Dua wanita kembar yang menjalani takdir masing masing. Inha dengan karakter pendiam dan terpaksa menikah dengan seorang duda beranak satu dan Inka yang selalu ceria dan mencintai seorang pria yang terlihat tidak menyukainya .Namun, ternyata ia salah karena pria itu selalu menyukai dalam diam.
Apakah pernikahan mereka akan baik-baik saja? Mampukah Inha menerima status sebagai ibu sambung di usia muda nya?
Bisakah Inka keluar dari situasi tersulit di hidupnya?
Selamat membaca.... 🥰😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Han_hania, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
Inka yang ceria kini datang seorang diri ke kedai kopi yang dijanjikan oleh Putri. Ia meminta pak Ari untuk pulang menjemput Inha yang masih di rumah.
"Inka...!!! " Panggil Putri dari jauh, ia memesan meja di sudut Cafe agar pandangannya bisa ke segala arah.
"Eh, put. " Inka melihat putri dengan seorang pria berkulit putih. Matanya langsung mengukur kadar ketampanan pria itu dan sudah pasti membaca semua harga barang yang dipakai pria itu. "Not bad, sepertinya anak orang kaya. " Gumamnya dalam hati
"Kenalin temen gue, Dilan. "
"Aku Dilan. " Ucap pria itu
"Milea eh, maksudku Inka. " Seperti biasanya gadis itu berkelakar untuk mencairkan suasana. Benar-benar tidak menyangka ia berada disini dan menemui teman Putri.
"Kalian mengobrol lah, aku akan pesan kopi. " Putri sengaja memberi ruang pada mereka untuk mengobrol. Ia tidak tahu ini salah atau tidak, mengenalkan Inka pada sahabat baiknya. Ini Putri lakukan karena merasa kesal dengan sang kakak yang tidak pernah melihat Inka sebagai seorang wanita padahal jelas-jelas gadis itu suka dengan nya.
"Lebih baik Inka berkenalan dengan Dilan daripada sama kak Antoni yang pendiam itu, pria tapi tidak punya nyali. Tidak merespon, tidak ada jawaban. Heran aku, ada pria sedingin itu. " Putri bergidik ngeri sendiri melihat sifat kakaknya yang tidak bisa dimengerti dan dipahami.
Dan di seberang sana, ada seorang pria yang telinganya terasa panas dan berdengung. "Sepertinya ada yang sedang membicarakan diriku. " Gumam Antoni
" Maaf sudah menganggu waktumu. "Ucap Dilan dengan basa basi
" Tidak perlu minta maaf, lebaran sudah lewat. "Kelakar Inka
" Kau lucu juga, hahaaha.. "Dilan terlihat suka dengan humor Inka, gadis yang menyenangkan, batin nya.
" Aku sering melihatmu di live media sosial dan ternyata benar kau cantik dan menyenangkan. "Puji Dilan
" Wah, Terima kasih. "Namun wajah Inka terlihat sedih, ia mengingat pria dingin yang tidak pernah memujinya sekalipun. Ia melamun.
" Hei, apa yang kau pikirkan? "
"Tidak lan. Hanya saja aku mengantuk, baru saja selesai kerja. " Jawabnya dengan bohong
"Boleh aku berteman dan meminta nomor ponselmu? "Dilan tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan emas ini. Siapa yang tidak tahu Inka, anak dari Davian seorang keluarga terpandang yang memiliki banyak bisnis. Orangtuanya tajir dan juga baik. Jika ia bisa menikah dengan Inka, maka dia salah satu pria beruntung yang bisa masuk ke dalam keluarga Davian. Namun terlepas dari latar belakang keluarga Inka, ia merasa nyaman saat bicara dengan gadis itu. Inka gadis yang periang dan ramah.
"Tentu saja. "
Akhirnya mereka bertiga mengobrol hingga malam. Namun Dilan tidak diijinkan untuk mengantar Inka karena gadis itu dijemput oleh Khaffi.
"Aku kan minta pak Ari yang jemput, kenapa yang datang kamu. " Inka melihat Khaffi yang datang dengan tergesa-gesa. Bahkan tanpa ba bi bu ia langsung menggendong Inka seperti karung beras dan melemparkan nya ke dalam mobil.
Putri hanya melihat jengah, sudah seperti biasa adegan ini ia lihat karena Khaffi bukan orang yang sabar. Sedangkan Dilan, hanya menatap penuh dengan tanda tanya, siapa pria yang terlihat kasar ini.
"Khaffi...!! " Teriak Inka sembari merapikan rambutnya. "Aku ini princess, bukan karung beras yang bisa kau angkat dan kau lempar sesuka hati! "
"Berisik!! " Ucapnya
"Hai putriku yang paling manis, aku pulang dulu. " Khaffi mengerlingkan matanya pada gadis itu sedangkan putri hanya menatap jengah. Pria menyebalkan itu selalu saja menggoda nya.
" Siapa dia? Pacarmu?"Tanya Dilan
" Dih! Amit-amit,dia itu pria stress yang selalu antar jemput Inka. Kau tidak bisa sembarangan dengan Inka karena ada banyak orang yang akan melindungi nya. "
"Berarti aku tidak bisa antar jemput Inka ? "
Putri menggelengkan kepala dengan cepat, "Kau harus minta ijin dengan orang tuanya terlebih dahulu dan itu tidak mudah. "
"Benarkah, aku jadi ingin lebih kenal dengan gadis itu.Dia baik. "
Putri hanya menghela nafas panjangnya, sudah banyak pria yang terpikat dengan Inka namun gadis itu hanya melihat kakaknya seorang. "Cinta memang aneh. " Gumamnya
"Apa? " Dilan mendengar Putri yang bergumam.
" Tidak ada, ayo kita pulang. Nanti kita janjian dengan Inka lagi. " Putri berjalan sembari mengirim pesan dan video pada kakaknya tentang kejadian hari ini.
Antoni membuka pesan yang dikirimkan adiknya. Ia melihat gadis itu tersenyum lebar bersama seorang pria muda.
"Maafkan aku yang pecundang ini. " satu kalimat yang keluar dari mulut nya saat melihat video itu.
Dan disisi lain,
Terdengar umpatan dan makian dari seorang gadis yang duduk disamping kursi pengemudi. Beberapa kali ia menjambak rambut Khaffi dengan kasar.
"Aku tidak suka saat kau menggendong ku seperti itu. Malu Khaffi! " Teriaknya
"Memangnya kau tidak pakai baju sampai-sampai kau malu. Jika aku tidak seperti itu yang ada kau akan mengobrol lama dengan si putri itu. " Seperti yang sudah-sudah kebiasaan Inka memang mengobrol lama jika bertemu putri.
"Tapi kau menjatuhkan harga diriku, aku kan sedang pendekatan dengan pria tadi. " Cerocos Inka dengan kesal
"Dih! Bicara harga diri, kau itu amnesia atau pura-pura lupa masih mengejar Antoni sampai sekarang. Datang ke kencan buta untuk mengalihkan perasaanmu. Jika kau ingin punya harga diri, lupakan pria yang tidak mencintaimu dan menikahlah dengan ku. "
Inka menoyor kepala Khaffi, ia tahu pria itu sedang bercanda "Nikah sana sama beti, tuh dia masih mau produksi lagi. "
"Kalau gue nikah sama beti yang ada gue di tanduk langsung sama si beta. Beti aja udah ngelahirin lima anak masa mau nambah. "
Mereka selalu bicara absurd tentang apa saja dan kali ini tentang beta beti, kambing milik Keken dan Farah yang sudah menghasilkan anakan. Inka tergelak tawa bersama Khaffi memang menyenangkan, dia sudah seperti sosok kakak lelaki yang selalu melindunginya dan selera humor mereka sama.
" Sudah waktunya mencintai diri sendiri dan lupakan cinta yang bertepuk sebelah tangan. "Kali ini Khaffi bernada serius.
" Apaan sih, Fi. " Inka tahu kemana arah pembicaraan Khaffi kali ini.
"Lebih baik dicintai daripada mencintai. Apalagi tidak pasti dan tentunya itu akan sangat menyakitkan. " Sambungnya lagi
"Jika kau sudah menemukan pria yang mencintaimu, bicarakan dengan tante Navysah dan aku akan mundur jadi sopirmu. "
" Punya majikan sepertimu itu sangat merepotkan karena kamu banyak tingkah dan menjengkelkan, aku ingin hidup nyaman dan fokus lagi dengan pekerjaanku di kantor. "
Inka langsung menatap tajam pada Khaffi yang selalu berkata ceplas ceplos. "Menjengkelkan sekali pria ini, ingin rasanya aku mencekikmu! "
"Kau tenang saja, aku akan menyelesaikan perasaanku ini dengan kak Antoni dan jika memang dia tidak mencintaiku yasudah, aku akan menyerah. "
"Pret...!! Berapa kali kau bicara seperti itu tapi tidak pernah ditepati. Selalu mengekor pada Antoni. " Ucap Khaffi
"Kali ini beneran yang terakhir, aku janji. "
"Aku pegang janjimu, jika pria itu tidak mencintaimu maka lupakan dia. "
"Hmm." Inka hanya mengiyakan, namun hatinya merasa gelisah, satu sisi ia ingin selalu melihat Antoni bahkan ingin bersanding bersamanya namun disisi lain ia harus sadar diri bahwa pria itu tidak menyukainya.
wkwkkwkw
🤭🤭