NovelToon NovelToon
Ibuku Adalah Surgaku

Ibuku Adalah Surgaku

Status: sedang berlangsung
Genre:Matabatin
Popularitas:817
Nilai: 5
Nama Author: Rosida0161

Bagi seorang ibu selama khayat di kandung badan kasih sayang pada anak tak akan hilang. Nyawa pun taruhannya, namu demi keselamatan sang anak Suryani menahan rindu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosida0161, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Masakan Mengingatkan Masa Lalu

Suryani membantu Yanti menyiapkan makan siang untuk Non  Nila dan suaminya Tuan muda Yanuar.

Semua sudah siap disajikan. Sate daging khas dalam. Semur kecap ayam. Sayur lodeh serta sambel pedas manis. Tak lupa sayur sop wortel dan sosis kesukaan Jery anak tunggal mereka yang berumur lima tahun. Serta Salat yang terdiri dari serut wortel, rebus kentang yang dipotong kecil, serta rebusan putih telur dan daun selada mentah.

"Silahkan Non," santun Suryani yang tetap bermasker itu membungkukkan sedikit tubuhnya di hadapan Nila.

"Oh ini asisten baru di sini," ujar Nila menunjuk Suryani.

"Ya, Non," angguk Suryani.

Nila memperhatikan lauk yang dihidangkan.

"Hem lodehnya ini kesukaan suamiku dan sambel pedas manis, tapi cabenya yakin nggak satu pun biji yang terbawa, kan, Bik?"

"InsyaAllah, Non"

"Ya sudah aku akan panggil suamiku dulu,"

Suryani terpekur kok semua serba kebetulan dengan menu kesukaan Tuan Yanuarnya dulu. Sayur lodeh dan sambel pedas manis memang sayur dan sambel favoritnya putra majikannya yang dulu.

Ah muda mudahan hanya serba kebetulan saja, batin Suryani agak ngeri ngeri juga jika Tuan muda Yanuar suami Non Nilanya itu adalah Yanuar tuan mudanya yang dulu.

Yanti masuk membawa kerupuk serta potongan apel dan pisang untuk dibuat penutup makan siang. Tak ketinggalan puding untuk Jeri.

"Bik kok melamun, sih?" Yanti menepuk lembut pundak Suryani.

"Oh, aku senang memandang semua lauk dalam wadah yang bagus bagus, Yanti," 

"Oh ya di sini wadah untuk lauk memang bagus- bagus dan mahal,"

"Ayo Pa, makan sudah siap semuanya. Lodeh dan sambelnya enak, terus satenya juga kelihatannya mantap," terdengar suara Nila yang merangkul pundak Yanuar suaminya.

"Aku juga makan Sop Sosis, Mam," berlari Jeri dari pangkuan Omanya.

"Ayo sayang,' sambut Yanuar.

Suryani merinding merasa kenal dengan suara itu.

"Mama nggak sekalian makan bareng kita?" Yanuar menoleh pada mamanya.

"Suara itu ya Tuhan tak salah lagi!"

Suryani tercekat dengan raut muka gugup. Untung saja mengenakan master jadinya Yanti tak menyadari perubahan raut mukanya yang saat ini seperti orang ketakutan.

"Mama sudah makan tadi soalnya harus minum obat jadi nggak nunggu kalian," seru Nyonya Sugandi yang belakangan ini memang kurang enak badan.

Dan saat Suryani nekat menoleh ia betul betul panik. Raut muka Yanuar sudah tak asing baginya. Walau sudah berjalan dua puluh tahun lebih, tapi garis muka Tuan muda Yanuar yang berumur delapan belas tahun dulu, masih jelas ada pada muka lelaki yang kini telah tiga puluh delapan tahun itu.

"Yan aku sedang masak masak sayur takut gosong," segera Suryani berlalu ke belakang.

"Ya, Bik," angguk Yanti menunggu pasangan Yanuar dan Nila serta Jeri sampai di meja makan. 

Memang begitu ia akan menunggu setiap majikannya akan bersantap hingga mereka tak memerlukannya lagi. Artinya wajib asisten menunggu tak jauh dari meja makan untuk mengambil sesuatu yang diminta majikan yang tak ada di meja makan. Setelah semua aman tak memerlukan tambahan apa pun, barulah si asisten yang bertugas mengawal acara makan itu, berlalu ke belakang.

Suryani berdiri dengan dada berdebar di dapur. Ternyata benar suami dari Non Nilanya adalah Yanuar Putra Sunyoto majikannya yang terbunuh dulu.

"Aduh bagaimana ini jika sampai Tuan muda Yanuar tahu jika aku bekerja di sini?"

Terbayang bagaimana marahnya dulu Yanuar saat tahu papanya tewas.

Pemuda yang waktu itu berumur delapan belas tahun dan bersekolah di luar negeri langsung pulang begitu mendengar papanya meninggal.

"Bik Sur dimana Adi anak Bibik?!" Suara Yanuar membentak.

"Sudah lima hari ikut pamannya yang transmigrasi ke Kalimantan," jawab Suryani menunduk.

"Bohong!!" Bentak Yanuar, "Dimana anak itu kamu sembunyikan, hah?!"

"Tidak ada Tuan muda," geleng Suryani.

"Pasti dia sudah kamu suruh pergi, kan, awas kalau dia kutemukan akan kutemukan badannya, karena di pecahan beling ada sidik jari anak kecil.Siapa lagi jika bukan didik jari anakmu, hah?!!"

"Saya ingin Hakim Yang Mulia menghukum dia seberat beratnya, selain membunuh, perempuan yang sudah ditampung di rumah kami bersama anaknya ini, memfitnah Papa saya bermaksud untuk memperkosanya,"

"Saya tidak bohong Pak Hakim, Tuan memang berusaha untuk melecehkan saya, dan saya tidak bermaksud membunuh, tapi ingin menyelamatkan kehormatan saya, dan saya saya ... meraih apa saja yang bisa saya dapatkan ..." Suryani menangis, "Dan saya tak sadar sudah memukulkan pajangan itu ke kepala Tuan, sungguh Pak Hakim saya tidak bermaksud untuk membunuh ...hu ...hu ..hu ... maafkan saya. Minta maaf atas khilaf saya ..."

"Bik Yani ngapain berdiri depan kompor?" Mak Minah muncul merasa heran melihat Suryani terpekur di depan kompor yang tak sedang memasak apa pun.

"Oh Mak Minah, saya sedang mengagumi kompor modern sebagus ini, Mak,"

"Namanya juga orang kaya bos perusahaan, ya peralatan masaknya pun bagus dan berharga ratusan juta," ujar Mak Minah yang percaya ucapan rekan barunya itu.

"Sana duduk duduk dulu, kalau Non Nila datang bakalan banyak pekerjaan. Buat cemilan, buat kue Tuan kecil Jeri, pokoknya ekstra tenaga, deh,"

"Ya, Mak Minah," tak menunggu lagi segera Suryani keluar dari dapur dan menuju ke kamarnya.

Di kamar ia melepas masker sekaligus melepas ketegangan yang sejak mendengar dan melihat sosok Tuan muda Yanuarnya, begitu menyiksanya.

Tapi walau berusaha tenang tetap saja dadanya berdebar.Jika lelaki yang sudah menjadi ayah itu tahu siapa dirinya, pasti dirinya akan diusir. Dan semua orang di dalam ruma majikan barunya itu akan membencinya. Siapa yang akan menerima manta narapidana pembunuh?

"Ya Allah lindungi hambaMu ini dari hal yang buruk," seru hatinya dengan air mata berlinang.

Jika Suryani dengan kecemasan dan ketakutannya dipecat dan diusir, tidak demikian dengan suasa di meja makan.

Nila heran melihat selera makan suaminya begitu meningkat drastis. Yanuar tampak merasa cocok dengan masakan yang dihidangkan di meja.

"Lodeh dan sambel serta semur kecapnya enak. Pas rasanya. Pedasnya juga manisnya nih sambel. Lodehnya juga enak. Dulu aku sangat akrab dengan masakan begini. Pas Persis dengan masakan ..." tiba tiba raut muka Yanuar berubah tegang.

"Kenapa sayang?" Nila menyentuh tangan suaminya penuh perhatian.

"Perempuan itu pembunuh. Bersama anaknya membunuh Papaku!!"

'Lupakan dia sayang kan sudah dipenjara," bujuk Nila yang sudah tahu riwayat kematian mertua lelakinya yang tak sempat dikenalnya. Tentu saja versi suaminya, bahwa papa mertuanya difitnah dan dibunuh.

"Tapi lezatnya masakan ini mirip olahannya jadi membuatku ingat peristiwa pedih itu!" Geram Yanuar.

"Sayang ayo jangan merusak seleramu. Namanya masakan ya banyak yang mirip bahkan sama. Kan bumbu bebas didapat di pasar

 Yuk lupakan perempuan keji itu, Dilanjut makannya," akhirnya Nila berhasil membujuk suaminya.

Yanti yang masih melayani permintaan Jeri tentu saja mendengar semua percakapan itu.

"Bik Yani, " lapor Yanti pada Suryani, 'Tahu nggak, Tuan muda sangat suka dengan sambel dan lodeh serta semur kecap Bik Yani, cuma tadi terjadi ketegangan!"

Suryani berdebar.

Yanti menceritakan apa yang didengarnya tadi.

Suryana bergidik, dan ia berusaha menyembunyikan kecemasan serta ketakutannya. Sedangkan Yanti terus bercerita.

"Tuan muda Yanuar marah pada Bibik pembantunya yang telah membunuh papanya. Huh amit amit ya, Bik Yani kok bisa itu pembantunya Tuan muda dulu kerja di sana punya jiwa membunuh!" Yanti tak menyadari jika Suryani di sampingnya sedang dalam kecemasan  khawatir diketahui jika yang masak kesukaan Yanuar itu adalah dirinya, si pembantu yang diceritakan.

Bersambung

1
Marifatul Marifatul
🤔🤔🤔
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!