Cinta Yang Terluka

Dengan sedikit malu dan takut Laras masuk kedalam mobil dan duduk di samping kursi tempat Antonio duduk.

Antonio duduk di samping Laras,dia tersenyum melihat Laras yang sedikit takut duduk bersamanya.

Antonio menoleh pada Laras dan berkata padanya " Laras,kamu gak usah takut duduk bersamaku, aku gak akan ngapa-ngapain kamu, percaya itu Laras," ucap Antonio mencoba menenangkan kecemasan Laras.

"I-iya pak," jawab Laras dengan gugup.

Antonio tersenyum senang melihat Laras sudah agak tenang.

Kemudian Antonio pun menjalankan Mercedes Benz hitam miliknya itu meluncur ke kantor Laras.

Beberapa menit kemudian tibalah mobil yang di kemudian Antonio ke halaman kantor Laras.

Antonio menoleh pada Laras sambil berkata padanya " sudah sampai," ucapnya.

"Iya, mmm....terimakasih banyak pak Antonio, lagi-lagi saya merepotkan pak Antonio," kata Laras dengan sungkan.

"Laras, aku kan sudah bilang, kamu gak pernah merepotkan aku, malah aku senang kalau bisa bantu kamu ," Antonio tersenyum.

Laras tersenyum tipis dan malu mendengar ucapan pak Antonio lalu ia berkata lagi "kalau begitu saya turun dulu ya pak," ijin Laras pada Antonio.

"Ya, silahkan," ujar Antonio sambil tak lupa menyunggingkan senyumnya lagi pada Laras.

Laras keluar dari mobil Antonio dan langsung berjalan menuju ke pintu masuk gedung kantornya itu,perasaan malu dan sungkan membuatnya tidak berani menoleh lagi pada Antonio yang masih belum beranjak dari tempatnya itu.

Antonio masih belum beranjak dari halaman kantor Laras, dengan tersenyum penuh bahagia dia terus saja memperhatikan Laras yang sedang berjalan sampai Laras menghilang dari pandangannya.

"Kenapa tiap ketemu dengan Laras aku merasa sangat nyaman sekali," gumam Antonio sambil menatap lurus ke arah kantor Laras.

"Laras perempuan yang cantik,anggun dan sederhana,aku rasa tidak ada salahnya kalau aku coba untuk mendekatinya," lagi-lagi Antonio tersenyum sendiri.

Lalu dengan perlahan Antonio mulai menjalankan mobilnya meninggalkan area gedung kantor Laras.

Laras berjalan dengan tergesa-gesa menuju ke ruang kantornya,dan ketika sudah masuk ke dalam dia di kejutkan oleh suara Arin yang nyaring menegurnya "Laras...!kamu terlambat lagi..." pekik Arin pada sahabatnya itu.

Laras menipiskan bibirnya melihat Arin yang menghakiminya.

Laras melangkah melewati Arin yang tengah menghalangi jalannya,Laras meletakkan tas kerjanya di meja dan kemudian ia duduk di kursi kerjanya seolah tak memperdulikan Arin yang tengah memperhatikan dirinya.

Arin berjalan ke arah meja kerja Laras karena ia merasa di cuekin oleh Laras, Arin sudah berdiri tepat di depan meja kerja Laras lalu ia mencondongkan tubuhnya ke arah Laras duduk sambil berkata "jangan bilang kalau hari ini kamu ketemu sama mas CEO ganteng itu lagi," ujar Arin mendelik.

Laras tersenyum geli mendengar perkataan Arin barusan,Laras pun mencondongkan wajahnya tepat ke muka Arin sambil berkata padanya "tadi aku memang ketemu sama pak Antonio mas CEO ganteng itu."

"Apa?" pekik Arin kaget sambil mengangkat badannya dari meja kerja Laras.

Lagi-lagi Laras tersenyum melihat tingkah sahabatnya yang paling lucu itu.

"Iya , aku tadi ketemu pak Antonio dan di antarkan juga ke kantor," kata Laras meyakinkan Arin.

Arin mengerutkan kedua alisnya menatap Laras dan berkata padanya"ini tidak boleh di biarkan."

"Maksudnya apa sih Rin?"tanya Laras heran.

"Begini Laras, aku mencium bau-bau kalau kamu dan mas CEO ganteng itu berjodoh."

"Ah, Arin kamu ini ngomong apa sih."

"Laras, aku ngomong hal yang akan terjadi nanti,dalam bayanganku mas CEO ganteng suatu saat nanti akan menjadi pasanganmu yang paling romantis, karena dari semua kejadian itu kamu selalu saja di pertemukan dengan si mas CEO ganteng itu, apa coba namanya kalau bukan jodoh ya kan?" ujar Arin bak seorang peramal saja dia berkata seperti itu.

"Ah bayangan mu kejauhan Rin.....," Laras mulai memantengi komputer yang ada di depannya.

Arin kembali mendekat ke arah Laras dan berkata lagi padanya "kamu harus percaya itu Laras."

"Ahhhh ... sudah-sudah, kamu kebanyakan makan apa sih kok ngaco gini ngomongnya."

Arin mengerutkan kedua alisnya sambil pergi dari tempat Laras dan kembali duduk di kursi kerjanya yang berada di depan Laras.

Arin mengetuk-ngetukkan bolpoint yang di pegangnya ke atas meja kerjanya sambil matanya menatap lekat-lekat pada Laras.

"Laras, kalau menurut aku mas CEO ganteng itu orangnya pasti baik dan penyabar dan penyayang,buktinya kamu selalu di tolongnya ya kan?" Arin masih melanjutkan pembicaraan tentang Antonio.

Laras diam tak menghiraukan ocehan Arin, ia pun terus melanjutkan pekerjaannya.

...----------------...

Antonio sudah tiba di kantornya setelah tadi mengantarkan Laras.

"Pagi pak," sapa Mira sekretaris Antonio yang juga sahabat Laras.

"Pagi," jawab Antonio sambil terus berjalan menuju ke ruang kantornya.

Antonio menghempaskan tubuhnya di atas kursi kerjanya ia sandarkan kepalanya di punggung kursi sambil memejamkan matanya.

"Kenapa bayangan Laras selalu saja ada di benakku ya?"gumam Antonio.

Antonio membuka matanya dan pandangan nya menerawang mengingat kejadian demi kejadian di mana dirinya bertemu dengan Laras.

"Suatu kebetulan sekali hampir setiap hari aku bertemu dengan Laras dan entah kenapa sejak pertama aku bertemu dengan nya hatiku terasa sangat nyaman dan bahagia, apakah aku......," Antonio tidak meneruskan kata-katanya karena tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kantornya.

"Tok tok tok," suara pintu itu di ketuk dari luar.

"Ya masuk," jawab Antonio dan menyuruh masuk orang yang mengetuk pintu kantornya itu.

Perlahan pintu itu di buka dan Mira masuk ke dalam lalu berjalan ke arah di mana Antonio duduk.

"Ada apa Mir?" tanya Antonio pada Mira.

"Hari ini ada jadwal meeting bapak dengan pak Regan," Mira mengingatkan jadwal meeting untuk Antonio.

"Oh ya, aku hampir lupa, terimakasih Mir," ucap Antonio.

"Iya pak," Mira kembali keluar dari ruangan Antonio.

Antonio meraih jas yang ia tanggalkan di kursi kerjanya tadi, lalu dengan segera ia meraih kunci mobil Mercedes Benz nya dan kemudian Antonio pun sudah berada di dalam mobilnya dan melaju ke tempat di mana meeting dengan pak Regan di adakan.

Mira memperhatikan pak Antonio yang pergi meninggalkan kantor, tiba-tiba dia di kejutkan oleh suara ponselnya yang berdering.

Lalu Mira meraih benda pipih yang ia letakkan di atas meja kerjanya itu dan menerima panggilan yang masuk.

"Halo Arin ada apa?" tanya Mira pada Arin yang menelponnya itu.

"Eh Mir, aku mau cerita soal Laras," kata Arin pada Mira.

"Laras? soal apa?" tanya Mira penasaran.

"Sejak Laras mengalami kecelakaan yang terjadi beberapa hari lalu itu, sejak itu dia sering sekali ketemu dengan mas CEO ganteng itu."

"Terus kenapa memangnya kalau Laras sering ketemu sama CEO itu?"