Jangan lupa mampir ditempat ini...!
Menceritakkan seorang cewek ceria dan kocak masuk ketubuh sahabat jauh setelah pergi dan jarang bertemu.
bagaimana kisahnya, dan mampukah dia menerima jadi diri barunya?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon THAN PUR2507, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 13.
"Leon aku akan memaafkanmu tapi apakah kamu ingin berubah?."ucap Shella kemudian beralih menatap Leon yang berdiri disebelahnya
Menatapnya dengan tatapan serius dan berharap Leon bisa lebih baik dan tidak suka main tangan menyakiti seorang wanita lagi.
Ia tidak mau melihat perilaku kasar Leon terhadapnya, dan ingin membuat Leon menjadi pria yang baik dan juga lembut.
"Aku berjanji untuk tidak lagi percaya pada orang lain selain dirimu, dan akan berubah lebih sayang padamu."jawab Leon dengan yakin dan percaya diri
Sekilas Shella melirik kearah Jihan yang memperhatikan mereka berdua, lalu menatapnya dengan tatapan memberi isyarat pada Jihan.
Untuk memutuskan apa yang sudah ia pikirkan matang-matang. Dan mengikuti kata hatinya bicara ia telah memutuskannya dengan tepat.
Dengan santai Jihan mengedipkan matanya sekali, lalu memalingkan muka kearah lain tidak ingin melihat atau mendengarkan pembicaraan mereka berdua.
"Tapi sebelum itu apakah aku bisa minta sesuatu."lanjut Shella menjadi serius menatap Leon dan berniat untuk membebaskan Jihan dari hukumannya
"Katakan saja!."
"Hentikan hukuman Jihan, jangan kurung dia lagi didalam kamar."pinta Shella lalu mengandeng tangan Jihan tiba-tiba
Jihan yang digandeng oleh Shella, sontak saja menoleh kearah mereka berdua dengan ekspresi wajah antara senang dan terkejut.
"Aku mau Jihan dibebaskan dari hukumannya."tambah Shella meminta persetujuan dari Leon
Leon menatap dua wanita didepannya dengan tatapan serius. Setelah beberapa saat berpikir, kemudian ia mulai memberitahu keputusannya mengenai permintaan Shella.
"Kali ini aku akan mengikuti permintaanmu, baiklah aku hentikan hukuman Jihan demi dirimu yang minta."jelas Leon dengan wajah tenang setelah berpikir
Sekarang ia sudah mendapatkan Shella kembali, lebih baik melepaskan Jihan daripada harus membiarkan Jihan tetap disini dan mungkin saja bisa menghancurkan hubungannya lagi.
"Beneran kamu lepasin Jihan dari hukuman?."sahut Shella dengan senang terpancar jelas diwajahnya
Leon Menganggukan kepalanya pelan membenarkan apa yang Shella katakan adalah benar.
Begitu melihat Leon mengangguk Shella menatap wajah Jihan dengan wajah lega dihatinya. Ternyata ia berhasil membujuk Leon dengan mudah demi membebaskan Jihan dari hukuman.
"Syukurlah, kamu akhirnya bisa bebas Jihan."seru Shella menghadap Jihan dengan tersenyum bahagia
"Heh... ya gue seneng!."jawab Jihan sambil tersenyum tipis pura-pura senang didepan mereka
Walau sebenarnya itu biasa-biasa saja. Tapi akhirnya ia bisa lepas dari ruangan ini, dan selanjutnya akan lebih memilih pergi dari rumah ini secepatnya.
Tetapi disaat Jihan, Shella dan Leon masih berada didalam kamar. Tiba-tiba mereka mendengar suara dari kamar mandi, suara itu cukup keras terdengar ditelinga mereka bertiga.
Mendengar suara itu berasal dari kamar mandi, ekspresi Jihan seketika menjadi panik. Apakah nenek menjatuhkan sesuatu didalam sana?.
"Suara apa itu?."toleh Leon dengan wajah serius saat mendengar suara keras berasal dari kamar mandi
Ketika Leon bicara, wajah Jihan semakin panik. Ia harus segera mencari alasan supaya Leon tidak melihat keberadaan nenek didalam sana.
"Salah dengar kali, gue kagak dengar apa-apa."ujar Jihan pura-pura tidak dengar sesuatu
"Tapi suara itu keras banget loh Jihan, masa kamu tidak dengar sama sekali."ujar Shella dengan heran jelas-jelas ia juga mendengar suara itu
Mengapa Jihan tidak mendengarnya juga?.
"Apa yang kamu sembunyikan dariku, apakah kamu menyembunyikan pria lain dikamar ini."tanya Leon dengan wajah serius menatap Jihan curiga
"Sembunyikan apa, gue nggak sembunyikan apapun dari lo. Kalaupun gue bawa cowok kesini itu nggak mungkin."jelas Jihan mengatakan kalau dugaan Leon salah
Selama ini ia dikurung didalam kamar, mana mungkin ia bisa membawa pria lain kekamar ini.
Tetapi sekarang Jihan sangat bingung, bagaimana kalau Leon tahu jika neneknya berada disini.
"Tapi siapa, bukankah hanya ada kita bertiga dirumah ini."heran Leon menjadi penasaran sambil menatap Shella dan Jihan
Apakah ada orang lain yang bersembunyi dirumahnya, tanpa ia ketahui. Tetapi siapa orang itu?.
Kemudian Leon melangkahkan kakinya mendekati kamar mandi, kini Jihan semakin gelisah dan panik. Semoga saja nenek bisa cepat sembunyi dari sana tepat waktu sebelum Leon melihatnya.
"Leon, udah gue bilang nggak ada orang disana. Paling itu cuma tikus yang lewat dan nggak sengaja buat barang disana jatuh."ujar Jihan mencoba menghentikan Leon lagi
Akan tetapi ucapannya diabaikan oleh Leon yang tampak begitu penasaran itu. Pada saat Leon membuka pintu dengan cepat, seketika pandangan Leon jadi terkejut dan syok.
Leon langsung buru-buru masuk kedalam kamar mandi dengan wajah khawatir. Memperhatikan raut wajah Leon yang berubah seketika, Jihan dan Shella bergegas menyusul.
Saat Jihan berada didepan pintu, betapa terkejutnya ia saat melihat nenek terbaring pingsan dilantai. Ia pun langsung mengkhawatirkan kondisi nenek dan menghampirinya.
"Apa yang terjadi pada nenek?."ucap Jihan dengan khawatir mendekati nenek dan menyentuh tangannya
"Aku tidak tahu, tapi bagaimana nenek bisa berada disini."tanya Leon menatap Jihan dengan wajah bingung
Shella memperhatikan Jihan dan Leon secara bergantian dan juga menatap seorang wanita tua yang pingsan dipangkuan Leon.
"Dia siapa?."tanya Shella yang tidak mengenal wanita tua dipangkuan Leon
Sejak ia bersama Leon sebelumnya ia sama sekali tidak pernah bertemu dengan wanita tua ini. Sebenarnya siapa wanita tua ini, apakah nenek ini juga tinggal dirumah ini.
"Dia adalah nenekku yang hilang beberapa bulan ini. Aku sudah mencarinya kemana-mana tapi tidak menemukannya. Dan aku heran bagaimana nenek bisa berada disini."ujar Leon sedikit berbohong mengenai alasan neneknya pergi dari rumah
Diam-diam Jihan mencuri pandang kearah Leon, tatapan matanya terlihat ia sedang berbohong tentang mengapa nenek bisa hilang dari rumah.
"Dasar, bukannya karena lo sendiri yang udah bikin nenek jadi ketakutan seperti ini. Pura-pura kalau nenek pergi dari rumah segala."batin Jihan memutar bola matanya malas
Leon pikir mudah untuk mengelabuhi dirinya yang sudah tahu perbuatan dari pria didepanya sekarang. Tapi Jihan tidak tahu apakah Shella percaya atau tidak pada ucapan Leon.
"Bukan waktunya buat berpikir cepat bawa nenek kerumah sakit."sela Jihan dengan nada sedikit keras membentak kearah Leon
Kemudian Leon mengendong tubuh nenek dan segera membawanya kerumah sakit. Jihan dan Shella pun lantas ikut menuju rumah sakit bersama-sama.
Beberapa saat berlalu, mereka telah sampai dirumah sakit dan nenek pun segera ditanggani oleh dokter.
"Semoga nenek baik-baik aja!."gumam Jihan cemas menunggu diluar ruangan nenek yang sedang diperiksa oleh dokter
Ketika Leon juga sedikit mengkhawatirkan keadaan nenek, tatapannya kemudian berpaling kearah Jihan.
Berdiri tepat didepannya dan bertanya mengenai nenek yang ia temukan dikamar Jihan.
"Apa ini maksutmu berkata kalau tidak ada apa-apa didalam tadi."ucap Leon merasa bahwa ia telah dibohongi oleh Jihan selama ini
Kenapa Jihan tidak memberitahunya kalau nenek berada didalam kamarnya?. Apa alasan Jihan merahasiakan nenek darinya selama ini?.
Mungkinkah selama ini Jihan tahu semuanya, dan menyembunyikan keberadaan nenek darinya. Apa nenek sudah menceritakan perbuatan jahatnya pada Jihan tanpa ia ketahui.
"Apa maksut lo, Leon!."jawab Jihan mengangkat wajahnya menatap Leon bingung kenapa nih cowok bicara aneh tentangnya
"Jelasin kenapa nenek bisa ada dikamar kamu, aku sudah mencarinya kemana-mana. Ternyata kamu yang selama ini menyembunyikan nenek dariku kenapa kamu tidak memberitahuku Jihan."ujar Leon kesal dibenaknya sekarang
"Leon kenapa kamu menyalahkan Jihan, dia tidak tahu apa-apa jangan menuduhnya."ucap Shella menyela pembicaraan Leon
Berdiri disamping Jihan berniat membela, kalau Jihan tidak melakukan apapun atau menyembunyikan nenek darinya.