"Mari kita menikah." ucap seorang pria yang terlihat tinggi dan tegak itu dengan wajah yang tampan dan putih itu mengajak seorang wanita menikah.
Wanita itu terkejut kenapa majikan atau lebih tepatnya anak majikannya mengajak dirinya menikah pria yang mewarisi usaha papi nya orang kaya malah ingin menikahinya yang anak seorang pembantu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kienli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15...
Kenapa hati ini sakit tapi tidak berdarah Renata hanya diam mendengar hinaan dari Leon mungkin pria itu melihat ke adaan dirinya makanya Leon seenak nya menghina diri Renata pantas sikap Leon saat kejadian itu seperti biasa saja.
"Baik tuan.." ucap Renata langsung membaringkan tubuhnya dan menutup semua tubuh nya di dalam selimut Renata menangis meratapi kebodohan dirinya.
"Ya tuhan kenapa setiap aku berdoa kamu selalu memberi aku petunjuk dia jodoh ku, tapi apa yang ku dapat." ucap Renata.
Jam 4 subuh Renata sudah bangun dia karena sudah biasa Renata bangun jam segini untuk membantu sang ibu lalu sembahyang subuh... Renata ke dapur saat dia mulai membuka dapur Bi Tuti bangun.
"Pagi nona." ucap Bi Tuti.
"Tidak ada siapa siapa disini Bu." ucap Renata bingung siapa yang di sapa bi Tuti...
"Saya memberi salam pada anda." ucap Bi Tuti.
"Ibu jangan panggil saya nona panggil saya Rena saja Bu." ucap Renata.
"Tidak bisa andakan istri tuan muda Leon... Jadi saya harus panggil anda nona." ucap Bi Tuti.
"Tidak apa apa ibu, ibu panggil saya Renata saja." ucap Renata.
Renata malas berdebat akhirnya dia setuju dengan bi Tuti karena tidak mau berdebat Renata setujuh di panggil nona oleh bi Tuti... Dan menyuruh Renata panggil bibi buka ibu pada nya Renata setujuh saja.
"Anda sudah rapi mau kemana pagi pagi sekali.?" ucap Bi Tuti.
"Saya mau ke pasar bantu bunda saya jualan di sana..." ucap Renata.
"Tapi anda kan baru menikah nona." ucap Bi Tuti.
Renata pamit pada bi Tuti dan minta tolong pada bi Tuti juga untuk sampaikan ke mami Bella serta kakek kalau dirinya pamit untuk pergi ke pasar membantu bunda nya disana karena Renata tidak boleh bergantung pada Leon.
"Aduh bagaimana ini bunda ada di pasar apa masih dirumah tidak ada ponsel... Ya ampun kenapa ya jadi orang miskin tidak enak dihina ya tuhan. " ucap Renata memang matahari sudah mau nampak akhirnya Renata ke pasar dulu kalau tidak ada pasti bunda di rumah.
"Bunda." ucap Renata langsung memeluk bunda nya.
"Kenapa kamu kesini.?" ucap bunda yang bingung putrinya di hadapannya.
"Aku ingin membantu bunda, ku tidak tega bunda harus sendirian." ucap Renata.
"Lalu bagaimana suami mu dan keluarganya apa mereka tahu kamu kesini.?" ucap Bunda Wati.
"Aku sudah memberi tahu pelayan di sana." ucap Renata.
"Lain kali minta izin langsung sama suami mu jangan pergi seperti ini..." ucap Bunda Wati.
"Iya bunda..." ucap Renata.
Renata berpikir kenapa dia selalu salah... Kini dirinya bingung kenapa kenapa bisa terjadi cobaan apalagi yang di beri tuhan, awal kenalan dirinya sudah hour saja kehilangan mahkota dan nyawanya Renata disini merasa bodoh tidak salah Leon memikir nya matre.
"Pantas saja dia mikirnya aku menikahinya karena uangnya." gumam Renata.
"Kamu kenapa sayang.?" ucap Bunda melihat putrinya bicara sendiri.
"Tidak ada..." ucap Renata mulai merapikan bangku, meja dan etalase di tokonya.
Sementara di rumah mami Bella sudah bangun pagi, Bi Tuti langsung memberi tahu mami Bella kalau Renata sudah pergi tadi subuh jam 5.30 ke pasar untuk bantu bundanya... mendengar itu mami Bella sedikit kaget.
"Terimakasih ya Bi..." ucap mami Renata.
Izin yaa