NovelToon NovelToon
Blind Girl And Cold Mafia

Blind Girl And Cold Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Pengantin Pengganti / Aliansi Pernikahan / Nikah Kontrak / Roman-Angst Mafia
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: La-Rayya

Setelah kecelakaan yang merenggut nyawa ibunya dan membuatnya buta karena melindungi adiknya, pernikahan Intan dibatalkan, dan tunangannya memutuskan untuk menikahi Hilda, adik perempuannya. Putus asa dan tak tahu harus berbuat apa, dia mencoba bunuh diri, tapi diselamatkan oleh ayahnya.

Hilda yang ingin menyingkirkan Intan, bercerita kepada ayahnya tentang seorang lelaki misterius yang mencari calon istri dan lelaki itu akan memberi bayaran yang sangat tinggi kepada siapa saja yang bersedia. Ayah Hilda tentu saja mau agar bisa mendapat kekayaan yang akan membantu meningkatkan perusahaannya dan memaksa Intan untuk menikah tanpa mengetahui seperti apa rupa calon suaminya itu.

Sean sedang mencari seorang istri untuk menyembunyikan identitasnya sebagai seorang mafia. Saat dia tahu Intan buta, dia sangat marah dan ingin membatalkan pernikahan. Tapi Intan bersikeras dan mengatakan akan melakukan apapun asal Sean mau menikahinya dan membalaskan dendamnya pada orang yang sudah menyakiti

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon La-Rayya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Insiden Di Kamar Mandi

Awalnya, Sean memang hanya ingin seseorang bertanggung jawab atas semua kesalahannya, lalu dia akan melanjutkan hidupnya sebagai pengusaha yang dihormati dan ditakuti di kota. Lagipula, dengan melegalkan bisnisnya, semua uang yang dia hasilkan akan diinvestasikan dan menghasilkan lebih banyak tanpa menimbulkan kecurigaan. Namun, Intan bukanlah bagian dari rencananya. Sikapnya yang manis telah memikatnya.

"Ya, pada awalnya memang seperti itu." Ucap Sean sendu.

"Awalnya? Jadi, semua dokumen yang kau suruh aku tanda tangani, apakah semua itu bisa hilang?" Tanya Intan.

"TIDAK!" Seru Sean.

"Tentu saja tidak! Seperti yang aku duga." Ucap Intan.

"Tunggu dulu. Aku tidak bisa menghilangkannya karena semuanya sudah terdaftar, tapi aku akan memperbaiki semuanya." Ujar Sean.

"Baiklah, aku menerima pernikahan ini meskipun tahu itu tidak akan bertahan lama. Sebenarnya, aku menerimanya justru karena alasan itu." Balas Intan.

"Kau bisa masuk penjara. Aku janji, aku akan cari cara untuk memperbaikinya." Ucap Sean.

"Jangan membuat janji." Balas Intan.

"Apa?" Tanya Sean bingung.

"Begini, janji menciptakan ekspektasi, harapan, dan ketika kita tidak memenuhinya, rasanya menyakitkan. Aku lelah kehilangan harapan, jadi aku bahkan tak punya harapan lagi." Ucap Intan.

"Tapi aku ingin kau punya harapan, aku ingin kau percaya padaku." Balas Sean.

"Kenapa?" Tanya Intan sambil melangkah ke arah suara Sean.

Sean terus mendekati Intan dan menyentuh wajahnya. Tatapannya langsung tertuju ke bibir wanita itu, tapi dia tahu jika dia menciumnya sekarang, wanita itu akan mengungkap kebenaran, dan ini bukan waktu yang tepat, bukan sekarang karena sepertinya wanita itu sedang meruntuhkan tembok di antara mereka.

"Lebih baik aku mandi dulu. Tapi serius, jangan turun ke bawah dengan seprai itu, panggil saja Bi Lila." Pinta Sean.

"Siap Pak!" Seru Intan.

"Gadis lucu." Ucap Sean.

Intan mendengar pintu terbuka, tapi tidak mendengarnya tertutup. Tak lama kemudian, pancuran menyala dan saat itu, dia sedikit terganggu oleh kebutaannya. Dengan sedikit marah, dia menarik seprai dari tempat tidur, bahkan menyebabkan bantal-bantal jatuh. Dia meraih tiga bedcover sekaligus, tersandung salah satu bantal, dan jatuh.

Braakkk...

"Aaaa...." Teriak Intan.

Suaranya yang terjatuh menggema di seluruh ruangan, begitu pula teriakan kagetnya. Sean, yang sedang mandi, mendengar suara itu dan bergegas keluar, kepala dan tubuhnya basah dan berbusa.

"Intan... Intan...." Ucap Sean khawatir.

Sean melihat Intan tengah berjuang melepaskan diri dari selimut dan bergegas pergi membantunya, melepaskan balutan nya, dan mengangkat Intan agar berdiri.

"Apa kau baik-baik saja?" Tanya Sean.

Intan, dengan tangannya di bisep Sean, menggeser tangannya ke bawah dada Sean dan menutup matanya.

"Kau bugil." Ucap Intan berbisik.

"Apa yang kau katakan? Apa kau terluka?" Tanya Sean semakin khawatir.

"Apakah kau bugil?" Tanya Intan.

Baru pada saat itulah Sean melihat dirinya sendiri dan menyadari bahwa dia sebenarnya tidak mengenakan sehelai benangpun.

"Ya, aku buru-buru keluar, kukira kau jatuh dari tangga. Apa kau harus keras kepala seperti ini?" Ucap Sean.

"bugil dan basah...!" Seru Intan.

Sean akhirnya menertawakan reaksi Intan.

"Apakah kau mencoba membayangkan dalam kepala kecilmu itu seperti apa rupaku saat bugil dan basah?" Tanya Sean.

Wajah Intan memerah seperti tomat karena, entah dia suka atau tidak, dia sebenarnya memang sedang mencoba membayangkan tubuh Sean.

"Apa? Tidak! Aku bukan orang mesum." Bantah Intan.

"Kenapa kau jadi orang mesum hanya karena membayangkan suamimu bugil. "Ha ha." Ucap Sean tertawa.

"Aku bukannya benar-benar berkhayal, oke? Aku akan memanggil Bi Lila, lebih baik kau menutupi semua yang kau tunjukkan itu. Aku... um... baiklah, aku pergi dulu, kau haus, kan? Aku akan mengambil air untukmu." Ucap Intan.

Intan hendak pergi, kebingungan dan tidak bisa berpikir jernih, kepalanya hampir terbentur pintu.

"Hati-hati..." Ucap Sean menggodanya.

Intan pun pergi, menghindari hal memalukan yang baru saja terjadi. Sementara Sean kembali ke kamar mandi untuk menyelesaikan mandinya.

Di luar kamar, Intan bersandar di dinding, mengatur napas. Bayangan Sean bugil masih terbayang di benaknya, dan dia tak bisa berhenti memikirkan hal itu. Dengan tenang, dia turun ke kamar untuk memanggil Bi Lila, yang bangkit dan mulai memanaskan sup, lalu mengambilkan seprai bersih.

Keduanya kembali naik ke kamar Sean. Intan membawa seprai dan Bi Lila membawa sup. Namun, sebelum mereka memasuki kamar, Intan meminta Bi Lila untuk memberinya sup, dan Bi Lila pun menuruti perintahnya.

Ketika mereka memasuki ruangan, Sean mengenakan celana olahraga tanpa baju. Dia melihat Intan memegang nampan dan langsung menghampirinya.

"Berikan itu padaku, nanti kau malah melukai dirimu sendiri." Ucap Sean.

"Tidak apa-apa. Aku bisa melakukannya." Balas Intan.

Tapi Sean tetap mengambil nampan itu dan menaruhnya di atas meja, lalu dia menggandeng tangan Intan dan menuntunnya ke meja juga.

"Duduk di sini." Perintah Sean.

Beberapa tetes air jatuh ke tangan Intan.

"Apakah kau basah?" Tanya Intan.

Sean tersenyum, mendekat padanya, dan berbicara lembut di telinganya.

"Ya, tapi jangan khawatir, aku tidak bugil." Ucap Sean.

Suara Sean membuat Intan merinding, tapi dia menjauh. Dia khawatir karena beberapa jam yang lalu Sean demam tinggi dan sekarang malah basah kuyup. Ketika dia mengulurkan tangan untuk menyentuhnya, dia menyadari Sean bertelanjang dada.

"Yang benar saja! Bi Lila, tolong ambil handuk dan pakaian untuk Sean?" Ucap Intan.

"Baik Non." Jawab Bi Lila.

Bi Lila sudah selesai merapikan tempat tidur, jadi dia mengambil apa yang diminta Intan lalu pergi, sambil berkata mereka bisa memanggilnya jika butuh sesuatu.

Intan menyerahkan kemeja itu kepada Sean lalu mulai mengeringkan rambutnya. Sean, di sisi lain, mengamati tubuh Intan di depannya dan meletakkan satu tangan di masing-masing paha Intan, lalu menggeser tangannya ke atas.

"Apa yang sedang kau lakukan?" Ucap Intan.

"Menyentuh istriku." Jawab Sean.

"Aku tahu, Sean, tapi kenapa kau melakukan ini?" Tanya Intan.

"Karena kau cantik, dan kita sudah menikah. Apa, kau masih berpikir aku sudah lima puluh tahun?" Tanya Sean.

"Bukan begitu." Jawab Intan.

Tangan Intan berada di kepala Sean, bergerak ke arah wajahnya, tetapi Sean berbalik, menggenggam tangan Intan, lalu mencium tangan dan pergelangan tangan Intan dengan lembut, merasakan bekas luka yang masih baru di pergelangan tangan Intan.

Intan segera menarik tangannya dan menarik lengan bajunya.

"Apa yang terjadi padamu?" Tanya Sean.

"Bukan apa-apa." Balas Intan.

"Kenapa kau bisa mengatakan itu bukan apa-apa? Coba aku lihat, Intan." Ucap Sean.

"Tidak, ini tidak ada hubungannya denganmu." Ucap Intan.

"Kau istriku, tentu saja ini ada hubungannya denganku." Balas Sean.

"Aku bukan istrimu, aku hanya kambing hitam bagimu dan itu berbeda." Ucap Intan.

Bersambung...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!