NovelToon NovelToon
Langit Wonosobo

Langit Wonosobo

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Penyesalan Suami / Diam-Diam Cinta / Dark Romance / Romansa / Cintapertama
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: Restu Langit 2

Langit yang berwarna biru cerah tiba-tiba berubah menjadi mendung, seperti janji yang pernah terucap dengan penuh keyakinan, namun pada akhirnya berubah menjadi janji kosong yang tak pernah ditepati.

Awan hitam pekat seolah menyelimuti hati Arumni, membawa bayang-bayang kekecewaan dan kesedihan, ketika suaminya , Galih, ingkar pada janjinya sendiri. Namun perjalanan hidupnya yang tidak selalu terfokus pada masa lalu, dapat membawanya ke dalam hidup yang lebih baik.

Akankah Arumni menemukan sosok yang tepat sebagai pengganti Galih?

ikuti terus kisahnya! 😉😉


Mohon kesediaannya memberi dukungan dengan cara LIKE, KOMEN, VOTE, dan RATING ⭐⭐⭐⭐⭐ 🤗🤗 🙏🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Restu Langit 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Naluri seorang ibu

  "Mita? sepagi ini menelpon? ada apa ya?" desis Arumni saat Mita menelponnya di pagi hari.

 Takut jika ada sesuatu yang penting, Arumni segera mengeser tombol hijau demi menghubungkan pangilan. Seperti terdengar isak tangis sebelum Mita bicara.

  "Mita, kamu menangis? Ada apa?" tanya Arumni.

  "Mbak, aku mau tanya sama mbak Arumni." Lirih Mita sambil menyeka air matanya. "Mas Galih ada masalah apa lagi sama mbak Arumni?"

  Arumni terkejut dengan pertanyaan Mita, pasalnya ia belum bicara sama Galih sejak kemarin. "Memangnya kenapa, Mita?"

  "Semalam mas Galih meninju cermin di meja rias, kelihatannya mas Galih sedang marah besar, aku pikir karena sedang ada masalah sama mbak Arumni."

  Hening! Arumni mencoba mengingat-ingat, terakhir bicara dengan Galih memang biasa saja. "Mungkin sedang ada masalah di kantor, Mita." jawabnya.

  "Sepertinya tidak, mbak!"

  "Di mana mas Galih sekarang?"

  "Masih di kamar, mbak."

  "Ya sudah, nanti aku coba tanya mas Galih ya?"

  Pangilan pun terputus. Arumni tiba-tiba teringat, bahwa mungkin saja kepergiannya dengan Adit semalam, bisa jadi penyebab marahnya Galih, tapi bagaimana Galih bisa tahu?

  Pagi itu bu Susi sudah mulai akan kembali berjualan di pasar, setelah beberapa minggu bu Susi hanya terbaring lemah di kasurnya.

  "Bu, apa semalam mas Galih menelpon?" tanya Arumni sebelum ibu mertuanya berangkat.

  "Ngak, Arumni! memangnya kenapa?"

  Tak ingin menambah beban pikiran ibu mertua, Arumni lebih memilih mencari alasan. "Ngak papa, bu. Mungkin semalam mas Galih lembur, jadi ngak sempat telpon."

  "Iya, Arumni, mungkin Galih semalam banyak kerjaan. Ibu berangkat dulu, ya? ada pelanggan yang sudah lama menunggu ibu, katanya mau pesan seragam satu kodi, lumayan buat nambah ongkos kita ke Jakarta." kata bu Susi.

  Arumni mengulas senyum sambil menganguk. Setiap hari minggu pak Arif merawat motor bututnya, namun kali ini pak Arif menemani bu Susi berjualan, setelah sekian lama libur karena sakit.

  Selepas kepergian pak Arif dan bu Susi, Arumni jadi bingung, ada rasa ingin menelpon Galih, namun teringat pada Mita yang mengatakan bahwa Galih sedang marah besar.

  Tak sabar ingin tahu apa yang terjadi, Arumni pun mengumpulkan keberanian untuk bertanya pada Galih. Namun berkali-kali ia menghubungi, tak ada jawaban dari Galih.

  "Mas Galih kenapa, ya?" gumam Arumni.

  **

  Pukul dua siang mama Alin telah sampai di Wonosobo, kali ini mama Alin sendiri, tidak bersama Kiren, adiknya Adit. Entah mengapa sejak jam tiga malam, mama Alin begitu ingin bertemu dengan Adit, rasanya gelisah tak tertahan.

  Tak ingin membuang waktu karena terlalu banyak berpikir, mama Alin segera berangkat ke Wonosobo dengan menggunakan mobil pribadinya.

  "Mama!" Adit terlonjak dari tidurnya, saat tiba-tiba melihat sang mama berdiri di kamarnya. Adit mengucek mata demi memperjelas pandangannya. "Ini beneran mama?"

  "Hari minggu cuma kamu gunakan buat malas-malasan, Dit?" ucap mama sambil menarik selimut yang dikenakan Adit.

 "Mama kenapa ngak bilang kalau mau ke sini? Bukannya mama juga baru beberapa hari ke Bandung? ada apa, ma?" Adit penasaran, biasanya mamanya akan ke Wonosobo paling cepat satu bulan sekali.

  Mama Alin menghela napas. " Pertama, sejak kapan mama harus minta ijin untuk bertemu anak mama? yang kedua, apa harus nunggu ada apa dulu, baru mama ke sini?" ucap mama Alin sambil duduk diatas kasur sang anak.

  Adit hanya meringis sambil mengaruk punggung lehernya.

  "Ya sudah, mandi dulu sana! kali ini mama bawakan bolu susu untuk mu, biar mama siapkan di meja, ya?"

  "Iya, ma!" ucapnya, lalu bergegas ke kamar mandi.

  Saat Adit sedang mandi, mama Alin menyapu pandangan ke seluruh ruangan, jika melihat kondisi rumah saat itu, mama Alin yakin bahwa Adit memang belum bangun sejak tadi. "Huft! malas sekali tu anak!" desis mama Alin.

  Mama Alin segera mengeser gorden, membuka jendela, lalu menyiapkan makanan untuk Adit. Semua beres sebelum Adit selesai membersihkan diri.

  Aroma bolu susu lembang dengan toping yang melimpah begitu mengugah selera makan Adit, yang kebetulan belum makan sejak pagi.

  "Adit, pelan-pelan makannya!"

  "Maaf ma, ini terlalu lezat."

  Mama Alin menyipitkan mata, melihat cara makan Adit yang tidak biasa, mama Alin merasa yakin jika Adit sedang bermasalah. Naluri keibuannya sangat kuat.

  "Dit, sudah sejauh mana usaha mu mendekati Arumni?"

  Hening! pertanyaan mama Alin membuat Adit bingung untuk menjawab, di usianya yang sudah menginjak 25 tahun membuat mama Alin berharap Adit segera berkeluarga, karena Adit selalu sendiri di rumahnya, akan lebih baik jika ada seorang istri yang akan mengurusnya, agar tidak membuat mama Alin merasa khawatir berlebihan saat Adit jauh dari jangkauannya.

"Kenapa diam? apa jangan-jangan kamu belum melakukan apa-apa? apa perlu mama bantu?" Desak mama Alin.

"Aku harus jawab apa, ma? Arumni punya suami!" Adit berusaha legowo.

"Adit!" mama Alin merasa syok. "Kamu bercanda? mama bisa jantungan ini!"

Adit menghentikan makannya. "Aku serius, ma! Arumni itu sudah menikah sejak tiga tahun silam, pak guru ternyata bapak mertua Arumni, bukan bapak kandung!"

Deg! jantung mama Alin tiba-tiba berdenyut lebih kencang. "Kamu tahu dari mana , Dit? bukannya kamu beberapa kali ke rumah pak Arif? kenapa baru sekarang kamu tahu? apa kamu benar-benar sudah memastikan?"

Adit mengambil ponsel dari kamarnya, ia menunjukan foto-foto dalam sosial media milik Arumni dan Galih. "Lihat, ma!" ucapnya seraya mengeser layar ponsel di hadapan sang mama.

Mama Alin jadi diam melongo, sambil menutup mulutnya mama berkata. "Adiiit!?" mama Alin terlihat merasa iba atas peristiwa yang menimpa Adit.

"Ngak papa, ma! untung aku tahu, kalau ngak tahu dan tiba-tiba datang ke rumah pak Arif bersama mama, bagaimana?" canda Adit, demi menutupi perasaannya.

"Iya juga ya, Dit! beruntung kita tahu lebih dulu."

Adit memang tampak biasa saja, namun sebagai seorang ibu sudah pasti dapat merasakan sedihnya. "jadi kabar ini yang mendorong ku untuk segera kesini? oh, kasiannya anak ku!" Bisiknya dalam hati.

Adit melempar senyum saat sang mama terus menatapnya.

"Ya sudah, Dit! pelan-pelan saja kamu lupakan Arumni, kalau kamu mau kamu bisa pilih, mama punya rekomendasi gadis-gadis cantik dari bandung, kamu bisa pilih sendiri, ya!" mama Alin berusaha menghibur. "Lagian kamu kan seorang inspektur, Dit! kamu sudah banyak memecahkan kasus, masak kamu ngak bisa memecahkan kasus di hatimu!" Mama Alin mengoda Adit.

Mereka jadi meledakkan tawa, tampak seperti biasa saja, namun mama Alin sangat paham akan perasaan anaknya.

Demi menghibur Adit, agar tidak larut dalam kesedihan, mama Alin mengorbankan waktunya untuk beberapa hari tinggal bersama Adit, ia harus memastikan bahwa anaknya akan segera move on dari Arumni.

Mama Alin bahkan tidak peduli, saat karyawan di butik miliknya terus menelpon untuk menanyakan banyak hal. Baginya Adit jauh lebih penting, karena tidak ada keluarga yang menemani saat sedihnya. Hal itu membuat mama Alin ingin segera menikahkan Adit.

...****************...

1
kalea rizuky
dukung pebinor gass dit pepet teros abis ne jg janda kok dia
kalea rizuky
cpet cerai lah jangan bkin arumi oon
Hanipah Fitri
sabar ya Dit, ditunggu aja, nanti juga insyaallah Arumi jadi istrimu
Hanipah Fitri
kapan Arumi nya ambil tindakan, Thor cerita mu bagus tapi Arumi nya sangat lemah
Restu Langit 2: Tunggu saat Galih mentransfer uang, Arumni akan meminta itu sebagai nafkah terakhir ☺
total 1 replies
Hanipah Fitri
Arumi kalau memang kamu sdh mati rasa dgn galih kenapa gak dilepas aja dari pada menggantung lama
Hanipah Fitri
nah ini mertua yg pengertian.
Hanipah Fitri
ayi Adit yg giat ya dekati Arumi
Hanipah Fitri
Mita suami mu itu serakah pingin memiliki kedua dua nys
Hanipah Fitri
makin rumit
Hanipah Fitri
kasihan ya, kenapa Arumi sabar banget
Hanipah Fitri
Ribet amat si loh Galih, katanya nikah dgn Mita karna terpaksa tapi malah berlanjut hingga hamil
Hanipah Fitri
si Galih cemburu, dasar laki laki egois
Hanipah Fitri
sepertinya Adit jodoh Arumi tuk kedepan nya
Hanipah Fitri
Adit sebaiknya kamu cari tau dulu ya siapa Arumi itu
Hanipah Fitri
wah si galih memang harus di jewer kupingnya ya, katanya mau menceraikan si Mita, tapi sempat sempat nya sambil nelpon Arumi malah di usap usap kepala si Mita, bilang aja Galih bahwa cinta mu sdh terbagi.
malah seperti nya kau lebih berat dgn Si Mita daripada dengan Arumi
Hanipah Fitri
Arumi tertutup amat sih
Hanipah Fitri
sabar Arumi
Hanipah Fitri
Mungkin kah galih akan menceraikan Mita sementara mereka ada ansk
Hanipah Fitri
kalau sdh tau anakmu mendua apa yg akan kalian lakukan
Hanipah Fitri
cari tau dong Bu Susi tingkah anak mu yg telah mendua
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!