengan tak merasa kasihan sedikitpun, cowok tampan membuang begitu saja kotak bekal yang ada diatas mejanya. Hal itu membuat beberapa teman sekelasnya menoleh dan menatapnya termasuk cewek yang memberikan bekal itu.
"Devan kok dibuang sihh? Aku sengaja bikinin ini buat kamu loh, kamu ngga suka nasi goreng ya? Atau mau aku bikinin yang lainnya aja besok pagi??"
"Stop ganggu gue dan ngga usah nampakin wajah lo didepan gue! Gue muak sama lo!"
"Tapi aku suka sama kamu Devan..."
"Gue ngga peduli sama perasaan sampah lo sialan!"
Kalaluna, gadis cantik yang bahkan menjadi primadona sekolah SMA Kesatria ini seharusnya gampang saat akan mencari pacar. Fisiknya yang cantik dengan tubuh yang ideal, nyatanya tak membuat Devan tertarik dengan Kalaluna dan ada anak baru yang tiba-tiba dekat dengan Devan. Kalaluna kesal sampai akhirnya masalah pun dimulai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senja Dilangit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
“Andai aja Devan bisa kayak cowok itu, pasti gue bakal jadi cewek paling beruntung didunia ini huftt ....”
Kalaluna sedang asik menonton drama korea diruang tengah sambil memakan beberapa camilan dimeja. Kebetulan kedua orang tuanya malam ini sedang pergi ke acara pertemuan dengan kolega mereka. Kenzo? Sudah pasti pergi main bersama teman-temannya yang menurut Kalaluna sangat tidak penting.
“Hikss ... sedih banget kisah cinta mereka, beda keyakinan emang semiris itu hikss ....”
Kalaluna mewek melihat kisah cinta di film yang sedang ditontonnya, sang cowok sangat tulus dengan ceweknya tapi sayang sekali keyakinan keduanya berbeda dan tak bisa bersama.
“Gue juga beda keyakinan sama Devan, gue yakin kalau perasaan gue bakal dibalas sama Devan sedangkan Devan ngga yakin sama perasaanya ke gue ... gini amat yang namanya berjuang sendiri.”
Tok ...
Tok ...
Tiba-tiba saja pintu rumahnya diketuk oleh seseorang diluar sana, Kalaluna mengerutkan keningnya heran siapa yang bertamu malam-malam seperti ini. Kalaluna berfikir kalau kedua orang tuanya atau Kenzo pasti tidak mengetuk pintu dan langsung masuk. Kalaupun kedua sahabatnya sendiri, sudah pasti akan mengabarinya kalau datang kesini, lalu disana ada siapa?
Tok ...
Tok ...
Lagi-lagi suara pintu diketuk pun terdengar di telinga Kalaluna, seketika Kalaluna menjadi was-was. Takut kalau yang datang adalah orang jahat atau perampok, tapi kan didepan gerbang rumah di pos ada satpam yang selalu berjaga. Apakah satpamnya sedang tidur? Atau malah tak tau jika ada orang masuk?
“Kayaknya gue harus waspada,” gumam Kalaluna.
Perlahan Kalaluna mulai berdiri dari duduknya dan berjalan pelan menuju pintu rumahnya. Tangannya mengambil sebuah sapu yang ada disamping tembok untuk berjaga-jaga, tak lupa Kalaluna juga sudah menyiapkan suaranya untuk berteriak kalau saja nanti harus berteriak.
Tok ...
Tok ...
Kalaluna meyakinkan dirinya sendiri, tangannya sudah memegang sapu dan siap membuka pintu rumahnya. Dengan cepat Kalaluna membuka pintu rumahnya yang diketuk kembali dan segera menghajar orang asing yang datang.
“Kyaaaaaa!!!!!”
Bugh ...
Bugh ..
Bugh ...
“Rasain looo ....”
“Rasainnnnn ....” Kalaluna berteriak kencang sambil memukul cowok yang mengetuk pintunya malam-malam seperti ini.
“Aduh!” Cowok itu mengaduh kesakitan sambil memegangi kepalanya dan wajahnya supaya tak terkena pukulan dari batang sapu yang di bawa Kalaluna.
“Rasain lo dasar penyusupppp ....”
“Berhenti. Ini gue.” Cowok itu terpaksa memegang tangan Kalaluna untuk menghentikan pukulan brutal dari Kalaluna.
Kedua mata Kalaluna melebar saat melihat siapa yang ada didepannya, “Hah?! Kaivan! Ngapain lo disini??”tanya Kalaluna heran.
Kaivan masih berekspresi santai dan terkesan datar, jangan lupakan di bagian keningnya sedikit memerah karena pukulan pertama Kalaluna mendarat disana.
“Ishhh lepasinn!” Kalaluna melepaskan paksa tangan Kaivan yang mencekalnya, lalu Kalaluna melemparkan begitu saja sapunya saat sudah tau kalau ternyata Kaivan lah yang ada disini.
“Lo brutal juga jadi cewek.” Bukannya marah Kaivan malah tersenyum miring sambil terus menatap wajah cantik didepannya.
Kalaluna berdecak kesal, kedua tangannya dilipat didepan dada sambil menatap sinis kearah Kaivan.
“Gausah basa-basi deh, gue tau pasti lo mau cari Kenzo kan? Sayangnya dia udah pergi dari sore tadi dan belum pulang sampe sekarang. Jadi lebih baik lo pulang aja karena gue sibuk dan ngga ada waktu buat ngurusin orang kayak lo!” Kalaluna berbalik dan masuk kedalam rumah, saat hendak menutup pintunya tiba-tiba saja tangan Kaivan menghalanginya.
“Ishhh apaan lagi sihhh.” Kalaluna terlihat kesal karena Kaivan terus menahannya.
“Lo ngga mau minta maaf sama gue?”tanya Kaivan santai.
“Minta maaf apa hah?”tanya Kalaluna tak mengerti apa yang dimaksud oleh Kaivan.
Kaivan lagi-lagi menampilkan senyum smirknya dan itu dimata Kalaluna selalu terlihat menyeramkan.
“Lo bahkan udah bikin kening gue luka gara-gara pukulan lo itu, dan sekarang lo ngga mau minta maaf sama gue hm?”tanya Kaivan.
Benar, Kalaluna juga bisa melihat kalau kening Kaivan ada sedikit luka disana dan itu karena ulahnya. Tapi Kalaluna tak mau berurusan lebih panjang dengan ketua geng menyeramkan disekolahnya ini.
“Y-ya itu salah lo sendiri lah, kenapa dateng malem-malem gini, jangan salahin gue dongg ... gue kan cuma jaga-jaga doang siapa tau pencuri yang masuk ke rumah gue.”
“Pencuri? Mau gue curi hati lo?”tanya Kaivan, tubuhnya sudah sedikit membungkuk untuk mensejajarkan wajahnya dengan wajah cantik milik Kalaluna didepannya.
“Apaan sih. Sana deh lo mending pulang aja, gue males ngurusin cowok brandal kayak lo!” sentak Kalaluna.
Kaivan mengangguk-anggukkan kepalanya yang selalu sedikit menunduk saat sedang berbicara dengan Kalaluna. Tinggi Kalaluna hanya sebatas dada Kaivan saja, bahkan menurut Kaivan kalau gadis didepannya ini bisa dimasukkan kepalanya kedalam ketiaknya ini.
“Oke. Gue cabut dan gue bakal buat surat permohonan di kantor polisi atas penyerangan yang lo lakuin.” Kaivan berbalik dan hendak pergi.
Kedua mata Kalaluna melebar sempurna, kalau seperti itu bisa berbahaya karena sudah berurusan dengan polisi. Dengan cepat Kalaluna merentangkan kedua tangannya didepan Kaivan dan menahan kepergian cowok itu.
“Stop! Jangan pergi! Iya-iya gue minta maaf sama lo tapi jangan bawa ke hukum ya ... plissss ....” Kalaluna memohon kepada Kaivan dan inilah yang Kaivan tunggu-tunggu sejak tadi.
“Oke. Tapi obatin dulu luka gue,”pintannya.
Kalaluna mengangguk-anggukkan kepalanya lalu menggandeng tangan Kaivan dan membawanya masuk kedalam rumah. Kaivan tersenyum smirk saat tangannya digandeng oleh tangan lembut milik Kalaluna, rasanya tangan itu sangat lembut dan Kaivan yakin diseluruh tubuh Kalaluna semuanya pasti lembut.
“Bentar ya,” Kalaluna mendudukkan Kaivan di sofa ruang tamu, sedangkan dirinya pergi mengambil kotak p3k untuk mengobatinya.
Setelah itu Kalaluna kembali dan duduk disamping Kaivan, sedikit menghadap cowok itu supaya gampang saat mengobatinya. Karena tubuh Kaivan yang tinggi, meskipun sama-sama duduk seperti ini pun Kalaluna masih harus menegakkan tubuhnya karena tetap saja Kaivan lebih tinggi darinya.
“Tahan sedikit, untung aja darahnya cuma keluar sedikit doang,” dengan telaten Kalaluna mengobati luka di kening Kaivan.
Kaivan diam, kedua matanya masih asik menatap wajah cantik yang ada didepannya, untuk beberapa saat Kaivan merasakan keterkaguman nya kepada sosok cantik didepannya. Alis yang terbingkai indah, kedua bulu matanya yang lentik alami, matanya yang jernih dan indah, hidungnya yang mungil namun mancung, dan terakhir bibirnya yang berwarna pink terlihat begitu menggoda dengan bagian atasnya yang tipis dan bagian bawahnya yang sedikit tebal.
“Udah.” Kalaluna terlihat puas saat kening Kaivan sudah ditempel hansaplast kecil bermotif love disana.
“Cantik.”
“Hah?”bingung Kalaluna saat Kaivan mengucapkan kata yang membuatnya heran.
“Lo cantik tapi galak,”ucap Kaivan.
Kedua mata Kalaluna melebar sempurna, tak terima dikatai galak oleh Kaivan seperti ini.
“Maksud lo apa hah?!” Kalaluna hendak memukul Kaivan, tapi sayangnya kedua tangannya langsung dicekal oleh Kaivan dan dicekal dibelakang tubuhnya sendiri.
Grep.
“Ihhhh lepasin gueeee!!!” seru Kalaluna sembari meronta-ronta supaya kedua tangannya yang ada di belakang tubuhnya bisa terlepas.
Sedangkan Kaivan masih mencekal kedua pergelangan tangan Kalaluna dengan satu tangan kanannya. Senyum smirk kembali terbit dibibir Kaivan saat melihat posisi yang sangat dekat seperti ini.
"Diem, atau gue apa-apain lo sekarang juga?"
Cuman ini bau² nya Keivan mungkin bkln dibikin jadi punya sifat manja gitu kan? Misal kayak pas disekolah terkenal brandal, eh pas dirumah taunya manja bgt sama ortunya! Sumpah yg kayak gini tuh udh sering bet loh gw nemuin, dan semoga aja ini beda...