Raisa cukup kaget saat mertuanya menyurunya menjadi ibu susu keponakannya sendiri anak dari adik suaminya. apakah Raisa menyetujuinya atau menolaknya?..
*******************************
"milikmu enak sekali beda jauh dengan milik istriku" pujinya kala milik mereka telah menyatu, membuat wanita yang dibawahnya tersenyum bangga " aku ingin setiap hari kita melakukan ini" ucapannya lagi sambil mulai menggoyangkan pinggulnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon myabra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 12
"Ga, kenapa kamu tidak istirahat saja? Nanti jahitannya lepas lagi loh..." sambut Tantri, saat melihat Arga yang sedang menuruni anak tangga. " Arga udah mendingan kok mah" ujar Arga yang tangannya disambut oleh Tantri dan menuntunnya. " Iya Arga, benar kata Mamamu... sebaiknya kamu istirahat, jangan naik turun tangga dulu, kalau bisa kamu tidur aja dibawah. dikamar anak-anak" ujar Arya menyarankan putranya. Mereka tidak mau terjadi apa-apa dengan putra bungsunya itu .
" Oh yah... Tadi mama sudah hubungi mas Angga, nanti sore sepulang kerja dia mau kesini" ujar Tantri sambil tersenyum. Tapi tidak dengan Arga mendengar nama kakaknya dipanggil hatinya seperti diremas, sakit hatinya mengalahkan sakit yang ada diperut bagian bawahnya. " Bilang sama Angga, jangan bawa wanita itu!" tolak Arya tidak suka. Cepat sekali putranya itu menikah lagi. Padahal Arya berencana membuat Angga kembali rujuk dengan Raisa mengingat mereka sudah memiliki dua orang anak.
" Papah gimana sih? Mereka kan sudah menikah, sewajarnya Angga membawa istrinya kesini, kerumah orangtuanya. Papah jangan egois ah... Jangan karena kita tidak suka kita mengorbankan perasaan Angga anak kita." ujar mama yang sudah mulai menerima Hani sebagai menantunya.
Sedangkan Arga sama sekali tidak perduli dengan urusan Angga maupun istri barunya, yang dia pikirkan saat ini nasib keponakannya Rangga dan juga Angel, di usia mereka yang masih kecil sudah harus menerima kenyataan bahwa orangtuanya berpisah, tentu saja mereka akan kehilangan sosok dan juga kasih sayang seorang ayah. Memikirkan itu hatinya berdenyut. Jika Raisa dia tidak terlalu memikirkannya. Hanya Saja Arga berdoa untuk kebahagiaan wanita itu. semoga Wanita itu mendapatkan jodoh yang terbaik dan mau menerima dan menyayangi kedua keponakannya.
"Ga, Arga," panggil Mama sambil mentowel putranya. Karena tidak mendengar panggilannya, membuat Arga kaget. " Malah melamun" ujar Tantri. " Maaf mah Arga gak denger, tadi mamah ngomong apa?" Tanya Arga lagi, membuat Arya tersenyum. " Kamu lagi mikirin apa ga?, sampai mamah kamu ngomong panjang lebar kamu ga denger." Tanya Arya. Seperti melihat ada beban pikiran diwajah putranya. " Arga kepikiran sama keponakan Arga pah" Ujarnya sendu. Wajar Arga kepikiran karena keponakannya masih kecil-kecil.
" Semua ini salah Raisa, perempuan kurang bersyukur, kurang apa mas mu?, selama ini kerja sendirian tidak ada yang bantu. tapi punya istri kok bisanya nuntut aja, gak bisa pegang duit. Susah kalau orang tidak berpendidikan.Beda jauh dengan Talita, kamu beruntung Arga, sudah menikah dengan Talita wanita yang mandiri mau membantu kesusahan suami." Ujar Tantri sewot
Bukannya senang mendengar pujian dari mamanya Arga malah kesal. " Jangan terlalu berlebihan mah.. dalam memuji, yang kita anggap buruk belum tentu buruk, yang kita anggap baik belum tentu baik" ujar Arga yang langsung dapat decakan dari Tantri " kamu seperti papah kamu, seperti kena pelet wanita itu." Arya berpendapat lain putranya seperti sedang menyimpan sesuatu. Yang Arya tidak tahu apa itu.
" Bukannya mama juga bilang, kesal dengan Talita karena sering keluar dan mengabaikan Ameera?" Ujar papa. Membuat Arga beralih menatap papahnya.
" yah beda pah, Talita itu kan kerja, jadi wajar saja kalau dia sering keluar kota dan jarang ada dirumah " Tantri tidak mau kalah, menurutnya Talita adalah menantu terbaik. Menantu idaman.
" Ya..ya..ya, terserah mama saja, tapi jangan berlebihan papa takut mama kecewa nanti " ujar Arya mengingatkan istrinya itu
Saat Tantri ingin membuka mulutnya lagi, baby sitter menghampiri mereka sambil menggendong Ameera yang sedang menangis. " Ada apa dengan Ameera sus?" Tanya Arga sambil mengambil Ameera dalam gendongan sitter. " Iya ada apa sus? Kok saya dengar dari semalam Ameera nangis terus" tanya Tantri. Dia juga melihat mata panda pengasuh cucunya itu. " Ini ibu, mas. Susu Ameera sudah habis dari semalam" ujar suster, membuat Tantri memicingkan matanya. " Memangnya Raisa belum mengirimkan ASI-nya lagi?" Yang dapat gelengan dari suster.
" Wanita itu maunya apa sih?, sudah tau Ameera itu masih butuh ASI. ini gak bisa dibiarkan" Tantri sudah mulai kesal dengan ulah mantan menantunya itu yang lepas tanggung jawab. " Mamah ko malah nyalahin Raisa?, yang jadi mamanya itu Talita bukan Raisa kenapa malah ngatain Raisa tidak bertanggungjawab" ujar Arya tidak mengerti dengan pemikiran istrinya.
" Iyah mah... Ini bukan kesalahan mbak Raisa, mungkin dia lagi ada halangan mangkanya telat kirim ASI-nya." Ujar Arga yang merasa iba dengan mantan kakak iparnya itu yang selalu disalahkan atas kesalahan yang tidak dia perbuat.
" Alahh... Alesan" dengus Tantri.
" Sus... Kamu dan Ameera siap-siap kita kerumah Rangga" ujar Arga yang diangguki oleh suster. Sedangkan Tantri yang mendengar itu, ingin mencegah karena putranya itu masih sakit.
" Ga. Kamu jangan pergi, nanti luka kamu tambah parah" larang Tantri
" Arga udah ga apa-apa mah, kasian Ameera, lagian Arga juga kangen dengan Rangga dan angel " jelasnya. Kali ini Tantri tidak melarangnya. Sebenarnya Tantri juga kangen dengan cucu mereka tapi gengsinya lebih gede.
Akhirnya Arga melajukan mobilnya, menuju kediaman Raisa Mantan Kakak iparnya.
***************************************
" Memangnya ga bisa yah buk Fatma? Buat Jum'at besok?" ujar tetangga
" Mohon maaf Bu. belum bisa, Raisa nya masih sakit, kan baru kemarin pulang dari rumah sakit " ujar Fatma menolak secara halus pesanan tetangganya.
" padahal ibu-ibu udah pada kangen loh sama kue buatannya Raisa" ujar si ibu menyayangkan. " Tapi yah.. mau gimana lagi. Semoga mbak Raisa nya cepat sembuh " doa si ibu lalu pamit pergi.
Setelah tetangganya pergi. Fatma yang hendak akan masuk ke dalam, langkahnya terhenti karena ada yang mengucapkan salam. "Assalamualaikum" salam dari arga
" Waalaikumsalam" jawab Fatma sambil berbalik
" Mau beli apa mas" tanya Fatma mengira Arga adalah pembeli, karena kebetulan Fatma memiliki warung didepan rumahnya. " Maaf Bu, saya ke sini bukan mau beli, tapi saya mau tanya apa benar ini rumahnya Raisa?" Tanya Arga sopan.
" Iya benar ini rumahnya Raisa, mas nya siapa yah? Apa bang keliling? Perasaan anak saya gak ngambil pinjaman" ujar Fatma menebak Arga yang memakai jaket dan seperti membawa buku tebal yang dikiranya adalah kertas setoran yang disobek kalau nyetor.
Membuat Arga ingin tertawa mendengar itu. " bukan Bu, saya..." Ucapannya terpotong kala anak kecil berlari memanggilnya paman " paman Arga" panggil Rangga dan tubuhnya langsung ditangkap oleh Arga dan kini berada didalam pelukannya. " Paman... Rangga kangen" cium pipi Arga " paman juga kangen sayang " balas Arga. "Ade Mera mana paman?" Tanyanya menanyakan Ameera. "Ade lagi ada dimobil sana susul" ujar Arga dan melepaskan gendongannya.
" Ah... Ibu, masa mas Arga ganteng kaya gini di bilang bank keliling " dengus Fitri. Fatma hanya tersenyum mendengar ucapan putrinya.