NovelToon NovelToon
Sistem Rune Master

Sistem Rune Master

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Sistem / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang / Epik Petualangan / Penyelamat
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: krist junior.

kembali hilang setelah peperangan usai namun ketidakadilan senantiasa datang untuk merobohkan kedamaian

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon krist junior., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12

Langit pagi menyala lembut di atas pelataran Akademi Arkanis. Para murid baru sudah berkumpul, berdiri dalam formasi regu tiga orang. Raut wajah mereka mencampur antusiasme dan ketegangan. Di depan barisan, Instruktur Arven berdiri dengan jubah resminya dan tatapan yang menelanjangi nyali.

"Hari ini kalian akan menjalankan misi pertama kalian sebagai murid Akademi Arkanis," katanya. "Lokasi: Reruntuhan Kuno Telenthar. Target: Ambil pecahan rune elemental dari dalam zona bahaya."

Kiwang berdiri di antara Lia dan Toren, keduanya tampak bersiap.

"Telenthar? Bukannya itu daerah yang belum sepenuhnya dijinakkan?" bisik Lia ke Kiwang.

"Iya, dulu tempat ritual kuno. Sekarang katanya penuh dengan monster penjaga dan jebakan," jawab Kiwang pelan.

"Semakin bagus. Akhirnya misi beneran!" sahut Toren dengan semangat membara.

Instruktur Arven melanjutkan, "Setiap tim harus menembus tiga pos: Gerbang Batu, Jantung Reruntuhan, dan Kamar Inti. Kumpulkan pecahan rune yang kalian temukan. Hadiah akan diberikan sesuai dengan kontribusi dan kemampuan kerja sama."

Beberapa tim lain terlihat gugup.

"Kita bakal saingan sama Rafen dan timnya..." gumam Lia.

"Biarkan saja. Kita fokus saja," kata Kiwang.

Perjalanan ke Telenthar memakan waktu tiga jam. Sepanjang jalan, mereka melintasi tebing batu dan hutan sunyi. Setelah sampai, mereka disambut reruntuhan kota tua yang terbenam dalam kabut biru.

"Ini tempatnya?" tanya Toren.

"Ya. Rasakan energinya. Penuh residu rune lama," kata Lia, memegang jimat rune miliknya.

Di gerbang pertama, sebuah monster batu besar berjaga. Makhluk itu memiliki tubuh setinggi tiga meter dengan retakan-retakan yang berkilau karena rune angin.

"Oke, siapa yang mau jadi umpan?" tanya Toren sambil tersenyum ke Kiwang.

"Biar aku tarik perhatiannya," kata Kiwang. "Lia, jaga belakang. Toren, tunggu sinyal."

"Mengerti."

Kiwang berlari duluan, melepaskan serangan api berbentuk tombak ke dada monster.

BOOM!

Makhluk itu meraung, mengejarnya dengan kaki batu yang berat.

"Sekarang!" teriak Kiwang.

Toren melompat dari balik reruntuhan, menghantam monster dengan palu rune tanahnya.

"Tanah Retak!" teriak Toren.

Ledakan tanah menghantam kaki monster, membuatnya goyah. Lia segera menembakkan rune angin berbentuk cakram.

"Cutter Breeze!"

Cakram itu memotong bagian sendi makhluk tersebut, membuatnya roboh perlahan.

Kiwang memutar tangannya, mengaktifkan rune Spiral.

"Spiral Burn."

Semburan api berbentuk pusaran melahap bagian kepala monster. Makhluk itu mengerang, lalu hancur menjadi debu dan menyisakan pecahan rune hijau.

"Satu berhasil. Dua lagi," kata Kiwang.

Mereka masuk ke dalam reruntuhan, melewati lorong sempit dan pintu-pintu batu yang penuh tulisan kuno.

"Jangan sampai terpisah," kata Lia.

"Gimana kalau kita pasang perangkap juga? Siapa tahu tim lain lewat sini," saran Toren.

"Jangan fokus ke sabotase, Toren," ujar Kiwang. "Kita di sini untuk misi, bukan bersaing dengan bayangan."

Tiba-tiba dari atas, monster mirip laba-laba batu melompat.

"Awas!"

Makhluk itu menjatuhkan jaring rune yang membuat Toren terjebak.

"Sial! Aku gak bisa gerak!"

Lia menyalakan rune anginnya, menciptakan putaran pelindung.

"Wind Wall!"

Jaring terlempar dan Kiwang langsung melompat ke arah monster. Ia berputar di udara dan mengayunkan Flame Hook.

"Seret ini!"

Ia menarik tubuh monster dengan rune apinya dan menghantamkannya ke dinding.

"Kerja bagus, Kiwang," kata Lia sambil membantu Toren.

"Tenang aja. Aku belum kalah. Cuma... jebakannya licik."

Akhirnya mereka sampai di Kamar Inti. Di dalam, sebuah altar besar dengan cahaya biru menyala. Di atasnya mengambang pecahan rune.

Namun sebelum mereka bisa mendekat, tim lain muncul dari sisi kanan: Rafen dan dua rekannya.

"Cepat juga kalian," kata Rafen.

"Kami hanya datang untuk pecahan itu. Tidak perlu keributan," kata Kiwang tenang.

"Sayangnya, aku suka keributan."

Rafen menyerang duluan. Ia menembakkan tebasan angin spiral ke arah Kiwang.

Kiwang melompat ke samping, tangan kirinya menahan, dan tangan kanannya membalas dengan Spiral Burn. Lia menahan rekan Rafen yang mencoba menyelinap, dan Toren menahan lawan yang membawa rune listrik.

Pertarungan berlangsung sengit, tetapi kerja sama mereka akhirnya unggul.

Setelah semua lawan tumbang, Kiwang mengambil pecahan rune.

"Kita selesaikan ini dengan baik."

"Dan cepat sebelum tim lain menyusul," tambah Lia.

Dalam perjalanan pulang, mereka duduk di atas bebatuan besar menghadap matahari tenggelam.

"Kurasa... kita tim yang cukup solid," kata Toren.

"Ya, untuk misi pertama," tambah Lia.

Kiwang hanya tersenyum kecil, menatap pecahan rune di tangannya. Energi dalam benda itu terasa... familiar.

Dan dari bayangan reruntuhan jauh, mata-mata Organisasi Radiant mengamati mereka.

"Mereka mulai bergerak... Saatnya menanam benih kekacauan."

Tim: Kiwang, Lia, Toren. Status: Misi Pertama – Sukses. Rune Baru: Pecahan Rune Angin Tingkat Dasar.

1
Fachri Mamonto
kata katanya tolong jangan dicampur dengan inggris seperti flame mirage kan bisa pakai bahasa indo menjadi bayangan api
krist junior: makasih masukanya
total 1 replies
Davide David
lanjut
Achewalt
Duh, ga nyangka ini bagus banget!
🥔Potato of evil✨
Nggak cuma ceritanya saja yang menghibur, karakternya juga sangat asik. Aku jadi terbawa-bawa suasana. Ciyeee haha
Eirlys
Keren abis, pengen baca lagi!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!