Bagaimana jika sikap baik dan penuh perhatian sang suami ternyata adalah sebuah sandiwara untuk menutupi kesalahannya?
Dara Jelita tidak pernah menyangka kalau Raditya Pratama, suami yang sangat dicintainya ternyata menyimpan banyak rahasia. Cinta yang ditunjukkan oleh suaminya ternyata hanyalah sebuah topeng untuk menutupi kebohongan yang selama ini disembunyikannya selama bertahun-tahun.
Akankah Dara tetap bertahan dalam pernikahannya setelah tahu rahasia yang disembunyikan oleh suaminya?
Yuk, simak kisahnya di sini. Jangan lupa siapin tisu karena cerita ini mengandung banyak bawang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nazwa talita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KAU AKAN MENGUSIRNYA DARI RUMAH?
Sesampainya di rumah, sudah ada beberapa orang suruhan Dara yang ia perintahkan untuk membereskan barang-barang milik Raditya.
Dara memang tidak membawa kunci rumahnya saat itu. Terburu-buru ingin menemui Davin, membuat Dara lupa mengunci pintu rumahnya.
Beberapa orang sudah merapikan sofa di ruang tamu. Sofa itu yang beli adalah Raditya. Saat masih dalam perjalanan tadi, Dara menelepon beberapa orang suruhannya.
Dara melakukan panggilan video untuk menunjukkan apa saja barang-barang yang akan dikeluarkan dari rumah minimalis itu.
Dara menyuruh orang-orang itu mengangkat semua perabotan rumah yang dibeli oleh Raditya. Semua perabotan itu akan Dara kembalikan pada Raditya.
Setelah selesai mengangkut barang-barang perabotan itu dan meletakkannya ke dalam mobil yang biasa mengangkut barang, Dara kemudian menyuruh orang-orangnya berkeliling ke kamar dan ruang kerja Raditya.
Mereka juga mengemasi semua barang Raditya yang ada dalam ruang kerjanya. Begitupun dengan semua pakaian Raditya yang berada dalam kamarnya.
Dara tersenyum puas saat mendapati rumah yang ditinggalinya dengan Raditya kini sudah terlihat kosong.
"Keluarkan semuanya dari lemari. Jangan sampai ada yang tertinggal satupun!" Dara memperingatkan beberapa orang yang kini sedang berada dalam kamarnya.
Mereka mengeluarkan barang-barang Raditya dan langsung meletakkannya ke dalam koper. Sementara itu, barang-barang yang tidak muat, dimasukkan ke dalam kardus berukuran besar yang sudah disiapkan oleh orang-orang suruhannya.
"Kamu benar-benar akan mengusirnya dari rumah?" Ucapan Davin saat di dalam mobil tadi kembali terngiang.
"Aku bukan hanya akan mengusirnya dari rumah. Tapi aku juga akan mengembalikan uang yang pernah ia berikan untuk membeli rumah itu."
"Sungguh?" Davin menatap tak percaya. Sungguh konyol pemikiran Dara. Di mana-mana seorang istri yang diselingkuhi itu berlomba-lomba untuk mendapatkan harta suaminya sebelum mereka bercerai. Tetapi Dara, wanita itu justru ingin memberikan uang untuk suami yang telah membohonginya sebelum menggugat cerai.
"Uang yang dia berikan bahkan tidak jauh lebih banyak dari uang yang aku berikan padanya untuk membeli rumah minimalis itu, Dav."
"Benarkah?" Davin tampak terkejut.
"Dia hanya memberikan andil dua ratus juta dari harga rumah yang mencapai lebih dari dua milyar."
"Apa?"
"Saat itu, aku mengatakan padanya kalau aku meminjam uang untuk membeli rumah itu. Akan tetapi, sampai sekarang dia belum pernah mengembalikan sisanya." Dara tersenyum tipis.
"Ternyata, menikah dengan bajingan itu membuatku bodoh, ya, Dav," lanjut Dara, tersenyum getir.
"Bukan kamu yang bodoh, tapi dia yang bodoh karena sudah menyia-nyiakan kamu."
***
Apa yang terjadi pada kalian? Mira mendekati anak dan menantunya diikuti oleh Pratama yang baru saja sampai di rumah mewah itu.
Selama ini, Pratama tidak pernah menyetujui pernikahan siri Raditya dengan Kinara. Oleh karena itu, Pratama tidak pernah mau setiap kali Mira mengajaknya singgah di rumah besar itu.
Hari ini, Mira memaksa Pratama untuk mengantarnya ke rumah Raditya dan Kinara. Pratama tidak bisa menolak karena wanita yang menjadi istrinya itu terus memaksa dan mengancam akan memberitahukan pernikahan siri antara Raditya dengan Kinara.
Ancaman Mira membuat Pratama akhirnya menuruti keinginan Mira. Dara adalah menantu kesayangannya. Lelaki paruh baya itu sungguh tidak tega seandainya Dara tahu kalau Raditya sudah mengkhianatinya.
Terkadang, Pratama merasa kesal pada dirinya sendiri karena tidak bisa berbuat apa-apa. Dia selalu kalah dari istrinya dan juga Raditya. Meskipun terkadang ia merasa jengah dengan sikap istrinya yang selalu menuruti keinginan Raditya, akan tetapi, demi keutuhan rumah tangganya, Pratama terpaksa selalu mengalah.
Bukan karena takut pada sang istri. Jika mau, Pratama bisa saja menceraikan Mira karena perempuan itu selalu berbuat seenaknya. Wanita itu bahkan lupa bagaimana cara menghormati suaminya.
Namun, Pratama merasa tak berdaya. Mira adalah perempuan yang dulu dititipkan oleh mertuanya sebelum mereka berdua meninggal karena kecelakaan. Janji itu yang sampai sekarang tidak bisa membuat Pratama pergi meninggalkan Mira.
"Dara sudah tahu kalau aku dan Mas Raditya menikah, Ma. Perempuan itu menyuruh orang untuk memukuli aku dan Mas Radit."
"Apa? Mira dan Pratama berteriak bersamaan.
"Dara sudah tahu tentang pernikahan kalian?" Pratama menatap putranya.
"Iya, Pa. Dara memergoki kami di kamar hotel." Ucapan Raditya membuat Pratama melayangkan pukulan untuk pertama kalinya pada sang putra.
"Papa!"
BERSAMBUNG ....
Sambil nunggu update, yuk, mampir juga ke novel temen Author yang satu ini yuk!
seru banget
makasih thor dah buat novel sebagus ini. semoga sampai akhir ya bagusnya