Nareshpati Sadewa Adibrata akhirnya bertemu lagi dengan.gadis yang sudah menolaknya delapan tahun yang lalu, Nathalia Riana.
Nareshpati Sadewa Adibrata
"Sekarang kamu bukan prioritasku lagi, Nathal."
Nathalia.Riana
"Baguslah. Jangan pernah lupa dengan kata katamu."
Semoga suka♡♡
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lebih berani dari Naresh
Milan menarik tangan Nevia masuk ke dalam tempat pesta. Tujuannya sudah jelas mencari orang tua gadis itu.
"Kamu mau bawa aku kemana?" seru Nevia agak kaget dengan sikap Milan.
"Nemuin mami dan papi kamu."
"Buat apa?"
Milan menghentikan langkahnya dan menatap Nevia lekat
"Bukannya aku harus menemui orang tuamu?"
"Kamu serius?" Nevia menatap Milan tajam. Mencoba menyelami isi hati player(?) Atau beneran udah jadi mantan player?
Milan menaruh kedua tangannya di saku celananya.
"Kamu pikir aku main main?" Tatapnya serius.
Nevia belum menyahut. Hatinya masih menduga duga, sedalam apa perasaan laki laki ini padanya.
"Coba kamu pikir lagi, apa aku ngga takut menghadapi amukan sepupu sepupu kamu yang laki laki itu?"
Nevia tersenyum. Teringat ancaman Abiyan pada Naresh.
Kamu takut juga rupanya, ya.
"Kamu kelihatannya senang kalo aku dikeroyok sepupu sepupu kamu," decak Milan.
Terlihat jelas, ya, batin Nevia geli.
Nevia menggandeng tangan Milan.
"Ayo temui mami dan papi. Tau, kan, kalo mami aku galak banget.
Milan agak sulit menelan salivanya. Sebelas dua belas dengan Nevialah galaknya. Dia tau banget soal ini.
Tapi agar Nevia ngga meragukan niatnya, dia menguatkan mentalnya mengikuti langkah Nevia. Lagi pula tadi juga dia yang awalnya mengajak Nevia untuk menemui mami dan papi gadis itu.
Ternyata mami dan papi Nevia masih mengobrol dengan tante tante dan om omnya.
Nevia menghentikan langkahnya membuat Milan juga menghentikan langkahnya.
"Kalo kamu ragu, sekarang kamu bisa berhenti."
"Aku serius, Viaaa....."
"Oke. Kamu tunggu di sini. Aku akan panggil mami dan papi." Nevia bermaksud melepaskan genggaman tangannya, tapi Milan malah mengeratkannya. Menahannya pergi sendiri.
Dia menatap wajah Milan yang sedang menatapnya.
"Jangan," larang Milan.
"Aku akan tunjukkan sama kamu kalo aku lebih berani dari pada Naresh,' ucap Milan tegas.
Naresh hanya menghadapi orang tua Nathalia, sedangkan dirinya selain menghadapi orang tua Nevia, dia juga akan menghadapi beberapa orang tua sepupu Nevia.
Nevia melihat ke arah mami dan papinya. Di dekatnya ada orang tua Karla dan orang.tua Fadel.
Dia menghela nafas.
"Oke, kita temui mereka."
*
*
*
Mami dan papi sudah meninggalkan kamarnya. Sekarang Nathalia masih bergelung di dalam selimut dengan ditemani Adelia.
"Kamu, ya, Nathal, ngga bisa dipercaya," sungut Adelia yang duduk di sisi ranjangnya.
"Maksudnya apa?" Nathalia mengerutkan alisnya. Tatapannya menyorot ketakmengertiannya.
Adelia mengeluarkan decakannya.
"Baru aja aku, Ayra sama Luna tinggalin bentar, tapi kamu udah bisa ci uman ganas sama Naresh. Sat set banget."
Wajah Nathalia memerah.
"Kamu salah paham," kelitnya berusaha membela diri.
"Buktinya sudah jelas. Kalian terlalu lama memendam rindu sampai bibir bisa bengkak begitu."
"Bukan seperti itu...!" tukas Nathalia frustasi. Susah juga dijelaskan .
Dasar Naresh kurang ajar! Dia sengaja menekan titik sakit di kakinya hingga dia melakukan hal segila ini. Nathalia terus saja mengumpat dalam hati.
Jadinya semua orang salah paham, kan, batin Nathalia lagi.
"Udah, ngga usah denial lagi. Tinggal akui aja kalian saling suka." Kali ini Adelia tertawa, seolah mengejek kembarannnya yang rahasia hatinya sudah kebongkar.
"Ah, malas ngomong sama kamu sekarang," kesal Nathalia.
Adelia makn tergelak.
"Aku masih ngga nyangka aja, Nathal. Kamu kelihatannya ngga suka sama Naresh, tapi ci uman kalian....." Adelia sampai menggelengkan kepala. Ngga sanggup membayangkannya
"Adelia.... Jangan dibahas lagi." Nathalia melempar bantalnya pada kembarannya.
Adelia dengan mudah menangkapnya. Tawanya berderai.
Nathalia mendelik kesal. Moodnya langsung hilang. Tadinya Nathalia ingin cerita tentang keanehan sikap Naresh. Tapi karena kadung jengkel, dia jadi melupakannya.
*
*
*
"Mam, ada yang mau ketemu," ucap Nevia setelah berada di dekat maminya.
Bukan hanya maminya saja, bahkan papinya ikut menoleh. Terutama menatap tangan yang saling menggenggam itu.
Kiara yang sedang mengobrol dengan Kamila menghentikan obrolannya, melihat ke arah ponakan dan teman anak anak mereka, Milan.
Begitu juga Emir dan Emra. Tatap mereka langsung curiga.
"Siapa?" senyum Kirania sambil menatap Milan yang tampak salah tingkah. Hazka juga tersenyum penuh makna.
"Milan," sahut Nevia.
"Oooh.....," ucap keduanya serentak. Om kembar dan istrinya tertawa pelan.
"Katanya mau ngomong," todong Nevia santai seolah ngga memahami kegugupan yang melanda Milan. Punggung kemeja laki laki ini bahkan sudah basah oleh keringat dinginnya.
"Ayo, minum dulu, Milan." Hazka mengambil segelas minuman dingin yang dibawakan oleh petugas katering hotel yang lewat di dekat mereka. Kemudian memberikannya pada Milan.
"Ya, om." Milan menerimanya dengan gugup, sementara berpasang pasang mata terus menatapnya dengan tatapan yang sulit dia artikan. Jantungnya berdebar kencang.
Nevia menahan tawanya melihat kondisi Milan yang sepertinya membutuhkan kode sos.
Tadi udah disuruh gagalkan niatnya, malah ngga mau. Sekarang masih bisa ngomong, ngga, tuh?
Nevia tadi sudah mau membantu laki laki sok itu dengan membawa kedua orang tuanya menjauh dari om dan tantenya. Jadi Milan bisa ngomong di depan orang tuanya saja. Tapi malah dengan entengnya ditolak Milan. Mau lebih hebat dari Naresh ceritanya
Nevia melepaskan tatap cueknya pada Milan.
Sekarang kamu hadapin aja mereka semuanya, Milan.
"Om sama tante boleh dengar, nggak, apa yang mau kamu omongkan, Milan?" tanya Emra terkesan meledek. Kiara-istrinya sampai mencubit gemas lengannya.
"Jangn diganggu, sayang. Kasian," bisik Kiara menahan tawa.
Emir dan istri malah tertawa pelan.
Milan hanya bisa meneguk minumnya sedikit saja, dia takut tersedak dan kondisinya tambah memalukan.
"Sudah bisa ngomong sekarang?" tanya Hazka masih demgan tatapan jahilnya.
Kirania akhirnya sudah mulai bisa menebak apa yang diinginkan teman putrinya.
Mereka sudah jadian? Syukurlah.
Sekarang Kirania baru tau kenapa Ansel dulu menginginkan dia menikah dengan Hazka. Karena Ansel sudah sangat mengenal Hazka. Begitu juga dengan Milan. Dia dan keluarga besarnya sudah sangat mengenalnya. Orang tua Milan juga teman mereka sejak lama.
Milan menarik nafas dalam dan menghembuskannya perlahan.
"Om, tante.... Emmm..... Kalo besok malam orang tua saya...... emm.... datang ke rumah, bolehkah?" Milan hampir memaki kegugupannya yang pasti sudah membuatnya tampak sangat bodoh.
"Kenapa ngga boleh? Kan, sering juga maen ke rumah," ucap Kirania pura pura ngga tau maksud Milan.
Haza tertawa pean. Begitu juga lak laki kembar yang bersama istri istrinya itu.
Keberanian Milan beneran sedang diuji saat ini.
Nevia berdecak pelan.
Bilang mau melamar aja susah.
"Maen yang ini..... anu tante, bukan emm... maen yang biasa." Makin mendekati tujuannya, kegugupan Milan makin besar aja.
"Maen apa, dong, yang ngga biasa?" cetus Emra usil.
"Om juga penasaran, Milan," timbrung Emir dengan tatapan ngga kalah jahilnya dengan Emra.
Milan menatap Nevia seakan minta bantuan. Tapi gadis itu malah melihat ke arah lain.
"Emm.... mau ..... melamar ..... Nevia, om, tante." Akhirnya bisa juga kalimat itu dia ucapkan.
membohongi perasaan masing-masing,
nyesek tau pas Naresh bilang Nathal bukan prioritas nya lagi,
Duh Naresh Naresh...ga takut apa doa emak" online, di doain bucin akut sama Nathalia baru rasa.
Kak Rahma, bikin Naresh menemukan buku Diary nya Nathal, 8 th yg lalu, biar setidaknya Naresh sedikit mengerem ucapannya yg bisa menyakiti Nathal
𝙙𝙖𝙣 𝙨𝙠𝙧𝙖𝙣𝙜 𝙠𝙖𝙢𝙪 𝙢𝙡𝙖𝙝 𝙣𝙜𝙤𝙢𝙤𝙣𝙜 𝙜𝙞𝙩𝙪 𝙠𝙚 𝙣𝙖𝙩𝙝𝙖𝙡𝙞𝙖 𝙨𝙤𝙖𝙡 𝙥𝙚𝙧𝙣𝙞𝙠𝙖𝙝𝙖𝙣 𝙠𝙖𝙡𝙞𝙖𝙣 𝙯𝙜 𝙠𝙖𝙢𝙪 𝙖𝙣𝙜𝙜𝙖𝙥 𝙤𝙧𝙣𝙞𝙠𝙖𝙝𝙖𝙣 𝙗𝙞𝙨𝙣𝙞𝙨 𝙙𝙤𝙖𝙣𝙠, 𝙖𝙥𝙖 𝙣𝙖𝙩𝙝𝙖𝙡𝙞𝙖 𝙜𝙖𝙠 𝙢𝙖𝙠𝙞𝙣 𝙘𝙪𝙚𝙠 𝙣𝙣𝙩𝙞 𝙢𝙖 𝙠𝙖𝙢𝙪...
𝙣𝙖𝙩𝙝𝙖𝙡𝙞𝙖 𝙟𝙣𝙜𝙣 𝙙𝙞𝙗𝙞𝙠𝙞𝙣 𝙡𝙪𝙡𝙪𝙝 𝙙𝙪𝙡𝙪 𝙙𝙚𝙘𝙝 𝙏𝙝𝙤𝙧 𝙨𝙖𝙢𝙥𝙖𝙞 𝙣𝙖𝙧𝙚𝙨𝙝 𝙨𝙖𝙙𝙖𝙧 𝙙𝙞𝙧𝙞 𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙗𝙞𝙠𝙞𝙣 𝙨𝙖𝙡𝙖𝙝 𝙙𝙪𝙡𝙪𝙖𝙣 𝙠𝙚 𝙣𝙖𝙩𝙝𝙖𝙡𝙞𝙖... 𝙗𝙞𝙠𝙞𝙣 𝙣𝙖𝙩𝙝𝙖𝙡𝙞𝙖 𝙢𝙖𝙠𝙞𝙣 𝙘𝙪𝙚𝙠 𝙙𝙖𝙣 𝙜𝙖𝙠 𝙗𝙖𝙥𝙚𝙧𝙖𝙣 𝙗𝙞𝙖𝙧 𝙨𝙞 𝙣𝙖𝙧𝙚𝙨𝙝 𝙖𝙙𝙖 𝙚𝙛𝙛𝙤𝙧𝙩 𝙗𝙪𝙖𝙩 𝙥𝙚𝙧𝙟𝙪𝙖𝙣𝙜𝙞𝙣 𝙘𝙞𝙣𝙩𝙖𝙣𝙮𝙖 𝙣𝙖𝙩𝙝𝙖𝙡𝙞𝙖... 𝙗𝙞𝙖𝙧 𝙙𝙞𝙖 𝙟𝙪𝙜𝙖 𝙜𝙖𝙠 𝙢𝙚𝙧𝙚𝙢𝙚𝙝𝙠𝙖𝙣 𝙥𝙚𝙧𝙣𝙞𝙠𝙖𝙝𝙖𝙣 𝙢𝙧𝙚𝙠𝙖
Om Ocong Ngasih iklan
semangat ya nathali 😍😍😍