Nestapa Istri Pertama CEO Terkenal

Di dalam kamar mandi, Dewangga benar-benar kehabisan akal untuk membalikkan keadaan seperti semula.pria ini merasa tidak berguna lagi setiap kali melihat Malika menangis karena ulah nya.

" Aaaaa..." Dewangga meninju udara.

" Aku benci kalian! Kenapa kalian begitu jahat dengan Aku yang merupakan anak kalian sendiri..."

" Aku bukan anak kecil lagi yang harus selalu kalian dikte hidup nya." teriak Dewangga.

Demi keluarga nya Dewangga rela mengingkari janji nya kepada Bu Ani,demi memenuhi obsesi kedua orang tua nya juga Dewangga tanpa sadar sudah membuat luka yang begitu lebar di hati istri nya.

Impian menua bersama hanya lah angan belaka,kini berganti arah dan tidak ada yang tahu langkah apa akan Malika tempuh di hari esok.

Tidak ada yang bisa menolong kesusahan yang di hadapi oleh Dewangga kecuali dirinya sendiri.

" Aku tahu Kamu kecewa kepada ku,tapi tolong jangan pernah berniat untuk pergi dari samping ku,harus dengan cara apa lagi agar Aku bisa mendapatkan maaf dari mu." buku jari Dewangga semakin banyak yang tergores,pria ini sama sekali tidak menghiraukan keadaan tangan nya.dunia nya sedang gelap karena di diamkan oleh Malika.

Sedangkan di luar kamar mandi,nyata nya sampai sekarang Malika belum juga bisa memejamkan kedua mata nya, kehadiran Dewangga di kamar ini membuat Malika was-was.rasa kantuk itu menguap begitu saja takut Dewangga nekat melakukan sesuatu kepada nya.

Drt....Drt...

Ada suara ponsel berbunyi dari atas meja yang ada di samping tubuh nya,tentu nya itu milik Dewangga karena Malika sangat hapal bunyi ponsel milik suami nya.

Melihat pintu kamar mandi yang masih tertutup rapat,Malika yang awal nya cuek kini bangkit demi melihat sendiri siapa yang menghubungi suami nya jam segini.

" Reyhan.." gumam Malika berpikir keras apa dia pernah bertemu pria bernama Reyhan tersebut.

Jawaban nya adalah tidak pernah,selama ini Malika hanya di perkenalkan kepada Wildan dan juga Roni.mengingat kedua nama itu,rasa nya Malika tidak sabar lagi untuk mengorek informasi tentang Dewangga dari mereka berdua,tapi seperti nya akan sia-sia karena kedua nya begitu patuh dengan perintah Dewangga.siapa dia yang hanya istri di nikahi tanpa restu orang tua.

Malika tersenyum getir sambil mencoba membuka ponsel milik suaminya.luka di hati Malika semakin menganga lebar ketika melihat wallpaper Dewangga yang berlatar belakang gambar bayi kecil hasil pernikahan suami nya dengan wanita lain nya.syok sangat syok itu lah yang Malika rasakan.kemana aja dia selama ini baru mengetahui nya sekarang.

" Kapan dia mengubah nya?" batin Malika karena setahu nya setiap kali Malika tidak sengaja membuka ponsel milik suami nya selalu foto mereka berdua yang di jadikan layar depan di ponsel mahal ini.

Malika sedikit demi sedikit mulai menyusun puzzle kelicikan suami nya.jago sekali pria ini menyesuaikan diri nya tak ubah nya seekor bunglon, mungkin karena pulang mendadak kemarin siang membuat Dewangga lupa untuk kembali mengganti wallpaper di ponsel nya.

Ada banyak panggilan tidak terjawab dan juga pesan masuk dari Reyhan.Malika memberanikan diri untuk menelusuri isi ponsel suami nya lebih jauh lagi.selama ini Malika tak berniat mengintip siapa saja yang mengirim pesan kepada suami nya, karena Malika begitu mempercayai Dewangga,tapi berbeda dengan sekarang setelah dia mengetahui semua nya dan Malika tidak ingin lagi di bodohi oleh suami nya sendiri.

Raut wajah Malika semakin sendu melihat isi percakapan antara Dewangga dengan Reyhan tersebut.bahkan ada beberapa gambar kiriman Reyhan yang membuat Malika mual di buat nya.

" Kamu sudah terlatih membohongi ku, sampai-sampai untuk nama wanita itu kamu beri nama pria agar Aku tidak mengendus pengkhianatan mu."Malika benar-benar tidak tahu lagi harus berkata apa dengan apa yang baru saja di lihat nya.

" Aku kangen Kamu , sayang..." pesan dari Reyhan berikut gambar wanita yang sedang memakai baju saringan santan.

" Nanti kalau Kamu ada waktu kita pergi liburan bertiga ya Mas, Daren butuh waktu yang banyak bersama Papa dan Mama nya.kasihan Daren ,Mas."

" Kamu di mana Mas,Aku minta Kamu pulang sekarang juga,Kamu sudah berjanji akan adil kepada Aku dan dia.sekarang waktu nya Kamu menginap bersama Aku dan Daren." banyak lagi pesan yang di kirim Elsa kepada suami nya,mungkin ada ratusan pesan dan gambar.Malika meremas ponsel Dewangga yang sudah membantu nya mendapatkan banyak bukti kebohongan yang di simpan oleh suami nya.

Malika menyimpan kembali ponsel Dewangga pada tempat semula,dia rasa sudah cukup apa yang di lihat nya tadi.Dewangga punya dua istri dan Malika bukan satu-satunya wanita yang berhak atas Dewangga.

Malika yang merasa kebingungan akhir nya memutus kan untuk mengirim pesan kepada Risa,dia ingin mengabarkan kepada sahabat nya itu kalau kemarin tidak jadi besuk Ridwan karena ada keperluan lain.tidak mungkin dia menceritakan semua nya melalui sambungan telpon,Malika masih butuh waktu untuk menguatkan diri nya.

" Maaf ya Ris,Aku tidak jadi datang ke rumah sakit karena ada urusan mendadak." Malika langsung mengirim pesan itu kepada sahabat nya.

Dalam hitungan detik,ponsel Malika bergetar pertanda ada pesan yang masuk dan itu dari Risa.

" Urusan apa Lika, padahal kemarin kata Mama sempat melihat Kamu di lobby rumah sakit,di sana juga ada suami mu bersama seorang wanita dan bayi kecil." Malika terdiam cukup lama membaca pesan balasan dari Risa.

Rupa nya orang tua Risa ada di rumah sakit pada waktu itu,apa mereka juga mendengar pertengkaran yang terjadi.Malika gelisah tak menentu.dengan keadaan kepala yang masih pusing Malika mondar-mandir mencari alasan yang tepat jika nanti Risa menanyakan tentang apa yang di dengar oleh orang tua nya di lobby rumah sakit.

" Mungkin Mama Rita salah lihat Ris,Aku sama sekali nggak datang ke rumah sakit kemarin pagi ." kilah Malika sangat berharap Risa mau percaya kepada nya.

Sangking gugup nya takut ketahuan berbohong,Malika tanpa sadar menggigit sekuat tenaga bibirnya sampai mengeluarkan darah.

" Maaf ya Ris, sekarang telpon nya Aku tutup dulu ya,Aku lagi di jalan ini." kata Malika lagi sebelum Risa semakin membuat nya tersudut.

Malika tidak berniat menutupi masalah rumah tangga nya dari Risa, sejujurnya Malika butuh teman cerita selain Bu Ani yang sudah sakit-sakitan. Tapi dia juga malu untuk mengatakan apa yang sudah terjadi kepada Risa,Malika mengalami krisis kepercayaan diri.

Air mata nya kembali turun bercampur dengan darah segar yang mengalir dari bibir tipis nya.

Orang-orang yang membenci nya pasti akan tertawa di atas luka hati nya saat ini,sulit sekali menerima kenyataan bahwa dia bukan lah satu-satunya wanita yang menghangatkan ranjang Dewangga suami nya,pria yang menikahi nya dengan sejuta janji yang terucap dari mulut nya.

Mau seperti apapun Dewangga menjelaskan kepada nya mengenai sejarah terjadi pernikahan kedua pria itu, tetap saja Malika tidak bisa menerima takdir ini.Malika tidak pernah menginginkan pernikahan seperti ini.

Hiks..Hiks..

Malika kembali menjerit pilu.

Dengan masih memakai pakaian tidur,Malika keluar dari kamar menuruni tangga yang membawa langkah kaki nya sampai teras depan.Malika bergegas membuka pintu mobil lalu masuk ke dalam dengan keadaan yang sangat berantakan.

Brumm...Brum

Malika memutuskan untuk pergi dari rumah pemberian Dewangga.

Malika merasa di permainkan oleh lelaki yang selama ini begitu di percayai nya,suami nya punya dua sisi kehidupan yang bisa berubah sewaktu-waktu.Dewangga rupa nya tidak benar-benar mencintainya sepenuh hati.apalagi kedua orang tua Dewangga sangat membencinya.entah kenapa hidup Malika begitu tragis.baru bahagia sebentar tapi sudah di ganti lagi dengan kesedihan.

Benar kah dia harus menanggung semua penderitaan ini? Sedari kecil Malika sudah di tinggal orang tua sekarang suami nya pun mulai menyusun langkah untuk meninggalkan nya seorang diri,jika pun harus tetap bertahan maka Malika tidak yakin bisa menerima kenyataan ini.

" Ibu..." panggil Malika yang berhasil pergi dari rumah.

Hanya wanita paruh baya itu yang mau menerima kehadiran nya dalam kondisi apapun.Malika merasa kerdil jika harus tetap berada di samping Dewangga yang kaya dan punya segala nya.

" Malika..."

Bersambung...