Theo mengkhianati sahabat serta anak dari keluarga yang sudah menjadikannya keluarga sejak ia usia 7 tahun. Ia berselingkuh dengan Zeva, istri dari Anthon, sahabat Theo. Terlalu sering menolong Zeva dari suaminya yang kasar dan penyiksa, membuat Theo memiliki perasaan pada wanita itu hingga terjadilah hubungan terlarang keduanya. "Aaaaaakh!!! Theooooo, aku mohon bawa aku kabur dan nikahi aku!" -Zeva Auliora "Maafkan aku, Zeva. Aku tidak bisa meninggalkan Anthon dan keluarganya, mereka sudah menjadikanku seperti ini" -Theo James "Zeva akan tetap menjadi istriku meskipun kamu sudah menikmati tubuhnya, aku tidak akan melepaskan wanita itu" -Anthon Stephen Bagaimana kelanjutan cinta segita dengan panasnya hubungan perselingkuhan antara Theo dan Zeva? Apakah Anthon akan menyerahkan istrinya untuk pria lain? Dukung novel ini untuk tetap berkarya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariRani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PERTENGKARAN SENGIT
Didalam kamar, Anthon sudah selesai membersihkan diri dan berganti baju. Sedangkan Zeva duduk termenung menghadap kearah suaminya.
Anthon sampai keheranan dengan sang istri yang tumben banget menatapnya seperti itu.
"Tumben kamu natap aku seperti ini? Jarang banget wajahmu lebih damai saat melihatku karena biasanya terlihat sangat kaku dan datar" celetuknya.
"Apa yang kamu inginkan?" tanya pria itu kemudian.
Zeva terlihat masih menatap Anthon lekat tanpa mengeluarkan suara.
"Apa sebahagia itu kamu tinggal disini dan bisa membuat roti serta kue dengan ibuku?" tebak Anthon lagi.
"Iya, aku bahagia tinggal disini" akhirnya Zeva mengeluarkan suaranya.
"Hmmmm, jadi kamu lebih bahagia tinggal dirumah mertuamu daripada rumah kita sendiri yang hanya tinggal bersama suami mu ya?" mulai nada Anthon seperti menyindir.
"Kamu sendiri yang tau bagaimana kehidupanku sejak menikah denganmu dan tinggal berdua denganmu, Thon. Apakah dengan kita tinggal berdua lalu aku semakin stress kamu kekang, kamu suruh suruh, kamu melarangku untuk bekerja atau menjalankan hobbiku, kamu kira aku bisa bahagia?" pancing Zeva yang mulai berani mengeluarkan isi hatinya.
Prok...prok..prok...
Malah Anthon bertepuk tangan.
"Wah wah wah, kamu jadi berani sama suamimu ya. Jadi pinter protes dan kurang bersyukur punya suami kayak aku?" sewot Anthon.
"Suami kayak kamu itu tidak pernah diimpikan oleh wanita manapun" balas Zeva lalu suara tamparan terdengar menyentuh pipi wanita ini.
Plak!
Anthon menampar satu sisi pipi sang istri.
"KALAU KAMU GAK NIKAH SAMA AKU, BAPAK IBU MU SUDAH PERGI DARI DUNIA INI!! NGERTI KAMU!!! KALAU KAMU GAK NIKAH SAMA AKU, PERUSAHAAN KELUARGAMU SUDAH BANGKRUT SEJAK SETAHUN LALU!! SADAR DIRI WOY, WANITA MANDUL!!" teriak Anthon kebakaran jenggot saat istrinya pertama kali mengungkapkan hati sebagai istrinya.
Jleb!
Bak terkena tusukan pisau bertubi tubi dari omongan Anthon, Zeva tak bisa menahan tangis dan kemarahan dalam dirinya.
Dibilang mandul?
Apa yang membuat suaminya itu menyebutnya mandul hanya karena belum memberikan anak saat usia pernikahan baru setahun?
Entah kenapa Zeva sangat berani hari ini. Ia tidak tau apa yang akan Anthon lakukan padanya jika ia menantang pria yang sudah menghinanya mandul.
"Kamu menyebutku mandul? Atas dasar apa hah?" ucap Zeva penuh penekanan meskipun suaranya tidak sekeras suara sang suami.
"ATAS DASAR SAMPAI SAAT INI, KAMU TIDAK PERNAH HAMIL!" teriak Anthon sambil mendorong Zeva hingga wanita itu duduk kembali di sofa kamar dengan kasar.
Zeva menatap pria itu dengan perasaan benci yang semakin ingin ia luapkan.
Ia pun berdiri lagi. Lalu dengan berani ia memberikan sebuah ide cemerlang untuk berpisah dengan Anthon sekaligus pembuktikan bahwa dia tidak mandul.
"Jika kamu yang mandul bagaimana? Jika kamu yang gagal membuahi sel telurku bagaimana hah? Apa yang akan kamu lakukan, Thon? Hidup bersamamu adalah keburukan terbesar yang pernah aku alami dalam hidupku" ujar Zeva.
Anthon mendengar perkataan sang istri sangat merasa terhina.
Padahal dirinya sudah menghina Zeva terlebih dahulu.
"WANITA SIALAN!!! BERANI BERANINYA!!!" teriak Anthon lalu berniat ingin menampar wanita itu namun tiba tiba pintu kamarnya terbuka dan menampakkan Theo dengan wajah sangat marah.
Theo mendorong tubuh Anthon menjauh dari hadapan Zeva.
"APA YANG KAMU LAKUKAN PADA ISTRIMU HAH?" teriak Theo tak terima.
"APA URUSANMU? DIA ISTRIKU DAN KAMU TERLALU LANCANG MASUK KE KAMARKU!" balas Anthon.
"Aku mendengar teriakan mu daritadi, Thon. Kamu sudah keterlaluan" ucap Theo dengan suara yang ia rendahkan.
"KETERLALUAN KATAMU?!!! AKU TEKAN KAN SEKALI LAGI, DIA ISTRIKU DAN KAMU HANYA ORANG LUAR YANG MENJADI SAUDARA ANGKATKU, THEO!!" teriak Anthon lagi yang suaranya selalu tinggi dan marah.
Tanpa aba aba, Anthon langsung melayangkan bongeman ke wajah Theo hingga tersungkur ke lantai.
"STOOPPP ANTHON!! STOOOP!" teriak Zeva sambil membantu Theo untuk berdiri kembali.
"Kamu membela pria ini daripada suami mu sendiri?" ucap Anthon dengan suara rendah.
"Kamu sudah keterlaluan" sahut Zeva.
"CERAIKAN AKU!!" lanjutnya dengan berani hingga Theo tak percaya mendengarnya.
Emosi Anthon semakin menggebu gebu. Ini adalah puncak amarah hingga ia pun tak peduli lagi jika berada di rumah orang tuanya.
"Ini gila sih. Kamu sudah gila Zeva...AKU TIDAK AKAN MENCERAIKANMU!!!" balas Anthon sambil berusaha menarik tangan Zeva.
Theo meraih tangan Zeva satunya hingga terjadi tarik menarik diantara dua laki laki bersaudara angkat itu.
"LEPASKAN THEO!!! INGAT AKU SUDAH MENYELAMATKAN NYAWAMU BERKALI KALI!! LEPASKAN ISTRIKU! ATAU AKU BUNUH KAU!" ancam Anthon.
"AKU SUDAH TIDAK PEDULI HUTANG NYAWA KU KEPADAMU, THON! JANGAN KIRA AKU TIDAK TAU SEMUA RENCANA BURUKMU YANG MENCOBA MENCELAKAIKU LALU MENJADI PAHLAWAN KESIANGAN!! AKU SUDAH MUAK!!" balas Theo membuka rahasianya yang mengetahui keburukan Anthon.
Mendengar hal itu, Anthon seperti tak percaya. Jika Theo tau apa yang telah ia perbuat, kenapa selama ini hanya diam saja? Kenapa tidak langsung balas dendam?
Tangannya pun melemah dan melepaskan genggaman di tangan Zeva.
"Hmmmm, baguslah kalau kamu sudah tau. Aku juga sudah muak menganggap mu saudara dan membuatku terasingkan dari keluarga ku sendiri" balas Anthon dan pandangannya langsung tertuju pada kedua tangan yang saling bergandengan setelah tangan Zeva ia lepaskan.
Ia bisa melihat tangan Theo dan Zeva saling memegang erat.
Senyuman menyeringai langsung terlihat dari bibir Anthon.
"Ck ck ck ck.... sepertinya natal ini, aku memilih untuk membawa istri ku pulang saja daripada harus tinggal serumah dengan saudara angkatku yang tidak tau diri" sindir Anthon.
"LEPASKAN TANGAN ISTRIKU, BAJINGAN!!" teriaknya kemudian lalu mendorong tubuh Theo dengan kuat dan berhasil meraih tubuh Zeva.
"LEPASKAN ZEVA!!! KAMU TIDAK PANTAS BERSAMA WANITA SEBAIK DIRINYA!!" teriak Theo.
Tapi lagi lagi ada rasa lemah jika berada di hadapan Anthon. Entahlah, dia selalu menganggap pria itu sebagai saudaranya meskipun ada rasa benci dan marah saat mengetahui keburukannya.
"LUPAKAN!! AKU AKAN MENGURUSMU SETELAH MENGAJAK ZEVA PULANG!! LIHAT SAJA THEO, HIDUPMU SETELAH INI AKAN KEMBALI TIDAK ADA ARTINYA SEPERTI SAAT ORANG TUAKU MEMBAWAMU KEMARI!! LIHAT SAJA!!" ancam Anthon lagi dan langsung menarik Zeva keluar kamar dan berniat turun dari lantai 2.
Tapi karena Zeva meronta ronta dan menimbulkan keributan, Anthon kesusahan membawa istrinya turun.
Dan Theo pun berusaha menolong Zeva. Ia berhasil menyusul Anthon saat menarik Zeva ditangga hingga kembali terjadi tarik menarik merebutkan 1 wanita.
Karena refleks, Zeva menendang tubuh Anthon hingga suaminya itu jatuh dari tangga.
"AAAAKH!!! TUAN MUDAAA!!" teriak Bibi saat melihat kejadian.
Bora dan Herjunot yang berada didalam kamar mereka langsung keluar berlari menuju sumber suara.
Mereka terdiam sesaat saat melihat putra mereka jatuh dari tangga dan saat ini berlumuran darah di kepalanya.
Lalu pandangan keduanya, mengarah ke tangga dan melihat Zeva sedang dipeluk oleh Theo.