Emily tak menyangka bahwa dia masuk ke sebuah novel yang alurnya membuatnya harus menikah dengan seorang miliarder kaya.
Pernikahan absurd itu malah sangat menguntungkannya karna dia hanya perlu berdiam diri dan menerima gelar nyonya serta banyak harta lainnya.
Namun sayangnya, dalam cerita tersebut dia akan mati muda!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aplolyn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
《Chapter 24》
Albert terbangun dengan kepala yang sangat pusing, ia membuka mata dan mendapati Clara tidur di sampingnya tanpa sehelai benang yang menutupi badannya.
Ia mencoba mengingat apa yang terjadi semalam, ia segera mengambil handphone lalu menghubungi Emily namun nomor itu sudah tidak aktif.
"Albert, kamu sudah bangun?," ucap Clara dengan senyuman.
Albert merasa ada yang aneh, jadi ia bertanya, "Apa yang terjadi? Mana Emily?"
"Apa kau tidak mengingat apapun? Semalam kita.."
"MANA EMILY!"
Clara kaget mendengar teriakan Albert, pria itu terlihat sangat marah, ia bangun lalu mengambil bajunya dan segera pergi dari sana.
Clara bingung, seharusnya Albert tidak sadar tadi malam, tapi mengapa ia terus mencari Emily.
Albert mencari taksi dan pulang ke mansion, ia masuk ke kamar Emily namun tak mendapati kehadiran gadis itu, barang dan pakaiannya masih tertata rapih di sana.
"Emily.."
Panggilnya di setiap ruangan.
"Maaf Tuan, Nona tidak pulang dari kemarin," ucap Bibi Vei menginformasikan.
Albert segera pergi ke ruang kerja lalu membuka laptop dan menuliskan pesan lewat email, sudah pasti Emily akan membacanya meski tidak menjawabnya.
Isi pesan itu adalah:
[Di mana kau sekarang? Perjanjian kita belum berakhir, jangan sampai aku menuntut mu dengan denda dua kali lipat]
Baru beberapa menit di kirim Emily sudah menjawab:
[Mana nomor rekening mu? Akan ku transfer]
Albert membanting semua barang yang ia lihat di dalam ruang kerjanya, hal ini membuat semua pelayan yang ada di sana takut.
Tuan mereka tidak pernah marah sampai seperti ini, terlebih lagi ia terlihat begitu kacau dengan baju yang sudah tidak teratur.
"Tuan, tenang Tuan, ada apa?," tanya Bibi Vei, tangannya mencegah Albert untuk membanting vas bunga di sana"
Albert jatuh terduduk di lantai, ia menangis.
Pertama kalinya ia menangisi seseorang.
Suasana mansion menjadi suram, semua karyawan mengambil kesimpulan kalau ini pasti ada hubungannya dengan Nona Emily yang tidak ada di sana.
***
Sementara itu, Emily sedang berada di Kota Hubei, lebih tepatnya di distrik Liangxuzu.
Daerah ini tidak terlalu ramai dan masih memiliki banyak hamparan luas dengan berbagai tanaman yang tumbuh di sekitar sana, rumahnya juga hanya sedikit dengan jarak yang berjauhan.
Beberapa rumah bahkan sudah kosong karna pemiliknya sudah meninggal dan anak-anaknya memilih pergi ke kota besar untuk mencari hidup yang lebih baik.
Jalanannya sepi karna orang di sana masih menggunakan sepeda, sehingga belum banyak polusi udara.
Emily sudah membeli sebuah rumah kecil terbengkalai dengan harga murah, bangunannya masih kokoh namun atapnya banyak yang bocor sehingga ia memanggil orang untuk mengganti atapnya.
"Selamat pagi Nona, saya yang akan memasang atap baru"
Emily keluar dari rumah, itu adalah seorang pria yang datang bersama wanita yang sepertinya adalah istrinya karna ia membawa seorang anak perempuan kecil.
"Oh, maaf, ini istri dan anak saya, mereka sendirian di rumah jadi saya ajak ke sini, biasanya kami pergi ke ladang bersama, tapi hari ini saya harus membantu Nona"
Jelas pria itu.
tentu saja Emily akan membayarnya untuk melakukan pekerjaan ini.
"Nama saya Emily," ia mengulurkan tangan untuk berjabat dengan wanita itu.
"Oh, saya Aming, dan ini anak saya Annchi, suami saya Bao-yu"
Kemarin Emily tiba di sana dengan tak membawa apapun, jadi kepala desa membantunya membeli berbagai macam barang dan makanan di toko terdekat, lalu membantunya mencari orang untuk memasang atap.
Mereka masih memakai nama cina, kalau di kota besar, biasanya mereka membuat dua nama, seperti Emily yang memiliki nama cina Jieru, namun mereka sudah tak sering memakai nama itu di kota besar.
"Kalau begitu saya akan panggil Paman dan Bibi saja ya," ucap Emily dan di setujui oleh mereka.
Sembari menunggu Paman bekerja, Emily membawa kue dan teh lalu menaruhnya di meja yang ada di halaman.
Tak lupa ia juga menyediakan permen dan beberapa snack untuk anak itu.
Tatapannya jatuh pada pohon persik di depan rumah itu, rasanya sudah lama Emily tidak melihatnya.
Karna halaman itu cukup luas, ia sudah berencana untuk menanam sayur dan buah seperti yang ia buat di mansion, ia juga sudah membeli alat dan bibit tanamannya.
"Kalau boleh tau Nona dari mana ya?," tanya Bibi.
"Saya dari Beijing"
Bibi terlihat kaget, karna itu salah satu kota besar, dan gadis itu pindah ke tempat yang sepi.
"Ah maaf, saya hanya terkejut saja," ucap Bibi padanya.
Emily tersenyum dan menjawab, "Saya sedang mencari suasana baru saja bi.."
Bibi ikut tersenyum namun ia tau bahwa Emily menyembunyikan sesuatu, pancaran wajahnya seperti menyiratkan kesedihan dan penyesalan.
"Tunggu disini bi, aku akan ambil mainan untuk Annchi"
Untung saja ia sempat membeli permainan ular tangga dan puzzle untuk di mainkan saat bosan.
Ia memainkan benda itu bersama Annchi.
Menghabiskan waktu di desa kecik memang menenangkan, namun lebih baik lagi jika sahabatnya Renata ikut tinggal di sana bersamanya.
.
Bicara tentang Renata, gadis itu sedang menjawab panggilan dari Albert yang menanyakan apakah ia di hubungi oleh Emily.
"Maaf Tuan Albert, Emily tidak menghubungi saya dari hari itu"
Albert mematikan panggilannya, membuat Renata berfikir kemanakah sahabatnya itu akan pergi di situasi seperti ini.
Albert sudah menyuruh sekretarisnya untuk mencari keberadaan Emily namun belum ada perkembangan.
Sebelum Emily tinggal di Hubei, ia sudah menarik 250 juta di kota Beijing lalu menyisakan 300 untuk membayar denda kontraknya lalu membuka rekening baru menggunakan nama cina, jadi ia bebas bertransaksi di Hubei.
"Sudah ku bilang malam itu kau tidur dengan ku," ini sudah yang keberapa kalinya Clara datang untuk mengatakan bahwa malam itu ia yang tidur dan melakukan hubungan dengan Albert.
Pria itu memang tidak ingat dengan siapa ia melakukannya, namun satu hal yang ia ingat adalah aroma obat herbal yang Emily konsumsi.
Emily secara rutin meminum obat herbal sachet yang pahit sehingga lidahnya akan tetap pahit beberapa jam setelah mengkonsumsinya.
Malam itu sebelum tertidur di dalam mobil, ia meminumnya karna merasa kedinginan, itu juga yang menyebabkannya mengantuk.
"Sebanyak apapun kau berbicara, aku tidak akan percaya," jawab Albert dan menyuruh sekretarisnya untuk membawa Clara keluar dari sana.
"Kenapa jadi begini sih! Aku sudah banyak mengeluarkan uang untuk mengusir gadis itu dari sampingnya"
Clara kesal setengah mati, jika seperti ini, masih ada cara lain yang bisa ia lakukan untuk menikahi pria itu.
Ia mengeluarkan foto naked mereka berdua pada malam itu, tersenyum lalu menyimpan kembali dalam tas kecilnya.
Ia berlalu dari sana untuk mempersiapkan rencana selanjutnya.