Bayangkan saja tiba tiba ada seorang wanita cantik lagi mabuk di tengah jalan sendirian, malam - malam dan menghentikan sebuah ojek yg lagi lewat? Lalu melamar mas ojek itu tanpa peduli latar belakangnya? "KAMU HARUS NIKAHI AKU, MAS OJEK!! POKOKNYA NIKAHI AKU ATAU AKU AKAN TERIAK JIKA KAMU AKAN MENCULIKKU!" ujar wanita itu. Apa yang dilakukan Mas Ojek itu ya ketika dilamar oleh wanita cantik yang sedang mabuk? Diterima atau tidak? Dan apakah wanita itu akan menyesal setelah sadar dari mabuknya jika ia sudah melamar Mas Ojek yang tidak ia kenal? Baca dan ikuti novel ini, sampai HAPPY ENDING ya!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariRani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak Tinggal Sendiri lagi
Hari pertama setelah sah jadi suami istri, Adi dan Aulia tidak melakukan apa apa. Hanya tidur di kamar berbeda.
Pagi menjelang, kini Adi merasakan ada yang berbeda saat keluar kamar ketika akan bersiap bekerja karena melihat seorang wanita di dapurnya.
Apartemen terasa lebih hidup karena pemiliknya tidak tinggal sendiri.
Sekarang jam set7 pagi, Adi memang morning person meskipun jam tidurnya sangat singkat yaitu 1-2 jam setiap harinya. Adi mengalami insomnia berat sejak menjalani treatment kanker dan meminum obat obatan.
Maka dari alasan dia memilih menjadi mas mas ojek ketika malam hari hingga dini hari untuk berkegiatan. Lalu ia pulang dan tidur satu jam kemudian bangun lagi untuk bekerja kantoran.
Adi sudah menjadi mas mas ojek bernama Beno selama 5 bulan ini sejak dia baru pulang dari Amerika untuk perawatan lebih lanjut.
Yap setelah putus dari Jasmine, tak lama kemudian Adi pergi ke Amerika untuk melakukan operasi kelenjar prostat. Setelah satu tahun disana, ia kembali ke Jakarta untuk melanjutkan pekerjaannya secara langsung.
Setelah setahun bekerja sambil melakukan pemulihan di Singapura, ternyata muncul kembali gejala kanker tersebut dan mengharuskan Adi pergi lagi ke Amerika.
Dan setelah 7 bulanan menjalani pengobatan di negeri Liberty itu, Adi kembali lagi ke Jakarta. Ia sudah lelah sebenarnya bolak balik Indonesia-Amerika-Indonesia-Singapura-Indonesia lagi untuk pemulihannya.
Akhirnya ia memutuskan untuk rutin saja setiap bulan sekali ke Singapura untuk screening dan meminta obat.
Bambang dan Yeni sebagai orang tua hanya bisa mendoakan kebahagiaan serta kesehatan putranya. Mereka tidak bisa melarang Adi untuk melakukan sesuatu yang membuat anaknya bahagia.
Kini, Adi sudah menikah dengan kondisinya yang belum diketahui sang istri. Lebih baik seperti ini batin Adi, agar saat diujung perjuangannya untuk hidup, istri yang tidak mencintainya tidak terlalu merasa kehilangan.
Ia pun tidak terlalu merasa bersalah untuk meninggalkan wanita yang tidak ia cintai.
Kembali ke apartemen Adi.
Aulia sedang memasak nasi goreng.
"Kamu ternyata bisa masak ya. 2 kali aku keluar kamar disaat kamu tinggal disini, selalu saja melihatmu menyiapkan sarapan" celetuk Adi.
Aulia menoleg kebelakang dan melihat suaminya sudah siap bekerja.
"Kamu udah siap kerja. Kapan aku bisa mulai jadi sekretarismu?" sahut wanita itu.
"Oh ya sampai lupa. Kayaknya minggu depan saja, kamu jadi sekretaris ku. Aku siapkan dulu ruanganmu" ujar Adi.
"Baiklah" ucap Aulia.
"Duduk dulu, Mas. Habis ini nasi goreng nya matang" lanjutnya.
Adi memberikan senyuman tipis saat mendengar panggilan "mas" dari sang istri.
Ia jadi merasa ada yang spesial dengan panggilan itu, tapi ia abaikan dan menjadikannya biasa.
Lama kelamaan, ia juga akan terbiasa.
Beberapa saat kemudian, Aulia datang ke meja makan sambil membawa 2 piring berisi nasi goreng. Porsi di piring yang diletakkan didepan Adi lebih banyak.
"Kenapa porsi ku lebih banyak dari kamu? Seharusnya kamu yang makan banyak karena ada nyawa lain di perutmu" ujar Adi heran.
"Kemarin aku diberitau ibu kalau kamu suka nasi goreng, jadi aku kasih porsi lebih banyak buat kamu, Mas. Cobain dulu" sahut Aulia.
"Hmmm..porsi milikmu tidak kurang?" tanya Adi.
"Masih ada di wajan. Tenang saja. Makanlah" jawab sang istri.
Lalu Adi mulai menyuapkan sesendok nasi goreng pertama masakan Aulia ke mulutnya.
Mata pria itu langsung berbinar. Benar benar enak.
"Woww...kamu pinter masak jugaa ternyata ya Aulia. Enak" puji Adi.
"Ya cuma nasi goreng aja masakan rumit yang bisa aku masak. Sama kemarin telur ceplok dan telur dadar. Kalau masakan indonesia lainnya gak bisa" ujar Aulia.
"Nanti minta ajar Bi Sumik. Aku rasa masakanmu pasti enak" ucap Adi sambil menyantap lahap nasi goreng dipiringnya.
Auli tersenyum bangga dan ikut menikmati sarapannya.
Sekitar 15 menit sarapan bersama, akhirnya keduanya pun sudah selesai makan.
Adi akan berangkat kerja.
Sebelum itu, ia memberikan satu kartu atm berwarna hitam kepada istrinya.
"Pakailah kartu ini. Ini kartu nafkah dariku. Setiap bulan aku isi, tapi jika habis bilang saja kepadaku biar aku bisa tambahin" ucap Adi.
Aulia pun menatap lekat suaminya.
"Hmmm...aku tidak enak menerimanya Mas Ben. Aku sudah kamu nikahi dalam keadaan seperti ini aja sudah bersyukur. Ambil saja kembali. Aku masih ada tabungan" tolaknya karena ia sangat malu dan takut dianggap sebagai wanita mata duitan tidak tau diri.
"Ambil saja. Aku sudah memberikannya padamu. Apakah kamu mau aku menjadi suami yang dzolim pada istri sendiri karena tidak memberikannya nafkah? Pakai saja atau bawa saja dulu, pakai kalau butuh" ucap Adi.
"Oh ya, passwordnya tanggal pertemuan pertama kita. 11 November 2024 jadi 11-11-24" lanjutnya lalu berjalan keluar apartemen dan meninggalkan Aulia.
Aulia masih menatap kartu itu dengan pandangan sulit diartikan.
"Sebenarnya, dia memandangku seperti apa? Apakah aku ini wanita hina yang perlu ia kasihani sepanjang waktu atau bagaimana? Aku merasa sangat rendah saat ini. Aku merasa dibuang keluargaku dan dikasihi suamiku" lirihnya sambil tertawa kecut.
Lalu ia menatap perut dan memegangnya.
"Apapun yang terjadi, aku harap kamu bisa lahir dengan selamat. Ayahmu tidak menerimamu, tapi aku akan menerimamu sayang. Bertahanlah dan bantulah mami untuk bertahan juga" ujarnya.
Setelah itu, Aulia mengambil kartu yang diberikan suaminya. Ia bawa ke kamar dan ia masukan laci.
Aulia bertekad tidak akan menggunakan kartu itu jika tidak dalam keadaan mendesak.
Aulia kembali ke dapur dan membereskan piring serta alat masak yang kotor. Karena sekarang dia tinggal di apartemen ini, untuk melakukan bersih2 tidak perlu menunggu Bi Sumik selama bisa ia kerjakan.
Lagipula hanya seminggu ini ia dirumah dan setelah itu ia bekerja.
Untuk usaha online yaitu sebagai jasa exportir maupun importir bisa fleksibel ia kerjakan selama ada ponsel dan laptopnya.
Sebenarnya usaha online Aulia ini tidak ia kerjakan sendiri karena ia berpartner dengan teman bule/asing dari New York, London, dan Australia serta ada temannya juga dari Indonesia.
Sehingga saat Aulia di masa sulit ini dan beradaptasi dengan lingkungan baru, tugasnya bisa dialihkan kepada temannya dari Indonesia yang bernama Gerry dan Hani.
Bi Sumik baru datang ke apartemen jam set9 pagi dan terkejut saat melihat rumah sudah bersih dan rapi kecuali kamar utama majikannya.
"Nyonya, kenapa repot repot membersihkan semuanya. Saya jadi gak kerja dong kalau udah bersih dan rapi begini" ucap Bi Sumik.
"Hehe gak semua bik, kamarnya Mas Beno belum aku bersihkan" sahut Aulia membuat asisten rumah tangga itu kebingungan.
Aulia bisa melihat ekspresi bingung wanita berumur 50an itu.
Lalu Aulia memutuskan untuk memberitau bagaimana kondisi pernikahannya dengan Adi. Intinya karena perjodohan, pernikahan ini belum dilandaskan rasa cinta. Perlu adaptasi untuk keduanya.
Bi Sumik pun mencoba mengerti dan tidak banyak tanya. Lalu ia mulai mengerjakan pekerjaannya yang masih bisa ia kerjakan.
Sedangkan Aulia, masuk kamar dan membuka laptopnya untuk bekerja.