bagaimana jadinya jika putri seorang pengedar narkoba terpaksa harus bersembunyi dipesantren karna bandar narkoba terobsesi kepadanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aqilaarumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab13
Sudah 4 hari kepergian Gus Zai ke kota Surabaya,di dalam kamar Risa mengedarkan pandangan nya keseluru ruangan.
Bayangan Gus Zai seperti selalu ada disetiap sudut kamar tersebut membuat Risa mengacak rambutnya frustasi.
" Apakah aku sedang rindu dengan dia,kenapa aku selalu melihat bayangannya dimana mana bahkan Diding tembok pun aku melihat dia sedang tersenyum kepadaku" Risa bermologog pada dirinya sendiri.
Ia merasa kan rindu yang sangat berat bahkan ketika sama Danu mantan pacarnya dulu ia tidak pernah merasakan hal semacam ini.
Risa mengambil handphone nya diatas nakas.
Dan membuka aplikasi berwarna hijau,ia melihat foto profil Gus Zai yang begitu berkarisma.
Meskipun awalnya ragu ia akhirnya memberanikan untuk mengirim pesan singkat untuk suaminya itu.
" Hai aku Risa,ini nomor baruku" tulisnya namun setelah itu dihapus kembali.
" Hay apa kabar" tidak tidak masa aku ngirim pesan kayak gini sok akrab sekali aku, akhirnya pesan itupun dihapus juga.
Sejenak Risa berfikir kata kalimat yang tepat agar Gus Zai tidak bisa menebak kalau dia begitu merindukan nya.
" Kamu pulang kapan,Abi sama ummi nanyain katanya kamu tidak bisa dihubungi"
Pesan itupun terkirim.
Sementara yang dikrimin pesan sedang senyam senyum sendiri membalas pesan dari Ning Salwa sang pujaan hati.
" Kenapa sih senyam senyum sendiri sedari tadi hati hati nanti ada yang lihat disangka gila"
" Ustadz kepo aja,makanya cari istri"
" Oh jadi lagi chatting Ngan sama istri?"
" Haa bukan tapi sama yang ini" ucapnya sambil memperlihatkan nama Ning Salwa dilayar handphone nya
"Walahhhh"
Ustadz Aiman sampai geleng geleng dengan kelakuan guz Zai.
Dert
Dert
Dert
Handphone Gus Zai bergetar,ia fikir yang menelfonnya adalah Ning salwa namun ternyata kiAi Jaffar lah yang menelfonnya.
Risa mengengam handponenya dengan erat sambil sesekali kali melihat layar handphone nya.
Sudah 10 menit ia mengirimkan pesan untuk suaminya namun belum ada balasan sama sekali padahal nomor Guz Zai dalam keadaan online.
Hingga dimenit ke tiga puluh Gus Zai baru melihat pesan dari Risa,ia mengerutkan dahinya melihat pesan dari Risa,ia tau itu nomor Risa karena melihat foto profil nya.
"Aku baru telfonan sama Abi" balasan pesan dari Gus Zai karna memang setelah membalas pesan pesan dari Ning salwa ia mengangkat telfon dari KIAi jaffar .
Risa menelan ludahnya kasar kembali mencobaencari alasan yang tepat dengan cepat.
"Ohhh mungkin baru bisa tersambung pangilan dari Abi" jawabnya mencari alasan.
Namun Risa masih menunggu balasan dari chatnya. Tapi sia sia Gus Zai tak membalasnya lagi.
Ia menghelai nafas kasarnya,dan menghempaskan tubuhnya diatas kasur empuknya,manik matanya menatap langit langit kamar yang seakan sama seperti hatinya yang sedang kosong.
"Aku sudah jatuh cinta dan patah hati diwaktu yang sama"ucapanya begitu lirih.
Sebentara dibelahan bumi lain tepatnya disurabaya.
Terlihat Gus Zai dan ustadz Aiman sibuk membeli oleh oleh untuk kepulangan mereka besok.
Ustadz Aiman sampai geleng geleng melihat beberapa paper bag yang begitu banyaknya ditangan Gus zai.
" Beli oleh oleh untuk satu pesantren ya Gus?"
" Ngak kok ini cuma buat ummi,Abi sama Ning Salwa"
" Buat Risa ngak ada,wah parah"
Langkah Gus Zai terhenti,ia memang lupa dengan risa.lalu ia melanjutkan langkahnya tanpa membeli untuk Risa baginya oleh oleh untuk Risa tidaklah terlalu penting toh juga ia sudah berjalan jauh dari tokoh.
" Risa itu urusan belakanga,ayo buruan kita balik kehotel aku sudah capek ustadz"
" Baiklah"
***
Risa menunaikan shalat isya dengan begitu khusyuk meskipun bacaan shalat nya masih kurang lancar.
Setelah selesai menunaikan shalat Risa mengangkat kedua tangan yang ia sejajarkan dengan hatinya.
" Ya Allah ampunilah aku karna selama ini aku selalu dalam kemaksiatan, ampunilah dosa kedua orang tuaku, ampunilah papaku ya Allah yang sudah mengedarkan barang yang kau benci,aku mohon kepadamu ya Allah lindungi lah mama ya Allah dimana pun dia berada saat ini dan aku mohon pertemukan aku denganya dalam keadaan sehat walafiat tanpa kurang apapun"
Ia mengusap kedua tangannya kewajahnya dengan perasaan tenang.
Netra mata nya tertuju pada Al-Qur'an yang ada diatas nakas,ia. Berdiri dan mengambilnya lalu duduk kembali diatas sajadahnya.
Ia membuka lembar demi lembar Al-Qur'an yang dipenganginya baru pertama kalinya ia memegang sebuah Al-Qur'an.
Hanya membaca terjemahan nya saja hatinya menghangat ada sebuah perasaan yang terasa tenang dan damai dibalik kegundahan nya.
Hanya saja ia tidak bisa melafalkannya,huruf Hijaiyah pun ia tidak tau.
" Mungkin ummi bisa membantuku membaca Alquran ini" ucapanya.
Lalu ia segera bangkit dan melipat sajadahnya dan bergegas menemui ummi fatimah.
Risa mencari ummi Fatimah dikamarnya tapi tidak ada sahutan darinya.
Ia lalu melanjutkan langkahnya kedapaur.
" Ummi" panggilnya
Namun dia tidak kunjung menejumpai ummi fatimah.
Risa lalu terduduk di sofa ruang tamu.
" Ummi kemana sih"?
Glekkkk
Suara ayunan pintu terdengar,Risa menoleh kearahnya,terlihat ummi fatimah dengan beberapa kantong plastik ditanganya menandakan dia habis berbelanja.
" Ummi aku mau ngomong sesuatu"
" Mau ngomong apa"
"Ummi bisa ngak ngajarin aku ngaji"
Ummi melirik Risa untuk sesaat lalu melanjutkan kembali langkah kakinya.risa hanya bisa mengekor meertuanyA.
" Emmang sebelumnya kamu pernah belajar ngaji?"
" Ngak ummi,aku ngak pernah belajar ngaji sekarang aja aku ingat ingat baru pertama kali megang Al-Qur'an"
" Astagfirullah"
Ummi tergolocak kaget den penuturan Risa ia semakin yakin Risa bukan lah dri keluarga baik baik.
" Kalau kamu mau belajar ngaji kamu belajar sama Zai aja, bukanya ummi ngak mau ngajarin kamu cuma akhir akhir ini ummi sering pusing dan kata dokter ummi kena anemia jadi harus banyak banyak istirahat"
" Baiklah ummi aku mengerti"
" Atau kau ikut belajar dengan santri saja"
" Tapi ummi aku belajar nya masih ditahap awal"
" Ngak apa apa,kamu komunikasikan saja dengan ustadzah vina, kebetulan dia pengajar khusus untuk mengajari santri santri disini tentang pelafalan aQura,an dengan benar"
" Kalau kamu mau,besok ummi akan beri tahu ustadzah vina untuk mengajari mu"
" Besok ummi?"
" Ia besok,lebih cepat lebih baik, jangan menunda bunda sesuatu yang baik"
'" baiklah ummi"
" Ngomong ngomong belanjaan ummi banyak sekali"
Risa baru menyadari beberapa kantong kresek yang diletakkan ummi diatas meja.
" Ini sengaja ummi beli karna besok Zai akan pulang"
Seketika mata Risa berbinar,rasa rindu tergambar jelas disana,ia merasa tidak sabar menantikan hari esok.
semoga si salwa tul maut ke buka kebusuk an nya
udh gak sabar nih
baca dari episode 1-23 dan pas baca episode 4-23 banjir air mata karena sedih jadi risa
ning salwa masih ngarep suami orang aja kasian risa