NovelToon NovelToon
Selir Alam Gaib

Selir Alam Gaib

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Iblis / Kutukan / Hantu / Tumbal
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Maple_Latte

Sinopsis:
Liora, seorang gadis muda, dipaksa menjadi pengantin pengganti tanpa mengetahui siapa calon suaminya. Namun saat tirai pernikahan terbuka, ia terseret ke dalam Azzarkh, alam baka yang dikuasai kegelapan. Di sana, ia dinikahkan dengan Azrakel, Raja Azzarkh yang menakutkan, dingin, dan tanpa belas kasih.

Di dunia tempat roh jahat dihukum dengan api abadi, setiap kata dan langkah bisa membawa kematian. Bahkan sekadar menyebut kata terlarang tentang sang Raja dapat membuat kepala manusia dipenggal dan digantung di gerbang neraka.

Tertawan dalam pernikahan paksa, Liora harus menjalani Upacara Pengangkatan untuk sah menjadi selir Raja. Namun semakin lama ia berada di Azzarkh, semakin jelas bahwa takdirnya jauh lebih kelam daripada sekadar menjadi istri seorang penguasa neraka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maple_Latte, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EP: 12

Langit Azzarkh berwarna ungu kelam ketika Putri An Yu duduk termenung di ruang pribadinya, jendela batu obsidian di belakangnya memantulkan cahaya api neraka yang menari di kejauhan. Suara bisikan halus dari arwah yang menghuni dinding istana seolah bernyanyi lirih, menggema di antara bayangan.

Ia baru saja kembali dari dunia manusia, setelah satu bulan lamanya menjadi selir di bawah kekuasaan Raja Azrakel, penguasa tertinggi Azzarkh. Tubuhnya masih terasa berat, tapi pikirannya lebih sibuk memutar ulang kejadian aneh di kampusnya tadi siang.

Wajah siswi pucat itu terlintas jelas dalam ingatannya, gadis dengan seragam putih abu-abu, berdiri menunduk di depan cermin toilet kampus, kulitnya pucat seperti kain kafan yang direndam embun dingin. Di bawah kaki Liora, benda itu bersinar samar: serbuk bunga berwarna perak, memancarkan aroma lembut seperti melati yang dikubur terlalu lama.

“Putri An Yu?” suara lembut Vaelis, pelayannya, memecah lamunannya. “Apa yang sedang Putri pikirkan?”

An Yu menoleh perlahan, bola matanya berpendar redup seperti bara yang tertutup abu. “Aku bertemu seseorang di dunia manusia… seorang siswi. Tapi katanya, dia sudah hilang tiga bulan lalu.”

Vaelis dan Dreya, pengawal setianya, saling berpandangan.

“Apakah Putri yakin gadis itu hidup?” tanya Dreya dengan suara rendah.

“Dia berdiri tepat di depan mataku,” jawab Liora. “Dia bahkan menjatuhkan sesuatu.”

Dreya terdiam sesaat, lalu berkata, “Bisa jadi dia bukan manusia. Bisa jadi dia… roh yang tersesat.”

Liora mengerutkan dahi. “Roh? Tidak mungkin. Aku hanya bisa melihat mereka di Azzarkh, bukan di dunia manusia.”

Vaelis menunduk. “Raja Azrakel telah meneteskan darahnya untuk menyelamatkan Putri dari kehancuran dimensi. Darah Raja memberi Putri penglihatan arwah, di mana pun Putri berada.”

Liora terperangah. “Kau… bilang darahnya mengalir di tubuhku?”

“Benar, Putri.”

Seketika dingin merambat di punggungnya. Ia berdiri tergesa, gaun hitamnya berayun menyentuh lantai batu. Tanpa banyak bicara, ia melangkah cepat menuju aula Raja. Dua penjaga iblis menahan langkahnya, tapi ia mendorong mereka tanpa peduli.

“Aku ingin bertemu Raja Azrakel!” serunya lantang.

Pintu besar dari tulang naga terbuka perlahan. Di dalam, Azrakel duduk di singgasananya, mengenakan jubah gelap berhias rantai perak. Wajahnya setengah tertutup topeng obsidian, tapi mata merahnya menatap Liora tajam, dingin, namun mengandung sesuatu yang lebih dalam dari sekadar murka.

“Putri An Yu,” katanya pelan, “apa yang membuatmu datang malam ini? Rindu, mungkin?”

“Rindu?” suaranya meninggi. “Aku datang karena ingin tahu… apa benar kau memberikan aku darahmu?”

Azrakel mengangkat alisnya, lalu tersenyum samar. “Benar.”

Liora melangkah maju. “Dan itu membuatku melihat roh bahkan di dunia manusia?”

“Benar juga.”

Kemarahan naik ke dadanya. “Kenapa kau lakukan itu tanpa izinku? Aku tidak ingin melihat hal-hal aneh! Kembalikan mataku seperti semula!”

Azrakel berdiri. Aura kekuatannya membuat udara bergetar. “Kau harus menerimanya. Darahku kini mengalir di tubuhmu. Itu bagian dari perjanjianmu sebagai selir Azzarkh.”

“Aku tidak peduli tentang perjanjian bodoh itu!” serunya, suaranya mulai bergetar. “Aku tidak mau jadi selir. Aku ingin hidupku kembali, aku ingin sekolah, aku ingin kuliah, aku ingin jadi desainer!”

Mata Azrakel menyipit. “Kau ingin melepaskan dirimu dari dunia ini?”

“Ya! Aku tidak ingin terikat pada neraka dan semua kegelapanmu!”

Raja itu mendekat, langkahnya bergema berat di lantai batu. “Sayangnya, keinginanmu tidak bisa menjadi nyata, Putri An Yu.”

An Yu mengepalkan tangan, menahan air mata yang nyaris jatuh. Dalam amarah dan keputusasaannya, ia menginjak kaki Raja sekuat tenaga. “Dasar Raja tanpa perasaan!” teriaknya sebelum berlari keluar, meninggalkan jejak aroma darah bunga di udara.

Azrakel hanya terpaku sesaat, lalu tertawa lirih, suara rendah dan menakutkan. “Kau menarik, Putriku,” bisiknya.

Keesokan harinya, di dunia manusia.

Langit mendung, kampus tampak biasa, tapi hati Liora gelisah. Saat berjalan di koridor menuju kelas, matanya menangkap bayangan seseorang. Gadis itu. Gadis yang sama, siswi yang seharusnya sudah hilang tiga bulan lalu.

Tanpa berpikir panjang, Liora berlari mengejarnya. Dari kejauhan, Dreya, yang menyamar sebagai manusia di dunia atas, mengikutinya diam-diam.

“Gadis itu menuju toilet,” kata Liora pelan.

“Putri, hati-hati,” bisik Dreya, tapi Liora sudah membuka pintu.

Toilet kosong.

Cermin retak, air menetes dari keran, dan udara beraroma bunga melati busuk. Hanya suara gesekan seperti kuku mencakar dinding.

Lalu, di bawah wastafel, ia melihatnya: segenggam serbuk bunga arwah, berkilau perak dan menari seperti abu di udara. Saat disentuh, aroma darah dan bunga menyeruak tajam.

Seketika pandangannya gelap. Ia melihat kilasan, seorang gadis berlari di lorong sekolah, tubuhnya jatuh, darahnya mengalir, dan serbuk bunga itu tumbuh dari luka di lehernya.

Liora tersentak mundur, napasnya memburu.

“Putri?” Dreya menahan bahunya. “Kau baik-baik saja?”

“Dia… mati di sini,” bisik Liora. “Gadis itu terbunuh di sini.”

Malam itu, di Azzarkh, Liora duduk diam di balkon kamarnya. Api neraka di kejauhan tampak seperti bintang yang padam satu per satu. Vaelis datang membawa teh dari kelopak ungu inferno.

“Putri, Yang Mulia ingin bertemu,” katanya lembut.

“Aku tidak mau.”

“Tapi…”

“Sampaikan saja aku sedang tidak enak badan.”

Vaelis menunduk, lalu pergi.

Namun tak lama kemudian, angin di balkon berputar. Suara berat dan dalam terdengar di belakangnya.

“Jadi, kau menghindariku lagi?”

Liora menoleh. Azrakel berdiri di ambang pintu, jubahnya bergoyang oleh angin panas.

“Bukankah Raja seharusnya sibuk memerintah neraka? Kenapa mengganggu selir yang tidak kau inginkan?” sindir Liora tanpa menatap.

“Aku tidak pernah berkata aku tidak menginginkanmu,” jawab Azrakel tenang, tapi ada nada berbeda, sesuatu yang nyaris seperti rasa.

Ia mendekat. “Kau marah karena darahku, padahal darah itu menyelamatkan hidupmu. Tanpanya, tubuhmu sudah hancur di antara dua dimensi.”

“Kalau begitu, biarkan aku mati saja waktu itu,” balasnya lirih. “Aku tidak takut mati.”

Azrakel terdiam sesaat. Tatapannya berubah lembut, tapi tetap mengandung kekuatan gelap.

“Kau tidak tahu, An Yu. Darahku tidak sekadar menyelamatkanmu. Ia memilihmu.”

“Memilihku?”

“Ya. Darahku hanya bereaksi pada jiwa yang memiliki tanda bunga arwah. Kau satu-satunya manusia yang memilikinya.”

Liora menatap Raja itu lama. Di mata Azrakel, ia melihat sesuatu, sebuah kesepian purba yang tak bisa dijelaskan. Seolah Raja itu pun terkutuk dalam kerajaan yang ia bangun sendiri.

“Kenapa aku?”

“Karena hanya kau yang bisa melihat keindahan di dalam kegelapan,” bisiknya. “Dan itu… membuatku lemah.”

Liora ingin marah, tapi suaranya tertahan. Ada sesuatu dalam cara Raja itu menatapnya, bukan sekadar penguasa dan selir, tapi seperti dua jiwa yang terseret oleh nasib yang sama.

“Jika darahmu membuatku melihat roh, maka aku akan mencari tahu siapa gadis itu,” katanya akhirnya.

Azrakel mengangguk pelan. “Lakukan. Tapi jangan sampai bunga arwah itu tumbuh di tubuhmu, Putriku.”

“Kenapa?”

“Karena jika itu terjadi… jiwamu akan menjadi bagian dari Azzarkh untuk selamanya.”

Api di langit Azzarkh bergejolak. An Yu menatap jauh ke jurang merah di bawah balkon, merasa seperti sedang memandang masa depannya sendiri, indah, tapi mengerikan.

Keesokan malamnya, ia kembali ke dunia manusia. Di bawah cahaya lampu kampus yang redup, serbuk bunga arwah masih tersisa di lantai toilet. Ia menyentuhnya lagi, dan kali ini melihat sesuatu yang berbeda, bayangan Azrakel berdiri di belakang gadis itu, menatapnya dari kegelapan.

“Azrakel?” bisiknya, tapi bayangan itu menghilang.

Dan di tengah keheningan, suara lembut berbisik dari dalam kepalanya.

1
Cucu Doank
liora dah mulai berubah , 😄
Cucu Doank
bagus, akhirnya keadilan di tegakkn..
Kustri
☕teman u/menulis thor
Kustri
☕💪💪💪
Lyza Yessy
bs gak ya sang raja jd bucin😁
Lyza Yessy
semangat up ya kak author 💪💪💪😊😊
Irsyad layla
tolong diperiksa lagi typonga ya thor
Lyza Yessy
aku tunggu up nya thor, semangat up nya ya thor💪💪😊
Kustri
☕semangat UP yaa
Kustri
👍👉👉👉
Kustri
hehee... kirain pengen balik ke dunia nyata, ealah malah betah

krn di dunia nyata kamu g diperhatikan, g disayang
Kustri
kira" yg diperjuangkan apa yaa🤔

apa mungkin bgmn cara'a spy kembali ke dunia sebenar'a, bgtukah thor🤭💪
Kustri
apa liora dijadikan tumbal🤔😩
Lyza Yessy
d tunggu up nya thor
Maria Mariati
hellehhhh 🤣🤣🤣
Ririn Wati
great
Ben Aben
goodddddddd......
Syifa Nabila
suka semua novel karya author
Nanda
🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟
M.S Inisial
menarik Thor, genre baru y thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!