Diora, seorang wanita yang hidup mandiri. Kehidupannya cukup senang, tentram, nyaman, dan damai dengan cinta serta kasih sayang yang diberikan oleh kekasih dan sahabatnya.
Namun, ketentraman itu musnah seketika setelah Davis, pria kaya yang arogan masuk ke dalam kehidupan Diora. Hanya karena kebaikan Diora menolong pria itu ketika badai salju membuat Davis begitu menginginkan Diora menjadi miliknya.
Berbagai cara Davis lakukan untuk mendapatkan wanita itu, hingga akhirnya Diora terpaksa harus menikah dengan Davis atas jebakan yang dibuat oleh pria itu.
Kehidupan pernikahan yang mereka jalani tanpa cinta, karena Davis hanya terobsesi dengan Diora. Akankah pernikahan itu membawa kebahagiaan untuk Diora? Atau sebaliknya?
Follow instagram Author yuk : heynukha
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NuKha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 35
Davis menuruni anak tangga dengan hentakan kaki yang mantap, menggambarkan kekesalannya saat ini. Dengan berat hati ia harus memakai pakaian milik Diora. Sweater berwarna pink dengan bulu-bulu tebal nan halus yang sangat ketat jika dipakai pada tubuh kekar Davis, ditambah celana hangat panjang dengan motif hello kitty. Membuat Diora yang berada di belakang Davis tertawa cekikikan.
George mengalihkan pandangannya melihat arah suara dimana hentakan kaki berasal. Dirinya sangat ingin tertawa dengan tampilan sahabatnya itu. Tampilan yang tadinya seperti anggota Man in Black, kini berubah menjadi pria hello kitty. Namun ia hanya menahan tawanya dengan mengatupkan bibirnya agar suara nyaring yang dapat menjatuhkan imagenya tidak keluar.
“Berani kau menertawakanku!” sungut Davis setelah ia menghempaskan tubuhnya pada sofa yang berukuran panjang. Ia tak duduk di kursi semula, sebab sudah basah.
“Aku tidak menertawakanmu,” elak George dengan wajah dinginnya serta mengedikkan bahunya pertanda dirinya tidak melakukan apa yang dituduhkan kepadanya.
“Kau pasti sengaja kan mengerjaiku?” tuding Davis menunjuk Diora yang duduk pada sofa sama namun berjarak.
“Fitnah lebih kejam daripada tidak memfitnah,” kelakar Diora sembari menepis jari Davis yang menudingnya. Lalu ia sedikit tersenyum bahagia melihat kekesalan pria arogan itu, idenya berhasil membalas Davis agar kesal.
Davis menghembuskan nafasnya kasar, ingin rasanya ia memberi pelajaran pada Diora dengan langsung menerkamnya saat ini juga. Namun ia urungkan, sebab itu bukanlah misi ketiganya.
“Sopan santunmu sebagai tuan rumah mana? Kau menelantarkan tamumu tidak kau tawari minuman,” cibir Davis dengan melipat kedua tangannya di dada.
“Maaf, mau minum apa?” tawar Diora merasa sedikit tak enak, sebab dirinya yang dibuat kesal sedari kedatangan Davis mendadak lupa dengan etikanya dalam menyambut tamu.
“Susu hangat,” jawab Davis.
“Aku tak memiliki susu, sebab aku tak suka meminum susu,” kilah Diora. Ia tak menyukai susu karena sewaktu kecil ia pernah diberi susu yang sudah melebihi tanggal kadaluarsa oleh ibu tirinya di Melbourne, hingga dirinya muntah selama hampir satu minggu. Membuat dirinya kini trauma untuk meminum susu lagi.
“Tidak mungkin seorang wanita tak memiliki susu,” tampik Davis, pandangannya kini beralih melihat sesuatu yang menonjol di dada Diora yang tertutup baju tidur hangat dan tebal itu. “Bahkan kau selalu membawa dua kemanapun kau pergi,” lanjutnya memberikan tatapan penuh arti.
“Dasar mesum!” berang Diora menyilangkan kedua tangannya di dada. Ia paham dengan arah pandangan yang diberikan Davis. “Aku akan membuatkanmu jahe hangat,” tegasnya tak menerima permintaan lainnya.
Diora kini berada di dapur, membuatkan jahe hangat dari bubuk jahe kemasan siap seduh. Ingin dirinya mengerjai lagi dengan menambahkan bubuk cabai agar minumannya lebih terasa panas lagi di bibir, namun ia tak sejahat itu.
“Silahkan diminum sebelum menjadi es jahe.” Diora meletakkan dua gelas kecil ke meja di hadapan Davis dan George.
“Kau tidak meracuniku kan?” tanya Davis penuh sindiran.
“Aku tidak sejahat itu tuan,” balas Diora lalu mengerucutkan bibirnya kesal.
“Siapa tahu kau kesal denganku atau kau ingin membunuhku agar hutangmu tidak aku tagih,” tuduh Davis menghakimi.
“Aku memang kesal denganmu tapi aku tak sejahat yang kau fikirkan,” tukas Diora, lalu memberikannya sebuah sindiran. “Jangan selalu berfikiran buruk dengan seseorang, sebab fikiran buruk yang selalu kau fikir itu, bisa saja menggambarkan bahwa dirimu memiliki sifat yang kau tudingkan terhadap orang lain.”
my love cocoknya panggilan itu buat Doria bukan sebaliknya ya Thor ....he....
Dannes
baru emak bapak nya 😁
tapi kesemuanya bagus2 thor
lgsg like, subscribe,vite dan d tutup ☕