"Oi Margaretha! Retha!"
"Apa sih?"
"Jangan galak-galak dong sama Aa Ken yang handsome ini"
"Hoekk!!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hanisanisa_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
"AAAA KEEEEEENNNN!!" pekik Retha dengan mata tertutup tak ingin melihat kain putih itu. Bibir nya bahkan sudah pucat pasi.
"Ya Tha? Nyariin gue, Sayang?"
Deg
Retha terdiam dengan degupan jantung yang luar biasa, ia mendengar suara Ken tapi ia takut membuka mata.
"Ken lo dimana? Hiks gue takut Ken.." isak Retha sudah tak bisa menahan tangis yang sejak tadi ia tahan.
"Gue disini Sayang, buka aja mata lo nggak perlu takut" Retha merasakan ada seseorang di samping kanan nya.
Grep
Ia langsung bangkit dan memeluk tubuh tegap yang ia yakini ialah Ken. Dan kembali terisak di dada Ken.
"Lo nggak mau buka mata?" tanya Ken sembari mengelus rambut Retha dengan lembut.
Retha menggeleng. "Gue takut ditinggal sendirian Ken, gue tadi ngeliat ada yang terbang di depan gue, gue nggak mau buka mata" jawab Retha makin mengeratkan pelukannya.
"Kalo lo nggak mau buka mata, gue cium lo disini sekarang juga. Biarin aja Abang lo sama orang-orang disini nyaksiin" ancam Ken membuat Retha mendongak dan membuka mata nya.
"Maksudnya?"
Klik
"SURPRISE!!"
"HAPPY BIRTHDAY TO YOU!"
"HAPPY BIRTHDAY TO YOU!"
"HAPPY BIRTHDAY!!"
"HAPPY BIRTHDAY!!"
"HAPPY BIRTHDAY TO YOU!!!"
"I-ini?" lirih Retha sembari menoleh ke sekitar nya yang begitu terang dengan banyak nya orang di sekitar mengelilingi nya dan Ken.
Deg
Retha membeku melihat kain putih yang duduk di kursi awal sejak tadi tanpa pergerakan.
"Selamat ulang tahun, gadis manis" bisik Ken membuat Retha menoleh dan menatap manik mata Ken dengan mata berkaca-kaca.
"Siapa.. Siapa yang tau gue ulang tahun hari ini" gumam Retha dengan mata yang kembali mengelilingi sekitar mencari seseorang.
"Nyari gue?"
Deg
Kain putih itu terbuka dan menampilkan Rimba dengan kue yang belum di hidupkan lilin nya di tangan.
"Abang?" lirih Retha dengan linangan air mata yang sudah menggenang di pelupuk mata.
"Udah nangis nya cengeng banget lo, tiup dulu lilin nya tuh" ujar Rimba setelah menyalakan lilin dengan korek yang ia pinjam dari Nando.
Retha segera memejamkan mata dan berdoa dengan khusyuk, lalu membuka mata dan meniup lilin di depan nya.
"Udah 17 tahun aja ya lo, bikin KTP jangan lupa ya" ucap Rimba sambil meletakkan kue itu di atas meja.
"Abang.." lirih Retha dengan bibir melengkung ke bawah dan mata yang kembali berkaca-kaca.
"Sini peluk"
Grep
"Jadi bocah yang baik, jangan nakal lo selama jauh sama Mom Dad, gue nggak bisa selalu ngejagain lo disini, lo harus bisa sendiri" tutur Rimba sembari mengusap rambut Retha.
Retha mengangguk lirih dalam pelukan Rimba. Ia bahkan tak ingat kalau hari ini ia berulang tahun.
"Lo ingat ulang tahun gue?" ujar Retha merenggangkan pelukan nya dan menatap Rimba yang jauh lebih tinggi.
"Nggak, kalender yang ingat" balas Rimba membuat Retha mendengus dan memukul dada Rimba pelan.
"Sorry ya buat hari ini, gue sengaja nggak mau ketemu lo biar rencana yang udah siapin jauh hari nggak gagal" ucap Rimba sembari mengusap rambut Retha yang sedang memperhatikan kue ulang tahun nya.
"Jahat banget, minimal kasih pesan. Hp kan gunanya itu" cibir Retha mencolek cream kue tanpa Rimba sadari.
"Kan surprise, lagian emang itu rencana nya" ucap Rimba memasukkan kedua tangan nya ke kantong celana nya dan melirik Ken yang berada di belakang Retha.
"Nggak boleh gitu lain kali" ucap Retha langsung menoel pipi Rimba dengan jari yang berisi cream kue.
Rimba terdiam mengusap pipi nya, dan terjadi lah adu colek-colek cream dengan yang lain sebagai tameng, termasuk Ken.
"Ken! Ken! Jauhin singa itu! Singa lepas itu" pekik Retha yang berlindung di balik tubuh Ken.
"Wah makin-makin ya" seru Rimba mencoba menarik tangan Retha dan membalas perbuatan Retha.
"Wle!" ejek Retha menjulurkan lidah nya pada Rimba yang nampak kesal.
Di dalam mobil, Ken yang menyetir dan Rimba di samping nya. Nando dan Retha di kursi belakang dengan posisi terlelap dan di beri pembatas bucket bunga dari Ken yang besar nya lumayan.
"Lo beneran naksir sama adek gue?" tanya Rimba setelah senyap beberapa menit.
"Nggak tau, gue masih ragu" jawab Ken dengan jujur, ia sendiri bingung dengan perasaan nya sekarang.
"Lo sama Jessi gimana?" tanya Rimba ingin mengetahui hubungan Ken dengan teman tapi mesra nya itu.
"Nggak ada kemajuan, gue nggak tau harus gimana lagi. Mulai bosan sama dia juga ada tapi nggak sebanyak rasa suka gue ke dia" jawab Ken masih fokus menyetir dengan kecepatan pelan.
"Dia emang friendly Ken, lo harus banyak nelan pil sabar buat ngedapetin dia. Apalagi dia famous di sekolah" ucap Rimba membuat Ken menghela nafas pelan.
"Lo awasin dia ya, gue nggak bisa selalu bareng dia karna dia emang sesibuk itu" balas Ken di angguki Rimba.
Rimba dan Jessi memang satu sekolah, tapi kedua nya termasuk orang asing yang mengenal hanya karna ada Ken sebagai penghubung.
Tanpa kedua nya sadari, Retha menguping pembicaraan itu dengan seksama walau mata nya tetap terpejam.
Jessi? Siapa nya Ken..