Novel ini merupakan kelanjutan cerita dari Novel Wanita Lucu Itu Istriku.
Marina merupakan gadis cantik, berambut ikal panjang, dan lemah lembut. Parasnya yang cantik membuat banyak kaum Adam menaruh hati padanya, tak terkecuali sahabatnya sendiri, yakni Daren. Pria blasteran Indo-Jerman itu sudah lama menyukai Marina. Namun, wanita itu tak peka terhadap cinta. Karena minimnya pengalaman dalam dunia percintaan.
Marina terkenal cukup pendiam, dia hanya bereaksi keras bila bertemu pria yang bernama Aljav. Pria itu selalu saja mengejeknya sebagai titisan body losion. Keduanya adalah anak dari dua pasang sahabat, yakni Alea dan Dina.
Sejak kecil hubungan mereka tak pernah akur. Namun, di tengah hubungan yang buruk itu, kedua orang tua Aljav justru menjodohkan Marina dan Aljav, meski tahu Marina sangat membenci pria tersebut. Sejujurnya ada alasan lain di balik perjodohan konyol itu. Apakah alasannya? dan bagaimanakah cara Aljav dan Marina mempertahankan rumah tangga mereka yang sering di warnai kesalahpahaman?
Saksikan kisahnya berikut ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon suharni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode. 12. Bukankah Body Losion Itu Wangi?
Marina memakan semua makanan yang di ambilnya tadi. Mood wanita itu benar-benar buruk. Terlebih lagi dia harus mendapatkan penghinaan dari si pria angkuh, Aljav.
"Dasar pria menyebalkan! berani-beraninya dia mengatakan aku tak bermoral." Marina menggerutu sembari memakan makanan nya. Ternyata marah justru membuat selera makan seseorang meningkat.
Marina menghabiskan satu piring makanan tadi, hanya tersisa satu piring lagi.
"Sisa satu piring, ini akan aku simpan untuk nanti siang. Tak apa-apalah kalau sudah dingin, yang penting masih bisa di makan," ucap Marina santai.
Tak lama setelah itu dia mengambil gawai nya yang baru saja berdering, pertanda notifikasi pesan masuk.
From : Daren.
"Selamat pagi putri cantik, apakah kamu sudah sarapan? jika belum, bagaimana kalau kita sarapan pagi bersama di restoran tempat biasa kita makan?"
Begitulah isi pesan Daren.
"Huf, pria ini. Mengapa tak mengajakku dari tadi? sudah kenyang baru dapat pesan kaya begini. Kalau saja pesan ini sejak tadi masuk, aku pasti tak akan berdebat dengan pria menyebalkan itu tadi," gerutu Marina.
"Maaf Daren, aku sudah sarapan. Tapi kalau makan siang, boleh deh. Hehe."
Send to : Daren.
Marina membalas pesan Daren dan dengan penuh harapan agar pria yang merupakan sahabatnya itu mau mengajak dirinya makan siang. Tujuannya adalah, agar Marina tak bertemu Aljav seharian penuh di rumah itu.
From : Daren.
"Ok. Sampai ketemu nanti siang."
Tutup Daren. Dan Marina pun ber-iyes ria sembari tersenyum manis.
"Yes, akhirnya aku bisa keluar juga dari rumah hari ini. Dari pada menghabiskan waktu di dalam kamar," monolog Marina.
Akhirnya wanita itu mengembalikan satu piring sisa makanan tadi ke dapur. Namun, di tengah perjalanan menuju dapur tersebut, Marina melihat Aljav dan tamu nya sedang mengerjakan sesuatu. Apa itu? Marina tak perduli. Dia hanya berjalan lurus ke depan hingga sampai ke dapur.
Di dapur, Marina memasukkan makanan tadi ke dalam kulkas. Setelah itu dia membalikkan tubuhnya, dan tanpa sengaja bertabrakan dengan orang asing yang baru saja di lihatnya tadi bersama Aljav di depan.
"Ah, maaf. Saya tadi dari toilet dan ingin mengambil air minum," tutur pria tersebut penuh sesal.
"Ah, iya tidak apa-apa. Silahkan," balas Marina santun.
"Oh iya, kenalkan. Nama saya Bryan Adam. Panggil saja Bryan," ucap pria yang bernama Bryan itu sembari mengulurkan tangannya. Marina pun menerima uluran tangan tersebut.
"Marina. Panggil saja--"
"Body losion."
Tiba-tiba saja Aljav hadir di tengah-tengah antara Marina dan Bryan. Memotong percakapan di antara mereka. Marina memutar bola matanya merasa jengah. Wanita itu sudah pastikan, jika dia meladeni permainan Aljav, maka dia pasti akan berakhir dengan sakit hati. Jadi Marina memilih untuk diam.
"Bryan, ini adalah Nona body losion. Ups, maksudku Marina. Namanya Marina," ejek Aljav dengan suara yang di buat-buat. Sementara Marina sudah menahan sesuatu yang bergejolak di dalam sana. Ingin rasanya wanita itu menjambak rambut Aljav sampai botak.
"Body losion?" ucap Bryan dengan kening berkerut hampir menyatu.
"Yes, body losion. Aku biasanya memanggilnya begitu," jawab Aljav dengan suara menyebalkan. Marina hanya bisa pasrah dengan ejekan pria tersebut. Mungkin Marina memiliki stok sabar yang banyak. Sehingga dia tak mau membalas ejekan Aljav.
"Kenapa bisa begitu? bukankah bodi losion itu wangi?" jawab Bryan seolah menjatuhkan ejekan Aljav. Marina tersenyum penuh arti ketika mendengar ucapan pria yang baru saja di kenalnya itu.
"Ya harum, body losion memang harum, tapi tidak dengan wanita ini. Hahaha." Aljav tertawa sumbang untuk menutupi kecanggungan nya. Ya, Aljav merasa canggung, karena temannya itu seolah membela Marina.
"Apakah kamu sering menciumnya?"
Deg,
Pertanyaan itu sukses menciptakan sesuatu yang aneh di dalam sana. Baik Marina maupun Aljav, keduanya sama-sama salah tingkah. Bagaimana tidak, mereka sudah pernah berciuman dulu, meski tak sengaja. Namun, mereka tiba-tiba mengingat momen itu secara bersamaan.
"Aku tidak pernah menciumnya sama sekali! untuk apa mencium body losion? rasanya pahit!" bantah Aljav datar. Sementara Marina masih saja diam. Baginya percakapan itu tak penting untuk di ladeni.
"Maaf, saya permisi dulu. Saya ada urusan di luar bersama teman. Silahkan di lanjutkan percakapan mengenai body losion nya. Atau jika kalian merasa penasaran dengan jenis body losion apa yang aku pakai, nanti akan aku berikan pada kalian berdua. Permisi," tutup Marina. Wanita itu menarik salah satu sudut bibirnya membentuk senyum penuh kemenangan disana. Sementara Aljav menjadi tercengang. Benarkah tadi itu Marina? dia sudah menemukan jawaban setiap ejekannya? pikir Aljav.
"Hei, apakah dia menggunakan body losion dari Amerika? bau nya wangi sekali," ucap Bryan yang berhasil menyentak kan Aljav dari lamunannya.
"Bukan Amerika, tapi Indonesia! buatan Indonesia!" gerutu Aljav. Entah apa yang membuat pria itu tiba-tiba marah. Hatinya menjadi sedikit panas ketika Bryan memuji Marina.
"Baiklah dari Indonesia, tapi sekarang ayo kita lanjutkan lagi kerjaan kita. Setelah itu, kita pesan body losion wanita tadi. Bagaimana?" bujuk Bryan sembari merangkul pundak Aljav. Aljav memutar bola matanya merasa jengah dengan ucapan pria tersebut.
"Terserah," cetus Aljav.
Dan dua pria tampan itu pun pergi meninggalkan dapur menuju tempat dimana mereka mengerjakan sesuatu.
**
Di dalam kamar, Marina tampak sudah siap-siap untuk pergi menemui Daren. Mereka akan makan siang bersama. Kendati waktunya belum makan siang, tetapi Marina ingin segera pergi dari rumah itu agar dia tak bertemu Aljav di sepanjang waktu hari ini.
Marina menggunakan dress berwarna hitam bermotif bunga mawar. Rambutnya di gerai bebas menutupi leher jenjang nya. Sementara tas selempang kulit berukuran kecil, melengkapi penampilan wanita cantik tersebut. Menambah poin kecantikan Marina.
Marina pun keluar kamar dan melewati Aljav yang kini tinggal sendirian. Karena Bryan sudah kembali satu jam yang lalu.
Aljav memperhatikan Marina sudah tampak cantik, bahkan mata pria itu tak berkedip sama sekali. Ini pertama kalinya dia melihat Marina berdandan secantik itu. Biasanya dia tak suka memakai makeup.
"Kamu mau kemana?" Tanya Aljav datar sembari melipat kedua tangannya di dada. Marina sangat malas menjawab pertanyaan pria menyebalkan tersebut.
"Apa kamu tidak bisa menjawab ku!" Bentak Aljav.
"Aku mau menemui temanku untuk makan siang," jawab Marina datar.
"Makan siang di luar? apakah aku tidak memberimu makan di rumah ini sampai kamu harus makan di luar? lalu apa yang akan aku katakan nanti kalau Ayahmu menelpon ku? apakah aku harus mengatakan, bahwa putrinya sedang berkeliaran di luar sana bersama kekasih nya?"
Sumpah demi apapun, ingin rasanya Marina menjebolkan kepala Aljav ke tembok. Mengapa dia harus marah-marah? Marina bukanlah kekasihnya yang harus di kekang. Bukankah dia tak perduli sama sekali pada Marina? lalu mengapa dia harus repot mengurus Marina?
"Sudahlah Aljav, kamu bukanlah saudaraku atau Ayahku yang berhak menahanku dalam rumah ini. Kamu hanya di percaya untuk menjagaku. Tapi tak berhak melarang ku! lagi pula, kita bukanlah sepasang kekasih atau suami istri yang terlibat cinta. Jadi berhentilah bersikap seolah kamu perduli padaku," tandas Marina. Seketika hati Aljav merasa tercubit. Dia membenarkan ucapan Marina, bahwa mereka tidak memiliki hubungan apa-apa. Tapi mengapa rasanya sakit sekali ketika Marina menegaskan hubungan mereka?
Aljav tak menjawab ucapan Marina, dia hanya diam sembari menatap punggung Marina yang hilang dari balik pintu.
To be continued.
semangat selalu Thor 💪💪
di tunggu feedbacknya 🙏😊😘
salam dari "My Bos CEO" yuk semua kepoin kuy 🤗