Ditindas, dijual oleh keluarga sendiri, dimanja dan dibela oleh keluarga suami
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pelangi senja11, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 12. Sah
Disebuah butik, Bu Lusi dan April memilih pakaian yang pas ditubuh April.
Setelah itu Bu Lusi mengajak April membeli beberapa keperluan lainnya , apa saja yang dibutuhkan April dan untuk akad nikahnya.
Selesai membeli semuanya, April dan Bu Lusi kembali pulang, keduanya pergi diantar oleh orang suruhan Juni.
Setelah sampai dirumah, April langsung masuk ke kamarnya, gadis cantik itu ingin membersihkan diri.
Sedangkan Bu Lusi mencari Mbok Darmi, Bu Lusi ingin memberikan sesuatu yang dia beli tadi untuk Mbok Darmi.
Bu Lusi membeli baju untuk Mbok Darmi, agar Mbok Darmi memakainya besok waktu akad nikah Juni dan April.
Bu Lusi tidak memandang rendah siapapun, walaupun Mbok Darmi hanya pembantu, tapi Bu Lusi tetap membelinya baju.
Juni dan Agus baru sampai dirumah, keduanya baru pulang dari rumah Bu Martha, sampai dirumah, Agus pamit, sedangkan Juni langsung masuk kerumah.
Juni berpapasan dengan Bu Lusi yang sedang santai menikmati minuman segar yang dibuat oleh Mbok Darmi untuknya.
"Kamu baru pulang, gimana apa kamu mendapatkan semuanya ?" tanya Bu Lusi saat bertatapan dengan Juni anaknya.
Juni duduk di sofa, dia menarik menghela nafas berat. "Bu Martha, Ibunya April tidak tinggal dirumah itu lagi, dia diusir, rumahnya dijual oleh suaminya, kami tidak tau dia kemana, tapi surat dan yang lainnya kami dapat di tempat sampah, penghuni baru rumah itu hampir saja membuangnya." Juni bercerita apa yang dia dapat dirumah April.
"Alhamdulillah, untuk kamu datang tepat waktu, yang terpenting kartu keluarga, Bu Martha kenapa diusir, dan kenapa suaminya menjual rumah, memangnya dia bertengkar dengan suaminya ?" tanya Bu Lusi karena dia tidak tau tentang kehidupan Bu Martha.
Pembicaraan keduanya tanpa sengaja tertangkap telinga seseorang, Juni dan Bu Lusi terkejut saat mendengar suara seseorang itu yang seperti terisak.
"Ibu, apa yang mas katakan, apa benar ayah sudah menjual rumah Ibu, lalu kemana Ibu ?" April sedih, khawatir, Bu Martha adalah Ibunya, Bu Martha yang telah berjuang dan berkorban membesarkannya, dan keduanya sudah seperti anak kandung dan Ibu kandung.
Juni dan Bu Lusi langsung menoleh pada asal suara, kedua ya melihat April yang sudah berlinang air mata.
Tentu saja April khawatir dan sedih karena yang April tau, Ibunya tidak punya sanak saudara, dan kalau Ibunya diusir, dia harus tinggal dimana.
"Mas, jawab, Ibu pasti tidak punya tempat tinggal, aku tidak bisa membiarkan Ibu sendiri seperti itu, aku harus mencari Ibu." Ujar April kakinya melangkah cepat kepintu utama.
Juni segera mengikuti langkah April, dia menahan tangan April agar tidak keluar dari rumah.
"Kamu mau kemana, ini sebentar lagi malam, kamu tidak bisa keluar rumah, diluar tidak aman, orang itu pasti sedang mencari mu." Juni menahan April agar tidak keluar, karena sudah pasti juragan Sofyan dan juga pak Alan sedang mencarinya.
"Tidak, mas, aku harus mencari Ibu, Ibu pasti sangat menderita, dia tidak punya siapa-siapa disini, dia hanya punya aku, dan aku tidak bisa membiarkan Ibuku berada dijalan malam-malam, kalau terjadi apa-apa gimana ?" April saat takut kalau Ibunya di jahati oleh orang di luar sana.
"Itu benar nak, sebentar lagi malam," Bu Lusi mendekat mengelus-elus pundak April, agar April tidak khawatir.
"Tapi Bu, Ibuku pati--"
"Iya,Ibu mengerti perasaan kamu, ini sudah hampir malam, biar besok saja kita cari Ibumu, ayo kita duduk dulu." Bu Lusi membawa April keruangan keluarga.
April juga tidak menolak, dia menurut saja.
"Sebenarnya apa yang terjadi, siapa yang Juni bilang, kenapa mereka mencari mu, apa kamu ada masalah ?" Bu Lusi ingin tau kenapa ada yang mencari April.
April menceritakan semua kejadian, dari dia dijadikan penebus hutang, hingga dia pergi dari rumah.
April tidak menceritakan bagian dia bertemu dengan Juni dan hingga dia tinggal disini karena Juni memberi isyarat agar April tidak menceritakan dia bertemu dengan Juni.
Juni tidak mau Ibunya tau kalau dia dengan April bukan pacaran, Juni sudah sepakat kalau Ibu Lusi Tidka boleh tau hubungan keduanya.
Bu Lusi sangat marah mendengar cerita April, tangan wanita paruh baya itu mengepal erat.
"Ternyata begitu ceritanya, hidup kami sangat rumit, Juni kamu harus jaga April baik-baik, dan kamu minta orang kamu mencari Bu Martha." Bu Lusi selain marah dia juga kasihan sama April, hidup April pasti sangat menderita.
Bu Lusi bukan seperti Ibu pada umumnya, dia bukannya membenci April setelah tau kehidupan April, Bu Lusi malah semakin sayang pada April, karena dia kasihan dengan kehidupan calon menantunya itu.
"Iya Bu, aku pasti akan menyuruh orang mencari Ibunya April, tapi gimana caranya, mereka tidak mengenal Ibunya April." memang benar yang dikatakan Juni, orangnya Juni pasti tidak mengenal Bu Martha.
"Apa barang yang tadi kamu bawa, tidak ada selembar pun foto Bu Martha, kalau ada kirimkan pada orang mu, agar mereka mudah untuk mencarinya.
"Aku tidak tau Bu, tapi sebentar aku ambilkan barang itu dulu siapa tau ada foto Bu Martha." Juni langsung bangkit dari duduknya, dia keluar mengambil semua barang di bagasi mobilnya.
Tidak lama kemudian, Juni kembali dengan barang ditangannya. Juni meletakkan barang dia bawa dari rumah Bu Martha diatas meja ruang keluarga.
April langsung mengobrak abrik barang yang Juni Baw dari rumahnya.
April menemukan selembar foto Bu Martha bersama dirinya, kemudian dia memberikan foto itu pada Juni.
April juga menemukan, barang waktu dia kecil. dari mulai baju, kartu keluarga, dia juga menemukan gelang miliknya yang bertulisan Aprilia binti Setiawan.
"Mas, Bu, ini gelang waktu aku kecil, dan Ibu menyimpannya." April memperlihatkan pakaian dan gelangnya pada Bu Lusi.
"Kamu sabar ya nak, orang Juni pati akan mencari Ibu mu dimana, kamu tidak perlu cemas, sebaiknya kamu pergi istirahat dulu." Bu Lusi sangat paham kecemasan April, semau itu terlihat dari raut wajah April.
"Kamu harus bisa menemukan Bu Martha, apapun caranya, dan jangan pernah menyakiti istrimu, buatlah dia bahagia, April sudah sangat menderita selama ini." Ujar Bu Lusi setelah April berlalu kekamarnya.
Juni mengangguk, dia setuju dengan pendapat Ibunya, dai harus mencari Bu Martha sampai ketemu.
***
Keesokan paginya, semau dekorasi sudah siap, Bu Lusi sudah mengurus semuanya.
Sebentar lagi pak penghulu akan datang, jadi Juni dan April harus bersiap-siap.
Tidak lama kemudian, April dan Juni dipanggil karena penghulunya sudah datang.
Dihari ini tidak ada pesta, acara ini hanya untuk Juni dan April menikah. Juni sudah siap duduk didepan penghulu, beberapa saat kemudian terdengar kata sah dari mulut para orang yang menjadi saksi.
kisah nya sama dengan April karena April juga awal nya ditolong sama Juni dan akhirnya mereka menikah ibu Juni pun sosok yang baik dan sayang serta perhatian sama April.. semoga ibu nya Agus pun demikian juga dengan Ayu
Blum y thor..🤣🤣🤣