NovelToon NovelToon
Mari Kita Menikah! Tapi...

Mari Kita Menikah! Tapi...

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Pernikahan Kilat / Obsesi / Cinta Seiring Waktu / Bercocok tanam
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: CatVelvet

"Mulai sekarang, kau bekerja sebagai istriku," tegas Gyan Adriansyah kepada istrinya, Jasmine.

Nasib sial tengah menimpa sang gadis cantik yang terkenal sebagai bunga desa. Mulai dari beredarnya video syur yang menampilkan siluet mirip dirinya dengan calon tunangan. Terungkapnya perselingkuhan, hingga dijadikan tumbal untuk menanggung hutang ayahnya pada pria tua.

Namun, ditengah peliknya masalah yang terjadi. Takdir kembali mempertemukan dirinya dengan musuh bebuyutannya semasa kecil dengan menawarkan pernikahan kontrak. Jasmine tak punya pilihan yang lebih baik daripada harus menikahi pria tua.

Akan seperti apakah pernikahan mereka? Gyan yang ia kenal dulu telah berubah drastis. Ditambah lagi harus menghadapi ibu mertua yang sangat membencinya sejak lama.

Yuk simak keseruan ^⁠_⁠^

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CatVelvet, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6. Sebuah tamparan

Bagai disambar petir secara tiba-tiba ditengah hujan. Mendadak seorang pria asing menolongnya dan mengaku sebagai calon suami dengan lantangnya. Lelucon macam apa ini? Itulah pertanyaan baru yang muncul dalam benak Jasmine.

Apakah dia jelmaan dari malaikat yang diutus Tuhan untuk berpura-pura sebagai calon suami untuk menolong ku? Atau mungkinkah dia adalah sosok orang terdekat dari masa depan yang sedang time travel untuk mengubah nasib sial?

Entahlah… tapi pria ini terlihat 'gentleman'.

Pak Remon tak terima bunga desa incarannya yang sudah lama ia idam-idamkan menjadi istri ke lima-nya seakan direbut orang asing secara tiba-tiba.

“Bajingan kurang ajar! Dia itu calon istriku! Ayahnya saja tidak mampu membayar hutang! Memangnya dia mau bayar pakai apa? Rumah dan perkebunannya yang cuma sepetak saja belum cukup untuk melunasinya! Dia harus membayar hutang ayahnya dengan hidupnya! Dengan harga diri yang tak seberapa!“

Dasar bajingan tua keparat! Umpat Gyan dalam hati.

“Apa kau mau mati? Dengarkan aku, dasar keparat!” Gyan melangkah maju lebih dekat dan berdiri tepat dihadapannya. Matanya melotot tajam melihat pria tua yang lebih pendek darinya.

“Hidupnya jauh lebih berharga dan tak ternilai. Bahkan sekalipun kau harus mengorbankan seluruh harta dan nyawamu, bahkan sampai seluruh keturunanmu sekali pun. Itu tidak akan mampu membeli kehidupan dan harga dirinya. Maka jangan pernah mencoba menyentuh… atau mengusik calon istriku. Sedikit saja, tidak! Meski itu hanya seujung rambut pun. Sekali kau berani sentuh dia. Maka detik itu juga napas mu akan berhenti ditangan ku.“ Gyan menggertak dengan ancaman yang serius.

Dia benar-benar terlihat sangat marah. Matanya menatap tajam lurus pada mata lawannya seolah siap untuk mencabut nyawanya. Gertakan itu berhasil membuat nyali pak tua itu goyah dan menciut. Baru kali ini ia menghadapi seseorang dengan aura yang sangat mengerikan. Ketiga pria suruhan dibelakangnya mencoba menantangnya berduel meski mereka memiliki sedikit rasa takut dan ragu.

Pada akhirnya, mereka justru kalah telak di tangan Gyan. Jelas saja Gyan bisa menang dengan mudahnya dalam bertarung. Ia pernah menjadi juara nasional selama beberapa kali saat dirinya masih SMA. Tak hanya juara dalam turnamen beladiri Taekwondo. Ia juga ikut menggeluti beladiri Muay Thai. Bahkan sampai saat ini. Beladiri adalah olahraga favoritnya.

Gyan melemparkan kartu namanya yang agak basah dari saku celana agar kades itu menghubunginya untuk membahas masalah hutang. Ia berbalik dengan cepat memapah Jasmine sampai masuk ke mobilnya dan bergegas meninggalkan lokasi.

Rumah Jasmine tak jauh dari rumah kades. Sepanjang perjalanan menuju rumah. Suasana didalam mobil terasa dingin. Bu Nayla terlihat menahan perasaannya. Rasa kesal yang teramat karena putrinya dengan ceroboh menghadapi masalah sendirian, namun juga sangat khawatir terhadap putrinya. Ingin marah melampiaskannya pun sepertinya tak enak karena ada Gyan. Maka dari itu ia lebih memilih diam dan bertanya keadaan putrinya secara singkat.

Sedangkan Jasmine, tak tau harus membahasnya mulai darimana. Ia sudah cukup lelah dan penat saat berseteru dengan kades sialan itu. Kepalanya mulai terasa pusing akibat terguyur hujan. Ditambah lagi banyak pertanyaan yang muncul di kepalanya tentang laki-laki yang sedang mengemudikan mobil dengan tenang tanpa sepatah katapun. Jasmine memilih untuk menunggu saat yang tepat. Ia hanya bisa mengucapkan rasa terimakasih dan Gyan membalasnya dengan dingin. Pria itu terlihat kesal dan enggan untuk bicara dengan siapapun.

Sesampainya dirumah. Bu Nayla menawarkan pakaian suaminya yang bisa dipakai untuk Gyan karena pakaian yang dikenakannya sudah basah kuyup. Namun Gyan menolak karena di mobilnya sudah ada pakaian ganti yang selalu ia bawa-bawa sebagai cadangan jika ada urusan mendadak yang mengharuskannya menginap dihotel.

Jasmine menuju kamarnya. Ia mandi di kamar mandi yang berada didalam kamarnya. Sedangkan Gyan mandi, di kamar mandi yang berada didekat dapur. Selesai mandi, jasmine mengambil hair dryer dari laci meja riasnya untuk mengeringkan rambut. Bu Nayla langsung masuk karena tak dapat membendung perasaannya yang sedari tadi ia tahan di mobil.

“Jasmine! Ibuk mau ngomong!” ucapnya langsung masuk dan duduk tepat disebelah putrinya. Ditepi kasur.

“Iya buk?“

“Kenapa kamu begitu nekat sihhh!“ oceh Bu Nayla mengomeli putrinya dengan rasa khawatir yang lebih besar dari rasa kesalnya.

“Iya buk. Aku minta maaf. Aku cuma bermaksud menyelesaikan masalah ini. Siapa tau membuahkan hasil yang baik dan menemukan jalan keluar. Harusnya ibuk nggak perlu kesini. Aku pasti bisa menanganinya sendiri.“

Bu Nayla justru marah dan memukul lengan putrinya. “Apanya yang menanganinya sendiri?? Kamu saja nggak bisa menghadapi mereka! Kalau bukan karena pemuda yang menolong mu tadi? Entah mungkin masalahnya akan jadi se-runyam apa. Harusnya kamu cukup diam menjaga kakek, biar ibu dan ayahmu saja yang maju!“

Mendengar suara ibunya yang agak meninggi dan menyebut nama ayah adalah hal yang sensitif bagi Jasmine saat ini. Rasa lelah, penat, pikiran kacau, serta kesal dengan ulah ayahnya yang tega mempertaruhkan dirinya membuat Jasmine jadi lebih mudah terprovokasi ikut meninggikan suaranya. “Ibuk sama ayah?! Emangnya ayah bisa apa?? Dia itu dari dulu cuma bisa membebani ibuk dan kita semua. Seandainya aja ibuk dari dulu pisah sama ayah. Mungkin kita nggak akan kesulitan seperti sekarang.“

“Memangnya kamu pikir berpisah itu hal yang mudah? Hah? Memangnya kamu mau hidup dengan julukan 'nggak' punya ayah? Ibuk bertahan demi kamu Jasmine. Bagaimana pun juga dia itu adalah ayahmu.“

'Bagaimana pun juga dia adalah ayahmu'. Cih! Aku muak dengan kata-kata itu! Keluh Jasmine dalam hati.

Jasmine mematikan hair dryer miliknya dan meletakkannya diatas kasur. Dadanya mulai sesak. “Aku lebih baik nggak punya ayah, dari pada punya ayah tapi nggak ada sosok figurnya samasekali! Dia bahkan nggak pernah menghargai bagaimana aku selama ini berusaha membantu perekonomian keluarga, buk!“

Perasaan yang sedang tidak stabil mulai berkecamuk terpancing amarah dan menampilkan luka yang selama ini ia pendam.

Seolah tak ingin memberi celah bagi ibunya untuk angkat bicara. Jasmine kembali meluapkan perasaannya. Kali ini ia beranjak dari posisi dan berdiri menjauh menatap ibunya.

“Ibuk kan, tau persis bagaimana aku berjuang susah payah menabung supaya keinginan ku untuk membeli tanah bisa terwujud, meski kakek memaksa dengan menambahkan tabungannya untuk membantuku, tapi aku bertekad akan mengembalikannya saat aku berhasil mengelola tanah itu dengan baik. Lalu apa yang ayah lakukan??“ Jasmine mengernyitkan dahinya dan memicingkan matanya dengan tajam.

“Lagi dan lagi…! dia selalu menghancurkan apa yang sudah ku bangun susah payah! Bahkan sejak kecil dia selalu mencuri uang tabunganku. Uang yang ku kumpulkan dari uang saku yang tak pernah ku jajakan sampai aku rela menahan lapar. Uang hasil jualan ku saat SMP sampai SMA pun dia curi juga. Uang seragamku! sampai aku terpaksa memakai seragam lusuh itu lagi. Apa ibuk tau bagaimana teman-teman sekolahku dulu terus mengolok-olok seragamku? Bahkan parahnya, dia sampai hati mengambil biaya ujian sekolah putri kandungnya. Uang study tour ku?! Dan masih banyak lagi hal yang telah dia rampas dariku!! Termasuk akal sehatku!! Apa ibuk mengerti apa yang selama ini kurasakan, hah?!"

“Jasmine, sudah cukup!“ perintah Bu Nayla, karena menyadari dirumah ini tak hanya ada mereka berdua. Namun sepertinya putri kesayangannya tak bisa mengendalikan emosinya dengan baik.

“Apa dia pernah membantuku saat aku kesulitan?? Apa dia pernah ada disaat aku membutuhkan pelukan seorang ayah?? Apa dia pernah ada disaat aku menahan luka sendirian?? Dia nggak pernah ada untukku, buk!! Apa ibuk sengaja menutup mata dengan penderitaan yang ku alami selama ini?? Tega-teganya dia menjual putrinya pada pria tua brengsek itu! Hah… sungguh miris… BAGAIMANA BISA ORANG SEPERTI DIA PANTAS DISEBUT 'AYAH'??!“ teriak Jasmine.

Plak! Tamparan keras mendarat panas di pipi Jasmine hingga merah.

“Cukup Jasmine!!“ bentak Bu Nayla dengan nada yang tak kalah tinggi.

Bu Nayla juga merasa dadanya begitu sesak. Ada hal yang tak bisa ia ungkapkan begitu saja. Tak seperti halnya yang dilakukan putrinya saat ini. Apa yang ia ungkapkan mengalir begitu saja. Air matanya ikut menetes dan terkejut atas sikapnya barusan. Setelah menyadari telah menampar putrinya. Jauh di lubuk hati yang paling dalam. Bu Nayla merasa sangat menyesal telah melukai perasaan putrinya. Seperti duri yang menancap, ia juga merasa sakit.

Apa yang telah ku lakukan? Batin Bu Nayla.

Pikiran Jasmine kosong seketika. Jasmine mantap ibunya sekilas. Sorot tajam kekecewaan tersirat di matanya yang berkaca-kaca. Tatapan itu terasa sangat menusuk. Ia langsung keluar meninggalkan ibunya tanpa berkata apa-apa. Tak peduli bagaimana ibu berusaha menghentikannya.

***

1
Roxanne MA
yuk bantu ramein karya ku jugaa💖
Roxanne MA
akhirnya up jugaa
ARM
oke kak siyap 👍🏻
ARM
Terima kasih banyak kak🙏🏻 btw aku masih pemula, banyak kesalahan yg perlu ku koreksi 🙏🏻☺️
Roxanne MA
lanjut thor
Roxanne MA
baru awalan bab sudah sebagus inii
riniasyifa
Semangat terus berkarya kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!