NovelToon NovelToon
AMBISI SANG SELIR

AMBISI SANG SELIR

Status: sedang berlangsung
Genre:Harem / Fantasi Wanita / Konflik etika / Cinta Istana/Kuno / Romantis / Balas Dendam
Popularitas:13.2k
Nilai: 5
Nama Author: Dae_Hwa

“Jika aku berhasil menaiki takhta ... kau adalah orang pertama yang akan ku buat binasa!”

Dijual sebagai budak. Diangkat menjadi selir. Hidup Esma berubah seketika tatkala pesonanya menjerat hati Padishah Bey Murad, penguasa yang ditakuti sekaligus dipuja.

Namun, di balik kemewahan harem, Esma justru terjerat dalam pergulatan kuasa yang kejam. Iri hati dan dendam siap mengancam nyawanya. Intrik, fitnah, hingga ilmu hitam dikerahkan untuk menjatuhkannya.

Budak asal Ruthenia itu pun berambisi menguasai takhta demi keselamatannya, serta demi menuntaskan tujuannya. Akankah Esma mampu bertahan di tengah perebutan kekuasaan yang mengancam hidupnya, ataukah ia akan menjadi korban selanjutnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dae_Hwa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ASS12

“Esma Hatun, kau telah kembali?”

Pagi itu Alena yang berjaga di depan kamar, menyambutnya dengan napas lega. Sejak Esma diangkat menjadi selir, Alena rela menjadi dayang pribadinya — sekaligus orang kepercayaan yang paling bisa diandalkan. Selain karena imbalan yang lebih besar, Alena juga ingin membalas kebaikan Esma yang pernah menolongnya selama perjalanan menuju istana.

“Hmm, aku lelah sekali, Alena.” Istri kedua Bey Murad melenggang dengan langkah yang sedikit mengangkang—tampak tak nyaman dari caranya berjalan. “Bagaimana? Apa ada yang mencurigakan?” tanyanya pelan di telinga Alena.

Sebelum menjawab, Alena lebih dulu menatap dua dayang pilihan Zeynep Hatun yang berdiri di belakang Esma.

Esma paham maksudnya. Ia pun memerintahkan keduanya pergi menyiapkan air mawar untuk mandinya nanti. Begitu mereka berlalu, Esma menatap Alena lagi. “Sekarang, jelaskan.”

“Tadi malam, aku melihat Fatma keluar dari kamar ini,” ujar Alena hati-hati.

Esma mengangkat alisnya. “Fatma? Apa yang dia lakukan?”

Alena mengangkat kedua bahunya. “Aku tak tau pasti. Tapi ... aku mencium aroma bunga yang tajam dari tempat tidurmu. Mungkin dia menaburkan sesuatu.”

“Bunga?” Esma mendekat ke ranjangnya, menunduk, lalu mengendus pelan.

Namun, seketika wajahnya berubah tegang. Ia buru-buru mundur menjaga jarak. Ia hafal betul akan aroma yang sangat familiar di indera penciumannya.

“Nerium Oleander?!” desisnya sambil menatap Alena. “Perempuan sinting itu menaburkan serbuk bunga beracun di tempat tidurku!”

“Beracun?!” Alena bergidik.

“Ya, semua bagian tanaman ini beracun — terutama getah putihnya. Menyentuhnya saja bisa menyebabkan kulit melepuh bahkan sampai luka bernanah. Tanaman ini banyak tumbuh di kawasan Anatolia, terutama Mediterania. Aku sudah bercerita bahwa ibuku berasal dari Anatolia, kan? Beliau bahkan telah mengembangbiakan bunga ini di Ruthenia.”

Bibir Alena hanya bisa menganga. Ia terkagum-kagum dengan ilmu pengetahuan Esma.

“Wajar saja Baginda Bey Murad terpikat padamu, Esma,” ujar Alena. “Selain cantik, kau ternyata juga cerdas.”

Esma tersenyum miring. “Cerdas itu wajib, Alena. Apalagi jika harus bertahan hidup di istana yang tak ada bedanya seperti neraka ini.”

Ia menatap tajam ke arah jendela. “Pergilah ke taman yang mengarah ke istal (kandang kuda). Di sana ada tanaman serupa. Ambilkan beberapa untukku ... tanpa sepengetahuan siapa pun. Pelayan sinting itu harus diberi pelajaran.”

Alena mengangguk patuh, lalu berbalik badan. Namun, sebelum ia melangkah, Esma kembali memberikan perintah.

“Siang ini, bawa beberapa tabib kerajaan secara bergantian. Pastikan Fatma melihatnya.”

Begitu Alena berlalu dengan langkah cepat, Esma segera menutup pintu kamarnya rapat-rapat, lalu memutar kunci dengan hati-hati. Ia menunggu beberapa detik, memastikan tak ada siapa pun di luar. Setelah yakin aman, Esma bergerak cepat menuju meja riasnya.

Tangannya menyapu tumpukan botol parfum dan sisir gading hingga bergeser ke sisi meja. Ia lalu menekan ukiran kecil berbentuk bunga tulip di pinggir laci—

Klik!

Sebuah laci rahasia yang tersembunyi di balik lapisan kayu mahoni pun terbuka.

Dari sana, Esma menarik keluar sepucuk surat baru yang dilipat dua kali dan diikat benang hitam tipis. Ia mengenali tulisan halus di sudutnya, tulisan dari orang yang sama—yang selalu mengirimkan surat sebelum langkahnya menginjak istana. Esma lekas membaca isi surat rahasia itu.

“Rustum Pasha telah membentuk pasukan pemberontak, Yasmin turut terlibat dalam rencana itu. Berhati-hatilah, Esma. Bahkan aku dengar ... tadi malam Safiye sudah berani menyelinap ke kamarmu.”

-Aylin.

Jari Esma berhenti di akhir kalimat, matanya menyipit.

“Hahaha,” ia tertawa sinis. “Kalian sungguh pengecut!”

...***...

Siang hari di area harem — beberapa tabib tampak bolak-balik dengan langkah tergesa, membawa kotak obat dan gulungan kain kasa. Suasana yang biasanya tenang kini terasa tegang.

Hampir semua yang melihat pemandangan itu saling berbisik, menebak-nebak, siapakah gerangan yang diobati.

“Siapa yang sedang dirawat?” bisik salah satu pelayan muda sambil menahan ember air di tangannya.

“Entahlah. Tapi, yang kudengar, tabib-tabib itu pergi ke kamar Esma Hatun,” sahut pelayan lainnya. “Apa telah terjadi sesuatu pada Esma?”

Di sudut ruangan, Fatma tengah mengelap dinding sambil sesekali melirik ke arah para tabib yang silih berganti keluar masuk harem. Sebuah senyum samar terbit di bibirnya.

‘Melihat betapa sibuknya para tabib istana, pasti kondisimu benar-benar parah, kan, Esma? Hahaha!’

Padahal yang terjadi di dalam sana, Esma tengah memberikan berkantung-kantung kepingan emas bagi para tabib yang sudi bolak-balik keluar masuk kamarnya — pura-pura membawa obat dan ramuan, seolah tengah merawatnya yang sakit parah.

.

.

Malam itu, Fatma bersenandung riang. Membayangkan bagaimana kondisi Esma yang buruk rupa, hatinya bukan main senang.

Seperti kebiasaannya setiap malam, ia duduk di depan cermin, menyalakan pelita kecil, lalu mulai merawat diri. Jemarinya mengambil wadah tanah liat berisi minyak zaitun murni—minyak yang selalu ia banggakan karena membuat rambutnya hitam berkilau dan bibirnya lembap menggoda. Dengan hati-hati, ia mencelupkan ujung jari, mengoleskannya di bibir, lalu merapikan helaian rambutnya satu per satu.

Namun Fatma tidak tau, minyak zaitun itu tak lagi murni. Cairan bening yang terlihat biasa saja kini telah tercemar oleh getah Nerium Oleander yang amat beracun.

Tak berselang lama setelah minyak itu menyentuh kulitnya, Fatma mulai merasakan panas yang tak wajar menjalar dari kulit kepala hingga ke bibirnya. Semakin lama, rasa panas itu semakin menjadi-jadi, rasanya seperti terbakar oleh bara api.

“Arrgghh! Panas! Perih!” jeritnya sambil mengusap bibirnya dengan panik. Namun sentuhan itu justru memperparah keadaan — bibirnya mulai melepuh, membengkak, dan mengeluarkan cairan bening.

Fatma terhuyung, meraih sudut meja rias tapi kehilangan keseimbangan. Ia terjatuh, menggeliat menahan sakit. Jeritannya membuat seluruh penghuni harem terbangun.

“Fatma!” teriak salah satu pelayan yang melihatnya pertama kali. Beberapa detik kemudian, jeritan demi jeritan pun menyusul memecah sunyinya malam.

.

.

Di tengah kekacauan yang terjadi di dalam kamar pelayan, Esma justru berdiam diri di sudut ranjang sambil memeluk kitab suci Al-Qur‘an. Meski awalnya terlihat ragu-ragu, akhirnya ia membukanya dengan penuh kehati-hatian.

Di antara halaman-halaman ayat-ayat suci itu, terselip beberapa surat dengan benang hitam yang sama—jejak komunikasi rahasia antara dirinya dan Aylin.

Esma membuka surat pertama yang dikirimkan Aylin untuknya. Surat yang akhirnya membuat ia memilih menampakkan diri kepada kaum pengumpul gadis-gadis upeti—demi menjejakkan diri ke istana. Rasa sakit dan sedih yang teramat sangat, langsung menyelinap, menghantam sanubari. Dalam surat yang dikirimkan Aylin tertulis jelas...

“Aku adalah sahabat sekaligus pelayan setia dari saudarimu, Khadijah binti Taras.

Maafkan aku menyampaikan kabar buruk ini, Esma. Khadijah telah meninggal dunia. Ia dibunuh oleh istri sah Baginda Bey Murad.

Namun, pihak-pihak yang terlibat telah menyebarkan kabar bahwa Khadijah memilih bunuh diri karena tak sanggup menanggung duka atas wafatnya sang putra, yakni pangeran Ahmad.

Padahal, semua itu bohong. Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri bagaimana ia dijemput pada malam itu—dibawa ke taman selatan, lalu tak pernah kembali. Namun esok pagi, tubuhnya ditemukan tergantung di dalam kamar.

Esma ... apa yang harus aku lakukan?”

– Aylin.

Manik indah itu menitikkan bulir bening. Bibirnya bergetar mengingat Khadijah—kakak sepupunya tercinta, harus meninggalkan dunia ini dengan cara yang mengenaskan.

“Khadijah,” bisiknya parau. “Lihatlah dari atas sana — aku bersumpah, jika aku berhasil menaiki takhta, mereka yang terlibat akan kehilangan segalanya.”

*

*

*

1
Patrish
pasti Rustum menyusun kekuatan untuk membelot... menghancurkan raja.... cuma pertanyaanya bisa tidak.. ada berapa pasukan yang mendukung...
Patrish
begitu ya.... pemerintahan monarki... raja diatas segalanya... raja yang bijak akan menjadikan negara aman sejahtera...
Patrish
ikut meringisss.... 😟😟😟
Reni
bersikap bodoh seakan menurut licik dibalas licik 🤩🤩🤩
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
musuh dlm selimut lbh mengerikan apalagi byk drama🥺..trnyata ney murad menikahi anak pembunuh ayahnya yg msh berambisi menyingkirkan raja nya
hidagede1
kalo putra kalo yg lahir nya seorang perempuan? 🤔
Sayur 💎
kau yg go tu hel
Sayur 💎
sygnya putrimu yg peak itu gk mmpu mengambil hati bey brewok tampan
💕Bunda Iin💕
iya putra kecebong😂😂
Sayur 💎
astagfirullah. bapak dan anak sm2 biadab bgt.
💕Bunda Iin💕
eh rustum,ko anda yakin sekali klo si yasmin hamil anak nya cowo dan manusia benaran...wong itu anak dpt dri dukun n anak setan😡
💕Bunda Iin💕
jangan senang dlu ya rustum...dlu kau boleh membodohi bey murad karna ia masih muda...tpi sekrang ia telah dewasa
💕Bunda Iin💕
ini manusia sampah kapan terungkap kebusukan nya?😡...serius jahat banget😡
💕Bunda Iin💕
segitu nya banyak pasukan akoh yakin pasti ada yg lihat apa yg kau perbuat rustum😡
N Wage: pasti ada yg lihat,cuma mungkin dia/mereka takut.mudah2an siapapun dia/mereka pd saat yg tepat membuka semua tabir kelicikan si rustum rustum ini.
total 3 replies
💕Bunda Iin💕
benar² iblis kau rustum😡...pembalasan itu akan dtang...segala kebusukan kau akan terbongkar semua😡👊
💕Bunda Iin💕
woi rustum itu pintu,dinding,meja dll benda² mati itu ga bersalah woi😂🤣
Sayur 💎: iya. setipe emg ma anaknya si yasmindul
total 1 replies
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
yuhu bukan nya kau yang akan menyusul ke alam baka 🤭...pede sekali si penghianat 🤣
💕Bunda Iin💕
kesian😂😂😂🤣🤣🤣
💕Bunda Iin💕
👏👏👏👏👏👏
💕Bunda Iin💕
wah seru nih bpk sama anak kena hukuman yg begtu ringan menurut akoh ya😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!