NovelToon NovelToon
Mr. Dark

Mr. Dark

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Single Mom / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: El_dira

The Orchid dipimpin oleh tiga pilar utama, salah satunya adalah Harryson. Laki-laki yang paling benci dengan suasana pernikahan. Ia dipertemukan dengan Liona, perempuan yang sedang bersembunyi dari kekejaman suaminya. Ikuti ceritanya....


Disclaimer Bacaan ini tidak cocok untuk usia 18 ke bawah, karena banyak kekerasan dan konten ....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El_dira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10 Diterima Bekerja

“Kamu diterima.”

Kata-kata itu menggema di benak Liona, memenuhi dadanya dengan perasaan campur aduk antara syok dan lega. Dia nyaris tidak percaya pria itu meneleponnya lagi untuk menawarkan pekerjaan sebagai pembantu. Ia sudah mengira takkan mendapat kabar—ia pikir mereka telah memutuskan bahwa dirinya bukan orang yang layak dipertaruhkan.

“Hanya untuk satu bulan. Anggap saja masa percobaan.”

Kegembiraan yang baru saja tumbuh di hatinya seketika sirna. Tentu saja, tidak permanen. Ia memang tidak punya pengalaman… dan rasa percaya dirinya juga rapuh.

Namun, Liona berusaha menguatkan suaranya. Ia tak ingin terdengar ragu—takut pria itu akan menarik kembali tawarannya. “Saya mengerti,” katanya pelan.

“Besok pagi kamu mulai. Ini posisi tinggal di tempat. Jadi bawa semua barangmu.”

Liona membeku sejenak. Tinggal di tempat? Ia tak pernah menyangka akan diminta seperti itu. Tapi ia tak bisa menolak.

Pekerjaan seperti ini tak datang dua kali. Ia harus menerima. Karena semakin cepat ia bisa mengumpulkan uang, semakin cepat pula ia dan Akram bisa meninggalkan Chicago—menuju tempat yang lebih aman. Tempat di mana tak ada lagi bayang-bayang Bennedit.

Namun, memikirkan apa yang harus dilakukannya membuat hatinya serasa ditusuk.

Malam itu, saat makan malam bersama Ema dan Ibu Ana, Liona menjelaskan segalanya.

“Tolong... bisakah kalian menjaga Akram untukku? Jaga dia tetap aman. Aku akan kembali segera setelah cukup uang terkumpul. Aku tak akan meminta ini jika punya pilihan lain…”

Tanpa banyak kata, keduanya mengangguk setuju. Kebaikan mereka membuat mata Liona berkaca-kaca. Tapi bagian tersulit masih menanti—saat ia harus berpamitan pada Akram.

“Aku akan sering mengunjungimu, aku janji. Ini hanya sementara, sayang. Mama sedang berusaha supaya kita bisa mulai hidup baru.”

Anak itu menatapnya dengan mata cokelat besarnya yang polos. Dada Liona sesak. Ia tahu Akram belum sepenuhnya mengerti. Dan saat pagi menjelang, Liona hampir berubah pikiran. Tapi ia tahu, anaknya akan aman bersama Ema dan Ana. Ini adalah langkah pertama menuju kebebasan dari masa lalu mereka—dari Bennedit.

---

Liona memastikan ia datang lebih awal ke tempat yang ditentukan—sebuah kasino yang luas. Tapi begitu sampai, ia langsung menyesal. Nagita dan seorang petugas keamanan yang sama dari kemarin menatapnya sinis saat ia menunggu di lobi.

Ia sadar mereka memperhatikan bahwa ia masih memakai pakaian yang sama seperti kemarin. Semalam, ia terpaksa tidur hanya berbalut kain karena harus mencuci satu-satunya pakaian yang ia punya. Ia telah mandi dan mencuci dengan bersih, namun rasa malu tetap menghangatkan pipinya.

Tas kecil pinjaman dari Ema tergenggam di tangannya—berisi sweter kebesaran, beberapa buku pinjaman, dan album foto Akram yang paling berharga. Saat Liona melarikan diri dari Bennedit, album itu adalah benda pertama yang ia selamatkan.

Jam menunjukkan pukul 10 lebih sedikit ketika pria itu tiba—Harryson Orchid. Liona menarik napas lega. Setiap menit keterlambatannya tadi membuat hatinya dihantui keraguan, takut pria itu berubah pikiran.

Harry menatap tas kecil di tangan Liona. “Itu semua barangmu?”

Liona mengangguk cepat. “barangku tidak banyak.”

Tanpa banyak bicara, Harry mengulurkan tangan. “Biar aku bawa ke mobil.”

“Oh, tidak perlu—”

“Berikan saja,” ujarnya dengan suara rendah dan berat. Liona menyerahkannya, mencoba menyembunyikan getar di jemarinya.

Mereka masuk ke dalam SUV hitam yang tampak mengintimidasi. Liona duduk diam, tubuhnya mengecil di kursi penumpang. Harry menyetir dengan tenang. Ponselnya bergetar beberapa kali, namun ia tak mengangkatnya. Hening membungkus mereka.

Tangan kanannya mencengkeram kemudi, menonjolkan guratan otot dan urat yang tajam. Liona tak sengaja memperhatikan tatonya—tengkorak dengan mulut terbuka menelan setangkai mawar, menyatu dalam bayang dan cahaya seperti asap. Ada cerita di balik itu, tapi ia tahu—cerita itu bukan untuk dirinya. Ia menelan ludah, menatap ke depan, menjauhkan pikirannya dari pria di sebelahnya yang tampak keras, penuh luka, dan menyimpan bahaya.

“Kau punya pertanyaan?” tanya Harry tiba-tiba.

Liona menggeleng.

“Tidak ada sama sekali?”

“Tidak, Tuan.”

Ia menghela napas, matanya tetap fokus ke jalan. “Baiklah. Aku yang akan bertanya.”

Liona menoleh, menunggu.

“Mengapa kau menerima pekerjaan ini?”

“Saya… butuh pekerjaan,” jawabnya ragu.

“Kenapa?”

Mulut Liona terbuka, lalu tertutup lagi. Ia tak tahu harus berkata apa.

“Lupakan,” gumam Harry. Ia bisa melihat Liona tak akan memberikan jawaban lebih.

Setelah itu, pria itu mulai menjelaskan tugasnya. Memasak, membersihkan, mengatur rumah, memastikan semua kebutuhan domestik terpenuhi. Liona hanya mengangguk.

“Aku tahu kita sudah bicara soal ini saat wawancara,” kata Harry, “tapi kamu perlu tahu… para pembantu sebelumnya tidak ada yang bertahan.”

Liona diam, menunggu penjelasan.

“Beberapa tak bisa membersihkan sesuai standar saudara perempuanku. Yang lain tak bisa masak. Satu menyembunyikan fakta kalau saudaranya polisi. Ada juga yang mencuri. Terakhir… ya, dia hanya bertahan seminggu.”

Liona menelan ludah. Sekarang ia tahu… ia harus bisa masak, harus bersih, jujur, dan bisa dipercaya. Tapi ia juga tahu—ada satu hal yang belum ia ceritakan. Ia tidak mengatakan bahwa ia kabur dari suami yang kejam. Tidak mengatakan bahwa ia punya anak.

Tapi ia tidak mencuri. Tidak pernah. Meski Bennedit menuduhnya mencuri Akram.

Oh Tuhan… bisakah ia benar-benar bertahan?

“Sudah sampai,” kata Harry saat mereka melewati gerbang besar. Orang-orang bersenjata menyambut mereka dengan tatapan tajam. Jalan masuk yang mewah membentang, dan akhirnya mobil berhenti di depan rumah megah dengan halaman luas.

Dan di sana, berdiri tegak di tengah taman hijau, sebuah patung besar Bunda Maria menyambut Liona masuk ke kehidupan yang akan mengubah segalanya.

1
via☆⁠▽⁠☆人⁠*⁠´⁠∀⁠`。⁠*゚⁠+
mampir kakak /Hey/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!