NovelToon NovelToon
Iblis Yang Merindukan Cahaya

Iblis Yang Merindukan Cahaya

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Iblis
Popularitas:463
Nilai: 5
Nama Author: Sofiatun anjani

Kevin terbangun dari komanya ketika seorang iblis merasuki tubuhnya dan melenyapkan jiwanya.

bersikap layaknya iblis yang hendak menghancurkan dunia, namun tidak bisa membunuh satu manusia pun.

Ria masih belum sanggup kehilangan satu-satunya orang yang menjadi alasan untuknya bertahan sampai detik ini juga. Tidak, Ria tidak bisa, setelah orang tuanya meninggal 5 tahun yang lalu, Kevin lah satu-satunya orang yang terus mendampingi dan menyemangatinya untuk terus bertahan. dan kehilangannya adalah sebuah mimpi buruk paling mengerikan yang pernah Ria alami.

Sanggupkah Ria bertahan dengan kepingan dihatinya? lalu apa sebenarnya motif sang iblis? akankah Kevin bisa hidup kembali dalam raganya yang perlahan hancur?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sofiatun anjani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12

"Hah! akhirnya selesai juga, capek juga bersihin satu kelas sendirian" ucap Raka selepas membersihkan kelas seorang diri, setelah memastikan tidak ada yang tertinggal Raka pun tak lupa mengunci pintu kelas dan meletakkannya di gantungan yang ada di samping pintu supaya bisa di ambil oleh petugas malam sekolah.

Raka pun bergegas pergi menuju parkiran Ria yang tadi sempat ia suruh menunggu di sana.

"Ria!" panggil Raka senang kalau Ria benar-benar menunggunya sampai selesai piket.

"Maaf ya agak lama dikit" Ria menggeleng sebagai jawaban.

"Jadi… lo mau ngomongin apa?" tanya Ria langsung ke topik pembicaraan. Bukannya menjawab pertanyaan Ria Raka justru menarik tangan Ria untuk ikut dengannya.

"Eh? lo mau bawa gue ke mana?"

"Udah ikut aja ntar juga lo tau sendiri, nih" ucap Raka sambil memberikan helm yang sengaja ia bawa pada Ria "pake"

"Lo jangan yang aneh-aneh ya Raka" ucap Ria yang akhirnya menerima helm dari Raka dengan terpaksa.

"Iya… Nggak bakalan gue bawa lo ke klub juga" ucap Raka menggoda Ria yang hampir melemparkan bogeman mautnya jika saja Raka tidak segera menghindar.

"Ish! awas aja lo bawa gue ke tempat yang macem-macem" ancam Ria lalu naik ke jok motor Raka sambil memasang wajah jutek.

"Iya… bidadarinya pangeran Kevin…" goda Raka setelah lega mendapat keberuntungan dari bogeman maut Ria, dan seketika wajah Ria pun memanas karenanya.

"Apaan sih lo, udah ah cepet jalan! atau gue turun nih"

"Eh eh iya iya, galak amat sih"

***

Tak lama akhirnya mereka pun sampai ke tempat tujuan Raka, Ria pun turun dari motor dan melepas helmnya mendapati pemandangan laut biru yang terbentang luas.

"Pemandangannya bagus kan" ujar Raka yang memperhatikan raut wajah Ria yang terlihat takjub saat melihat pantai biru. dan lagi-lagi Ria teringat dengan orang tuanya yang biasanya berlibur ke pantai bersama Kevin dan orang tuanya.

Pemandangan yang selalu terlihat menakjubkan, walaupun sudah berkali-kali Ria datang ke sini. melihat hal itu, Raka pun ikut senang Ria bisa datang kesini setelah sekian lama.

"Ayo" Raka pun kembali mengajak Ria ke tempat yang ingin ia tunjukkan.

Sebuah rumah makan sederhana di pinggir pantai, rumah makan yang dulu selalu dirinya datangi bersama Kevin dan orang tuanya.

"Gue tau lo lagi cari kerjaan kan?" tebak Raka tepat sasaran, Ria pun langsung menatap Raka dengan wajah bingung.

"Gue juga tau kalo lo abis dipecat kan di kafe yang dulu juga gue yang request in" ucap Raka menjelaskan kebingungan di wajah Ria.

"Makanya kali ini gue ada tempat bagus yang mungkin lo suka, gajinya juga lumayan" ucap Raka sambil tersenyum menatap rumah makan sederhana itu.

"Tapi… kenapa rumah makan ini?" tanya Ria yang sedikit tidak setuju dengan tempat kerjanya. Raka pun hanya merespon dengan senyuman.

"Permisi…" Ucap Raka langsung ke meja resepsionis.

"Iya, ada yang bisa di bantu?" tanya petugas resepsionis itu dengan senyum ramah.

"Mm... Kita_"

“Eh? Raka!” belum sempat Raka menyelesaikan ucapannya tiba-tiba seseorang datang dari pintu yang ada di pojok meja resepsionis.

"Eh! bang Jodi…!" panggil Raka yang kemudian melakukan tos dengan orang yang ia panggil Jodi itu.

"Waah… udah tambah tinggi aja lo, terakhir gue liat lo baru setinggi ini" ucap Jodi sambil melingkarkan tangannya ke pundak Raka, seperti sudah lama dekat. Raka pun hanya tersenyum mendengarnya.

"Itu kan dulu bang, masa gue pendek terus sih. tambah tinggi tambah ganteng juga nggak bang?" tanya Raka dengan pedenya sambil menunjukkan wajah sok gantengnya.

Jodi yang mendengarnya pun hanya tertawa renyah sambil mengencangkan rangkulannya melepas rindu yang justru membuat Raka semakin tercekik.

"Aduh! aduh! bang! gue nggak bisa napas nih" Raka pun Mencoba melawan tapi tidak bisa karena badan Jodi yang bisa dibilang cukup kekar. Tak lama akhirnya Jodi pun melepas rangkulannya masih dengan tawa lebarnya.

"Lo ini emang nggak berubah sama sekali ya Raka" ucapnya kembali tertawa terbahak-bahak. Raka pun cuman bisa tersenyum sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Raka dia abang lo?" tanya Ria memastikan.

"Oh… dia, bukan gue nggak punya abang, lebih tepatnya bang Jodi itu udah gue anggep kayak keluarga sih, saking deketnya" terang Raka.

"Oh ya bang, kenalin nih temen gue Ria dia lagi cari kerjaan sambilan, kebetulan lo juga lagi cari tambahan kan bang" ucap Raka langsung ke topik pembicaraan.

"Oooh… pacarnya Raka ya!" ujar Jodi memotong ucapan Raka. Ria dan Raka pun cukup terkejut mendengarnya.

"Nggak gue sangka pacarnya Raka cantik juga"

"Heh?"

"Cih! dia bukan pacar gue bang. dia cuman temen doang" ucap Raka sedikit kesal dengan Jodi yang masih saja menertawakannya.

"Temen apa temen..., lumayan kan lo nggak jadi jomblo lagi" ucap Jodi menggoda lalu tertawa lagi. Raka pun hanya menghela nafas pasrah jika Jodi sudah kepalang senang tidak bisa di hentikan.

"Terserah lo deh bang" ucap Raka pasrah.

"Eh?" Ria yang mendengar itu pun terkejut mendengar Raka yang pasrah dan tidak menjelaskan apapun.

"Percuma mau dibilangin kayak apapun dia tetep nggak mau percaya, udah terlanjur keras kepala" ucap Raka sedikit berbisik pada Ria yang juga hanya bisa menghela nafas.

***

Setelah berdiskusi sebentar tentang pekerjaan Ria di rumah makan ini, tanpa pikir panjang Jodi pun langsung menerima Ria tanpa harus ada surat-surat lain dan embel-embelnya.

"Oi! Linda!" panggil Jodi pada karyawan perempuan yang tengah membereskan piring kotor di meja pelanggan.

"Kenalin dia anak baru di sini kau ajak dia keliling tempat ini ya" ucap Jodi selaku pemilik rumah makan ini.

"Siap... Bos"

Ria pun mengikuti Linda untuk melihat-lihat tempat kerjanya yang baru. sementara Raka masih duduk bersama Jodi ditemani secangkir teh.

"Jadi dia cewek yang lo ceritain itu?" tanya Jodi sambil menyeruput tehnya yang masih panas. Raka pun mengangguk sebagai jawaban.

"Dia kelihatan lebih muda dari penampilannya, udah kayak anak sd" ucap Jodi melirihkan suaranya di kalimat terakhir, melirik Ria yang tengah sibuk memperhatikan penjelasan Linda.

"Mana ada anak SD setinggi itu" elak Raka.

Dengan tenang Raka menyeruput tehnya "gue bisa ngerti perasaannya itu, tapi gue nggak nyangka dia masih bisa bertahan sampe sekarang"

"Yah itu juga berlaku buat gue, tapi gue tetep nggak bisa sekuat dia yang masih punya support hidup, gue juga mungkin bakal jadi gelandangan kalo nggak ada lo bang" ucap Raka menatap senang orang di depannya itu. Jodi pun hanya tertawa kecil mendengarnya kembali menatap anak laki-laki yang dulu sempat mencuri makanan di tempatnya kini sudah tumbuh dewasa dan punya banyak teman.

"Yah dia cewek yang cukup cantik, kenapa lo nggak jadiin dia pacar?" tanya Jodi mengalihkan topik sambil menyeringai menggoda Raka.

"Cih! itu lagi, kan gue udah bilang bang dia bukan pacar gue, lagian juga dia udah punya orang lain" ucap Raka sambil menatap kearah lain.

"Oooh… ada yang cemburu nih"

"Cemburu apaan pacaran aja nggak" ucap Raka dengan wajah kesal, melihat wajah Raka yang seperti tengah mengelak itu pun kembali tertawa terbahak-bahak dengan Raka yang semakin kesal dibuatnya.

Raka tidak pernah menyadari betapa kuatnya perasaan yang terus tumbuh saat pertama kali ia bertemu dengan Ria, walaupun ia sadar ia tidak pernah berpikir untuk menghilangkan perasaan itu walaupun ia tahu ia tidak punya kesempatan itu, karena Raka selalu menantikan kejutan apa yang akan dunia ini berikan pada orang sepertinya dengan perasaan yang terus tumbuh di dalam hatinya.

***

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!