NovelToon NovelToon
Gairah Presdir

Gairah Presdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Poligami / Mafia / Lari Saat Hamil
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: Aak ganz

jhos pria sukses yang di kenal sebagai seorang mafia, mempunya kebiasaan buruk setelah di selingkuhi kekasih hatinya, perubahan demi perubahan terjadi dia berubah menjadi lebih kejam dan dingin, sampai akhirnya dia tanpa sengaja membantu seorang gadis mungil yang akan menjadi penerang hidupnya. seperti apakah kisahnya..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aak ganz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

12

"Aku kira seorang Jhos tidak bisa gombal, cuma bisanya bersifat dingin dan semau-maunya aja," ucap Nisa setelah merasa lelah memukuli Jhos.

"Aku memang tidak bisa gombal, tapi setelah mengenalmu, aku jadi pandai berkata jujur soal perasaan," jawab Jhos sambil membelai punggung telapak tangan Nisa.

"Pembohong, pasti banyak korbannya," kata Nisa tidak percaya dengan perkataan Jhos yang najis itu.

"Kamu kenapa tidak percaya sekali ah?" jawab Jhos sambil menggelitik pinggang Nisa, membuat Nisa merasa geli dan meminta maaf.

Mereka saat ini sedang berada di taman rumah sakit sambil bermesraan di sana.

"Nisa, aku memang punya kekasih dulu, aku sangat mencintainya, tapi mungkin karena caraku yang bodoh terhadap wanita, dia meninggalkanku," tiba-tiba Jhos berkata tentang masa lalunya kepada Nisa. Nisa menatap ke arah Jhos, dia tidak percaya kalau Jhos berkata tentang masa lalunya, yang membuat Nisa jadi penasaran.

"Maksud kamu?"

"Ya, aku memang bodoh menjadi seorang laki-laki. Aku tidak bisa romantis dan aku tidak pintar menyenangkan hati wanita. Aku terlalu dingin sampai wanita yang aku cintai menganggap aku tidak menyukainya, padahal aku benar-benar menyukainya dulu. Sampai aku rela menolak perintah ayahku untuk memimpin perusahaan di Prancis. Aku meninggalkan perusahaan itu demi dia agar aku selalu bersamanya. Sampai suatu ketika perusahaan ayahku di Prancis kehilangan kendali karena tidak ada yang mengurusnya. Ayahku mengirim seseorang untuk mengurusnya, tapi orang itu gagal dan membuat perusahaan itu hancur sampai sekarang. Karena masalah itu, ayahku sangat marah padaku, dia tidak pernah menghubungiku sampai 5 tahunan. Demi wanita itu, aku tidak peduli, tapi aku tetap memikirkan usaha ayahku yang hancur karena aku, jadi karena terlalu memikirkan perusahaan itu, aku jadi tidak fokus dengan kekasihku.

Aku mengira dia tetap setia dan aku jadi percaya padanya, tidak pernah mencurigainya. Sampai suatu hari dia meminta izin pergi ke Amerika untuk urusan pribadi. Aku menolaknya karena aku tidak mau dia pergi sendirian, tapi dia bersikeras untuk pergi dan sialnya lagi perusahaan yang aku sedang kendalikan mendapatkan masalah, jadi aku membiarkannya pergi agar dia tidak bosan karena aku terlalu sibuk. Dia tidak kembali sampai hampir 3 bulan, tapi karena kabarnya tetap ada untukku, membuatku merasa tenang dan tidak curiga.

Sampai ke 4 bulannya, dia mulai tidak ada kabar, membuatku gelisah. Karena perusahaan yang aku kendalikan sudah selesai semua masalahnya, aku pun menyusulnya ke Amerika untuk mencari tahu keadaannya yang tidak pernah mengabari aku.

Sesampainya aku di Amerika, aku bertemu dengan ayahku. Aku berbicara dengannya baik-baik. Dia menasehatiku kalau wanita yang menjadi kekasihku bukanlah orang baik-baik, tapi aku tidak percaya itu karena aku mengenalnya hampir 10 tahun dari aku masih sekolah SMA. Aku mengenalnya, jadi aku tahu dia itu siapa.

Tapi suatu hari, aku ada undangan bersama ayah Anita, mengingat ayah Anita adalah seorang ketua mafia dan sahabat baik ayahku, aku pun ikut di organisasinya dan pergi ke undangan tersebut. Aku ingat persis, undangan itu adalah undangan keluarga besar. Di pesta itulah aku akhirnya bertemu dengannya setelah sekian lama, tapi sayangnya, dia pura-pura tidak mengenaliku di depan semua orang di pesta itu. Dia mengenalkan aku sebagai calon suaminya di depan semua orang.

Saat itulah aku menjadi sangat emosi dan menghampirinya. Tanpa aku sadari, aku memukulinya, membuat keluarganya dan keluarga pria yang dikatakan calon suaminya marah kepadaku dan menyuruh seseorang membunuhku.

Sampai suatu tempat, aku sedang berbicara serius tentang pekerjaan bersama ayah Anita, dan tiba-tiba suara tembakan datang ke arahku. Tapi tanpa aku duga, ada seorang gadis yang meloncat ke arahku dan menghalau peluru itu ke tubuhku. Gadis itu ternyata Anita. Dia terkena tembakan di lengannya yang menyebabkan dia koma dengan waktu lama di rumah sakit."

Jhos bercerita panjang lebar kepada Nisa tentang masa lalunya yang menyebabkannya sekarang berubah total. Dulunya, Jhos sangat ceria seperti adiknya Sisi, namun kini menjadi pria dingin dan sangat susah berteman.

Nisa mendengar semua cerita Jhos dari awal, tapi dia penasaran kemana mantan kekasihnya itu. Lalu, dia bertanya.

"Terus, apa mereka menikah setelah kamu mengetahui semuanya?"

"Tidak mungkin aku membiarkan mereka begitu saja. Dengan bantuan ayah Anita, yang juga dendam kepada keluarga pria itu karena tembakannya membuat putrinya terluka parah, dia menyuruh semua bawahannya untuk menghabisi keluarga mereka. Hari itu pun terjadi, tepat di acara pernikahan mereka. Ayah Anita menyuruh bawahannya mengebom acara itu, yang mengakibatkan seluruh orang di acara itu meninggal dunia akibat ledakan tersebut. Tapi sampai sekarang, belum ada yang mengetahui akibat ledakan itu, hanya aku dan ayah Anita yang tahu karena yang meletakkan bom itu sudah dibunuh oleh ayah Anita. Jadi, rahasia itu hanya aku dan ayah Anita yang tahu," jawab Jhos menyambungkan kisahnya.

"Terus, apa karena itu juga kamu jadi menurut dengan ayah Anita?" tanya Nisa semakin penasaran.

"Itu tentu. Bukan hanya karena rahasia itu saja, tapi karena aku mau balas kebaikan Anita juga yang menghalau peluru ke tubuhku. Walaupun aku juga bisa menahan peluru itu karena aku memang sering terkena tembakan, aku juga anggota mafia, jadi sebuah peluru adalah makanan di tubuhku. Tapi karena aku menghargai keberanian Anita, jadi aku berjanji untuk melindunginya," jelas Jhos lagi.

Nisa menganggukkan kepalanya, mengerti. Semua pertanyaannya sudah terjawab, beserta perkiraannya tentang tubuh Jhos yang terlihat banyak sekali luka. Saat dia berhubungan intim dengan Jhos, dia melihat banyak sekali luka di sana. Awalnya, Nisa mengira kalau itu luka akibat Jhos terlalu nakal dan dihukum oleh ayahnya, tapi sekarang semuanya terjawab.

Tapi tinggal satu pertanyaan yang tidak berani Nisa tanyakan, karena dia tidak kuat mendengar jawabannya. Yaitu, apakah Jhos menyukai Anita atau tidak. Hanya itu pertanyaan yang ada di kepala Nisa, tapi dia tidak berani menanyakannya. Dia takut dengan jawabannya.

"Tapi ngomong-ngomong, kamu kemanakan adikku? Apa kamu menjualnya?" tanya Jhos, teringat adiknya. Sekarang dia baru sadar kalau Nisa tidak bersamanya.

"Enak saja kamu bilang jual-jual! Aku tidak sejahat itu kali. Aku juga menyukainya, mana mungkin aku menjualnya, bodoh," jawab Nisa kesal karena dituduh yang tidak-tidak.

"Jadi jelaskan, di mana adik kesayanganku?" tanya Jhos dengan wajah tersenyum mendengar jawaban kesal Nisa tadi.

"Sisi tadi pagi ikut ayahku pergi kerja. Ayahku sudah melarang, tapi kamu tahu sendiri adikmu itu sangat tidak suka dilarang kalau dia sudah menginginkannya. Jadi ayahku mengajaknya, padahal ayahku kerja sebagai tukang sapu di jalan, dan aku dan ayahku khawatir kalau adikmu nanti sakit karena debu," jawab Nisa menceritakan yang tadi pagi kepada Jhos.

"Oh begitu ya, baguslah kalau dia sedang baik-baik saja. Aku percaya dengan ayahmu pasti bisa menjaganya, karena selama ada yang menemaninya, dia selalu ceria. Siapapun itu, kalau dia menganggapnya baik, dia pasti nyaman. Dia sangat cerdas, dia bisa membedakan mana yang baik dan tidak untuknya, makanya jangan menolaknya, kalau tidak dia tidak akan menyukai kamu lagi."

"Contohnya Anita, sampai sekarang dia tidak menyukainya lagi," ucap Jhos, merasa lega kalau adiknya ternyata ada yang menemani.

"benarkah apa karena itu sisi tidak menyukai Anita?," Tanya Nisa tidak percaya atas apa yang di dengarnya.

" Sayang bisakah kita lanjut nanti saja bicaranya lagi, aku menginginkan tubuhmu, ayo kita mencari kamar," ucap jhos, jhos tidak menjawab pertanyaannya malah mengajak Nisa mencari kamar karena jhos menginginkan Nisa.

" Dasar mesum, aku tidak mau," jawab Nisa kesal karena jhos bukanya menjawab pertanyaannya, malah meminta yang aneh-aneh.

"Baiklah kalo kamu tidak mau maka aku akan melakukannya di sini," ucap jhos sambil menyentuh pundak Nisa membuat Nisa percaya kalo jhos tidak sedang bercanda jadi mau tidak mau dia menuruti kemauan jhos daripada nanti jhos melakukannya di taman ini dan akan di lihat oleh orang banyak, membayangkannya saja Nisa langsung ngeri.

Jhos menggandeng tangan Nisa berjalan keluar dari taman rumah sakit menuju mobil yang terparkir di sana, masih ada sopirnya di dalam menunggu.

"Langsung pulang tuan?," Tanya sopir itu ketika melihat jhos kembali ke mobil.

"Tidak, antar saya mencari hotel terdekat kalo pulang masih lumayan jauh nona tidak akan tahan," jawab jhos seolah-olah Nisa lah yang tidak tahan padahal dirinya, mendengar jawaban dari tuannya supir itu tersenyum  lalu melirik ke arah Nisa.

Nisa langsung kesal dengan perkataan jhos tadi dia langsung mencubit pinggang jhos yang terasa geli buat jhos.

"Kamu berani-berani berkata begitu kepada sopirmu, nanti dia berpikir kalo aku yang sebenarnya memaksa kamu," ucap Nisa sambil melotot dia berkata sangat pelan sampai sopir itu tidak mendengarnya.

"Memang benar kan sayang," jhos semakin menggoda Nisa membuat Nisa membelakanginya, tidak mau memedulikan jhos lagi karena percuma jhos pasti mengerjainya lagi.

Jhos di dalam mobil sudah tidak tahan dia terus membayangkan Nisa yang merintih sambil buah dadanya bergoyang mengikuti irama gerakannya.

Jhos meraih tangan Nisa lalu meletakkannya di dalam celananya nisa pun merasakan benda besar dan hangat itu di telapak tangannya membuat Nisa langsung melotot ke arah jhos lalu menarik tangannya tapi di tahan oleh jhos, Nisa akhirnya mengalah karena tidak kuat menarik tangannya lagi hanya bisa pasrah menggenggam benda besar jhos yang terasa hangat.

"Auw...." Jhos berteriak karna merasa benda pusaka nya di cubit oleh Nisa supir di depannya di buat terkejut dengan teriakan jhos.

"Tuan muda kenapa?, Apa yang terjadi kenapa tuan muda berteriak?," Tanya sopir jhos penasaran.

Lupakan, kamu lebih cepat saja tadi istri saya tidak tahan saja terus mencubit pinggang saya," jawab jhos sambil menoleh ke arah Nisa yang tersenyum kemenangan karna ulahnya tadi jhos jadi salah tingkah karna pertanyaan sopir nya sendiri.

"Awas kamu ya aku aku akan membalasnya, nanti aku tidak akan membiarkanmu istirahat," ucap jhos berbisik di telinga nisa membuat Nisa berubah ngeri membayangkan gimana ganasnya jhos nanti, dia menyesal tadi karna mengerjai jhos.

Sampai di sebuah hotel jhos langsung turun lalu menggendong Nisa, Sopir itu yang melihat jhos menggendong Nisa menggelengkan kepala lalu berkata,"tuan jangan sampai pingsan kasian, 8 jam sudah cukup tuan," ucap sopir itu jhos hanya tersenyum mendengar ucapan sopir itu sedangkan Nisa merasa ngeri dia membayangkan gimana jadinya kalo benar 8 jam astaga.

Nisa meronta di atas gendongan jhos karna di hotel itu sangat banyak sekali orang yang memperhatikan Meraka.

"Satu kamar," ucap jos ke resepsionis hotel.

"Jhos turunkan aku, banyak sekali orang aku malu," ucap Nisa sambil meronta tapi jhos enggan melepasnya dia menggendong Nisa sampai di dapan kamar lalu membuka pintu kamar Tanpa menguncinya kembali jhos merebahkan tubuh Nisa di atas ranjang.

" Kita mulai sayang,seperti kata sopir tadi aku akan usahakan 8 jam," ucap jhos menggodanya sambil mulai membuka baju Nisa setelah berhasil membuka semua pakaian Nisa dia langsung melumat bibir Nisa dan berjalan ke Arah ke gundukan kembar Nisa.

Nisa merasakan kenikmatan setiap sentuhan dan ciuman jhos dia ikut memainkan tangannya menelusuri tubuh jhos.

Setelah lama bermain di selangkangan Nisa menggunakan lidahnya jhos naik lagi ke atas lalu berdiri untuk membuka semua pakaiannya.

Nisa melihat jhos membuka celana dalamnya dan melihat benda besar dan panjang yang tadi di cubitnya di dalam mobil siap balas dendam. Tapi Nisa sama sekali tidak takut karna benda itu sudah sering menghantamnya, tidak setakut pertama kalinya karna merasa benda itu sudah jadi tuan rumah di selangkangannya.

Jhos mulai mengarahkan benda pusaka itu di lubang kemaluan Nisa, "tut-tut-tut," tiba-tiba suara ponselnya mengganggunya.

Nisa yang sudah siap menerima benda besar dan panjang itu memasuki dirinya sambil memejamkan matanya, merasa jhos belum juga memasukinya dia langsung membuka matanya dan ternyata jhos sedang mengangkat panggilan dari seseorang yang Nisa tidak tau.

"Halo, ya ayah ada apa?," Tanya jhos akhirnya karna tadi sempat kesal karna gangguan ayahnya.

"Ayah dan ibumu akan pulang besok, beritahu adikmu, di mana dia apa dia bersamamu?," Kata ayahnya di telpon memberitahunya kalo dia akan pulang besok sambil menanyakan ke adaan putrinya.

"Ayah tenang saja semuanya baik-baik saja, aku akan menjemput ayah bersamanya besok," jawab jhos.

"Baiklah, cuma itu yang ayah sampaikan," ucap ayahnya lalu mematikan sambungan telpon.

"Mengganggu saja," kata jhos sambil berbalik kembali ke arah tempat tidur yang masih ada Nisa di sana dengan ke adaan mengangkang seperti tadi waktu jhos meninggalkannya untuk mengangkat panggilan.

"Siapa yang menelpon?," Tanya Nisa penasaran.

"Ayah memberitahuku kalo dia akan pulang besok, dan kita besok akan menjemputnya di bandara bersama sisi," jawab jhos sambil mengarahkan benda pusakanya kembali ke arah selangkangan Nisa, melihat itu Nisa langsung memejamkan matanya sambil menunggu benda itu masuk, tapi dia merasa aneh kenapa kepalanya aja yang masuk dan jhos tidak melanjutkannya.

Nisa pun membuka matanya, dan melihat ke arah jhos yang tersenyum ke arahnya, dia mengalihkan matanya ke arah selangkangannya dan saat itu juga jhos langsung mendorong benda itu masuk membuat Nisa langsung mengerang."akh...,"

Jhos dengan perasaan senang karna berhasil ngerjain Nisa lagi, dia mulai menggoyangkan pinggulnya dengan pelan, Nisa di buat kesal karna jhos tidak juga mempercepat gerakannya.

"Kamu kenapa lemah sekali, lebih cepat kalo begini aku tidak tahan jhos,"  protes Nisa karna jhos lagi-lagi mengerjainya membuatnya akan semakin gila dengan gairah yang semakin membara.

"Haha...ternyata istriku, tidak suka cara pelan baiklah sayang, waktunya beraksi," ucap jhos sambil memulai gerakannya semakin cepat, Nisa di buat mabuk gairah, Nisa terus menyebut nama jhos dan menyuruh jhos semakin cepat, jhos senang mendengarnya, jhos mendorong bendanya sampai semuanya masuk membuat Nisa mengerang keras, "jhos itu tadi enak..oh...ulangi jhos," rintih Nisa sambil memejamkan matanya menikmati setiap gerakan dan hentakan jhos, benda yang begitu besar dan panjang berhasil di telan oleh lubang selangkangan Nisa yang kelihatan sempit tapi karena jhos berhasil membuatnya mabuk gairah mana sadar Nisa kalo lubang sempit itu bisa menelan benda sebesar lebih satu genggam dan panjang itu.

1
Sammai
lah Lilis mau dikemanakan jhos
Sammai
lah Lilis mau dikemanakan
partini
awal yg baguy
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!