Adakalanya Dunia Lain Telah Damai

Aku mencium aroma harum, mungkin sedikit bercampur dengan rasa dingin di tengah lautan.

Harumnya seperti bunga melati.

Sebenarnya kelelahanku dengan beberapa masalah yang terjadi, membuat aku mungkin sedikit berhalusinasi, atau bisa juga ini asli.

“Bunga melati,” yang harumnya membuatku terbangun dari tempat bersandar.

Aku keluar dari ruang kapal, yang mana semua anggota tim masih tertidur.

Ini tengah malam yang cukup dingin.

Seketika badai dan angin kencang mulai terjadi.

Semua rekan setimku di kapal ini terbangun.

Badai ini seketika terjadi begitu saja.

“Semuanya berpegangan dengan erat!” Aku telah berteriak kencang.

Kapal ini seluas satu setengah hektar, seharusnya masih bisa menahan agar tidak terbalik.

Tetapi kejadian badai yang besar membuat semuanya kalang kabut.

“Dosa apa aku?!” Kata Fang.

“Kau yang ikut dengan kami, tanggung risiko dong!” Nicki menegur mantan pebisnis itu.

Keduanya berpegangan pada panel kamar.

“Jangan berdebat sekarang,” ujarku, “barang yang ada di sini bisa menimpa kita, ayo keluar dari sini!”

Kami berhasil keluar dari kamar,  namun aku pun berpegangan pada pagar kapal bersama dengan yang lain.

“Waaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.”

Kapal mulai terlempar, berputar-putar tanpa arah dan kami semua pasrah saja kepada Tuhan.

……

Kepalaku mungkin agak sedikit terbentur, tapi masih ada kesadaran yang tersisa.

Aku terperangah di daratan, yang mana ini adalah pinggir pantai, dengan perlahan aku bangun.

Semua rekan tim kota Altarus menghilang, bahkan komandan Saipul adalah orang yang hebat dan cerdik, juga menghilang ikut tersapu badai.

Tapi seandainya kami terdampar, maka akan ada kapal dan semua teman-temanku di pantai ini.

Aku melihat pantai yang luas, panorama hutan lebat yang indah, serta gunung tinggi berwarna biru.

Aku menjadi sendirian, seperti memulai petualang baru, hidup seperti ini di sini.

Tapi yang anehnya… jantungku berdegup cepat, seperti ada yang melompat dengan kencang dari dalam.

“Ah, mungkinkah ini aliran Qi?”

Seketika dari dalam hutan, datang segerombolan monster anjing laut cepat, mereka akan menerpa tubuhku.

Aku segera bergerak intens, menebas mereka menggunakan pedang.

Ketika itu kau menyadari, ada element cahaya yang keluar dari pedangku, dan efeknya tidak main-main.

Semua monster anjing laut menjadi debu karena serangan ini.

[Selamat atas petualang pertamamu di pulau ini, kau akan memulai kisah tentang perjalananmu, semua temanmu terpenjara di sebuah ruang bawah tanah rahasia, aku akan membebaskan mereka, jika kamu sudah memenuhi permintaanku, sekarang Quest telah di mulai.]

Itu adalah suara dalam pikiranku, yang telah menghasut diriku untuk memulai petualangan.

“Kau siapa?! Jelaskan!” 

[Turuti saja permintaanku, aku mohon, jika tidak pulau ini akan hancur bersama entitas yang ada, bukan hanya aku… tapi kalian juga akan musnah.]

Aku mendengar semua teman-temanku meronta-ronta.

[Mereka telah diculik oleh Dark Chaos, untuk dijadikan tumbal, dan aku adalah orang yang akan membantumu, dan aku juga punya kepentingan khusus untuk  menghabisi orang itu.]

“Tunjukkan dirimu sekarang, agar aku bisa bekerja sama denganmu secara nyata.”

Entitas ini telah memunculkan diri.

Dia adalah gadis remaja dengan sebuah jepit rambut seperti kristal biru dengan motif bunga mawar.

Aku memperhatikan anak ini memiliki rambut cerah beruban, namun terlihat mulus, dan serasi dengan warna kulitnya.

“Kau siapa?”

“Aku adalah siluman naga es, reinkarnasi kedua dari Valyshka sang naga es… Aku ingin menyelamatkan penduduk yang diculik oleh Dark Chaos.”

“Tapi kenapa aku yang selamat?”

“Akulah yang menyelamatkanmu, wahai pendekar yang hebat, kau telah berada di zona aliran Qi tanpa batas, dan kali ini aku bisa menyelamatkanmu, karena kau adalah orang yang pertama tidak terpengaruh dengan hipnotis oleh Dark Chaos, yaitu aroma bunga melati.”

“Kenapa bisa begitu ya?” Tanyaku keheranan.

“Kau punya element cahaya, sebab itulah kau tidak terpengaruh dengan sebuah hipnotis,” benar katanya.

Kemampuan element cahaya ini sudah aku miliki sejak dulu.

“Jadi begitukah, aku rasa cukup beruntung.”

“Tapi jika seandainya aku tidak menyelamatkanmu waktu di kapal tadi, kemungkinan kau sudah diculik oleh Dark Chaos.”

Aku menghela nafas, “baiklah, jika aku membantumu… berarti hutang budi antara kita sudah lunas.”

Dia mengulurkan tangan mungilnya.

“Apa sih?” Tanyaku.

“Berjanjilah untuk setia.”

“Prajurit tidak akan mengingkari sumpahnya, selagi dia membela kebenaran.”

…..

[Petualangan di mulai]

Sekarang aku telah berada di tengah hutan.

“Pulau ini memiliki wilayah yang cukup luas, dan belum ada manusia yang mengukurnya.”

“Hai tunggu, kalau belum ada yang mengukurnya, lalu bagaimana kita bisa selamat.”

“Ini adalah dunia roh, alam persimpangan dengan Universe kalian, meski tidak sama, tapi masih memiliki manusia di dalamnya.”

Aku terasa pusing memikirkan itu.

“Ini teori di luar pemikiranku.”

Setelah itu dia hanya memberi ekspresi datar.

“Kalau namamu siapa?” Tanyanya dengan gaya tidak sopan.

“Arul.” Dengan begitu perkenalan ini sudah terjadi.

“Lalu namamu?”

“Ice Bow.”

“Nama yang unik.”

“Terimakasih.”

…..

Gadis bernama Ice Bow telah bersamaku pada padang yang luas.

“Kali ini, ada perkemahan goblin di depan kita, maka kita akan segera menyerang mereka.”

Dia menyatakan itu dengan sangat mudah.

“Mustahil,’’ ujarku.

Dari segi jumlah, mereka mungkin puluhan bahkan ratusan.

Perkemahan mereka yang terbuat dari atap itu, mungkin memiliki banyak orang di dalamnya.

“Meski aku kekuatan Qi, kemungkinan mereka juga punya kekuatan Qi yang melebihi aku… tapi apa sih tujuan kita mengganggu mereka?”

“Aku ingin sebuah senjata pedang besar di sana, mereka memiliki pusaka nenek moyangku, dan aku takut untuk mengambilnya.

Pedang besar itu ternyata menjadi sebuah simbolis, yaitu kekuatan dari semua goblin yang ada di sini, berasal dari pedang yang memancarkan cahaya.

Mereka membuat pedang itu seperti layaknya sebuah panel.

Aku melihat itu dari kejauhan, bahkan mereka menyembahnya.

“Astaga.” Ujarku.

…….

Rencanaku mulai dari atas sini, aku berada di atas gunung yang tinggi, dari jauh aku dapat melihat kumpulan tenda dari goblin itu.

Malam ini adalah waktu yang pas, mereka memiliki kelengahan, karena habis makan bersama.

“Sekarang waktunya.”

Ice Bow melompat lebih dulu, dan dia menjadi seekor naga bersayap dan kaki yang menyerupai ayam.

Aku berada di atasnya, sebagai penunggang.

Para goblin melihat diriku dari sini, melontarkan panah api ke atas udara.

Cis Cis Cis (suara anak panah yang berhasil kami hindari)

Mereka melontarkan anak panah berulang-ulang.

Apa yang mereka lakukan adalah senjata makan tuan.

Tenda mereka terbakar sangat hebat.

Aku tidak ingin membunuh mereka.

Pada akhirnya aku turun ke bawah untuk mencabut pedang ini.

“Maaf jika aku mengambil sesembahan kalian.”

Pedang ini hanya menancap di tanah.

Mereka mulai menyerangku.

Siluman naga es membantuku untuk melawan mereka, menahan kaki mereka pada sebuah lantai es.

Dia ternyata punya jurus yang bukan main.

Ada seorang goblin yang punya pedang panjang untuk mengarahkan itu padaku.

Aku menangkis pedang itu dengan sangat kuat.

Ada sebuah celah dari goblin ini, kemudian aku menendang kakinya.

Dia kesakitan.

Ini kesempatanku untuk naik ke tubuh naga es.

Aku berhasil menungganginya.

“Terima kasih ya untuk pedangnya.” Aku menatap pada para goblin itu.

Mereka hanya kesal.

“Hahaha, apa kita yang penjahat ya?” Tanyaku pada siluman naga es.

Dia hanya tertawa.

……...

“Ada apa?” Tanya siluman Naga Es.

“Senjata ini mengingatkan aku ketika masih berpetualang.” (Jawabku)

“Jadi dulu kau seorang petualang?” 

“Ya, aku orang yang pernah ikut melawan Apocalyptic.”

Itu adalah sebuah di mana para monster menjad liar, mungkin terjadi sekitar dua tahun yang lalu.

Dia mengangguk saja tanpa menimbulkan ekpresi apa pun di bibirnya.

Sekarang dia mulai menghela nafas.

Kami sedang beristirahat di bawah pohon yang memiliki batu besar.

Kami berdua menghabisi para monster yang ada di sini, sehingga tidak ada lagi monster yang tersisa.

“Mulai sekarang, aku rasa tidak ragu untuk memilihmu jadi pendamping, karena kau punya pengalaman.”

“Kau tidak punya pengalaman?” Tanyaku.

“Aku ini sebuah kloning dari siluman naga es, mungkin aku telah menjadi seorang manusia utuh dikarenakan sebuah inti jiwa yang dibuat olehnya, setelah dia mati, aku muncul di dunia ini, tapi kepribadian kami sangat berbeda.” (Itulah jawabannya)

“Kalau soal siluman naga es, aku tahu, dan pernah berjumpa… Bukankah dia adalah pendamping seorang petualang legenda dari desa Pretty Tymber?”

“Tepat sekali, tapi dia meninggal karena risiko lorong waktu, bahkan pendampingnya juga ikut mati, dan setelah itulah aku muncul di dunia ini.” 

Jadi dia ada untuk menyelamatkan sebuah kelompok desa Pretty Tymber.

“Pasti kau berada di sebuah pihak yang benar.” (Aku cukup memastikan itu)

“Mungkin saja, tapi tujuanku adalah membebaskan semua orang yang telah ditangkap oleh Dark Chaos… Aku meyakini entitas itu akan lebih licik dari biasanya, dan mengirimkan banyak monster dari resonansi yang tidak pernah kita pelajari.”

Aku merinding karena penjelasan itu.

Mungkin pulau ini sudah terkontaminasi oleh Dark Chaos yang mencoba untuk menguasai peradaban.

“Jika seandainya Dark Chaos berhasil meluaskan penguasaan terhadap pulau ini, apakah yang akan terjadi?” (Itu pertanyaan diriku)

“Itu artinya, secara perlahan wabah Dark Chaos akan meluas, keluar dari zona perbatasan antar Qi, dan ini sangat berbahaya bagi manusia.”

Mungkin nasib dunia ini juga bergantung padaku.

“Kau lah, yang harus menyelamatkan dunia ini dari wabah dark Chaos."

"Kenapa harus aku?" Aku sungguh sangat terkejut.

"Aku melihat potensimu ketika di pulau Koara dan Rinascita, itu sangat hebat."

"Baiklah, jadi kau selama ini membuntuti kami?"

"Mungkin, dan secara tidak sengaja, takdir dari tuhan membuat diriku bisa menemukan kamu."

Sekarang aku tidak bisa bicara apa-apa.

"Baiklah... Aku mengerti... Untuk menyelesaikan masalah ini, mari kita jalani bersama." Aku meyakinkan dirinya.