Lanjutan Dari Novel Terpaksa Menikah. Sebelum membaca kisah dari Anak - Anak Raka dan Eva beserta sahabatnya. Mohon di baca untuk Season pertamanya.
Sebelum ke sini tolong baca dulu Terpaksa Menikah.
Memilih pasangan yang pas, seperti sang mama adalah keinginginan Rava Atmadja. Banyak keinginan yang ia dasari dari kisah cinta papa dan mamanya, yang bersatu karena sebuah kesalahan. Kesalahan yang menurut sang papa dan juga mamanya, adalah berkat dan kebahagiaan dengan hadirnya, Rava di kehidupan mereka.
.
Karena di Jodohkan oleh sang mama dengan anak sahabatnya, Rava mencoba untuk lari dari kenyataan. Dan berusaha untuk memilih yang terbaik antara pilihan sang mama dan juga pilihannya sendiri. Mari baca dan berikan dukungan kalian. Terima Kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putritritrii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Trauma dari Penghianatan.
Sesampainya di dalam kamar, dengan malas Rava merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Ia sejenak berpikir akan Renata, kenapa gadis kepo itu bisa-bisanya tidak mengucapkan apapun tentang kiriman yang ia terima dari Rava. Rava merasa aneh, Renata yang ia kenal biasanya sangat rempong. Jarang bersikap tidak biasanya ,seperti akhir-akhir ini pikirnya.
Rava menarik nafasnya, “Mungkin dia sudah lelah, harusnya aku bahagia. Bukan kepikiran seperti ini,” ucap nya lalu beranjak mengambil ponselnya yang ia letakkan di atas meja. Rava kembali duduk di atas ranjang, membuka aplikasi media sosialnya yaitu jejaring sosia media Instagram, tampak keharmonisan sang papa dan mamanya duluan yang tampil di beranda utama akun nya Rava. Ia tersenyum , melihat Raka yang sampai tua itu pun masih manja dengan Eva.
Lalu Rava mencoba membuka akun Instagram Renata, terlihat postingan gambar akhir dari Renata memposting dirinya dengan wajah yang tampak sendu, caption yang ia tulis di bawah fotonya juga sangat menyentuh hati Rava, “Kalau tidak suka, jangan perduli. Hanya menambah kesedihan di hati.”
Rava mengerti, itu di tujukan Renata untuk dirinya. Walaupun Rava jarang memposting foto di akun Instagramnya, ia sering sekali stalking akun Instagramnya Renata. Entah kenapa, mungkin saja ia merasa senang melihat tawa dari Renata. Ia memiliki tawa dan senyum yang alami, mungkin karena itu yang kadang membuat Rava bisa tersenyum sendiri. Tetapi rasanya ke Renata, dia sendiri saja tidak tahu.
Kembali Rava mengubah pilihannya dengan memilih turun ke bawah dari album postingan foto Renata, tampak foto-foto kebahagiaan Renata, satu titik di bagian album foto nya Renata, ia mengingat ada fotonya dengan Renata yang dulu sering di unggah Renata, bukan hanya satu tetapi ada beberapa foto, hanya saja Rava menemukan keganjilan, tidak ada satu pun foto yang sebelumnya di tandai keakun Rava, semuanya hilang. Dengan gerakan cepat, ia mencari terus sampai ke postingan akhir. Dan akhirnya Rava tersadar, sepertinya Renata mulai menyerah pada dirinya.
Entah kenapa perasaannya seperti ada yang tidak menyenangkan, bukankah harusnya dia senang? Tetapi kenapa malahan Rava menjadi gusar, ia sangat bingung. Rava mencoba membuka aplikasi chatnya, kemudian memilih untuk mengirim duluan pesan ke Renata. Tiba-tiba, hanya satu tanda centang di samping chat Rava.
“Apa dia membalas dendam padaku?” tanya Rava pada dirinya dengan wajah panik.
Ya… Rava tahu, nomornya pasti di blokir oleh Renata. Rava menjadi kebingungan sendiri dengan sifat Renata yang berubah-ubah. Katanya cinta, sampai kapanpun akan di kejar, terus nyatanya sekarang Renata mulai lelah.
“Bodoh agh…” ucapnya melempar ponselnya dan memilih untuk tertidur.
***
Pagi kembali menyapa manusia, sinar hangatnya menyelimuti jiwa yang sedang duduk di bawah sinarnya. Pagi itu Rava sudah bangun dan langsung saja ia memilih untuk duduk di balkon, menikmati udara segar dari balkon kamarnya. Di bawah teriknya sinar matahari yang membuatnya masih mengenang dirinya, hampa yang ia rasakan. Teringat akan Vanessa, rasanya percuma jika terus-terusan menyendiri. Tapi bagaimana pun, Rava masih belum bisa menerima siapapun di hatinya, enggak tahu kalau nantinya itu berubah.
Berjalan masuk dan segerah ke kamar mandi, di bawah air yang mengalir Rava kembali berpikir sejenak, kenapa dirinya sangat payah kalau soal percintaan. Tetapi soal bisnis dan perusahaanya dia mampu menyikat semua penghalang di depannya. Nah… giliran soal cinta Rava berasa lemah, dia sendiri tidak tahu kenapa? Padahal dulu papanya bercerita dengan bangganya, kalau mama nya Eva bisa dengan cepat di taklukan oleh papanya, sebaliknya sang mama bercerita kalau papanya yang bertekuk lutut dengan mamanya, dengan parasnya, dengan kebaikan sang mama dan perhatian sang mama itu mampu mengalahkan seluruh wanita yang menggoda papanya.
Terus, kenapa Rava tidak mampu? Tidak mudah percaya dengan wanita manapun. “Ya itu jawabannya, aku tidak bisa percaya pada cinta dari wanita manapun, karena cinta sialan itu mampu merusak hati dan pikiranku.” Rava menggertakan giginya di bawah air yang mengalir dari Showernya.
Seusai dari mandinya, Rava langsung saja mengenakan pakaian dari lipatan baju di lemarinya, kemudian ia kembali mendudukkan tubuhnya di balkon kamarnya yang mengarah pada pintu masuk gerabgn rumahnya, barusan saja ia ingin terduduk, matanya menangkap pandangan di halaman rumahnya, ada Defan yang sudah terbangun dan sedang mencuci mobilnya sendiri, Rava tertawa kecil dengan anak ingusan itu. Padahal banyak doorsmeer terbaik di kota tempat mereka tinggal, hanya saja Defan tidak mau. Dia lebih percaya pada dirinya, ketimbang orang lain untuk merawat mobil kesayangannya yang di beli oleh Frans. Tak lama, Mata Rava di suguhkan dengan kedatangan Alice, yang berada di depan rumahnya, terhenti menatap ke arah Rava. Saling pandang satu sama lain, ia merasa senang Alice memakai sepeda yang ia ganti untuknya, Alice sendiri merasa tatapan Rava tetuju pada dirinya. Tidak ingin berlama-lama, Alice mengambil korannya dan melempar Koran melewati gerbang pagar rumah Rava.
BRUGGGG…
“awww…” kali itu mengenai kepala Defan.
Rava di sana tertawa melihat Defan kesakitan, mana si Alice selalu tepat mengenai sasaran. Alice aneh, kenapa Rava tertawa begitu bahagainya pikirnya. Sedangkan Defan yang mengusap-usap kepalanya dengan cepat membuka pintu gerbang, ingin tahu makhluk tak kasat mata mana yang berani melempar Tuan muda ke dua dari keluarga Atmadja yang terpandang itu. Alice mendengar suara gerbang terbuka, ia melihat ke Rava. Terus siapa pikirnya yang keluar dari gerbang itu ? . Pertama kali Defan melihat Alice, ia menatap sejenak pada gadis polos itu, lalu berkata, “Siapa kau,” ucap Defan pertama kali ia melihat Alice.
Alice terdiam, gila pikirnya tampan benar itu cowok, batin Alice pun membenarkan pikirannya.
“Ma-maaf Tuan, saya pengantar Koran,” balas Alice malu.
“Terus? Kenapa malah melemparkan Koran ke kepalaku nona? Kau tahu, itu sangat sakit. Sesakit saat cinta tak terbalaskan,” kata Defan melembut.
Alice tersenyum, lucu juga pikirnya pria di depannya.
“Maaf, Tuan. Saya tidak sengaja, karena biasanya rumah ini tidak berpenghuni. Karena itu saya melemparkannya,” balas Alice sopan.
“Tidak masalah nona, kalau gadis sepertimu yang melempar Koran padaku berkali-kali, aku terima. Hehehhe… lain kali, panggil saja. Karena di sini sudah ada penghuninya, dan kau tahu pemilik asli rumah ini adalah kakakku, dia itu sangat menyeramkan, kalau dia ngomong jantung pun bisa copot di buatnya. Kau harus berhati-hati ,Tapi hatinya baik kok, bedah dikitlah denganku. Lebih banyakan aku,” ujar Defan sok akrab.
Alice kembali tersenyum, sebelum Defan berkata seperti itu, Alice sudah tahu duluan.
“Baik Tuan, akan saya ingat. Maaf sekali lagi membuatmu kesal, saya tidak bermaksud. Kalau begitu saya permisi Tuan.” Balas Alice cepat-cepat naik ke atas sepedanya dan mulai mengayuh sepedanya.
“Hey nona, siapa namamu?’ teriak Defan seiring kepergian Alice.
“Alice, Tuan,” teriak Alice dengan kencang seraya mengayuhkan sepedanya.
“Nama yang indah, sesuai dengan wajahnya,” Defan tersenyum dan kembali masuk.
.
Kalau bisa masuk ranking 10 besar, mommy akan sering update seperti Terpaksa Menikah. Tapi kalau malas VOTE, mommy slow Update ya hehehhe. Terima kasih anak mommy semuanya ^^
terima kasih krn masih mau menulis cerita untuk kami di sini 😍😍